METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

POTENSI EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BIOPRESERVATIF TELUR AYAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

PENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Agroteknologi. B.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada bulan Mei 2016 hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. B. Alat dan Bahan Alat yang akan digunakan untuk ekstrak daun lamtoro antara lain, talenan, pisau, baskom, gelas beker, gelas ukur dan termometer batang. Alat-alat yang akan digunakan untuk uji pendahuluan tanin antara lain, tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes dan neraca digital. Alat-alat yang akan dugunakan untuk uji fisik antara lain, jangka sorong, dan penggaris. Alat yang akan digunakan untuk uji kimia adalah phmeter. Alat-alat yang akan digunakan untuk uji mikrobiologi antara lain. cawan petri, mikropipet, korek api, rak tabung reaksi, kertas payung, karet gelang, laminar air flow, incubator, tip dan autoklaf. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain daun lamtoro muda sebanyak 900 gram yang akan didapatkan dan perkebunan di daerah Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta, telur ayam berumur kurang dari 24 jam sebanyak 36 butir yang dibeli dan petemakan ayam di Kabupaten Sleman Yogyakarta air, tissu roll, kertas label, akuades, buffer ph 4 dan ph 7, medium Plate Count Agar (PCA), Lactose Broth (LB), Selenite Cystine Broth (SCB), Salmonella Shigella Agar (SSA). 19

20 C. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu konsentrasi dan masa simpan. Masing-masing konsentrasi akan dilakukan 3 kali pengulangan. Rancangan percobaan akan dijabarkan pada Tabel 5. Tabel 5. Rancangan Percobaan Masa simpan Hari ke- Ulangan Konsentrasi Ekstrak Daun Lamtoro 0 % b/v 10 % b/v 30 % b/v 50 % b/v 0 1 H0K0a H0K10a H0K30a H0K50a 2 H0K0b H0K10b H0K30b H0K50b 3 H0K0a H0K10a H15K30c H0K50c 15 1 H15K0a H15K10aH15K30a H15K50a 2 H15K0b H15K10bH15K30b H15K50b 3 H15K0a H15K10aH15K30c H15K50c 30 1 H30K0a H30K10aH30K30a H30K50c 2 H30K0b H30K10bH30K30b H30K50b 3 H30K0a H30K10aH30K30c H30K50c Keterangan : H0 = Hari ke 0 K10 = Konsentrasi ekstrak tanin 10% (b/v) H15 = Hari ke 15 K30 = Konsentrasi ekstrak tanin 30% (b/v) H30 =Harike2l K50 = Konsentrasi esktrak tanin 50% (b/v) D. Tahapan Penelitian a = Ulangan I b =Ulangan2 c = Ulangan 3 1. Penyortiran Daun Lamtoro (Ummah, 2010) Daun Lamtoro yang digunakan dipilih daun lamtoro muda. Daun lamtoro di cuci hingga bersih kemudian keringkan sebelum digunakan.

21 2. Ekstraksi Dekok Daun Lamtoro (Lestari, 2016) Daun lamtoro yang sudah ditiris kemudian direbus pada suhu 90 o C menggunakan slow cooker sambil sesekali diaduk dengan perbandingan berat per volume (B/V). 100 gram daun lamtoro dalam 1000 ml akuades untuk konsentrasi 10%, 300 gram daun lamtoro dalam 1000 ml akuades untuk konsentrasi 30% dan 500 gram daun lamtoro dalam 1000 ml akuades untuk konsentrasi 50%. Dekok daun lamtoro dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 30 menit. Waktu 30 menit terhitung ketika suhu campuran mencapai 90 o C. Setelah 30 menit, campuran tersebut diperas dengan menggunakan kain saring. 3. Identifikasi Tanin Daun Lamtoro (Sulastri, 2009) Dekok daun lamtoro sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah dengan FeCl 3 1 % hingga larutan berwarna biru kehitaman. Larutan H 2 SO 4 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan cokelat. 4. Perendaman Telur (Mukhlisah, 2014 dan Karmila, 2008). Telur yang digunakan memiliki umur tidak lebih dari 24 jam dan digunakan telur dengan ukuran dan berat yang rata-rata sama (55-65 gram). Kemudian telur dibersihkan dengan air hangat 30 o C untuk menghilangkan kotoran dan bakteri yang menempel pada kulit telur. Telur ditimbang lalu dipisahkan berdasarkan konsentrasi dan ulangannya. Kemudian telur dimasukkan ke dalam wadah yang berisi larutan ekstrak daun lamtoro dan terendam semua, selanjutnya wadah ditutup untuk menghindari kontaminasi dengan udara luar

