BAB III METODE PENELITIAN. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen yaitu desain penelitian dengan menggunakan 2 kelompok yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan Quasy Eksperimental (eksperimen semu) pretest-posttest

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

deskriptif korelation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukurannya atau observasi data variabel independen (bebas) dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. yang ingin membandingkan dua atau tiga suatu masalah / hal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen atau percobaan. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan pretest-posttest with control group design yaitu adanya pengelompokkan anggota anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random pada subjek yang sesuai kriteria (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini melihat pengaruh pendidikan sebaya terhadap perubahan sikap seks pranikah remaja usia 15-19 tahun di RW 19 Kelurahan Jebres. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RW 19 Kelurahan Jebres Kota Surakarta. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja usia 15-19 RW 19 Kelurahan Jebres sejumlah 79. Adapun kriteria yang ditentukan sebagai berikut: a. Kriteria inklusi: 1) Bersedia menjadi responden penelitian 33

34 2) Bersedia tidak mencari sumber informasi selain yang diberikan peer educator. 3) Belum pernah mengikuti pendidikan sebaya tentang kesehatan reproduksi remaja. b. Kriteria eksklusi: Remaja yang memiliki keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan karena dapat menjadi bias dalam hal maturitas sikap seseorang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi (Sugiyono, 2011). Banyaknya sampel didapatkan dari hasil purposive sampling. Banyaknya sampel didapatkan dari rumus besar sampel untuk uji hipotesis terhadap rerata dua populasi yaitu (Sastroasmoro, 2011): [ ( ) ] Keterangan: s = simpangan baku kedua kelompok (dari pustaka) = perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement) = tingkat kemaknaan (ditetapkan peneliti) = power (ditetapkan peneliti)

35 Uji hipotesis dua arah untuk sebesar 0,05% maka nilai = 1,96. Power penelitian ini sebesar 80% maka nilai = 0,842 (Sastroasmoro, 2011). Simpangan baku kedua kelompok diperoleh dari pustaka (penelitian terdahulu) yaitu 8,26 (Sriasih dkk, 2011). Perbedaan klinis yang diinginkan dan secara klinis dianggap bermakna jika selisihnya 6,56 (Purnomo dkk, 2013). Berdasarkan data tersebut maka jumlah sampel minimal yang digunakan adalah 25 remaja. Untuk mengantisipasi adanya drop out maka besar sampel ditambah 10% dari sampel minimal sehingga dibutuhkan 28 remaja. Besar sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 14 remaja kelompok eksperimen dan 14 remaja kelompok kontrol secara acak. Hal ini berdasarkan, Sugiyono (2011) menyatakan bahwa besar sampel untuk penelitian sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20 orang. D. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan pretest-posttest with control group design. Penelitian ini dilakukan randomisasi, yaitu pengelompokkan anggota-anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random pada subjek yang sesuai kriteria (Notoadmodjo, 2010). Pretest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu

36 pendidikan sebaya. Perbedaan hasil posttest pada kedua kelompok dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi atau perlakuan. KE: O1 X O2 KK: O3 O4 Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan: KE : kelompok eksperimen KK : kelompok kontrol O1 : observasi pertama pada kelompok eksperimen untuk melihat sikap seks pranikah remaja sebelum diberikan pendidikan sebaya dengan cara tes awal (pretest) X : perlakuan (treatment) yang diberikan pada siswa berupa pendidikan sebaya O2 : observasi kedua pada kelompok eksperimen untuk melihat sikap seks pranikah remaja setelah 15 hari diberikan pendidikan sebaya dengan cara tes akhir (posttest). O3 : observasi pertama pada kelompok kontrol untuk melihat sikap seks pranikah remaja dengan cara tes awal (pretest) O4 : observasi kedua pada kelompok kontrol untuk melihat sikap seks pranikah remaja dengan cara tes akhir (posttest).

