BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENDEKATAN MULTIREGRESI INDEKS VEGETASI UNTUK PENDUGAAN STOK KARBON

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Gas-gas Rumah Kaca Gas rumah kaca adalah gas-gas yang berpotensi menjebak radiasi panas matahari tetap di atmosfer.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Sumber : Badan Koordinasi dan Penanaman Modal

BAB III METODE PENELITIAN

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

Gambar 1. Lokasi Penelitian

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK

Analisis Rona Awal Lingkungan dari Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso)

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

ix

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

III. BAHAN DAN METODE

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

3. METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

III. METODE PENELITIAN

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN

RIZKY ANDIANTO NRP

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

BAB V ANALISIS. 5.1 Analisis Pra-Pengolahan Citra Radarsat

BAB III METODE PENELITIAN

TM / 16 Mei 2006 U.S. Geological Survey* Landsat 5 4 Mei 2000 Global Land Cover Facility** 124/64 ETM+ / Landsat-7. 2 Maret 2005

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN

ESTIMASI STOK KARBON MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 DI HUTAN WANAGAMA KABUPATEN GUNUNGKIDUL. Agus Aryandi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

III. BAHAN DAN METODE

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Peta DAS penelitian

Transkripsi:

3.1 Data BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Citra Landsat-5 TM, path 122 row 065, wilayah Jawa Barat yang direkam pada 2 Juli 2005 (sumber: LAPAN). Band yang digunakan berupa enam band multispektral (band 1, 2, 3, 4, 5, dan 7). Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7 Gambar 3.1 Landsat-5 TM Band 2. Data stok karbon pengukuran langsung di wilayah penelitian. (Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) dan berkoordinasi dengan Pusat Infrastruktur Data Spasial Institut Teknologi Bandung, tahun pengamatan 2008 ). Gambar 3.2 menunjukan Lokasi Sebaran Titik Sampel Stok Karbon Pengukuran Lapangan. Tabel 3-1 menunjukan data Stok Karbon pengukuran lapangan. 25

Table 3-1 Data Stok Karbon Pengukuran Lapangan Stok Karbon Above No Penggunaan Lahan Lokasi Ground (Ton) 1 Hutan Ciwidey 221.09 2 Hutan Sukabumi (Situ Gunung) 272.84 3 Hutan Sukabumi (Gunung Salak) 537.11 5 Kawasan pertambangan Bandung 0.61 6 Kebun campuran Ciwidey 84.08 7 Kebun campuran Sukabumi 15.69 8 Ladang/Tegalan Ciwidey 0.37 9 Ladang/Tegalan Ciwidey 0.83 10 Ladang/Tegalan Ciwidey 1.74 11 Padang rumput/ilalang (I) Sukabumi 9.92 12 Padang rumput/ilalang (II) Sukabumi 3 13 Pemukiman Sukabumi 31.64 14 Perkebunan (Teh) Ciwidey 364.05 15 Sawah (Siap panen) Banjaran 6.28 16 Sawah (Umur 3 bulan) Sukabumi 2.73 17 Semak belukar Bandung 6.88 18 Semak belukar Sukabumi 2.54 19 Tanah kosong Banjaran 2.14 3. Peta Rupa Bumi Indonesia dan wilayah Jawa Barat (Sumber : Center Of Remote Sensing Institut Teknologi Bandung). Digunakan untuk proses koreksi geometrik citra Landsat-5 TM. Data tersebut mengacu pada datum geodetik WGS 1984 dengan sistem proyeksi UTM zona 48 bumi bagian selatan. Peralatan Beberapa peralatan yang digunakan untuk pengolahan data berupa: 1. Satu set komputer 2. Software pengolahan data : ArcGIS 9.3, ENVI 4.6, Microsoft Office 2007, IBM SPSS Statistic 20 26

3.2 Area Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekitar wilayah JawaBarat. Pengambilan sampel stok karbon pengukuran lapangan dilakukan di beberapa wilayah administratif Provinsi Jawa Barat yakni Kotamadya Bandung, Ciwidey, Banjaran, dan Sukabumi. Lokasi area pengambilan sampel cadangan karbon pengukuran lapangan ditunjukan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Area Penelitian Tutupan lahan yang terdapat di wilayah penelitian bervariasi meliputi hutan, kawasan pertambangan, kebun campuran, ladang tegalan, padang rumput, pemukiman, perkebunan teh, sawah, semak belukar, hingga tanah kosong. Gambar 3-3 menunjukan kenampakan pada tutupan lahan tempat pengambilan sampel cadangan karbon. 27

a b c d e f g h Gambar 3.3 Pengukuran Lapangan stok karbon pada berbagai tutupan-lahan (a) hutan; (b) kebun monokultur; (c) kebun campuran; (d) sawah; (e) tanah pertanian; (f) semak belukar; (g) lahan terbuka; dan (h) padang rumput Sumber (PIDS 2008) 28

