MERANCANG PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MAHASISWA STAN
|
|
- Sugiarto Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MERANCANG PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MAHASISWA STAN Pendahuluan Krisis multidimensional merupakan masalah besar yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Karakter bangsa yang berada di titik nadir merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Tidak terkecuali semacam Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) sekolah kedinasan sebagai cikal bakal Pegawai kementerian keuangan yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia ikut bertanggung jawab dalam perbaikan bangsa. Dalam upaya mengatasi masalah karakter bangsa tersebut, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan perlu merancang grand desain untuk pendidikan dan pelatihan karakter bagi mahasiswa STAN. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter bagi mahasiswa STAN, Lembaga STAN (kampus)/balai diklat perlu mensinergikan model pendidikan dan pelatihan karakter yang sesuai mengingat karakter perlu ditumbuhkan sejak awal karena penumbuhan aspek afektif memerlukan jangka waktu yang lama. Di samping itu, pendidikan karakter dan pelatihan bagi widyaiswara menjadi sangat urgen berkaitan dengan fungsi widyaiswara dalam konteks pendidikan karakter. Widyaiswara memegang peranan penting dalam pendidikan karakter di kampus/balai sebagai model perilaku bagi mahasiswa. Di samping itu, peran widyaiswara dalam pendidikan dan pelatihan karakter juga sebagai perancang pembelajaran karakter dan sekaligus pelaksana pendidikan dan pelatihan karakter di kampus/balai diklat. Secara khusus pengembangan pendidikan pelatihan dikembangkan dengan menggunakan model pengintegrasian nilai secara tidak langsung (nuturrant effect) sehingga mahasiswa di samping menguasai kompetensi yang berkaitan dengan mata kuliahnya juga memiliki karakter yang diperlukan bagi seorang widyaiswara. Model yang dikembangkan mengintegrasikan karakter rasa ingin tahu tinggi (eksploratif), kreatif, kritis, berani mencoba, yakin bisa melakukan (self efficacy), bertanggung jawab terhadap tugas, kerjasama, disiplin, kerja keras, mampu mengatur diri dan merefleksi diri untuk mencapai tujuan (self regulatory). Selain itu, model perkuliahan diharapkan juga menjadi model pembelajaran aktif dan model pendidikan karakter terintegrasi dengan mata kuliah/mata pelajaran berkarakter. Dengan rencana besar pelaksanaan pendidikan karakter di STAN, widyaiswara dituntut memiliki karakter-karakter tertentu karena widyaiswara akan menjadi model, merancang, dan melaksanakan pendidikan karakter. Dengan demikian BPPK dituntut untuk menyiapkan training 1
2 of traineer (ToT) widyaiswara yang tidak saja memiliki keterampilan dan pengetahuan sebagai widyaiswara tetapi juga widyaiswara yang berkarakter. Pendidikan karakter dilaksanakan untuk mengatasi krisis multidimensional bangsa kita. Secara bertahap pendidikan karakter dilaksanakan dengan dua strategi yaitu terintegrasi dengan budaya STAN dan terintegrasi dengan mata kuliah, yaitu bahan ajar pendidikan karakter yang terintegrasi pada mata kuliah dimaksud. Dengan demikian, rancangan pendidikan karakter tidak menambah mata kuliah baru tetapi hanya mengintegrasikan pada mata kuliah yang sudah ada. Hal ini merupakan keutamaan lain karena tidak menambah beban kurikulum. Model pengintegrasian pada mata kuliah yang ada merupakan terobosan yang bermanfaat untuk mencapai keefektifan sekaligus efisiensi. Manfaat yang Dihasilkan Model pembelajaran dan bahan ajar pendidikan karakter yang akan dikembangkan berupa model pembelajaran dan bahan ajar pendidikan karakter yang terintegrasi pada mata kuliah di STAN. Model perkuliahan dan bahan ajar yang dikembangkan memiliki kelebihankelebihan berikut. a. Model kegiatan perkuliahan dan bahan ajar mata kuliah dengan metode pembelajaran di STAN yang memiliki nuturrant effect untuk menumbuhkan karakter rasa ingin tahu tinggi (eksploratif), kreativitas, kritis, berani mencoba dan keyakinan bisa (self efficacy), bertanggung jawab terhadap tugas, kerjasama, kerja keras, kepercayaan diri tinggi. Selain itu, model perkuliahan diharapkan juga menjadi model pembelajaran aktif dan model pembelajaran berkarakter. b. Model asesmen dalam mata kuliah metode pembelajaran yang digunakan memiliki nuturrant effect berupa penumbuhan karakter menghargai transparansi, menghargai proses di samping hasil, menghargai karya sendiri (tidak menyontek), menghargai kejujuran berkarya, widyaiswara mudah menerima kritik untuk penilaian yang baik, menggunakan alat-alat penilaian dan proses penilaian yang dapat dicontoh mahasiswa. c. Media yang digunakan memberi model penggunaan media kreatif, bervariasi. d. Bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar yang bisa menjadi model bahan ajar berkarakter dan memberi peluang mahasiswa menumbuhkan karakter 2
