BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

BAB II METODE PERANCANGAN


III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

V. ULASAN PERANCANGAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. No. Data Fungsi Produk Rancangan Kegunaan Data Analisis. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN


WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


III. DATA PERANCANGAN SIFAT DATA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

Bab 3 Perbaikan Proses Pembuatan Pola Volute Casing Pompa Sentrifugal

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN


BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN


BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

BAB III DATA ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi dan produk rancangan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA PROYEK. 4.1 Peranan Praktikan dalam Proyek Rumah Beryl. 1. Membantu membenahi layout yang diberikan owner kepada perusahaan.

PANDUAN PEMBELIAN BEKANT. Kantor profesional

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Putih Abu Hitam Coklat

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II METODE PERANCANGAN. Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB 4. Konsep Desain

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

SPESIFIKASI TEKNISSPB

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PRANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Transkripsi:

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Sumber daya manusia (karyawan/tenagakerja) adalah unsur terpenting dan paling kompleks yang perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik oleh perusahaan untuk dapat memaksimalkan produktivitas mereka saat bekerja, sehingga dapat meningkatkan laba/profit perusahaan tersebut. menurut Greenberg & Baron (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas/kepuasan saat bekerja antara lain, sistem gaji, tingkat kerja dan dorongan kerja, kondisi kerja yang menyenangkan. Secara umum produktivitas kerja adalah ukuran kuantitas dan kualitas tampilan kerja (work performance) yang dihasilkan dibandingkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan tampilan kerja itu. Dengan kata lain, produktivitas mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam memproduksi barang dan jasa dikaitkan dengan kuantitas, kualitas, dan penggunaan sumber daya yang efisien. Untuk meningkatkan kualitas kerja yang baik dibutuhkan alat penunjang untuk melakukan kegiatan bekerja itu sendiri salah satunya adalah furniture meja kerja. Meja kerja merupakan salah satu furniture pendukung untuk menunjang produktivitas bekerja. Aktivitas menulis dan bekerja merupakan fungsi utama pada meja kerja, selain aktivitas menulis, meja juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Furniture penunjang untuk meningkatkan produktivitas bekerja sudah tentu telah tersedia di tempat kerja seperti kantor/ruko. Namun karyawan yang berprofesi sebagai desainer atau drafter juga membutuhkan furniture 11

penunjang aktivitas mereka saat dirumah, namun dengan luas ruang rumah yang terbatas, kebutuhan mereka untuk menunjang aktivitas mereka terhambat, karena furniture yang digunakan saat dikantor tidak efektif jika diterapkan pada hunian tinggal karena desain meja kerja pada saat ini memiliki bentuk yang horizontal yang sesuai ditempatkan dengan luas ruang yang besar seperti kantor/ruko.penggunaan meja kerja pada hunian tinggal tidak efektif karena desain yang ada menyebabkan luas ruang hunian tinggal terlihat sempit dan mempengaruhi kenyamanan dirumah. Kebutuhan user yaitu karyawan yang berprofesi sebagai desainer/drafter untuk meningkatkan produktivitas saat mereka bekerja dirumah yaitu : 1. Meja kerja 2. Meja gambar 3. Meja Tracing Tabel Berikut merupakan penjelasan dimensi ketiga meja yang akan dipadukan menjadi satu bentuk yang baru. 12