3.3 Pengolahan Data 3.3.1 Reduksi Outlier Outlier adalah data pengamatan dengan nilai yang berada jauh dari nilai pengamatanpengamatan yang lainnnya. Pada penelitian ini, Outlier di evaluasi dengan cara Labeling Rule. Metode Labeling rule membatasi data dalam 2 rentang yaitu Upper dan Lower, yang dihitung berdasarkan persamaan (3) dan (4). Dari perhitungan didapat batas maximum dari data stok karbon pengukuran lapangan adalah 264.348 ton. Dengan demikian nilai diatas batas tersebut dianggap sebagai outlier dan harus dieliminasi. Gambar 3.4 menunjukan sebaran data stok karbon pengukuran lapangan. Dari Gambar 3.4 dapat dilihat terdapat 3 data yang harus dieliminasi karena nilainya lebih besar dari batas Upper (264.348 ton). Dari Gambar 3.4 juga dapat dilihat sebaran data pada nilai stok karbon rendah cukup merata. Karena itu tidak diperlukan batas Lower. Gambar 3.4 Sebaran data Stok Karbon pengukuran Lapangan 3.3.2 Penghilangan Daerah Liputan Laut Langkah selanjutnya dari pengolahan data citra satelit adalah proses eliminasi daerah laut pada citra. Daerah laut dieliminasi karena berpotensi mempengaruhi proses perhitungan citra yang melibatkan Digital Number (DN). Karena fokus penelitian ini tentang stok karbon, maka informasi nilai DN di daerah lautan yang memiliki nilai Digital Number (DN) sangat rendah tidak diikutsertakan. 29

Daerah laut dieliminasi dengan cara dijitasi manual pada daerah daratan untuk dibuat citra mask. Hasil extract dari citra mask tersebut, tidak diliputi lautan. Proses tersebut dapat disajikan pada gambar 3.5. (a) (b) (c) Gambar 3.5 Proses penghilangan daerah Lautan (a) Citra Landsat 5-TM dengan daerah lautan, (b) Mask daerah daratan, (c) Citra Landsat 5-TM tanpa daerah lautan 3.3.3 Koreksi Radiometrik Pada penelitian ini, digunakan 6 band spektral Landsat-5 TM ( Band 1, 2, 3, 4, 5, 7) yang digital number-nya (DN) diolah melalui perhitungan matematis untuk menghasilkan informasi tertentu dimana pada konteks penelitian ini, berupa kemampuan suatu vegetasi untuk menyerap karbon. 30

Mengacu pada pernyataan diatas, diperlukan proses koreksi radiometrik untuk mengkonversi nilai digital number (DN) menjadi nilai reflektansi yang dianggap mewakili nilai sebenarnya dari kemampuan suatu obyek dilapangan dalam memantulkan radiasi gelombang elegtromagnetik. Sebelum di ubah ke nilai reflektansi, DN terlebih dahulu diubah ke nilai radiansi dengan persamaan (5). Tahap selanjutnya adalah merubah nilai radiansi pada citra satelit menjadi nilai reflektansi dengan menggunakan persamaan (6). Kedua proses ini tidak mengakibatkan perbedaan visual yang signifikan. Tabel 3-2 menunjukan perbandingan rentang nilai DN ke nilai reflektansi tiap-tiap band spectral. Table 3-2 Nilai Dijital Number dan Nilai Reflektansi No Band DN max DN min DN mean Reflektan max Reflektan min Reflektansi mean 1 Band 1 0 255 11.358-0.013 0.993 0.037 2 Band 2 0 162 95.951-0.020 0.618 0.065 3 Band 3 0 255 26.967-0.052 1.248 0.160 4 Band 4 0 255 31.361-0.040 0.986 0.015 5 Band 5 0 255 15.344-0.090 1.531 0.011 7 Band 6 0 255 45.299-0.077 0.442-0.004 3.3.4 Koreksi Geometrik Tahapan Tahapan pengolahan data citra satelit selanjutnya adalah koreksi geometrik. Citra Landsat-5 TM yang terekam sudah memiliki referensi geometris tertentu. Namun untuk memastikan bahwa citra yang akan diolah benar-benar terbebas dari kesalahan geometris, perlu dilakukan koreksi geometrik. Pada proses koreksi Geometrik, dibutuhkan bantuan titik control tanah ( Ground Control Point ) sebagai titk sekutu (titik yang diketaui koordinatnya pada sistem referensi yang juga teridentifikasi pada citra) untuk melakukan proses transformasi koordinat pada citra Landsat 5 TM. Proses transformasi ini menggunakan model transformasi affine-2d dengan mengacu pada datum WGS 1984 dan sistem proyeksi UTM zona 48 bumi bagian selatan. Titik GCP yang digunakan sebanyak 11 titik yang tersebar di sekeliling area penelitian. Objek yang digunakan sebagai titik GCP adalah perpotongan jalan dan perpotongan sungai. Setelah itu dihitung penyimpangan koordinat titik hasil transformasi dengan koordinat titik pada peta atau citra referensi 31