3 Produk yang akan dihasilkan tergambar pada bagan berikut. Model metode perkuliahan NILAI Model penilaian Model bahan ajar pendidikan karakter Pengintegrasian Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Model Pembelajaran dan Bahan Ajar Mata Kuliah di STAN Tujuan utama pendidikan karakter adalah terbiasanya perilaku yang berkarakter di kampus. Berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter terdapat dua jenis model yang dikembangkan. Implementasi pertama dilakukan dengan penanaman nilai melalui pembiasaan budaya di kampus. Implementasi kedua dilakukan dengan mengintegrasikan pada semua mata kuliah. Model implementasi model kedua itulah yang menuntut keterlibatan widyaiswara mata kuliah untuk merancang model penanaman nilai-nilai melalui pelaksanaan pembelajaran mata kuliah tertentu. Secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah/kampus, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokan dalam: olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic development), dan olah rasa dan karsa ( affective and creativity development), yang secara diagramatik dapat digambarkan sebagai berikut. 3
4 Pada tahap implementasi dikembangakan pengalaman belajar (learning experiences) dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri individu peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pembudayaan dan pemberdayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni dalam kampus, keluarga, dan masyarakat. Dalam masing-masing pilar pendidikan akan ada dua jenis pengalaman belajar (learning experiences) yang dibangun melalui dua pendekatan yakni intervensi dan habituasi. Dalam intervensi dikembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur (structured learning experiences). Sementara itu dalam habituasi diciptakan situasi dan kondisi (persistence life situation) yang memungkinkan mahasiswa di kampusnya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri berprilaku sesuai nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi. Kedua proses tersebut intervensi dan habituasi harus dikembangkan secara sistemik dan holistik. Tanggung Jawab Siapa? Mahasiswa STAN adalah calon generasi penerus kementerian keuangan dan calon pemimpin masa depan. Tanpa karakter yang kuat yang dimiliki generasi muda, maka akan memiliki resiko yang besar di masa yang akan datang. 4
5 Untuk menjadikan manusia unggul, Pimpinan Kementerian Keuangan mempunyai tangung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang menjadi pedoman bagi mahasiswa STAN. Oleh karena itu, perlu menumbuhkan kembali nilai-nilai keadilan, nilai kemuliaan, nilai kejujuran, nilai kebenaran dan nilai-nilai lain yang sesuai suara hati, melalui pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter pada model pembelajaran pada bahan ajar tiap mata kuliah di STAN Dengan demikian, pendidikan karakter dimaksud merupakan jembatan untuk mengembangkan Nilai-nilai Kementerian Keuangan, yaitu Integritas, Profesionalitas, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan yang pada akhirnya akan memberikan kemajuan serta keberhasilan dalam membangun dan meninggikan derajat kementerian keuangan khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Pengembangan Proses Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa menggunakan pendekatan proses belajar peserta didik belajar aktif dan berpusat pada mahasiswa, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, kampus, dan masyarakat. Di Kelas dilaksanakan melalui proses belajar setiap mata kuliah atau kegiatan yang dirancang khusus. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu tidak selalu diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Meski pun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan gemar membaca dapat dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan widyaiswara. Untuk pegembangan beberapa nilai lain seperti peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik (mahasiswa) memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai tersebut. Penilaian Hasil Belajar Penilaian pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat/diamati/ dipelajari/dirasakan maka widyaiswara mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat widyaiswara berada di kelas atau di kampus. Model anecdotal record (catatan yang dibuat 5