1. Meja Kerja Gambar 6, Meja kerja Sumber : https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2012/06/11/52856/670x3 35/bikin-meja-kerja-jadi-kamu-banget.jpg Meja kerja merupakan furniture penunjang saat bekerja dimensi meja kerja umumnya memiliki panjang 100 cm - 150 cm dengan ketinggian 70 cm 85 cm dan lebar meja 30 cm 65 cm. 2. Meja Gambar Gambar 7,meja Gambar Sumber : http://www.draftingfurniture.com/mayline/ranger.jpg meja gambar adalah furniture penunjang sebagai sarana untuk memfasilitasi kegiatan mendesain/menggambar seperti desainer, drafter, dan 13

pelukis. Meja gambar memudahkan kegiatan menggambar sebab bidang meja memiliki kemiringan 45 0 yang membantu memudahkan proses menggambar. Meja gambar umumnya memiliki ketinggian 65 cm 130 cm, lebar 60 cm X 90 cm yang dapat menampung kertas A1. 3. Meja Tracing Gambar 8, meja Tracing Sumber : https://s-media-cacheak0.pinimg.com/736x/a5/23/4c/a5234c573fc00df827c2f06f08dbf5f 9.jpg meja tracing/trace box adalah meja untuk membantu tahap awal menggambar. Kegunaan meja tracing yaitu untuk menjiplak/mengcopy secara manual desain yang sudah ada untuk digambar/diperbaiki kembali. Meja tracing umumnya berbentuk kotak box dan memiliki ukuran 40 cm X 40 cm pada bagian dalam box terdapat lampu untuk membantu proses tracing. Tabel 1, Perbandingan Dimensi Meja 14

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dimensi/ukuran meja kerja dan meja gambar memiliki ukuran yang besar yang akan memakan banyak tempat jika kedua meja diterapkan bersamaan. mantan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan batas luas hunian layak tinggal di ibukota minimal memiliki luas 36 m 2. Namun di ibukota umumnya ukuran pemukiman/hunian tinggal yang dimiliki 6 m 2 8 m 2. Dengan luas terbatas memungkinkan perancangan akan memiliki multifungsi/ penggabungan fungsi dari meja kerja, meja gambar, meja tracing menjadi suatu bentuk yang compact dan sesuai dengan luas hunian yang terbatas. pertimbangan aspek kenyamanan dan kemanan pengguna akan menitikberatkan pada ukuran/dimensi produk yang sesuai dengan pengguna, keseimbangan material dan warna yang dapat mensiasati psikologi pengguna agar lebih baik dengan objek rancangan meja kerja multifungsi. berikut merupakan data pendukung perancangan meja kerja multifungsi yaitu : 1. Antropometri Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan ukuran tubuh manusia. data antropometri diperlukan agar rancangan sesuai dengan user yang akan menggunakannya. Dengan antropometri perancangan mengusahakan rancangan meja kerja disesuaikan dengan kenyamanan dan keamanan manusia. Penggunaan data antropometri dikarenakan meja kerja, meja gambar, dan meja tracing memiliki dimensi yang berbeda dengan antropometri akan lebih mudah untuk menyesuaikan ketiga dimensi rancangan tersebut saat akan dijadikan menjadi satu kesatuan. Permasalah akan adanya variasi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat adjustable dengan suatu rentang ukuran tertentu (Wignjosoebroto., 2000). Sebelum merancang meja kerja terdapat aspek penting yaitu melakukan 15

pengukuran dimensi tubuh user. Berikut pengukuran dimensi tubuh user yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan ukuran meja kerja yang dirancang menggunakan data antropometri yaitu : a. TPO ( Tinggi Popliteal ) Gambar 9, Tinggi Popliteal (lipat lutut) Sumber : Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya 2008 Definisi : Tinggi popliteal adalah jarak vertikal dari alas lantai sampai bagian bawah paha Penggunaan : Data ini berguna untuk menentukan tinggi kursi dari alas lantai sampai paha dan membantu untuk mengukur ketinggian meja kerja dari alas lantai hingga permukaan atas meja (Top Table). pengukuran tinggi meja dipertimbangkan dari ukuran tinggi lipat lutut dan tinggi badan pada posisi duduk. Jarak ideal tinggi popliteal (lipat lutut) adalah 40 cm 58 cm. sedangkan tinggi ideal posisi badan saat duduk 77 cm 91 cm. 16

