BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian listrik (saklar) yg bekerja atas dasar magnet listrik. kontaktor itu ada 2 jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor dgn arus bolak-balik. kontaktor arus searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat. a) kontaktor dibedakan menjadi 2(dua) yaitu ; >kontaktor utama >kontaktor bantu b) kode angka yang terdapat pada kontaktor ; Masukan kontak utama biasanya dihubungkan dengan nomor kode terminal 1,3,5 atau L1,L2,L3 dan untuk keluarannya melalui nomor kode terminal 2,4,6 atau T1,T2,T3. 3.1.2 Pengaman Motor Gambar 3.2 Overload 17
Overload/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yg berfungsi sebagai pengaman. apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus searah otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus dengan beban sehingga keamanan beban terjaga. adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bimetal yg masing-masing mempunyai koefisien memuai yang berada (yang satu mudah memuai dan yang lainnya tidak mudah memuai). dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut akan keposisi semula yang akhirnya mengaliri arus listrik lagi. overload hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut ; kontak nomor 95-96 disebut kontak pembuka (NC) kontak nomor 97-98 disebut kontak penutup (NO) kontak nomor 95-96-98 disebut kontak tukar (NO/NC 3.1.3 Time Delay Relay (TDR) Gambar 3.3 Time Delay Relay Relai penunda digunakan untuk memperoleh periode waktu yg dapat diatur/distel menurut kebutuhan. setelah distel ia tidak boleh sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri. Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7 (kumparan) dan waktu yang sudah diatur maka posisi semula titik 3-1 dan 6-8 terbuka sedangkan titik 4-1 dan titik 5-8 tertutup. setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi : titik 3-1 dan 6-8 menutup dan titik 4-1 dan 5-8 membuka. posisi 18
tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali kesemula. 3.1.4 Mini Circuit Breaker (MCB) Gambar 3.4 MCB MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yang mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan, misalnya adanya konsleting dan lainnya. pemutus tenaga ada yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan. pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1(on) dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukannya saklarnya 0 (off), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung. 3.1.5 Tombol Gambar 3.5 Push Button Saklar tekan/tombol (push button), ada 2 macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan (NC). konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan 19
OFF tergantung keinginan penggunanya. tombol tekan tunggal terdiri dari 2 terminal, sedangkan tombol tekan ganda terdiri dari 4 terminal. 3.2 Proses Kerja Mesin Kiln (Pembakaran Keramik) Proses yang dibahas dalam penulisan ini adalah proses kerja mesin kiln yang di gunakan untuk pembakaran keramik. pada kiln, keramik mentah (green tile) di gerakan oleh roller masuk kedalam bagian kiln yang didalamnya terdapat pembakaran untuk pematangan body dab glazur sampai green tile tersebut menjadi keramik matang. adapun bahan bakar yang digunakan mesin kiln adalah bahan bakar gas (LPG) yang dilengkapi komponen-komponen penting seperti chimney fan, ring gas, flame control, burner. sistem kerja mesin kiln selalu diawasi oleh mesin control (control panel). pada kiln, proses pembakaran keramik melewati 3 tahap (zone) yaitu Zone Preheating, Zone Firing, Zone Cooling dimana temperature disetiap zone berbeda. Gambar 3.6 Mesin Kiln (OVEN) Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. pembakaran dilakukan dalan sebuah tungku/furnace suhu tinggi. ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). proses akhir pada pembuatan keramik ialah pembakaran. alat yang digunakan pada proses 20
pembakaran ini yaitu Roller Kiln. Roller Kiln ini, merupakan alat utama/jantungnya pabrik keramik. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 1000oC. pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. untuk benda-benda keramik berglazur, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan di glazur cukup kuat dan mampu menyerap glazur secara optimal. 3.3 Tugas Melakukan pembakaran glazing body bermotif dari glazing line sehingga menghasilkan keramik jadi (finished tile) dengan kualitas sesuai dengan standar yang ditentukan. Menjaga kelancaran proses pembakaran glazur sehingga dapat menekan reject keramik dari input maupun output pada kiln. 3.4 Fungsi Secara rutin melakukan kontrol operasional pembakaran meliputi burner udara blower roller motor kiln gas, supaya kiln dalam kondisi prima. 3.5 Visi Menjadi bagian dari proses produksi keramik dan kegiatan lainnya yang bertujuan meningkatkan mutu produk, keselamatan lingkungan dan sistem kesehatan kerja yang berkesinambungan. 3.6 Misi Mendedikasikan diri pada pekerjaan, maju bersama dan menjadi salah satu bagian dari perusahaan untuk mencapai tujuan. 3.7 Tujuan Melakukan pembersihan mesin kiln dan lingkungan kerja supaya bersih dan rapi. 21
