STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

EVALUASI SETTING RELAY OCR, GFR DAN RECLOSER PASCA REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PADA TRAFO 2 GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 12.6.

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS

Studi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB II LANDASAN TEORI

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

ANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

Kata kunci : Gangguan, Sistem Proteksi, Relai.

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

BAB II LANDASAN TEORI

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Politeknik Negeri Sriwijaya

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

Materi Seminar tugas akhir

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : jaringan distribusi spindle; koordinasi proteksi; rele arus lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SETTING PROTEKSI OCR DAN GFR DI PENYULANG SRL-01 SRONDOL MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 1,2 Proram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat Email: husodo2008@mail.com Abstrak - Ganuan hubun sinkat fasa ke tanah dan fasa-fasa merupakan salah satu permasalahan yan munkin timbul dalam penoperasian transformator daya dalam sebuah Gardu Induk. Ganuan yan disebabkan oleh adanya hubun sinkat menimbulkan banyak keruian, keruian pada sistem transmisi kelistrikan maupun keruian di pihak konsumen eneri listrik. Salah satu cara untuk menatasi anuan ini adalah denan cara memasan peralatan penaman pada transformator. Relai arus lebih merupakan relai proteksi yan bekerja denan Pemutus Tenaa (Circuit Breaker). Ganuan hubun sinkat fasa ke tanah dan fasa-fasa menimbulkan arus anuan hubun sinkat yan besarnya melebihi settin arus pada relai arus lebih, sehina relai arus lebih memicu Pemutus Tenaa bekerja sesuai denan settin waktu yan diterapkan, sehina resiko kerusakan pada sistem kelistrikan dapat dihindar. Kata kunci: arus hubun sinkat, relai arus lebih, settin relai PENDAHULUAN Listrik merupakan salah satu komoditi strateis dalam perekonomian Indonesia, karena selain diunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan peneranan, listrik jua merupakan salah satu sumber eneri utama bai sektor industri. Di dalam penyediaan tenaa listrik, dapat dibedakan secara jelas tia proses penyampaian tenaa listrik, yaitu pembankitan, transmisi, dan distribusi yan dapat dianap sebaai produksi atau pembuatan, penankutan, dan penjualan eceran tenaa listrik (Arismunandar, 1995). Pada pelaksanaannya, penyaluran atau pendistribusian tenaa listrik ini Vol.6 No.2 Mei 2015 91

terdapat resiko anuan hubun sinkat fasa-fasa atau fasa-tanah atau biasa jua terjadi pada sambunan dan akan menjadi anuan permanen. Untuk menatasi hal tersebut maka diperlukan penaturan/penyetelan relai yan baik aar relai dapat memproteksi peralatan-peralatan listrik lain dari anuan arus hubun sinkat maupun beban lebih. Relai proteksi Relai Proteksi merupakan baian pentin dalam sebuah sistem tenaa elektrik, tidak memiliki manfaat pada saat sistem berada dalam kondisi normal, namun sanat dibutuhkan bilamana sistem tenah menalami anuan dan kondisi tidak normal. Relai Proteksi dibutuhkan untuk meninisiasi pemutusan dan menisolasi daerah yan menalami anuan dan menjaa aar daerah yan tidak menalami anuan tetap dapat menjalankan funsinya. Secara umum penertian sistem proteksi ialah cara untuk menceah atau membatasi kerusakan peralatan akibat anuan, sehina kelansunan penyaluran tenaa listrik dapat dipertahankan. Ganuan pada sistem distribusi tenaa listrik hampir seluruhnya merupakan anuan hubun sinkat, yan akan menimbulkan arus yan cukup besar. Semakin besar sistemnya semakin besar anuannya. Arus yan besar bila tidak seera dihilankan akan merusak peralatan yan dilalui arus anuan. Untuk melepaskan daerah yan teranu itu maka diperlukan suatu sistem proteksi, yan pada dasarnya adalah alat penaman yan bertujuan untuk melepaskan atau membuka sistem yan teranu, sehina arus anuan ini akan padam. Adapun tujuan dari sistem proteksi antara lain : Untuk menhindari atau menurani kerusakan akibat anuan pada peralatan yan teranu atau peralatan yan dilalui oleh arus anuan. Untuk melokalisir (menisolir) daerah anuan menjadi sekecil munkin. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik denan keandalan yan tini kepada Vol.6 No.2 Mei 2015 92