b. Lebar bahu ke punggung ( LBP ) Definisi : Lebar bahu ke punggung diukur dari pusat pesendian di bahu sampai punggung. Penggunaan : Untuk menghitung jangkauan normal terhadap punggung, sehingga dapat diketahui jarak efektif meja kerja terhadap tubuh. Ratarata lebar bahu yang ideal adalah 41 cm - 44 cm. Gambar 10, Lebar Bahu ke punggung Sumber : Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya 2008 c. JJ ( jangkauan jauh) Definisi : Anthropometri dinamis yang mengukur rentang lengan keluar diputar sekitar bahu. Penggunaan : Untuk menentukan panjang dan lebar minimum meja kerja.jarak jangkauan jauh yang ideal adalah 60 cm - 70 cm. Gambar 11, Jangkauan jauh Sumber : Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya 2008 17

d. Tinggi siku berdiri (TSB) Definisi & Penggunaanya : Pengukuran tinggi siku berdiri, mengukur tinggi siku user dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus). pengukuran ini dimaksudkan untuk dapat menentukan tinggi meja kerja yang sesuai dengan antropometri pengguna. rata-rata ukuran tinggi siku posisi berdiri berdasarkan target pengguna dan rentang usia pengguna yaitu 101 cm 105 cm. Gambar 12, Tinggi Siku berdiri Sumber : Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya 2008 N0 Dimensi Tubuh Ukuran ideal 1. Tinggi Popliteal (Lipat lutut) 58 cm (Tinggi badan pada posisi duduk) 91 cm 2. Lebar bahu ke punggung (LBP) 40 cm 3. Jarak jangkauan (JJ) 60 cm 4. Tinggi siku berdiri (TSB) 105 cm Tabel 2 data dimensi ideal antropometri pengguna 18

e. Dari data antropometri diatas telah dihitung dan disesuaikan dengan ukuran yang ideal untuk target pengguna sebagai berikut : 1. Tinggi meja kerja multifungsi Tinggi meja terbagi menjadi dua pertama adalah tinggi meja gambar yang memiliki tinggi 85 cm ditentukan dengan menggunakan ukuran TPO (tinggi popliteal) dan TSB (tinggi siku berdiri) yang ideal dan sesuai target pengguna. target pengguna memiliki postur badan yang menengah hingga tinggi dan meja gambar pun dapat digunakan pada posisi berdiri sehingga meja gambar memiliki ukuran yang dapat diatur ketinggiannya hingga 175 cm. Sedangkan meja kerja memiliki ukuran 75 cm, ditentukan dengan menggunakan ukuran rata-rata popliteal yang terendah. Alasan meja kerja tidak lebih tinggi dari meja gambar dikarenakan letak meja kerja terdapat pada bawah meja gambar sehingga membuat meja kerja memiliki tinggi yang lebih rendah, namun tetap mempertimbangkan ukuran standar meja dengan menyesuaikan dimensi tubuh pengguna. 2. Lebar meja kerja multifungsi Lebar meja kerja memiliki ukuran 60 cm dengan menentukan ukuran ideal JJ (jarak jangkauan) yang terendah. Alasan penulis mengambil ukuran ideal yang terendah agar pengguna yang memiliki postur badan tinggi maupun bertubuh pendek dapat menggunakan meja dengan menggunakan jangkauan tangan user. 3. Panjang meja kerja multifungsi Panjang meja kerja memiliki panjang total 185 cm. ukuran tersebut dipertimbangkan dari ukuran ideal tertinggi dari JJ (jarak jangkauan) dan LBP (lebar bahu ke punggung). namun ukuran ini terbagi menjadi 19

