PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HYDROLYSIS OF SALT BERBASIS INKUIRI TERBIMBING. Key Words: bahan ajar, hidrolisis garam, inkuiri terbimbing

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMKN 6 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI MANAJEMEN DAN KEUANGAN

Kata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN JOB SHEET MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DKV DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN HANDOUT INTERAKTIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN LISTRIK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID

Eka Fajar Pramono S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS E-LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI KELAS X SEMESTER 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

Pengembangan Bahan Ajar Buffer Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIK PEMASANGAN DASAR INSTALASI LISTRIK SEBAGAI BAHAN AJAR

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI PIUTANG BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN ROBOT PENJELAJAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM ROBOTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

PENGEMBANGAN BUKU SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TAV DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Oksidasi Reduksi berbasis Inkuiri Terbimbing untuk SMA/Ma Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

Abstrak PENDAHULUAN.

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

Pengembangan Buku Ajar Siswa PLC Berbasis Problem Based Learning

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS POP UP BOOK PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SISWA SMPLB-B (TUNARUNGU) KELAS VIII. Abstrak

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI PERUSHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK Rizky Kadhafi, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri Malang E-mail: rizkykadhafi90@gmail.com ABSTRAK : Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: (1) menghasilkan modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing untuk SMK kelas XI semester 1 dan kemudian (2) mengetahui kelayakan modul yang telah dikembangkan melalui validasi. Model pengembangan modul ini adalah 4-D Model yang terdiri atas empat tahap utama yaitu: define (pembatasan), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Namun pada pengembangan modul ini hanya dilakukan sampai pada tahap ketiga. Desain validasi terdiri dari validasi isi dan uji keterbacaan terbatas pada siswa. Persentase hasil validasi isi modul sebesar 87,22% dengan kriteria sangat layak sebagai sumber belajar, sedangkan persentase uji coba terbatas pada siswa sebesar 84,56% dengan kriteria layak. Kata Kunci : Modul, Kesetimbangan Kimia, Inkuiri Terbimbing, SMK ABSTRACT: The purpose of this development are: (1) to develop a chemistry equilibrium module based on guided inquiry for the Vocational High School students, class XI, semester 1, and then (2) to observe the feasibility of the developed-module. This module was developed by 4-D model which consist of four stages, namely define, design, develop and disseminate. But, this development was limited until the third stage. The module validation consists of content validation and readability test towards the limited students. The percentage of the content validation module is 87,22%, so this module is very feasibility to be a learning source. The percentage comes from the readability test is 84,56% under criteria of "comprehensive or feasible". Keywords: Module, Chemical Equilibrium, Guided Inquiry, Vocational High School Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang terdapat di Indonesia memiliki tujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (BSNP, 2006:9). Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap peserta didik di SMK harus menempuh beberapa kelompok mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Mata pelajaran di SMK merujuk pada Permen 22 tahun 2006 dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompok normatif, kelompok adaptif, dan kelompok produktif. Kimia sebagai rumpun ilmu IPA termasuk dalam kelompok mata pelajaran adaptif yang diajarkan di SMK. Salah satu SMK di kota Malang yang memberikan mata pelajaran kimia adaptif yaitu SMKN Y Malang. Materi yang diajarkan dalam ilmu kimia sebagian bersifat kasat mata (visible), dan sebagian lagi bersifat abstrak atau tidak kasat mata ( invisible) (BSNP, 2006:vii). Salah 1