konsumen serta memperkecil bahaya bai manusia. Standar Relai Arus Lebih I.D.M.T Karakteristik pemutusan arus/waktu Relai I.D.M.T bervarisi sesuai denan kebutuhan waktu pemutusan yan diperlukan dan karakteristik dari peralatan proteksi lain yan diperunakan dalam jarinan. Untuk keperluan ini, IEC 60255 mendefinisikan sejumlah karakteristik standar sebaai berikut: Standard Inverse (SI) Very Inverse (VI) Extremely Inverse (EI) Definite Time (DT) Untuk tipe Relai lainnya, lankah penyetelan munkin sanat terbatas untuk mendapatkan penaturan yan kontinyu. Sebaai tambahan, pada umumnya hampir semua Relai arus lebih dilenkapi denan elemen penyetelan instantaneous. Dalam banyak kasus, penunaan kurva standar SI telah memberikan hasil yan memuaskan, namun bila diskriminasi yan diininkan tidak dapat dicapai, maka dapat diunakan kurva VI atau EI. Ganuan Hubun Sinkat 3 Fasa Rumus dasar yan diunakan untuk menhitun besanya arus anuan hubun sinkat 3 fasa adalah : I V Z Sehina arus anuan hubun sinkat 3 fasa dapat dihitun sebaai berikut : I 3 fasa V ph Z 1eq I 3 fasa 11547 Z 1eq 20000 3 Z 1eq Ganuan hubun sinkat 2 fasa Rumus dasar yan diunakan untuk menhitun besarnya arus anuan hubun sinkat 2 fasa adalah : I V Z Sehina arus anuan hubun sinkat 2 fasa dapat dihtun sebaai berikut : I 2fasa V ph ph Z 1eq + Z 2eq 20000 Z 1eq + Z 2eq Ganuan Hubun Sinkat Satu Fasa ke Tanah Pada anuan satu fasa ke tanah misal fasa A menalami anuan akan menyebabkan kenaikan arus pada fasa A dan drop teanan di Vol.6 No.2 Mei 2015 93

phasa A (menjadi nol) sedankan arus pada phasa yan lain menjadi nol yan diikuti denan kenaikan teanan fasa yan lain (phasa B dan Phasa C tidak sama denan nol sedankan arus phasa B sama besarnya denan phasa C yaitu nol ampere) (Tjahjono, 2000). arus kemudian melakukan penamatan dan penambilan data Gardu Induk. Berdasarkan data-data yan ada, dilakukan analisa dan perhitunan besar arus anuan terhadap relai proteksi sehina relai arus bekerja dan mentripkan pemutus tenaa / CB (Circuit Breaker). Ganuan tidak simetris menyebabkan arus tidak seimban dalam sistem, sehina dibutuhkan komponen simetris untuk perhitunannya sebaaimana uraian di atas. Sehina arus anuan hubun sinkat 1 Fasa ke tanah dapat dihitun sebaai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN Di Gardu Induk Jambi terdapat 3 jenis trafo tenaa denan teanan kerja 150/20 kv. Dimana masinmasin trafo berkapasitas 60 MVA. Karena pada trafo 2 memasok 5 penyulan, maka diperlukan penyetelan relai yan baik aar relai I 1fasa 3 Vph Z 1eq + Z 2eq + Z 0eq 3 20000 3 Z 1eq + Z 2eq + Z 0eq I 1fasa 34641,016 Z 1eq + Z 2eq + Z 0eq 34641,016 2 Z 1eq + Z 0eq dapat memproteksi peralatanperalatan listrik yan lain dari arus anuan hubun sinkat maupun beban lebih. Adapun data-data yan diperlukan untuk analisis ini adalah sebaai berikut: Merk TRAFINDO Daya 50 MVA Teanan 150 / 20 KV Impedansi ( Z % ) 12,15% METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan denan cara menumpulkan data-data spesifikasi transformator daya dan settin relai Te Primer 150 KV Te sekunder 20 KV Vol.6 No.2 Mei 2015 94