37 E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati (Notoatmodjo, 2010). Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah: Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel No Nama Variabel 1 Variabel Independen Pendidikan Sebaya Definisi Operasional Pemberian informasi disampaikan peer educator yang telah memperoleh pelatihan kesehatan reproduksi, kemudian memberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit dengan metode ceramah, tanya jawab dan dibantu dengan media elektronik berupa slide powerpoint. Skala Ukur Nominal Hasil Ukur a. Ya: diberi pendidikan sebaya b. Tidak: tidak diberi pendidikan sebaya 2 Variabel Dependen Perubahan Sikap Seks Pranikah Kemampuan responden dalam menjawab dengan benar pernyataan tentang seks pranikah dengan membandingkan nilai sebelum dan sesudah diberi intervensi atau perlakuan dengan menggunakan kuesioner. Ordinal a. Sikap Positif: nilai skor T> mean T b. Sikap Negatif: nilai skor T< mean T F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat atau Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

38 atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner mengenai seks pranikah dengan model pernyataan sikap model Likert. Skor standar yang digunakan dalam skala model Likert adalah skor T, yaitu (Azwar, 2012): T [ ] Keterangan: X : Skor responden pada skala sikap X : Mean skor kelompok s : Standar deviasi skor kelompok Responden diminta memberikan pilihan jawaban dalam skala Likert yang telah disediakan, misalnya sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Item dalam skala ini memiliki dua tipe, yaitu item favorable dan item unfavorable. Item favorable (sikap positif) apabila isinya mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur. Jawaban mendukung diberi skor 4 sangat setuju (SS), 3 setuju (S), 2 tidak setuju (TS), 1 sangat tidak setuju (STS). Item unfavorable (sikap negatif) apabila isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur. Jawaban yang kurang mendukung diberi skor 1 sangat setuju (SS), 2 setuju (S), 3 tidak setuju (TS), 4 sangat tidak setuju (STS). Kuesioner pada penelitian ini berjumlah 35 soal.

39 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian No Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Pernyataan Nomor soal a. Seks Pra nikah 2 2 4 1, 2, 3, 4 b. Bentuk-bentuk seks 2 3 5 5, 6, 7*, 8, 9 pranikah c. Faktor-faktor yang mempengaruhi seks pranikah 3 2 5 10, 11*, 12*, 13, 14 d. Dampak seks pranikah e. Penanganan seks pranikah f. Pencegahan seks pranikah 6 6 12 15, 16, 17, 18, 19, 20*, 21, 22, 23, 24*, 25*, 26 2 2 4 27*, 28, 29*, 30 3 2 5 31, 32, 33, 34*, 35 Jumlah 18 17 35 Keterangan: (*) Soal tidak valid Sebelum lembar kuesioner diberikan ke responden, instrumen ini akan dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi (Arikunto, 2010). Kuesioner pada penelitian ini dilakukan uji validitas pada hari Minggu, 21 Februari 2016 di RW 20 Kelurahan Jebres pada 27 remaja yang memiliki karakteristik responden hampir sama dengan karakteristik tempat penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir menggunakan korelasi Pearson Product-moment dengan bantuan software komputer. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya validitas alat ukur.

40 Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga korelasi pearson product moment pada tabel. Jumlah subjek uji validitas dalam penelitian ini adalah 27 orang, r tabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0,381. Jika r hitung lebih besar dari 0,381, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tapi jika r hitung lebih kecil dari 0,381, maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid sehingga harus diubah apabila belum memenuhi kriteria dan dibuang bila sudah memenuhi (Riwidikdo, 2013). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu nomor 7, 11, 12, 20, 24, 25, 27, 29 dan 34. Peneliti memutuskan untuk menghilangkan soal yang tidak valid karena sudah memenuhi kriteria, sehingga jumlah soal menjadi 26. Hasil uji validitas, terlampir. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan alat ukur artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama bila digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda (Riwidikdo, 2013). Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaanpertanyaan yang sudah memiliki validitas (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas untuk kuesioner dalam penelitian ini menggunakan uji Alpha Cronbach dengan bantuan software komputer. Instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding (0,75) (Riwidikdo, 2013). Hasil uji reliabilitas pada 26 soal