22 sehingga dapat memaksimalkan terjadinya reaksi penyamakan. Telur direndam selama 24 jam, kemudian dikeringkan dengan menggunakan tissu dan ditaruh pada rak telur (egg tray) dan diberi label kemudian disimpan pada suhu ruang. Pengukuran dan pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 15 dan 30. 5. Uji Fisik Telur Ayam a. Analisis warna (Budisutya, 2005) Sampel telur disiapkan dan selanjutnya alat color reader dinyalakan sehingga muncul salah satu system pengukuran pada layar. Pengukuran yang digunakan menggunakan system L, a, b. Hasil pengukuran berupa L, a, b kemudian nilai L, a, b dimasukkan ke dalam rumus x dan y lalu di hitung dengan rumus: X= Y= a+1,75 xl 5,645xL+3,012 xb 1,786 x L 5,645 xl+a 3,012 xb b. Uji rongga udara telur (Mukhlisah, 2014) Ujung bagian atas telur di buka sedikit untuk mengukur kedalaman ronga udara dengan memasukkan jangka sorong ke dalam telur sampai menyentuh bagian cair telur. c. Haugh Unit (Mukhlisah, 2014) Haugh Unit merupakan satuan yang dipakai untuk mengetahui kesegaran telur terutama bagian putih telur. Telur ditimbang beratnya lalu dipecahkan secara hati-hati dan diletakkan di tempat yang datar selanjutnya

23 putih telur diukur dengan jangka sorong (dalam mm) bagian putih dan pinggir putih telur. HU = 100 log (H+ 7,57-1,7 W 0,37 ) Keterangan : H = Ketinggian albumen (mm) W = Berat Telur (g) HU= Haugh Unit d. Uji Indeks Yolk (Budisutya, 2005) Indeks Yolk (cm) dihitung dengan perbandingan antara tinggi yolk dengan diameter rata-rata yolk. Indeks Yolk diukur dengan menggunakan jangka sorong. Indeks Yolk dihitung dengan menggunakan rumus: YI = H Wd Keterangan : YI = Yolk indeks H = Tinggi Yolk (mm) Wd = Lebar yolk (mm) 6. Uji ph TelurAyam (Mukhlisah, 2014) Telur yang telah di uji Indeks Yolk dimasukkan ke dalam gelas beker. Setelah itu phmeter di celupkan ke dalam telur sampai didapat angka konstan. Nilai ph yang tertera dicatat. 7. Uji Mikrobiologi a. Perhitungan Angka Lempeng Total (Fardiaz dan Margino, 1993)

24 Sampel telur dikocok sampai homogen, setelah itu sampel telur diambil sebanyak 10 gram dan dilarutkan ke dalam 90 ml akuades steril kemudian divortex sampai homogen untuk pengenceran 10-1. Larutan diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam akuades steril (Konsentrasi 10-2 ) dan dibuat seri pengenceran dengan konsentrasi 10-3, 10-4 dan 10-5. Larutan seri pengenceran masing-masing diambil sebanyak 0,1 ml dan diinokulasi pada medium Plate Count Agar (PCA) dalam petri secara spread plate kemudian di ratakan dengan trigaiski. Petri kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dihitung dengan menggunakan colony counter. Jumlah total mikroorganisme dihitung dengan rumus: ALT = c [(1xn1)+(0,1xn2)xd] Keterangan : C = Jumlah koloni pada cawan petri n1 = Jumlah petri pada pengenceran pertama n2 = Jumlah petri pada pengenceran kedua d = Pengenceran pertama yang dihitung b. Uji Kualitatif Salmonella sp. Sampel telur dikocok sampai homogen, setelah itu sampel kuning telur diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam 9 ml Lactose Broth (LB), kemudian divortex dan di pada suhu 35 C selama 24 jam. Hasil inkubasi pada medium LB selama 24 jam diambil, kemudian diambil 1 ml kemudian

25 diinokulasi pada 10 ml Selenite Cystine Broyh (SCB), kemudian divortex dan diinkubasi selama 24 jam. Hasil inkubasi kemudian diinokulasi pada medium Salmonella Shigella Agar (SSA) dengan metode Streak Plate. Medium SSA kemudian diinkubasi selama 24 jam. Koloni yang terbentuk diamati dan dilanjutkan pada uji TSIA dengan metode tusuk tegak serta inokulasi selama 24 jam pada suhu 35 C. 8. Analisis Data (Gasperz, 1991) Analisis data yang digunakan adalah ANAVA (Analysis of Variance) dan dilanjutkan dengan DMRT (Duncan s Multiple Range Test) untuk mengetahui letak beda nyata antar perlakuan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%. Data diproses dengan program SPSS versi 16