dua yaitu pada meja gambar memiliki panjang 95 cm, dan kedua meja kerja memiliki ukuran masing-masing yaitu 45 cm. upaya meja kerja memiliki ukuran yang adjustable agar panjang meja kerja optimal dapat diatur pada ruang yang tersedia dengan menyesuaikan dimensi penguna dengan space ruang yang tersedia. 2. Ergonomi Ergonomi merupakan pendekatan ilmiah interdisiplin dari penerapan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk perancangan sistem manusia-mesin yang diarahkan pada penyesuaian terhadap mesin dan peralatan bantu, untuk memperbaiki performa dengan kondisi yang aman, nyaman, efisien, sehat dan selamat dalam bekerja. pendekatan ergonomi dalam perancangan meja kerja multifungsi berguna untuk mempertimbangkan akan elemenelemen yang diterapkan pada objek rancangan sehingga antara user dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif. Keserasian alat dengan user dapat dicapai dengan penggunaan data ergonomi untuk melakukan pendekatan secara fisik dan psikologi user. perancangan meja kerja memiliki kriteria yang ideal sebagai berikut : a. Stabilitas produk Meja kerja memiliki empat atau lima kaki untuk menghindarkan ketidakstabilan produk. Penggunaan roda pada kaki meja pun perlu dihindari agar saat meja digunakan tidak bergeser. b. Kekuatan produk Meja kerja yang akan dirancang memiliki bentuk yang compact dan kuat dengan memperhatikan pada bagian-bagian yang mudah retak. Kekuatan suatu meja dapat menggunakan system mur baut pada tiap teknik perakitan meja kerja. 20

c. Dapat dinaik-turunkan ( Adjustable ) Meja kerja hendaknya dapat diatur ketinggiannya untuk dapat memberi kenyamanan pada pengguna. Dalam perancangan meja kerja multifungsi menggunakan prinsip form follow function, yaitu bentuk desain mengikuti fungsi. Selain memenuhi fungsi, ada tiga aspek lainnya yaitu produk desain harus memiliki aspek keamanan, kenyamanan, dan keindahan (estetika). Aspek keamanan dapat diartikan suatu produk desain tidak mencelakai pemakainya. Aspek kenyamanan berarti suatu produk desain memiliki ukuran yang proporsinya pas ketika dipakai. Aspek keindahan berarti suatu produk desain harus enak dilihat. B. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Desain minimalis Kebutuhan manusia akan furniture terus bertambah, dan banyak gaya desain furniture yang terlahir dari pola hidup masyarakat yang semakin modern, Salah satunya gaya desain minimalis. gaya desain ini terlahir karena adanya tuntutan hidup yang serba sederhana dan praktis. Desain minimalis pada awalnya tercipta untuk desain interior rumah dan desain rumah modern. namun seiring dengan perkembangan zaman desain furniture pun - 21

Gambar 13, Contoh Interior bergaya minimalis Sumber: http://ndikhome.com/wp-content/uploads/2016/12/desain- Interior-Rumah-Mungil-Minimalis-_.jpg mulai mengikuti trend bergaya minimalis mulai tercipta bentuk bentuk furniture yang memiliki bentuk simple, praktis, bersih, tidak rumit. Gambar 14, Moodboard Desain Minimalis Sumber : Penulis 2017 22

Penulis membuat moodboard minimalism style bertujuan sebagai pedoman untuk pemilihan bentuk dan warna yang tepat untuk perancangan meja kerja multifungsi. pemilihan bentuk dan warna mengacu pada moodboard diatas dari kumpulan berbagai objek benda yang memiliki kaidah desain minimalis didalamnya. Pada moodboard diatas dapat dilihat bahwa desain furniture minimalis umumnya terkesan dingin, memiliki bentuk yang kaku, tak berjiwa karena desain dan bahan lebih banyak menitikberatkan pada fungsi dan efisiensi. Bentuk furniture yang bergaya minimalis umumnya memiliki bentuk geometri dasar seperti kotak, bulat, persegi panjang. Gambar 15, Furniture minimalis Sumber : http://3.bp.blogspot.com/- SChsgscOlz0/VqLqdeOqgJI/AAAAAAAARAE/144sw4HF6iY/s1600/ kursi%2bbesi%2balpina-furniture%2b1.jpg 23