41 diketahui bahwa koefisien reliabilitasnya sebesar 0,901 sehingga soal dinyatakan reliabel. 2. Bahan Penelitian a. Peer Educator Pemberian pelatihan pendidikan sebaya dengan metode ceramah, tanya jawab selama 2x60 menit oleh peneliti dibantu dengan bahan ajar dan hard file powerpoint, leaflet. Materi pelatihan dibuat oleh peneliti berisi tentang kesehatan reproduksi remaja meliputi pengenalan organ reproduksi laki-laki dan perempuan, proses terjadinya kehamilan, seksualitas, penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Peer Educator yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan sosial dilingkungannya, misalnya di organisasi kepemudaan (Karang Taruna), organisasi sekolah (OSIS) dan lain-lain. Peneliti memberikan pelatihan pendidikan sebaya pada enam remaja yang bersedia menjadi peer educator. Syarat menjadi Peer Educator, sebagai berikut: 1) Aktif dalam kegiatan sosial dan populer di lingkungannya. 2) Berminat secara pribadi menyebarluaskan informasi kesehatan reproduksi. 3) Lancar membaca dan menulis. 4) Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain: ramah, lancar dalam mengemukakan pendapat, luwes dalam pergaulan, berinisiatif dan kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru, mau belajar serta senang menolong.

42 b. Sikap Seks Pranikah Bahan yang dipergunakan adalah kisi-kisi kuesioner. Kuesioner merupakan pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan kisi-kisi. G. Cara Kerja Cara kerja dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu tim peneliti sebanyak dua orang. Cara kerja penelitian ini sebagai berikut: 1. Peer educator a. Mencari enam remaja yang memenuhi kriteria sebagai peer educator dengan bantuan tokoh masyarakat di RW 19 Kelurahan Jebres. b. Menjelaskan tujuan, proses, manfaat penelitian dan aturan-aturan yang harus dipenuhi dengan menandatangani surat pernyataan bahwa bersedia menjadi peer educator dalam penelitian. c. Mengumpulkan enam remaja sebagai peer educator di Poskamling RT 1 RW 19 Kelurahan Jebres untuk diberikan pelatihan pendidikan sebaya kesehatan reproduksi. d. Memberikan pelatihan kepada peer educator dengan metode ceramah, tanya jawab selama 2x60 menit oleh peneliti dibantu dengan media elektronik berupa slide powerpoint dan leaflet. e. Pertemuan pertama pada hari Jumat, 11 Maret 2016 peneliti melatih peer educator dengan memberikan materi kesehatan reproduksi remaja sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti melakukan evaluasi pada peer educator melalui soal tertulis yang tertera dibahan

43 ajar. Kemudian, meminta peer educator untuk mempelajari bahan ajar ketika dirumah guna memperdalam pengetahuannya. f. Pertemuan kedua pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 peneliti melatih cara komunikasi peer educator yang baik dan benar dalam memberikan pendidikan sebaya. Kemudian enam peer educator mempraktikkan ketrampilan komunikasi satu persatu dalam memberikan pendidikan kesehatan dan mengevaluasi kembali peer educator untuk mengetahui tingkat pemahaman sesuai materi yang diberikan dengan soal tertulis. g. Syarat kelulusan peer educator apabila memperoleh nilai 80 pada aspek pengetahuan dan dapat menyampaikan informasi kesehatan reproduksi remaja dengan lancar. Apabila, terdapat calon peer educator yang belum lulus maka diberikan bimbingan dan ujian ulang (remedial). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mereka telah memenuhi syarat kelulusan peer educator. 2. Responden a. Peneliti bersama peer educator mencari responden (remaja usia 15-19 tahun) yang bersedia mengikuti pendidikan sebaya dan memenuhi kriteria sebagai repsonden penelitian. b. Mengumpulkan 28 responden yang telah memenuhi kriteria pada hari Minggu, 13 Maret 2016 di Poskamling RT 1 RW 19 Kelurahan Jebres pada pukul 16.00 WIB sampai selesai. c. Menjelaskan tujuan, proses, manfaat penelitian dan aturan-aturan yang harus dipenuhi responden apabila bersedia menjadi responden penelitian.