satu materi kimia yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak adalah kesetimbangan kimia. Hal ini dikarenakan perubahan yang terjadi pada keadaan setimbang berada pada tingkat mikroskopis (molekuler) sehingga sulit untuk diamati secara kasat mata (tingkat makroskopis). Karakteristik materi kesetimbangan kimia yang bersifat abstrak ini kemungkinan dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Selain karena karakteristik dari ilmu kimia itu sendiri, kesulitan belajar yang dihadapi siswa kemungkinan juga disebabkan karena kurangnya bahan ajar mata pelajaran kimia. Bahan ajar yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut: (1) materi dalam bahan ajar sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) materi dalam bahan ajar mencukupi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; (3) materi yang dibahas harus benar, lengkap, dan aktual serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan kompetensi; (4) memiliki tingkat keterbacaan sesuai dengan tingkat kemampuan pebelajar; dan (5) disusun secara sistematis ( jelas, runtut, lengkap, dan mudah dipahami). Problematika yang ditemukan di lapangan menunjukkan belum tercukupinya bahan ajar yang dapat memenuhi standar kompetensi lulusan baik secara kuantitatif, kualitatif dan relevansi (Depdiknas, 2007:12). Hal ini ju ga terjadi di SMKN Y Malang pada mata pelajaran kimia. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru kimia di SMKN Y Malang, didapatkan bahwa bahan ajar yang dimiliki sangat minim sekali dan minat siswa untuk memiliki buku teks sangat rendah. Dalam proses pembelajaran siswa hanya mengandalkan catatan yang diberikan oleh guru saja. Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia cenderung rendah. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengembangkan sebuah bahan ajar cetak pada materi kesetimbangan kimia berupa modul. Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama dari pembelajaran dengan menggunakan modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga untuk mencapai tujuan secara optimal (Mulyasa, 2003:43). 2

Modul yang dikembangkan dimaksudkan agar dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang mendukung hal tersebut. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan yaitu inkuiri terbimbing ( guided inquiry). Sund & Trowbridge dalam Sulistina (2009:14), menjelaskan inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Strategi pembelajaran berbasis inkuiri cocok digunakan sebagai pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan modul kesetimbangan kimia. Tujuan utama dari penggunaan modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah. Hal ini terbukti dari penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan modul berbasis inkuiri terbimbing mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian Novianty (2013:65-66) pada materi analisis elektrokimia didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen (menggunakan modul) sebesar 78,57. Sedangkan kelas kontrol (tidak menggunakan modul) didapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 71,38. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk mengembangkan sebuah modul kesetimbangan kimia berbasis pendekatan inkuiri terbimbing (guided inquiry). Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Pengembangan Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry) untuk SMK. Modul yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh ahli dan dilakukan uji keterbacaan terbatas pada siswa untuk mengetahui tingkat kelayakan modul tersebut. METODE Model yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah 4D-Model yang terdiri dari mendefinisikan ( define), merancang ( design), mengembangkan (develop), dan menyebarluaskan ( disseminate) yang direkomendasikan oleh Thiagarajan dkk (1974:6-9). Tahap menyebarluaskan ( disseminate) tidak dilakukan karena penelitian pengembangan ini hanya sampai menghasilkan 3

produk berupa modul. Jadi pengembangan ini hanya mengadopsi sampai pada tahap ketiga yaitu mengembangkan (develop). Pada tahap define, langkah yang dilakukan adalah menetapkan dan membatasi apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam pengembangan modul ini. Langkah ini terbagi dalam empat tahap yaitu: (a) melakukan analisis ujung depan; (b) melakukan analisis siswa; (c) melakukan analisis materi pembelajaran; dan (d) merumuskan tujuan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap design adalah membuat rancangan awal komponen modul. Langkah ini terbagi menjadi beberapa tahap yaitu: (a) mengkonstruksi materi pembelajaran; (b) menetapkan alat, bahan, dan media; dan (c) menentukan format modul. Pada tahap develop, kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan modul yang telah dirancang. Pada tahap design sebagian besar modul telah disusun, namun perlu adanya perbaikan demi tercapainya bahan ajar yang optimum. Adapun langkah-langkah dalam tahapan ini adalah: ( a) menyusun modul awal; (b) menelaah modul awal; (c) merevisi modul awal; (d) melakukan validasi; (e) melakukan uji coba terbatas; (f) menganalisis dan merevisi hasil validasi dan uji coba terbatas; dan (g) menghasilkan produk modul. Validasi dilakukan oleh satu dosen kimia dan dua guru kimia kelas XI SMK yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang kekurangan modul. Uji coba terbatas dilakukan pada 10 siswa SMK kelas XI yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi berupa angket penilaian dan lembar komentar atau saran validator terhadap modul. Kriteria penilaian dibedakan menjadi tiga bagian yaitu kelayakan isi, tata letak, dan tata bahasa. Skala penilaian angket validasi menggunakan skala Likert 4 tingkatan (Sugiyono, 2011: 93). Adapun kriteria dari masing-masing skala penilaian tersebut antara lain: a) Skala 1, jika validator memberikan penilaian sangat kurang baik/ sangat kurang sesuai/ sangat kurang tepat/ sangat kurang jelas/ sangat kurang layak/ sangat kurang menarik. b) Skala 2, jika validator memberikan penilaian kurang baik/ kurang sesuai/ kurang tepat/ kurang jelas/ kurang layak/ kurang menarik. c) Skala 3, jika validator memberikan penilaian baik/ sesuai/ tepat/ jelas/ layak/ menarik. 4