Gambar 16, Meja Kerja Minimalis Sumber:http://panel.mustangcorps.com/admin/fl/upload/files/ Desain%20Meja%20Kantor%20Modern%20Kontemporer%20 oleh%20huelsta4.jpg pada gambar 17 dapat dilihat tidak semua warna dapat di aplikasikan pada furniture bergaya minimalis, untuk memvisualkan kesan simple dan praktis furniture minimalis umumnya hanya sedikit mempadukan warna. Warna yang diaplikasikan pada furniture minimalis menggunakan warna yang memiliki kesan praktis, bersih, tegas, dan elegan. Warna warna tersebut adalah warna putih, hitam, abu abu, biru dongker,hijau, coklat. Gambar 17, Warna gaya desain minimalis Sumber : http://power20method.com/wp-content/uploads/2014/07/color- scheme-294-main-300x178.png 24

Gambar 18, Warna gaya desain minimalis 2 Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/74/2e /9c/742e9c1e35e0e1cd25dd61fc08c93b24.jpg perancangan meja kerja multifungsi akan menerapkan gaya minimalis yang kaku, namun dengan mengaplikasikan tekstur dan warna kayu membuat meja kerja multifungsi tetap mempunyai gaya desain minimalis namun terkesan hangat. Upaya ini dilakukan agar objek rancangan dapat memenuhi estetika meja kerja yang efektif untuk ruang terbatas yang dapat memperbaiki psikologi pengguna akan kebutuhan furniture meja kerja diruang yang terbatas. Semua aspek desain yang diterapkan ditampilkan praktis, sederhana, tidak rumit, sehingga pemilihan gaya desain minimalis/modern untuk meja kerja sangat tepat untuk diaplikasikan pada hunian sementara yang memiliki luas yang terbatas. 2. Estetika Bahan dasar a. Plywood (kayu lapis) Plywood/ kayu lapis merupakan sebuah jenis kayu/papan buatan dengan ukuran tertentu. Kayu lapis memiliki tekstur yang baik dan memiliki beberapa lapisan yang berjumlah ganjil, lapisan pada plywood ini pun menjadi daya 25

tarik dan ciri khas dari kayu lapis. Umumnya Kayu lapis memiliki warna coklat muda. Gambar 19, Kayu lapis (polywood) Sumber: http://4.bp.blogspot.com/- juw2rxvsin0/vjtdbkhqcii/aaaaaaaaooc/tirx-l28ouq/s1600/gallery.jpg Kayu lapis pun memiliki urat kayu yang baik dan berbeda beda. urat kayu yang baik akan memudahkan proses finishing seperti di pliture atau dicat karena urat kayu yang baik akan memiliki daya serap yang baik dan tahan lama. b.hpl (High Pressure Laminate) Merupakan salah satu finishing kayu yang paling banyak digunakan pada industri furniture. Gambar 20, Motif dan warna HPL Sumber : https://tukangmebelhpl.files.wordpress.com/2016/09/high-pressure laminated-hpl.jpg?w=378 26

Gambar 21, Motif dan warna HPL Sumber : http://4.bp.blogspot.com/- hbrm16w0bmy/vkbzszkimri/aaaaaaaaa5e/n3fkxt_wccc/s1600/interiorfinishing-hpl1.jpg HPL merupakan sebuah lapisan yang akan direkatkan pada permukaan meja. HPL memiliki beberapa motif warna dan corak yang dapat dipilih sesuai keinginan. motif yang ada pada HPL pun bisa menyerupai serat jenis kayu lain seperti kayu jati, mahoni, kamper, sonokeling atau bisa menyerupai permukaan metalik seperti besi. C. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN 1. Studi pemilihan bahan dasar a. Kayu Lapis (plywood) Jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat furniture meja kerja sangat beragam. Terdapat beberapa jenis kayu yang biasa di gunakan mulai dari kayu jati, mahoni, kamper, dll. Namun jenis kayu tersebut memiliki harga 27