44 d. Mengelompokkan responden pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak berdasarkan nomor urut daftar hadir. Kelompok eksperimen diberi perlakuan pendidikan sebaya oleh peer educator. Kelompok kontrol tidak diberi pendidikan sebaya. e. Membagikan surat pengantar kuesioner dan surat pernyataan persetujuan menjadi responden untuk ditandatangani responden sebagai tanda bukti bersedia menjadi responden penelitian. f. Membagikan kuesioner pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menjelaskan cara pengisian kuesioner mulai dari identitas responden dan cara menuliskan jawaban. Kuesioner pretest harus dikerjakan oleh responden sendiri ditunggu oleh peneliti dan dibantu tim peneliti (dua orang) yang telah disamakan persepsinya. g. Membagi kelompok eksperimen menjadi tiga grup secara acak. Kelompok eksperimen pada grup I beranggotakan 5 remaja, grup II 5 remaja dan grup III 4 remaja. Masing-masing grup terdiri dari dua peer educator. h. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi yang akan disampaikan oleh peer educator selama 1x45 menit dengan metode ceramah, tanya jawab dan dibantu media elektronik berupa slide powerpoint serta leaflet. i. Memberikan kuesioner posttest pada kedua kelompok setelah hari ke-15 intervensi diberikan yaitu hari Minggu, 27 Maret 2016 pukul 19.00 WIB

45 sampai selesai di Poskamling RT 1 RW 19 Kelurahan Jebres. Kemudian, mengumpulkan lembar jawaban tes yang sudah diisi oleh responden. H. Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Editing Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan data, pemeriksaan jawaban, memperjelas serta melakukan pengecekan terhadap data yang dikumpulkan untuk menghindari pengukuran yang salah. b. Coding Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding untuk pemberian pendidikan sebaya: 1) Ya : 1 2) Tidak : 2 Coding untuk sikap seks pranikah: 1) Sikap Positif : 1 2) Sikap Negatif : 2 c. Entry Memasukkan atau memindahkan data kedalam master tabel dan diolah dengan bantuan software pada komputer.

46 d. Tabulating Dari data mentah dilakukan penataan atau penilaian. Kemudian, menyusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga diperoleh gambaran mengenai masing-masing variabel. 2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data penelitian ini dikerjakan dengan bantuan software komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisisnya sebagai berikut: a. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan karakteristik repsonden seperti usia, jenis kelamin, pacar, dan sikap seks pranikah remaja saat sebelum dan sesudah pendidikan sebaya pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Keterangan: P : Hasil Persentase f : Frekuensi responden berdasarkan kriteria n : Jumlah keseluruhan responden

47 b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perubahan sikap remaja terhadap seks pranikah. Analisis data menggunakan statistik uji komparatif nonparametrik kelompok berpasangan yaitu Mc Nemar untuk membedakan sikap pretest dan postest pada masing-masing kelompok. Selain itu, terdapat uji komparatif nonparametrik kelompok tidak berpasangan yaitu uji Chi Square untuk mengetahui pengaruh pendidikan sebaya terhadap sikap seks pranikah. Pembahasan hasil dengan melihat besar nilai p-value. Jika nilai p- value < 0,05 artinya ada perubahan sikap seks pranikah yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Riwidikdo, 2013). I. Etika Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah manusia sehingga peneliti dalam melakukan penelitiannya harus berpegang teguh pada etika penelitian. Secara garis besar terdapat empat prinsip yang harus dipegang teguh dalam pelaksanakan sebuah penelitian (Milton dalam Notoatmodjo, 2010), yaitu: 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Peneliti mempersiapkan surat pengantar kuesioner dan surat pernyataan persetujuan menjadi responden yang meliputi:

48 a. Deskripsi penelitian b. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang diberikan oleh responden. c. Penjelasan manfaat yang didapatkan responden. d. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. 2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality). Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Peneliti menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden. 3. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice an inclusiveness). Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian kepada semua responden. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua responden memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya. 4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm and benefit). Manfaat yang diharapkan bagi responden dari penelitian ini yaitu dapat menambah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja terutama seks pranikah. Kerugiannya adalah mengganggu waktu akhir pekan responden yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan responden pribadi.