6 widyaiswara ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan widyaiswara. Selain itu widyaiswara dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya widyaiswara dapat memberikan kesimpulan/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Kesimpulan/pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif, seperti belum terlihat (BT), mulai terlihat (MT), mulai berkembang (MB), dan membudaya secara konsisten (MK). Indikator Kampus/Balai dan Kelas Ada 2 (dua) jenis indikator yang dikembangkan dalam pedoman ini. Pertama adalah indikator untuk kampus dan kelas. Kedua adalah indikator untuk mata kuliah. Indikator kampus dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh direktur STAN/kepala balai, widyaiswara dan personalia dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kampus sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan kampus/balai yang diprogramkan dan kegiatan kampus sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata kuliah tertentu. Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan kampus yang dapat diamati melalui pengamatan widyaiswara ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di kelas/kampus, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik terhadap tugas dan pertanyaan widyaiswara, serta tulisan peserta didik dalam laporan dan pekerjaan rumah. Indikator berfungsi bagi widyaiswara sebagai kriteria untuk memberikan pertimbangan apakah perilaku untuk nilai tersebut telah menjadi perilaku yang dimiliki peserta didik. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan kampus yang diprogramkan dan kegiatan kampus seharihari (rutin). Indikator mata kuliah menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata kuliah tertentu. Untuk mengetahui bahwa suatu kampus/balai telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan karakter dikembangkan instrumen assessment. Sebagian dari instrumen kegiatan pendidikan karakter, misalnya melalui penyusunan Satuan Acara Pengajaran (SAP) untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, seperti contoh di bawah ini. 6
7 CONTOH SAP YANG TELAH DIADAPTASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER SATUAN ACARA PENGAJARAN (RAP) A. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1 a. Pendahuluan - Berdoa (contoh nilai yang ditanamkan: taqwa). - Mengecek kehadiran mahasiswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin). - Menanyakan kabar mahasiswa dengan fokus pada mereka yang tidak datang dan/atau yang pada pertemuan sebelumnya tidak datang (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, empati). b. Kegiatan inti - Peserta didik dibagi dalam empat kelompok, dan berdiskusi sesuai topik (individu dan masyarakat). - widyaiswara memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan. (Contoh nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan di atas: kerjasama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, adil). c. Penutup - Widyaiswara bersama mahasiswa menyimpulkan pelajaran - Penilaian - Refleksi: Peserta didik mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari individu dan masyarakat misalnya. - Widyaiswara menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan berikutnya membahas kaidah hukum dan kaidah lainnya. - Berdoa (contoh nilai yang ditanamkan: taqwa). - Keluar kelas dengan tertib pada waktunya (contoh nilai yang ditanamkan: tertib, disiplin). 2. Pertemuan 2 dan seterusnya DAFTAR PUSTAKA Bisri, Mohammad, Pengembangan Model Pendidikan Karaktrer bagi Remaja Islam. Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. 7
8 , Pembentukan Karakter Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Fraenkel, J.R How to teach about values: An analytic Apporach. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hill Inc. Abu Samman Lubis WI pada Balai Diklat Keuangan Malang 8
BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciPendidikan Karakter Melalui Proses Pembiasaan Oleh: Deetje
Pendidikan Karakter Melalui Proses Pembiasaan Oleh: Deetje Sunarsih/deetje@ut.ac.id A. Latar Belakang Di Indonesia, keinginan menjadi bangsa yang berkarakter telah tertanam sejak lama. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama
143 BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama yang harus dilalui adalah pembentukan tim pengembang kurikulum. Dalam kegiatan
Lebih terperinciPERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR Suwarno Guru SD Negeri Sidomulyo II Kedungadem Email : suwarno_sidomulyo@gmail.com Abstrak : Tulisan tujuan penulisan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yakni sebagai tolak ukur kemajuan negara tersebut. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mudah dipengaruhi oleh budaya luar yang lebih banyak telah menggerogoti nilainilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai patriotisme menjadi sangat penting karena dalam perkembangan dunia yang mengglobal, tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin mudah dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Karakter bangsa Indonesia semakin menurun, ini ditunjukkan dengan rendahnya etika dan moralitas, dalam pendidikan ada tawuran pelajar yang sering terjadi, siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus
Lebih terperinciARTIKEL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ADIWIYATA SEKOLAH (Studi Analisis di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun 2014)
ARTIKEL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ADIWIYATA SEKOLAH (Studi Analisis di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun 2014) Azizul Virdia Sanjaya Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta (rih.anawaitrisna@gmail.com) ABSTRAK Pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan perilaku anak mengingat masa ini merupakan masa yang sangat efektif untuk pembentukan perilaku moral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA
Pendidikan Karakter Sebagai Pembentuk Karakter Bangsa 15 PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA Oleh: Yulianti Siantayani 1 Konflik antar suku dan agama yang terus bergulir dari waktu ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang senantiasa berusaha untuk mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum dengan jelas
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN NILAI KARAKTER SECARA TERINTEGRASI PADA PERKULIAHAN KIMIA ORGANIK III MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KIMIA FMIPA UNESA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI RUMUSAN MASALAH 1.WHAT: Apa pendidikan karakter 2.WHY: Mengapa harus ada pendidikan karakter 3.WHEN:
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 289~293 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA 289 Heri Maulana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: heri.hml@bsi.ac.id Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM
Lebih terperinciANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR
ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 1 ayat 1. Pasal tersebut menyatakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan wawancara dan obervasi yang dilakukan dengan kepala sekolah,
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan wawancara dan obervasi yang dilakukan dengan kepala sekolah, para guru, serta siswa di SDN 1 Ilomata diperoleh Hasil: 1.
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER SISWA
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 89-94 PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,
Lebih terperinciPELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA
PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA Made Juniantari 1, Ni Putu Sri Ratna Dewi 2, Ni Luh Pande Latria Devi 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya sangat diperlukan bagi setiap insan manusia. Pendidikan diarahkan sebagai pondasi untuk membangun individu dan bangsa. Pendidikan adalah
Lebih terperinciG U B E R N U R SUMATERA BARAT
No. Urut: 48, 2014 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DAN MADRASAH PADA BULAN RAMADHAN Menimbang
Lebih terperinciNILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI 1. Oleh
1 NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI 1 Oleh Fatmah 2, Pargito 3, Trisnaningsih 4 This reserach aims to implement learning model which can improve the character values of the student as nurturant
Lebih terperinciPendidikan Guru Berasrama: Upaya mewujudkan perilaku Berkarakter Menuju Generasi Emas Indonesia
1 Pendidikan Guru Berasrama: Upaya mewujudkan perilaku Berkarakter Menuju Generasi Emas Indonesia Eko Purwanti, Deny Setiawan, Novi Setyasto Pendidilkan Guru SekolahDasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, UniversitasNegeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional saat ini terus dikembangkan agar dapat memenuhi tiga ranah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Nasional saat ini terus dikembangkan agar dapat memenuhi tiga ranah pengetahuan (kognitif, afektif dan psikomotor) secara seimbang. Ranah kognitif dipenuhi
Lebih terperinci2015 PENERAPAN KANTIN KEJUJURAN SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER WARGA NEGARA YANG BAIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum di dalam Undang- Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Tujuan pendidikan nasional adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun watak warganegara (civic disposition) merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga eksistensi suatu bangsa atau negara. Maka, tidaklah mengherankan jika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja melainkan harus dilaksanakan sepanjang hayat. Thompson dalam Lestari (2008: 1.3) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.
