BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Konflik sosial cenderung dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang buruk.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan bisa didapat antara lain dengan cara meningkatkan performance

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. korporat dimana di dalamnya terdapat budaya kerja. untuk memperoleh status sosial, pengembangan karir, dan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MERANCANG PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MAHASISWA STAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

Internalisasi ASEAN dalam Upaya Penguatan Integrasi Kawasan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dasar mengenai norma, aturan, dan kebiasaan. anak anaknya tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kebudayaan R.I. Fuad Hasan berpendapat bahwa, "Sebaik apapun kurikulum jika

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: harga tanah. Lembaga pertanahan berkewajiban untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian faktor kesuksesan kritikal ERP terhadap GUG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

Bimbingan dan Konseling Sosial

BAB 6 PENUTUP. 1. Reputasi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Corporate. Entrepreneurship. Hal ini membuktikan bahwa Reputasi Organisasi

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

(Studi Etnografi di SMP Alam Ar Ridho Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki bakat, tenaga, kreativitas yang dibutuhkan

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan karakter telah menjadi bagian penting dari visi dan misi SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau tugas umum, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi,

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian survey menurut

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

Transkripsi:

236 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum. Konflik sosial cenderung dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang buruk. Pandangan seperti ini ada benarnya walaupun tidak seluruhnya, karena secara teoritis konflik disamping memiliki beberapa dampak negatif ternyata konflik juga memiliki sejumlah fungsi yang positif. Dari segi negatif, konflik menjadi pengganggu ketertiban sosial, menimbulkan inefisiensi, menciptakan ketidakstabilitas, menyulut persengketaan dan menyebabkan kehancuran. Sedangkan segi positifnya, konflik dapat menjadi pencegah bagi tercitanya konflik yang lebih serius, sebagai pemacu kreativitas dan inovasi masyarakat, sarana mempercepat kolusi sosial, dan merupakan alat saling kendali antar orang atau kelompok, antar pemerintah, dan masyarakat yang diperintahnya. Kondisi sosial tertentu kalau dikaitkan dengan konflik, tentunya tidak sederhana karena setiap konflik antara anggota dalam kehidupan sosial itu tidak selalu bentuk dan sifatnya sama (misal ada konflik individu atau kelompok, konflik terpendam atau terbuka dsb). Dengan demikian memang ada variasi dalam konflik, baik atas dasar bentuk, sifat, penyebab terjadinya, maupun langkah penyelesaiannya. Selanjutnya dapat pula dijelaskan bahwa dalam persoalan konflik ini perlu diperhatikan konteks struktur dan fungsi dalam kehidupan sosial yang bersangkutan. Tipe struktur dan fungsi kehidupan sosial tertentu sebagai

237 suatu entitas akan berpengaruh terhadap konflik yang terjadi di situ. Di lain sisi konflik nilai-nilai dapat melibatkan perbedaan dalam kepercayaan suatu kelompok, mulai dari varians kecil dalam perbedaan prinsip sampai yang lebih besar seperti perbedaan dalam ideologi atau cara hidup. Konflik nilai-nilai dapat timbul atau berakhir bila tujuan atau dasar-dasar yang mereka jadikan prioritas telah tercapai. Sementara itu konflik kekuasaan terjadi ketika setiap kelompok berharap untuk memaksimalkan pengaruh dan kontrol terhadap hubungan satu sama lain. Konflik kekuasaan sering didaur ulang melalui berbagai issu substantif dari waktu ke waktu yang dinamisasi kalah-menang menjadi biasa. Konflik kekuasaan sering dibedakan oleh penggunaan kekuasaan negatif (melalui ancaman, penipuan, atau manipulasi) sebagai lawan dari kekuasaan positif (seperti persuasif, penggunaan informasi yang valid, dan konsiderasi atau pertimbangan pro-kontra dari alternatif-alternatif tindakan). Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh peneliti secara umum dapat disimpulkan bahwa pola interaksi konflik dan reaktualisasi pendidikan karakter di Universitas Cenderawasih sangat penting dan dibutuhkan untuk dilakukan karena masalah budaya dan masalah kemajemukan yang dapat menyebabkan konflikk konseptual, konflik kepentingan dan konflikk perkembangan yang dapat berkembang menjadi konflik destruktif. Namun demikian, bukan berarti konflik tidak selalu disfungsi, dalam derajat tertentu konflik dapat menjadi unsur penting bagi pembentukan kelompok, memperkuat identitas kelompok dan meningkatkan keutuhan kelompok. Pola interaksi konflik akan memberi banyak

