dokumen-dokumen yang mirip
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

IDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

BAB II LANDASAN TEORI

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...

BAB IV PENGUJIAN ALAT

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

BAB I RANGKAIAN DAN ALAT UKUR LISTRIK

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB III RANCANG BANGUN

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah penghematan biaya dalam

Nama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian listrik (saklar) yg bekerja atas dasar magnet listrik. kontaktor itu ada 2 jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor dgn arus bolak-balik. kontaktor arus searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat. a) kontaktor dibedakan menjadi 2(dua) yaitu ; >kontaktor utama >kontaktor bantu b) kode angka yang terdapat pada kontaktor ; Masukan kontak utama biasanya dihubungkan dengan nomor kode terminal 1,3,5 atau L1,L2,L3 dan untuk keluarannya melalui nomor kode terminal 2,4,6 atau T1,T2,T3. 3.1.2 Pengaman Motor Gambar 3.2 Overload 17

Overload/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yg berfungsi sebagai pengaman. apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus searah otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus dengan beban sehingga keamanan beban terjaga. adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bimetal yg masing-masing mempunyai koefisien memuai yang berada (yang satu mudah memuai dan yang lainnya tidak mudah memuai). dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut akan keposisi semula yang akhirnya mengaliri arus listrik lagi. overload hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut ; kontak nomor 95-96 disebut kontak pembuka (NC) kontak nomor 97-98 disebut kontak penutup (NO) kontak nomor 95-96-98 disebut kontak tukar (NO/NC 3.1.3 Time Delay Relay (TDR) Gambar 3.3 Time Delay Relay Relai penunda digunakan untuk memperoleh periode waktu yg dapat diatur/distel menurut kebutuhan. setelah distel ia tidak boleh sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri. Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7 (kumparan) dan waktu yang sudah diatur maka posisi semula titik 3-1 dan 6-8 terbuka sedangkan titik 4-1 dan titik 5-8 tertutup. setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi : titik 3-1 dan 6-8 menutup dan titik 4-1 dan 5-8 membuka. posisi 18

tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali kesemula. 3.1.4 Mini Circuit Breaker (MCB) Gambar 3.4 MCB MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yang mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan, misalnya adanya konsleting dan lainnya. pemutus tenaga ada yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan. pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1(on) dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukannya saklarnya 0 (off), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung. 3.1.5 Tombol Gambar 3.5 Push Button Saklar tekan/tombol (push button), ada 2 macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan (NC). konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan 19

OFF tergantung keinginan penggunanya. tombol tekan tunggal terdiri dari 2 terminal, sedangkan tombol tekan ganda terdiri dari 4 terminal. 3.2 Proses Kerja Mesin Kiln (Pembakaran Keramik) Proses yang dibahas dalam penulisan ini adalah proses kerja mesin kiln yang di gunakan untuk pembakaran keramik. pada kiln, keramik mentah (green tile) di gerakan oleh roller masuk kedalam bagian kiln yang didalamnya terdapat pembakaran untuk pematangan body dab glazur sampai green tile tersebut menjadi keramik matang. adapun bahan bakar yang digunakan mesin kiln adalah bahan bakar gas (LPG) yang dilengkapi komponen-komponen penting seperti chimney fan, ring gas, flame control, burner. sistem kerja mesin kiln selalu diawasi oleh mesin control (control panel). pada kiln, proses pembakaran keramik melewati 3 tahap (zone) yaitu Zone Preheating, Zone Firing, Zone Cooling dimana temperature disetiap zone berbeda. Gambar 3.6 Mesin Kiln (OVEN) Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. pembakaran dilakukan dalan sebuah tungku/furnace suhu tinggi. ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). proses akhir pada pembuatan keramik ialah pembakaran. alat yang digunakan pada proses 20

pembakaran ini yaitu Roller Kiln. Roller Kiln ini, merupakan alat utama/jantungnya pabrik keramik. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 1000oC. pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. untuk benda-benda keramik berglazur, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan di glazur cukup kuat dan mampu menyerap glazur secara optimal. 3.3 Tugas Melakukan pembakaran glazing body bermotif dari glazing line sehingga menghasilkan keramik jadi (finished tile) dengan kualitas sesuai dengan standar yang ditentukan. Menjaga kelancaran proses pembakaran glazur sehingga dapat menekan reject keramik dari input maupun output pada kiln. 3.4 Fungsi Secara rutin melakukan kontrol operasional pembakaran meliputi burner udara blower roller motor kiln gas, supaya kiln dalam kondisi prima. 3.5 Visi Menjadi bagian dari proses produksi keramik dan kegiatan lainnya yang bertujuan meningkatkan mutu produk, keselamatan lingkungan dan sistem kesehatan kerja yang berkesinambungan. 3.6 Misi Mendedikasikan diri pada pekerjaan, maju bersama dan menjadi salah satu bagian dari perusahaan untuk mencapai tujuan. 3.7 Tujuan Melakukan pembersihan mesin kiln dan lingkungan kerja supaya bersih dan rapi. 21