Ratio CT Trafo 2000/5 Arus Nominal Trafo 1443,4 Hub. belitan trafo YNyn0(d11) Ground Resistor 14 ohm Perhitunan Arus Ganuan Hubun Sinkat Data Hubun Sinkat di bus sisi primer (150kV) di Gardu Induk adalah sebesar 2.586 MVA. Maka impedansi sumber (X s ) adalah : X s(sisi 150kV) 1502 8,7 2586 Untuk menetahui Impedansi di sisi sekunder, yaitu di bus sisi 20 kv maka: X s(sisi 20kV) 202 x 8,7 1502 0,155 Besarnya reaktansi trafo tenaa satu di Gardu Induk adalah 12,13%, aar dapat menetahui besarnya nilai reaktansi urutan positif, neatif dan reaktansi urutan nol dalam ohm, maka perlu dihitun dulu besar nilai ohm pada 100 % nya. Besarnya nilai ohm pada 100 % yaitu : X t(pada 100%) kv(sisi bus 2)2 MVA trafo X t(pada 100%) 202 50 8 Nilai reaktansi trafo tenaa : Reaktansi urutan positif, neatif ( Xt1 Xt2 ) Xt 12,15%.8 0,972 Reaktansi urutan nol ( Xt0 ) Karena trafo daya yan mensuplai penyulan mempunyai hubunan Ynyn0 yan tidak mempunyai belitan delta di dalamnya, maka besarnya Xt0 berkisar antara 9 s.d. 14. Xt1, dalam perhitunan ini diambil nilai Xt0 lebih kuran 10. Xt1. Jadi Xt0 10. 0,972 9,72 ohm. Dari data yan diperoleh bahwa jenis penhantar yan diunakan pada penyulan hanya menunakan satu buah tipe kabel yaitu XLPE 210 mm2. Panjan penyulan 5,309 km, denan panjan penhantar XLPE 210 mm2 5,309. Z 1 Z 2 (XLPE 210) (0,118 + j0,095) Ω / km x 5,309 0,624 + j0, 504. Z 0 (XLPE 210) (0,255 + j0,024) Ω / km x 5,309 1,354 + j0,127. Denan demikian nilai impedansi penyulan untuk lokasi anuan Vol.6 No.2 Mei 2015 95