yang direpresentasikan dengan harga standar deviasi untuk mengetahui tingkat kepresisian hasil plot data-data GCP pada citra. Untuk validasi ketelitian dari koreksi geometrik yang kita lakukan, dibutuhkan titik Independent Check Point (ICP) yang diletakan secara merata didalam kawasan cakupan GCP pada citra yang dikoresi. Titik ICP yang digunakan sebanyak 6 titik. Objek yang digunakan sebagai titik GCP dan ICP adalah perpotongan jalan dan perpotongan sungai. Tingkat ketelitian dari ICP dapat ditentukan dengan menghitung nilai RMSE ICP -nya. Sebaran dari GCP dan ICP pada masing-masing citra dapat dilihat dalam Gambar 3.6 Gambar 3.6 Sebaran titik-titik GCP dan ICP 3.3.5 Pembuatan Indeks Vegetasi Pada penelitian ini, digunakan 7 jenis Indeks vegetasi sebagai variabel bebas untuk dilakukan perhitungan regresi. Pada proses pengolahan data citra untuk menghasilkan indeks vegetasi pada penelitian ini, digunakan 6 band spectral (band 1, 2, 3, 4, 5, dan 7) dari citra Landsat 5 TM yang telah dikoreksi geometrik dan radiometrik. Dengan menggunakan band spektral Landsat-5 TM pada formula yang ditunjukan oleh Tabel 2.4, dapat dihasilkan persamaan yang ditunjukan pada tabel 3-3 berikut: 32

Table 3-3 Persamaan Indeks Vegetasi dengan Band spektral Landsat-5 TM Vegetation Index Equation Reference SR (Band 4/Band 3) Tucker, 1979 NDVI (Band 4-Band 3)/(Band 4+Band 3) Tucker, 1979 SAVI 1.5(Band 4-Band 3)/(Band 4+Band 3+0.5) Qi et al., 1994 Msavi-2 (2Band4+1-[(2Band3+1) 2-8(Band4-Band3)] 0.5 )/2 Qi et al., 1994 GVI -(0.2848b1)-(0.2435b2)-(0.5436b3)+(0.7243b4) Kauth and Thomas (1976) +(0.0084b5)-(0.1800b7) WI (Band 4/Band 5) Serrano et all, 2000 NDWI (Band 4-Band 5)/(Band 4+Band 5) Serrano et all, 2000 Visualisasi dari hasil pembuatan indeks vegetasi ini akan disajikan pada gambar 3-7. 33

(a) SR (b) NDVI 34

(c) SAVI (d) MSAVI-2 35

(e) GVI (f) WI 36

(g) NDWI Gambar 3.7 Visualisasi data Vegetation Index 3.3.6 Pendugaan Stok Karbon dengan Pendekatan Regresi Proses pengolahan data yang terakhir adalah proses perhitungan stok karbon hasil penelitian dengan pendekatan regresi. Dari ke-tujuh index vegetasi yang ada, dilakukan proses regresi linier tunggal dan regresi exponential tunggal untuk menghasilkan model matematika pendugaan stok karbon. Ada tujuh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu indeks vegetasi SR, NDVI, SAVI, MSAVI-2, GVI, WI, dan NDWI. Sedangkan sebagai variabel terikat dugunakan data Stok karbon hasil pengukuran langsung di lapangan. Sebagai indikator untuk mengetaui seberapa baik hubungan antara Stok Karbon pengukuran lapangan (variabel terikat) dengan Indeks vegetasi (variabel bebas) dapat dilihat pada plot data sebaran stok karbon (scatter plot) pada gambar 3.8 dan koefisien determinasinya (R 2 ) yang ditampilkan pada tabel 3-4. 37