d) Skala 4, jika validator memberikan penilaian sangat baik/ sangat sesuai/ sangat tepat/ sangat jelas/ sangat layak/ sangat menarik. Data hasil validasi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase. Teknik analisis persentase dinyatakan dengan rumus: = 100% Keterangan: P = persentase X = jumlah jawaban validator dalam satu komponen X i = jumlah jawaban maksimum dalam satu komponen Setelah dianalisis, maka tingkat kelayakan dari setiap komponen ditetapkan berdasarkan kriteria persentase kelayakan bahan ajar yang tercantum pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Persentase Kelayakan Bahan Ajar Persentase Kriteria 85-100 layak 65-84 Layak 45-64 Kurang Layak < 44 Tidak Layak (Adaptasi dari Kuswandi dalam Lase, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Modul Hasil Pengembangan Modul hasil pengembangan terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pendahuluan berisi halaman depan (cover), kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, model penyajian, cakupan kompetensi, petunjuk penggunaan modul, petunjuk guru, petunjuk siswa, dan peta konsep. Bagian ini berisi tahapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Materi kesetimbangan kimia dalam modul ini dibagi menjadi 4 sub materi yaitu: (1) konsep kesetimbangan dinamis; (2) tetapan kesetimbangan ( K c dan K p ); (3) faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi; (4) penerapan kesetimbangan kimia. Setiap sub materi disajikan melalui beberapa tahapan yaitu pengantar, rumusan masalah, hipotesis, kegiatan belajar, evaluasi hipotesis, 5

kesimpulan, dan uji pemahaman. Bagian penutup modul berisi rangkuman, uji kompetensi, daftar pustaka, kunci jawaban, umpan balik, dan glosarium. Data Hasil Validasi Validasi isi modul ini dilakukan oleh satu dosen kimia Universitas Negeri Malang dan dua guru kimia SMKN Y Malang Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata angket penilaian dari validator. Angket penilaian meliputi penilaian terhadap kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak. Perhitungan hasil penilaian dari validator disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Hasil Validasi Isi Modul Berupa Angket Penilaian No Komponen Kelayakan Isi dan Penyajian Bahan kajian/topik pembahasan sesuai dengan 1 standar kompetensi dan kompetensi dasar. Indikator pembelajaran sesuai dengan standar 2 kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus KTSP. Pembahasan/uraian kajian disajikan secara 3 sistematik dan runtut. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajak dan 4 membimbing/mengarahkan siswa untuk menemukan konsep/prinsip yang dikaji. Kegiatan belajar yang disajikan dapat 5 meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Bahan kajian/topik pembahasan diberikan sesuai 6 dengan alur pikiran siswa yang berorientasi pada pendekatan inkuiri terbimbing. Keluasan bahan kajian/topik pembahasan yang 7 diberikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gambar yang disajikan bersifat kontekstual dan 8 dapat ditemui siswa di lingkungan sekitar. Kesesuaian pertanyaan pada bagian pengantar, 9 kegiatan belajar, dan uji pemahaman dengan tujuan pembelajaran. Penyajian bahan kajian/topik pembahasan dapat 10 memberi motivasi belajar pada siswa. Nilai dari validator X 1 X 2 X 3 P (%) 4 4 4 100 4 4 4 100 4 4 4 100 Kriteria sesuai sesuai sistematis 4 4 4 100 baik 4 3 4 91,67 baik 4 3 3 83,33 Sesuai 3 3 3 75 Sesuai 3 3 4 83,33 Baik 4 3 4 91,67 sesuai 3 3 4 83,33 Baik Rata-rata 90,83 layak Kebahasaan 11 Kemudahan memahami bahasa yang digunakan. 3 4 3 83,33 Mudah 12 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar. 3 3 4 83,33 Sesuai 13 Ketepatan penggunaan istilah dan simbol 3 3 4 83,33 Tepat 14 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian pengantar, kegiatan belajar, uji pemahaman, dan uji kompetensi. 3 3 4 83,33 Mudah 6