yang mahal dikarenakan memiliki kualitas yang baik serta memiliki serat kayu yang artistik. Pemilihan bahan dasar merupakan langkah awal untuk memutuskan harga jual ketika meja kerja telah selesai dibuat dan harga sesuai dengan target pengguna produk. Perancangan meja kerja multifungsi akan menggunakan bahan dasar yaitu kayu lapis/triplek lapis (plywood). Gambar 22, Kayu Lapis (plywood) Sumber : http://ilmuhutan.com/wp-content/uploads/kayu-lapis.png Keunggulan kayu lapis dibandingkan dengan kayu solid lainnya adalah dimensinya lebih stabil, tidak pecah/retak pada pinggirnya jika dirakit dengan paku, mur atau baut. Selain memiliki dimensi dan kualitas yang baik, jenis kayu ini memiliki permukaan datar yang baik (bebas dari cacat) sehingga efektif dijadikan top table (permukaan atas meja). Ukuran kayu lapis umumnya memiliki panjang 244 cm,lebar 122 cm. Kayu lapis memiliki ketebalan, mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm. a. Besi kotak (Hollow) Material yang akan dipadukan dengan polywood adalah besi kotak (hollow) sebagai rangka meja. Besi hollow merupakan besi yang berbentuk kotak (persegi maupun persegi panjang) dengan tebal dan panjang yang bervariasi. 28

Gambar 23, Besi Hollow (kotak) Sumber : https://3.bp.blogspot.com/- Rdg9mxbcPW0/V0P6p_pgO_I/AAAAAAAAAN8/B6ZElo-iR- UF9Inykvu7V_4IrAXEWBFmgCLcB/s1600/Jual%2BBESI%2BHOLLOW%2BPIPA%2BK OTAK%2Bdi%2BTangerang.jpg Panjang dari besi hollow berukuran 6 m, umumnya besi hollow mempunyai ketebalan dari 0.6 mm, 0.7 mm, 0.8 mm, 0.9 mm, 1.0 mm, 1.2 mm, 1.3 mm, 1.4 mm, sampai dengan 1.7 mm. pemilihan besi sebagai rangka merupakan pertimbangan untuk memberikan perkuatan pada meja saat meja kerja digunakan dengan posisi berdiri. b. Lampu LED Gambar 24, Lampu LED Strip Sumber : http://supersuryaled.com/wpcontent/uploads/2016/11/led-strip.png 29

Lampu Strip LED merupakan model lampu memanjang dengan penggunaan lampu Chip SMD LED yang banyak di gunakan dengan varian warna warna yang menarik. Lampu LED memiliki panjang 5 m pada satu Roll lampu LED. Lampu LED hanya sedikit mengkonsumsi daya listrik sehingga pengaplikasian pada meja tracing merupakan pilihan yang tepat. Jenis warna yang akan digunakan pada meja tracing yaitu warna Putih bersih yang menampilkan kesan modern, meningkatkan konsentrasi. d. HPL High Pressure Laminate (HPL) yaitu laminasi dengan tekanan tinggi yang merupakan salah satu bahan finishing umum digunakan dalam produk mebel dan permukaan interior. HPL biasa di aplikasikan sebagai penutup permukaan untuk kabinet, meja, kitchen set, dekorasi interior, dll. meningkatnya biaya dan kurangnya pasokan bahan kayu yang nyata, seiring dengan meningkatnya permintaan dari bahan yang ramah lingkungan telah membuat HPL sebagai salah satu yang paling populer finishing bahan untuk produk furniture dan dekorasi interior. Gambar 25, HPL Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-qz4zyywngq4/u3_- pdgl11i/aaaaaaaaacq/ois7hdhv7fu/s1600/interiorfinishinghpl5.jpg 30