300 SR y = 8.482x - 29.45 R² = 0.475 y = 1.034e 0.247x R² = 0.426 Stok Karbon (Ton) 200 100 0 0.000-100 5.000 10.000 15.000 20.000 (a) NDVI y = 153.3x - 71.34 R² = 0.226 y = 0.163e 5.453x R² = 0.301 300 Stok Karbon (Ton) 200 100 0-100 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 (b) 300 SAVI y = 0.004e 5.198x R² = 0.285 y = 139.4x - 163.3 R² = 0.195 Stok Karbon (Ton) 200 100 0 0.000-100 0.500 1.000 1.500 2.000 (c) 38

Msavi-2 y = 219.8x - 161.6 R² = 0.269 y = 0.006e 7.926x R² = 0.367 300 Stok Karbon (Ton) 200 100 0 0.000-100 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 (d) 300 GVI y = 505.8x - 37.11 R² = 0.264 y = 0.553e 17.99x R² = 0.351 Stok Karbon (Ton) 200 100 0 0.000-100 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 (e) 300 WI y = 0.194e 1.431x R² = 0.514 y = 49.86x - 88.56 R² = 0.593 Stok Karbon (Ton) 200 100 0 0.000-100 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 (f) 39

300 NDWI y = 0.298e 8.075x y = 238.6x - 58.58 R² = 0.458 R² = 0.380 Stok Karbon (Ton) 200 100 0 0.000-100 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 (g) Gambar 3.8 Plotting data Stok Karbon pengukuran lapangan terhadap: (a) Simple Ratio Vegetation Index, (b) NDVI, (c) SAVI, (d) Msavi-2, (e) GVI, (f) WI, (g) NDWI Table 3-4 Koefisien Determinasi (R2) antara Stok Karbon dan Indeks Vegetasi No Variabel R 2 Model I (regresi linear) R 2 Model II (Regresi exponential) 1 SR 0.475 0.426 2 NDVI 0.226 0.301 3 SAVI 0.195 0.285 4 Msavi-2 0.269 0.367 5 GVI 0.264 0.351 6 WI 0.593 0.514 7 NDWI 0.380 0.458 Dari, koefisien determinasi yang ditunjukan pada (Tabel 3-4), dipilih indeks vegetasi yang mempunyai nilai koefisien determinasi terbesar untuk dibuat model matematika pendugaan stok karbon dengan persamaan regresi tunggal yang ditampilkan pada BAB 4 (tabel 4-1). 3.3.7 Pendugaan Stok Karbon dengan Pendekatan Multiregresi Multiregresi adalah regresi dengan melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dari ke lima indeks vegetasi yang ada, dilakukan dua proses pendekatan multiregresi yaitu multiregresi linier dan multiregresi exponential. Multiregresi linear dilakukan dengan metode Stepwise dimana metode ini menghasilkan kombinasi terbaik dari variabelvariabel bebas (Indeks Vegetasi) yang akan digunakan. Regresi Stepwise adalah salah satu metode untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi. Metode regresi Stepwise secara langsung men-seleksi variabel-variabel dengan kombinasi 40

terbaik untuk dijadikan model matematika. Tabel 3-5 menunjukan hasil dari proses multiregresi linear dengan metode stepwise. Tabel 3-5 Output dari proses Multeregresi Linear metode Stepwise Model R R 2 Adjusted R 2 Std. Error of the Estimate 1.770 a 0.593 0.562 38.46 2.883 b 0.78 0.743 29.44 a. Predictors: (Constant), wi b. Predictors: (Constant), wi, ndvi Sedangkan pada pendekatan multiregresi eksponential, pemilihan variabel bebas berdasarkan pada tiga indeks vegetasi dengan koefisien determinasi hubungan exponential yang terbesar seperti ditunjukan pada tabel 3-4. Maka dipilih indeks vegetasi SR, WI, dan NDWI sebagai variabel bebas. Tabel 3-6 menunjukan hasil dari proses multiregresi exponential. Tabel 3-6 Output dari proses Multeregresi Exponential 41