3.8 Sasaran Pokok Memotivasi operator untuk selalu bekerja selama target produksi. Mengendalikan operasional kiln sehingga hemat penggunaan gas. 3.9 Bagian-Bagian Unit Sensor 1.Sensor Byd 3 Sensor byd 3 adalah jenis sensor yang dipakai sebagai input dari mesin kiln yang bertujuan mengontak stopper agar dapat bekerja sebagai mana mestinya. Gambar 3.7 (Sensor Byd 3) Cara kerja sensor byd 3 hampir sama dengan limit swit yaitu sebagai input plc. akan tetapi sensor byd 3 sebagai input sekaligus pengontak stopper pada unit kiln. 2.Autonic Timmer Lfs Pada unit mesin kiln (oven) terdapat autonic timmer yang berfungsi sebagai pengatur tinggi dan rendahnya suhu pada element pemanas. 22

Gambar 3.8 (Autonic Timmer LPS) Cara kerja autonic timmer adalah sebagai pengontrol suhu, agar suhu yang di berikan thermo couple kepada element pemanas sesuai dengan standar suhu yang telah ditetapkan dan agar hasil packing sempurna. 3.Thermo Couple Thermocouple adalah Salah satu jenis alat ukur temperatur yang menggunakan prinsip termoelektris pada sebuah material. seperti yang telah saya singgung pada artikel sebelumnya, alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari material yang berbeda yang dirangkai membentuk sebuah rangkaian listrik. jika salah satu dari konduktor tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi dari pada konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur, maka akan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. besar tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang digunakan, serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut. Gambar 3.9 Sensor Suhu Thermocouple 23

Gambar 3.10 Perbaikan Thermocouple. Gambar 3.11 Servor Regulator Gas Komponen utama dari thermocouple adalah dua jenis logam konduktor listrik yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pada saat salah satu logam terkena sumber panas, sedangkan logam yang lain dijaga di temperatur yang tetap, maka rangkaian tersebut akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan temperatur sumber panas. penentuan kombinasi logam konduktor yang digunakan pada thermocouple mempengaruhi besar energi listrik yang akan dibangkitkan. penentuan nilai tegangan listrik dari beberapa kombinasi konduktor dapat digambarkan pada grafik di bawah ini, data tersebut didapatkan dari pengujian laboratorium. Karakteristik yang berbeda-beda dari setiap kombinasi logam konduktor ini akan bermanfaat bagi kita dalam menentukan thermocouple yang tepat untuk digunakan pada berbagai rentan temperatur dan media yang berbeda-beda. 4.Inverter Freenic Pada unit pembalik out juga terdapat inverter yang bermerek freenic yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan motor listrik 3 fasa 0,37 kw dalam menjalankan pembalik keramik. 24

Gambar 3.12 (Inverter freenic) Gambar 3.13 Starting Barner Cara kerja inverter freenic adalah untuk mengatur kecepatan motor listrik dalam menggerakkan pembalik keramik, sehingga kecepatan dapat diatur sesuai standar operasional mesin. 3.10 Trouble Shooting Dan Penanganannya Trouble shooting adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris, yang merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah. pada kesempatan kali ini, penulis ingin menerangkan tentang berbagai macam troble shooting pada mesin kiln dan cara penanganannya. 3.10.1 Genset Tidak Bisa Start Ada banyak kejadian yang menyebabkan genset tidak bisa di start, yaitu : Kabel battere belum terpasang. Apabila kabel battere belum terpasang (misalnya setelah ada perawatan), genset sama sekali tidak bisa distarter. untuk itu pastikan kabel battere sudah terpasang dengan baik sebelum genset di start. battery sudah lemah. Apabila kondisi battere sudah lemah, genset sudah berusaha untuk distart, tetapi tidak bisa menyala. bila keadaan ini terjadi, periksa penunjukan DC amper meter apakah naik atau tidak, kalau naik itu berarti battere genset mengalami penurunan amper, tunggu sampai DC amper meter menunjukan 0. Apabila tidak ada perubahan periksa battere yang terpasang disisi genset ganti battere yang sudah lemah dengan Spesifikasi battery yang sama. Terjadi gangguan ( fault ). Pada saat di start, tiba-tiba horn/alarm menyala, berarti ada gangguan 25

yang terjadi dan genset langsung mati/shutdown. lihatlah di layer modul caterfilar atau bisa juga di modul yang terpasang di genset. perbaiki gangguan yang terjadi dan tekan tombol reset. stop dan lakukan start ulang. Fuse / MCB kontrol belum ON Genset tidak bisa distart apabila fuse / MCB kontrol tidak dalam posisi ON. Kran bahan bakar belum di buka Apabila kran bahan bakar belum dibuka, genset akan berusaha untuk star tetapi akan mati kembali. 3.10.2 Suplai Tidak Sampai Di Panel Kontrol Genset Bila genset sudah menyala, seharusnya suplai tegangan sudah sarnpai di Breaker genset. Apabila suplai belum sampai di panel sinkron, periksa eksitasi AVR (lihat petunjuk manual operasi generator). 26

27