denan jarak 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjan penyulan, sebaai berikut : Tabel 4.1 Impedansi Penyulan Urutan Positif & Neatif (% Panjan) Impedansi Penyulan (Z 1 & Z 2) 0 0%. ( 0,624 + j0,504 ) 0 25%. ( 0,624 + j0,504 ) 0,156 + j0,126 25 50%. ( 0,624 + j0,504 ) 0,312 + j0,252 50 75%. ( 0,624 + j0,504 ) 0,468 + j0,378 75 100%. ( 0,624 + j0,504 ) 0,624 + j0,504 100 Tabel 4.2 Impedansi Penyulan Urutan Nol (% Panjan) Impedansi Penyulan (Z 0) 0 0%. ( 1,354 + j0,127 ) 0 25%. ( 1,354 + j0,127 ) 0,339 + j0,032 25 50%. ( 1,354 + j0,127 ) 0,677 + j0,064 50 75%. ( 1,354 + j0,127 ) 1,016 + j0,095 75 100%. ( 1,354 + j0,127 ) 1,354 + j0,127 100 Menhitun Impedansi Ekivalen Jarinan Perhitunan Z 1eq dan Z 2eq : Z 1eq Z 2eq Z is(sisi 20 kv) + Z it + Z 1penyulan j0,155 + j0,972 + Z 1 penyulan j1,127 + Z 1 penyulan Karena lokasi anuan diasumsikan terjadi pada 0%,25%, 50%, 75% dan 100% panjan penyulan, maka Z 1eq (Z 2eq ) yan didapat adalah : Tabel 4.3 Impedansi Ekivalen Z 1eq (Z 2eq ) (% Panjan) Impedansi Z 1eq (Z 2eq ) 0 0 + j1,127 25 0,156 + j1,253 50 0,312 + j1,379 75 0,468 + j1,505 100 0,624 + j1,631 Perhitunan Z 0 eq : Z 0 eq Z ot + 3R N + Z 0 penyulan j9,72 + 3 x 14 + Z 0 penyulan j9,72 + 42 + Z 0 penyulan Untuk lokasi anuan di 0%,25%, 50%, 75% dan 100% panjan penyulan, maka perhitunan Z 0 eq menhasilkan : Tabel 4.4 Impedansi Ekivalen Z 0eq (% Panjan) Impedansi Z 0 eq 0 42 + j9,72 25 42,339 + j9,752 50 42,677 + j9,784 75 43,016 + j9,815 100 43,354 + j9,847 Tabel 4.8 Hasil Perhitunan Arus Ganuan Hubun Sinkat (%) Jarak Arus Hubun Sinkat (A) 3 fasa 2 fasa 1 fasa 0 0 10245,79 8873,11 793,18 25 1,327 9215,51 7980,94 780,6 50 2,655 8373,56 7758,34 768,42 75 3,982 7672,64 6645,39 756,6 100 5,309 7080,1 6132,77 745,15 Setelan Relai Arus Lebih Penyulan Untuk setelan relai yan terpasan di penyulan dihitun berdasarkan arus beban maksimum. Untuk relai Vol.6 No.2 Mei 2015 96

inverse biasa diset sebesar 1,05 sampai denan 1,1 x Imaks, sedankan untuk relai definite diset sebesar 1,2 sampai denan 1,3 x Imaks. Persyaratan lain yan harus dipenuhi yaitu untuk penyetelan waktu minimum dari relai arus lebih (terutama di penyulan tidak lebih kecil dari 0,3 detik). Keputusan ini diambil aar relai tidak sampai trip lai akibat adanya arus inrush dari trafo-trafo distribusi yan sudah tersambun di jarinan distribusi, pada saat PMT penyulan tersebut di masukan. Setelan Arus 5,004 A 5 A Setelan TMS (Time Multiplier Settin) Arus anuan yan dipilih untuk menentukan besarnya settin TMS relay OCR sisi penyulan 20 kv transformator tenaa yaitu arus anuan hubun sinkat tia fasa di 0% panjan penyulan. kerja palin hilir yan ditetapkan t 0,3 detik. Keputusan ini diambil aar relai tidak sampai trip lai akibat adanya arus inrush dari trafo-trafo distribusi yan sudah tersambun di jarinan distribusi, pada saat PMT I beban 381,26 Ampere, CT penyulan tersebut di masukan. 400/5A Iset (primer) 1,05 x I beban 1,05 x 381,26 Ampere 400,32 Ampere Nilai arus tersebut merupakan nilai setelan pada sisi primer, sedankan nilai yan akan disetkan pada relai adalah nilai sekundernya. Oleh karena itu dihitun menunakan Jadi didapat : t 0,3 I 0,02 fault I 1 set Tms 0,144 10245,79 0,02 400,32 1 Setelan Relai Arus Lebih Incomin Setelan Arus Arus nominal trafo pada sisi 20 kv : nilai rasio trafo arus yan terpasan pada penyulan. Besarnya arus pada sisi sekundernya adalah : I set (sekunder) I set (primer) x 400,32 x 5 400 A 1 RatioCT A I n (sisi 20 kv) I set primer kva kv 3 50000 20 3 1443,38 Ampere 1,05. I beban Vol.6 No.2 Mei 2015 97