Lebih terperinciImplementasi Pendidikan Karakter dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi Sebagai Model Rollout ALFHE di Universitas Negeri Yogyakarta
Implementasi Pendidikan Karakter dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi Sebagai Model Rollout ALFHE di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Dadan Rosana UCP UNY, FMIPA UNY, dansnoera@telkom.net
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Citra Veronika, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang veronikacitra11@gmail.com
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
Lebih terperinciUpacara Bendera Berbasis Karakter Dalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Dasar. Reza Syehma Bahtiar, M.Pd
Reza, Upacara Bendera Berbasis Karakter dalam Pengembangan Sikap Nasionalisme 71 Upacara Bendera Berbasis Karakter Dalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Dasar Reza Syehma Bahtiar, M.Pd Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik (Haedar Nasir, 2013). Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK Oleh: NI NYOMAN PADMADEWI Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha Email:padmadewi@pedulisesamaphilanthropicwork.org Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan
Lebih terperinciPENERAPAN SEMBILAN NILAI SEKOLAH SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS 3 SD PELITA BANGSA BANDAR LAMPUNG. oleh :
1 PENERAPAN SEMBILAN NILAI SEKOLAH SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS 3 SD PELITA BANGSA BANDAR LAMPUNG oleh : Andiani Mutiara Dewi, Sudjarwo, Herpratiwi, Abstract : Nine School Belief Charater Education
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah proses transformasi menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendidikan terjadi perubahan paradigma dari pengajaran tradisional menuju pengajaran baru dapat berupa perubahan fokus pendidikan dari pembelajaran yang berpusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-6 Tahun merupakan usia yang sangat menentukan pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak.anak pada usia dini berada pada proses perkembangan yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut
1 I. PENDAHULUAN Pembahasan pada bagian pendahuluan mencakup beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Pembahasan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA
PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia yang berkarakter dan berkarakter merupakan bekal hidup yang perlu diperjuangkan untuk mencapai kesuksesan. Pencapaian ranah karakter seringkali hanya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Ni Luh Sakinah Nuraini Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: niluh.sakinah.fip@um.ac.id
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN. A. Simpulan. maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
BAB V SIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan analisis serta pembahasannya, maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai Karakter Penerapan model pembelajaran kontekstual
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Simpulan Umum SMK Negeri 1 Katapang sebagai salah satu SMK percontohan dan unggulan telah mengimplementasikan kurikulum 2013. Penilaian kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah sebagai tempat pembentuk generasi bangsa yang berkualitas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga
Lebih terperinciGRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP. 19731006 20011 2 001 Disampaikan dalamsrawung Ilmiah jurusan POR FIK UNY 16 Februari2012 ! GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Konflik sosial cenderung dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang buruk.
236 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum. Konflik sosial cenderung dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang buruk. Pandangan seperti ini ada benarnya walaupun tidak seluruhnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan masyarakat saat ini semakin berkembang, perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan pada bidang teknologi, pengetahuan, dan seni, sehingga menuntut
Lebih terperinciJ. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOUVENIR SMALB TUNAGRAHITA
- 1191 - J. KOMPETENSI INTI DAN SOUVENIR SMALB TUNAGRAHITA KELAS X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN IPS DI PERGURUAN TINGGI
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN IPS DI PERGURUAN TINGGI Baseran Nor, M.Pd. Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNLAM pendidikanekonomi21@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER
PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER Pengertian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciKurikulum Berbasis TIK
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit
Lebih terperinci