3.8 Sasaran Pokok Memotivasi operator untuk selalu bekerja selama target produksi. Mengendalikan operasional kiln sehingga hemat penggunaan gas. 3.9 Bagian-Bagian Unit Sensor 1.Sensor Byd 3 Sensor byd 3 adalah jenis sensor yang dipakai sebagai input dari mesin kiln yang bertujuan mengontak stopper agar dapat bekerja sebagai mana mestinya. Gambar 3.7 (Sensor Byd 3) Cara kerja sensor byd 3 hampir sama dengan limit swit yaitu sebagai input plc. akan tetapi sensor byd 3 sebagai input sekaligus pengontak stopper pada unit kiln. 2.Autonic Timmer Lfs Pada unit mesin kiln (oven) terdapat autonic timmer yang berfungsi sebagai pengatur tinggi dan rendahnya suhu pada element pemanas. 22
Gambar 3.8 (Autonic Timmer LPS) Cara kerja autonic timmer adalah sebagai pengontrol suhu, agar suhu yang di berikan thermo couple kepada element pemanas sesuai dengan standar suhu yang telah ditetapkan dan agar hasil packing sempurna. 3.Thermo Couple Thermocouple adalah Salah satu jenis alat ukur temperatur yang menggunakan prinsip termoelektris pada sebuah material. seperti yang telah saya singgung pada artikel sebelumnya, alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari material yang berbeda yang dirangkai membentuk sebuah rangkaian listrik. jika salah satu dari konduktor tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi dari pada konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur, maka akan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. besar tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang digunakan, serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut. Gambar 3.9 Sensor Suhu Thermocouple 23
Gambar 3.10 Perbaikan Thermocouple. Gambar 3.11 Servor Regulator Gas Komponen utama dari thermocouple adalah dua jenis logam konduktor listrik yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pada saat salah satu logam terkena sumber panas, sedangkan logam yang lain dijaga di temperatur yang tetap, maka rangkaian tersebut akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan temperatur sumber panas. penentuan kombinasi logam konduktor yang digunakan pada thermocouple mempengaruhi besar energi listrik yang akan dibangkitkan. penentuan nilai tegangan listrik dari beberapa kombinasi konduktor dapat digambarkan pada grafik di bawah ini, data tersebut didapatkan dari pengujian laboratorium. Karakteristik yang berbeda-beda dari setiap kombinasi logam konduktor ini akan bermanfaat bagi kita dalam menentukan thermocouple yang tepat untuk digunakan pada berbagai rentan temperatur dan media yang berbeda-beda. 4.Inverter Freenic Pada unit pembalik out juga terdapat inverter yang bermerek freenic yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan motor listrik 3 fasa 0,37 kw dalam menjalankan pembalik keramik. 24
Gambar 3.12 (Inverter freenic) Gambar 3.13 Starting Barner Cara kerja inverter freenic adalah untuk mengatur kecepatan motor listrik dalam menggerakkan pembalik keramik, sehingga kecepatan dapat diatur sesuai standar operasional mesin. 3.10 Trouble Shooting Dan Penanganannya Trouble shooting adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris, yang merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah. pada kesempatan kali ini, penulis ingin menerangkan tentang berbagai macam troble shooting pada mesin kiln dan cara penanganannya. 3.10.1 Genset Tidak Bisa Start Ada banyak kejadian yang menyebabkan genset tidak bisa di start, yaitu : Kabel battere belum terpasang. Apabila kabel battere belum terpasang (misalnya setelah ada perawatan), genset sama sekali tidak bisa distarter. untuk itu pastikan kabel battere sudah terpasang dengan baik sebelum genset di start. battery sudah lemah. Apabila kondisi battere sudah lemah, genset sudah berusaha untuk distart, tetapi tidak bisa menyala. bila keadaan ini terjadi, periksa penunjukan DC amper meter apakah naik atau tidak, kalau naik itu berarti battere genset mengalami penurunan amper, tunggu sampai DC amper meter menunjukan 0. Apabila tidak ada perubahan periksa battere yang terpasang disisi genset ganti battere yang sudah lemah dengan Spesifikasi battery yang sama. Terjadi gangguan ( fault ). Pada saat di start, tiba-tiba horn/alarm menyala, berarti ada gangguan 25
yang terjadi dan genset langsung mati/shutdown. lihatlah di layer modul caterfilar atau bisa juga di modul yang terpasang di genset. perbaiki gangguan yang terjadi dan tekan tombol reset. stop dan lakukan start ulang. Fuse / MCB kontrol belum ON Genset tidak bisa distart apabila fuse / MCB kontrol tidak dalam posisi ON. Kran bahan bakar belum di buka Apabila kran bahan bakar belum dibuka, genset akan berusaha untuk star tetapi akan mati kembali. 3.10.2 Suplai Tidak Sampai Di Panel Kontrol Genset Bila genset sudah menyala, seharusnya suplai tegangan sudah sarnpai di Breaker genset. Apabila suplai belum sampai di panel sinkron, periksa eksitasi AVR (lihat petunjuk manual operasi generator). 26
27