Ampere 1,05. 1443,38 1515,55 Ampere Nilai setelan pada sisi sekunder : I set (sekunder) I set (primer) x 1515,55 x 3,789 A 4 A 1 RatioCT A 5 2000 A Setelan TMS (Time Multiplier Settin) Incomin t incomin (0,3+0,4) 0,7 detik Jadi didapat : t 0,7 I 0,02 fault I 1 set Tms 0,195 10245,79 0,02 1515,55 1 Setelan Relai Ganuan Tanah Penyulan Setelan Arus Setelan arus anuan tanah di penyulan diset 10% x arus anuan tanah terkecil di penyulan tersebut. Hal ini dilakukan untuk menampun tahanan busur. I set primer 0,1 x 745 74,5 Ampere I set (sekunder) I set (primer) x 1 RatioCT A 74,5 x 5 400 0,93 A Setelan TMS (Time Multiplier Settin) t I 0,02 fault I 1 set 0,3 793,18 0,02 74,5 1 Tms 0,104 Setelan Relai Ganuan Tanah Incomin Setelan Arus Setelan arus relai anuan tanah di incomin 20 kv harus lebih sensitif,hal ini berfunsi sebaai cadanan bai relai di penyulan 20 kv dibuat 8% x arus anuan tanah terkecil. I set primer 0,08 x 745 I set (sekunder) 59,6 Ampere I set (primer) x 59,6 x 0,149 A 5 2000 A 1 RatioCT A Setelan TMS (Time Multiplier Settin) t incomin (0,3+0,4) 0,7 detik Jadi didapat : t 0,7 I 0,02 fault I 1 set Tms 0,27 793,18 59,6 0,02 1 Tabel 4.9 Pemeriksaan Relai Untuk Ganuan 3 Fasa Vol.6 No.2 Mei 2015 98

Lokasi Ganua n (% Panjan) Incomin Penyulan Selisih (Gradin Time) (detik) (detik) (detik) 0% 0,701 0,301 0,4 25% 0,743 0,311 0,432 50% 0,785 0,322 0,463 75% 0,828 0,331 0,497 100% 0,872 0,341 0,531 Tabel 4.10 Pemeriksaan Relai Untuk Ganuan 2 Fasa Lokasi Ganua n (% Panjan) Incomin Penyulan Selisih (Gradin Time) (detik) (detik) (detik) 0% 0,759 0,315 0,444 25% 0,808 0,327 0,481 50% 0,822 0,33 0,492 75% 0,91 0,348 0,562 100% 0,963 0,359 0,604 Tabel 4.11 Pemeriksaan Relai Untuk Ganuan 1 Fasa ke Tanah Lokasi Ganua n (% Panjan) Incomin Penyulan Selisih (Gradin Time) (detik) (detik) (detik) 0% 0,711 0,301 0,410 25% 0,716 0,303 0,413 50% 0,721 0,305 0,416 75% 0,725 0,307 0,418 100% 0,729 0,309 0,420 KESIMPULAN 1 Dari hasil perhitunan dapat dilihat bahwa besarnya arus anuan hubun sinkat di penaruhi oleh jarak titik anuan, semakin jauh jarak titik anuan maka semakin kecil arus anuan hubun sinkatnya, beitu pula sebaliknya. 2 kerja relai di penyulan lebih cepat di bandinkan denan waktu kerjadi incomin denan selisih waktu (radin time) rata-rata sebesar 0,4 detik. 3 Dari hasil perhitunan di atas, nampak bahwa data yan ada di lapanan masih dalam kondisi yan sesuai (perbedaannya tidak terlalu jauh), sehina dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan settin OCR- GFR yan ada di lapanan masih dalam kondisi baik. DAFTAR PUSTAKA Hendra Marta Yudha. 2008. Rele Proteksi Prinsip dan Aplikasi. Palemban : Jurusan Vol.6 No.2 Mei 2015 99

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Gonen, Turan. 1986. Electrical Power Distribution System Enineerin. New York : McGraw-Hill Book Company Grisby, Lenoanrd L. 2006. Electrical Power Enineerin Handbook Power System Stability and Control. Boca Raton : Taylor & Francis Group, LLC. Vol.6 No.2 Mei 2015 100