Lanjutan Tabel 2 Hasil Validasi Isi Modul Berupa Angket Penilaian 15 Kemudahan memahami gambar yang digunakan di setiap kegiatan belajar. 4 3 3 83,33 Mudah 16 Kemudahan memahami rangkuman, umpan balik, kunci jawaban, dan glosarium. 3 3 4 83,33 Mudah Rata-rata Lay out (Tata Letak) 83,33 Layak 17 Konsistensi. 4 3 4 91,67 konsisten 18 Desain tampilan. 3 4 4 91,67 menarik 19 Penggunaan jenis dan ukuran huruf. 3 3 4 83,33 Tepat 20 Letak gambar di tempat yang mudah diamati oleh siswa dengan pemberian jarak (spasi) yang sesuai dengan teks. 3 3 4 83,33 Tepat Rata-rata Rata-rata total 87,5 87,22 layak layak Keterangan: X 1 X 2 X 3 : Dosen Kimia UM : Guru Kimia SMKN Y Malang : Guru Kimia SMKN Y Malang : Susanti Purwaningtyas Kinasih, S.Si. : Ika Budi Yuliastini, S.Pd. Hasil penilaian dari validator dapat digambarkan secara ringkas pada Gambar 1 berikut ini. 120 100 Persentase (%) 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Komponen * Gambar 1 Grafik Kelayakan Hasil Pengembangan Modul Keterangan: : Kelayakan isi dan penyajian : Kebahasaan : Tata letak 7

Keseluruhan dari hasil validasi diperoleh penilaian sebesar 87,22% yang menyatakan bahwa kriteria modul yang telah dikembangkan adalah sangat layak. Data Hasil Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas dilakukan pada 10 siswa SMKN Y Malang kelas XI program keahlian teknik komputer jaringan dan teknik otomotif sepeda motor. Pada uji coba terbatas ini dilakukan penilaian oleh siswa terkait tingkat keterbacaan modul yang meliputi tingkat kemudahan isi modul dipahami serta tingkat kemenarikan modul. Perhitungan hasil penilaian uji coba terbatas disajikan pada Tabel 3 berikut ini. 8