238 keuntungan kepada mahasiswa, karena dilakukan dua arah. Pihak universitas dapat menyerapkan dinamika kehidupan kemasyarakatan, metode resolusi konflik, dan gaya manajemen konflik terhadap situasi konflik yang selalu akan menjadi bagian dalam dunia kerja. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan diri dalam menghadapi situasi konflik. Dalam pembentukan karakter penting sekali dikembangkan nilai-nilai etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain bersama dengan nilai-nilai kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi, dan kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Perguruan tinggi harus berkomitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai dimaksud, mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan perguruan tinggi sehari-hari, mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan mendiskusikannya, menggunakannya sebagai dasar dalam hubungan antar manusia, dan mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di perguruan tinggi dan masyarakat. Semua komponen perguruan tinggi bertanggung jawab terhadap standar-standar perilaku yang konsisten sesuai dengan nilai nilai inti. Terbentuknya karakter manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu nature (faktor alami atau fitrah) dan nurture (melalui sosialisasi dan pendidikan). Faktor lingkungan yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi dapat menentukan hasil seperti apa nanti yang dihasilkannya dari seorang anak. Jadi karakter seseorang dapat dibentuk dari pengasuhan, pendidikan, dan sosialisasi positif dari

239 lingkungannya. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Setiap individu tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda. Perbedaan karakter individu tersebut disebebabkan oleh banyak hal, seperti lingkungan, biologis individu, polah asuh, budaya, dan lain sebagainya. Nurture dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen dasar kita (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang kita percayai, paradigma), pendidikan (apa yang kita ketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah kita alami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan). 2. Kesimpulan Khusus. Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang ditemukan dilapangan tentang pola interaksi konflik dan reaktualisasi pendidikan karakter di Universitas Cenderawasih, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pertama, konflik destruktif yang terjadi di Universitas Cenderawasih yang berdampak pada proses belajar mengajar bukan saja disebabkan oleh faktor eksternal (lingkungan pendidikan, lingkungan sosial budaya dan lingkungan politik) tetapi juga dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia dan karakter

240 personal yang diabaikan begitu saja oleh semua elemen di Universitas Cenderawasih. Oleh sebab itu sudah saatnya dilakukan revitalisasi dan reaktualisasi karakter melalui pendekatan intervensi dan pendekatan habituasi guna meminimalisir konflik yang terjadi di tingkat Universitas Cenderawasih yang berdampak pada stabilitas keamanan bangsa. Kedua, Pola interaksi konflik yang meliputi metode resolusi konflik, gaya manajemen konflik dan situasi konflik yang dilakukan oleh mahasiswa dan fakultas secara presentase tidak menunjukkan perbedaan, hal ini disebabkan karena baik mahasiswa dan fakultas sama-sama berusaha menciptakan situasi damai dan menjaga hubungan baik. Ketiga, Reaktualisasi pendidikan karakter jangan dilakukan sebatas pelaksanaan proyek, program kerjasama dan bantuan hibah belaka yang hanya dilaksanakan pada sebagaian fakultas. Reaktualisasi pendidikan karakter harus dilakukan melalui dengan kebijakan yang secara menyeluruh dari pimpinan Universitas Cenderawasih sesuai dengan visi dan misi dan proses pendidikan karakter dilakukan secara fomal serta dikemas dalam interaksi belajar pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan berbagai kegiatan yang terstruktur serta proses penciptaan berbagai situasi dan kondisi yang memuat berbagai bentuk penguatan yang memungkinkan keberadaan mahasiswa dilingkungan kampus, di rumah dan di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri berperilaku sesuai nilai yang diinternalisasi dan dipersonalisasi melalui proses olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa dan karsa itu sebagai karakter atau watak.

241 Keempat, Konflik konstruktif dalam interaksi mahasiswa di Universitas Cenderawasih harus terjadi karena dengan adanya konflik konstruktif, maka harus diupayakan pengelolaan konflik yang bertujuan membangun sesuatu yang baru atau mempererat hubungan pihak-pihak yang terlibat konflik dan meningkatkan kohesivitas secara keseluruhan di Universitas Cenderawasih, memunculkan isuisu dan harapan-harapan yang terpendam, memperjelas batas-batas dan normanorma dalam masyarakat, serta mempertegas tujuan yang hendak dicapai. B. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan dari pola interaksi konflik dan reaktualisasi pendidikan karakter di Universitas Cenderawasih. Adapun rekomendasi yang ditawarkan peneliti sebagai berikut: 1. Perlu adanya kebijakan pada tingkat universitas untuk mengintegrasikan metode resolusi konflik pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di setiap fakultas. Adapun alasan perlu dilakukannya pengintegrasian pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah proses pembentukan budaya nilai dan iklim konflik yang kondusif pada seluruh mahasiswa. 2. Program program yang pernah dilakukan ditingkat fakultas sebagai salah satu upaya reaktualisasi pendidikan karakter diharapkan terus berlanjut bukan hanya sekedar proyek atau hibah (sustainability yang tinggi).

242 3. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data awal untuk merancang model pendidikan karakter yang menghasilkan good citizen. 4. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan - ketebatasan dalam pelaksanaannya.. Peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut dari apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini agar pada akhirnya kajian di bidang ini diharapkan semakin menarik dan lengkap. Aspek yang mungkin dapat diteliti lebih lanjut yaitu penelitian ini hanya dikaji secara deskriptif dan sehingga perlu di lakukan pengkajian yang lebih mendalam melalui perhitungan statistik. 5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan model penyelesaian konflik pada masyarakat Papua