Tabel 3 Hasil Uji Coba Terbatas Modul Berupa Angket Penilaian No Komponen X 1 X 2 X 3 Nilai dari siswa X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 P (%) Kriteria 1 Kemenarikan cover (sampul) dan keseluruhan isi bahan ajar 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 80 Menarik 2 Kejelasan identitas bahan ajar 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 77,5 Jelas 3 Kesesuaian urutan bahan ajar 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 82,5 Sesuai 4 Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 90 jelas 5 Kelengkapan petunjuk penggunaan bahan ajar 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 92,5 lengkap 6 Kejelasan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 80 Jelas 7 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf yang digunakan 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 90 tepat 8 Kemudahan memahami penyampaian materi 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 82,5 Mudah 9 Kemudahan memahami gambar yang digunakan di setiap kegiatan belajar 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 90 mudah 10 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian pengantar 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 82,5 Mudah 11 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian kegiatan belajar 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 80 Mudah 12 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian uji pemahaman 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 87,5 mudah 13 Kemudahan memahami pertanyaan pada uji kompetensi 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 77,5 Mudah 14 Kemudahan memahami rangkuman 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 95 mudah 15 Kemudahan memahami kunci jawaban 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 80 Mudah 16 Kemudahan memahami umpan balik 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 87,5 mudah 17 Kemudahan memahami rangkuman, dan glosarium 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 82,5 Mudah Rata-rata 84,56 Layak 9

Hasil penilaian pada uji coba terbatas dapat digambarkan secara ringkas pada Gambar 2 berikut ini. Persentase (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Komponen* Gambar 2 Grafik Hasil Uji Coba Terbatas Modul pada Siswa Berdasarkan hasil penilaian yang telah diberikan siswa pada uji coba terbatas diperoleh persentase rata-rata sebesar 84,56% yang menyatakan bahwa kriteria modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing ini layak untuk digunakan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa modul yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat layak pada validasi isi oleh dosen dan guru dengan rata-rata persentase sebesar 87,22%. Pada pelaksanaan uji coba terbatas pada siswa didapatkan rata-rata persentase sebesar 84,56% dengan kriteria layak sehingga modul ini layak untuk digunakan. Revisi modul telah dilakukan berdasarkan komentar, saran, dan kritik dari validator. Saran Modul yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran kimia di SMK serta memberikan alternatif bahan ajar yang 10

dapat membantu siswa dalam memahami materi kesetimbangan kimia. Beberapa saran yang dianjurkan adalah: a. Modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing ini telah divalidasi oleh ahli sehingga layak digunakan oleh guru atau calon guru dalam membelajarkan materi kesetimbangan kimia untuk SMK kelas XI. Sebelum digunakan dalam proses pembelajaran, sebaiknya dilakukan validasi empirik (uji coba lapangan) untuk mengetahui efisiensi keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam modul. b. Peran dan bimbingan guru sangat diperlukan dalam penggunaan modul untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, mengingat model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri terbimbing. Guru sebaiknya selalu memberikan penguatan di akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kebenaran konsep yang telah mereka peroleh. c. Perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran pelengkap modul misalnya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) beserta evaluasinya agar modul dapat digunakan guru untuk membelajarkan materi kesetimbangan kimia di SMK. d. Pada pengembangan produk lebih lanjut, perlu dikembangkan modul serupa berbasis praktikum mengingat data-data percobaan yang disajikan dalam modul ini disajikan secara langsung tanpa siswa melakukan praktikum. e. Pengembangan modul sebaiknya juga dilakukan pada materi lain mengingat masih belum tercukupinya bahan ajar di beberapa SMK. DAFTAR RUJUKAN Badan Standar Nasional pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional. Lase, A.D.S. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada Materi Termokimia untuk Siswa SMA Kelas XI IPA. Disertasi tidak diterbitkan: Malang: PPs UM. 11

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Novianty, Iqma. 2013. Efektivitas Penerapan Modul Materi Analisis Elektrokimia Berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar dan Persepsi Siswa Kelas XI Semester 1 Kompetensi Keahlian Kimia Analisis SMKN 7 Malang. Skripsi tidak diterbitkan: Malang: FMIPA UM. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistina, Oktavia. 2009. Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbuka dan Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Laboratorium Malang. Disertasi tidak diterbitkan: Malang: PPs UM. Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for Training Teachers Of Exceptional Children: A Sourcebook. Bloomington, Indiana: The Center for Innovation In Teaching The Handicapped Indiana University. 12