HPL memiliki kelebihan berupa tahan goresan, tahan lama dan pengerjaannya yang lebih bersih dan cepat daripada menggunakan teknik cat duco atau sanding, karena pengaplikasian HPL pada meja mengggunakan lem sehingga lebih praktis (tanpa finishing sprayer), mudah dan lebih cepat pengerjaannya. Keunggulan menggunakan finishing HPL adalah : 1) Cost dan biayanya lebih rendah 2) Warna dan motif furniture akan sama, tidak beresiko belangbelang seperti jika menggunakan finishing cat duco. 3) Memiliki banyak sekali jenis, mulai dari motif kayu, warna solid, metalik, hingga motif seperti marmer dan granit. 4) Pemakaian HPL lebih cepat selesai dibanding dengan finishing spray. 5) Cocok untuk furniture dengan tampilan yang modern dan minimalis. 6) Lebih bersih dalam aplikasinya. 7) Ketahanan yang lebih baik terhadap panas, goresan, zat kimia. 8) Relatif lebih murah. 2. Produksi a. Teknik perekatan kayu Perekatan (adhesion) didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi ikatan dimana dua permukaan menjadi satu oleh karena adanya gaya-gaya pengikat antar permukaan. Gaya-gaya ini merupakan gaya ikatan yang 31

dikenal dalam teori molekul dapat berupa gaya valensi atau gaya ikatan ion dan gaya saling mencengkeram antara perekat dengan bahan direkat atau interlocking forces (Prayitno, 1996). Gambar 26 & 27, Contoh teknik perekatan kayu terlabur Sumber : Penulis Umumnya teknik Perekatan yang banyak digunakan adalah teknik perekatan kayu terlabur. Teknik perekatan terlabur merupakan teknik perekatan kayu yang membubuhkan sejumlah perekat (Lem) yang dilaburkan pada persatuan luas permukaan dari bahan yang direkat. Dengan kata lain glue spread diistilahkan sebagai perekat yang dilaburkan, perekat labur atau perekat terlabur untuk menggambarkan jumlah perekat yang telah atau akan diberikan pada permukaan bahan yang direkat agar mampu membentuk garis perekat yang kuat dan pejal (Prayitno, 1996). Setelah dilaburkan lem, kayu direkatkan satu sama lain beberapa saat, lalu diperkuat kembali dengan paku agar terekat sempurna. b. Teknik perakitan Perakitan kayu menggunakan alat-alat seperti bor, palu dan paku. Perakitan struktur meja/ penutupan rongga pada meja dengan cara dilem lalu dipaku disisi kayu yang akan disatukan. Perakitan besi hollow menggunakan teknik las tiap sisi pada hollow yang akan disatukan agar besi hollow dapat saling terikat dengan kuat. 32

Gambar 28 & 29 Contoh perakitan kayu sumber : Penulis Gambar 30, Contoh perakitan besi menggunakan teknik las Sumber : https://i.ytimg.com/vi/7lyksbycpuc/maxresdefault.jpg c. Teknik Finishing Teknik finishing awal pada meja kerja adalah proses pendempulan yaitu penutupan pori pori kayu, lubang pada kayu yang diakibatkan oleh paku. Tujuan proses pendempulan pada meja untuk menutupi lubang yang dibuat oleh paku pada kayu agar tersamarkan dan telihat sama seperti permukaan kayu sehingga meja terlihat rapi, dan meja terlihat lebih estetik karena sambungan pada kayu yang menggunakan paku sudah tersamarkan dengan dempul. 33

Gambar 31 & 32, Proses pendempulan Sumber : Penuls Gambar 33, Proses Pengamplasan dengan gerinda Sumber : Penulis Proses Selanjutnya dempul dikeringkan 10-15 menit. Setelah kering, dempul kemudian diratakan dengan gerinda agar permukaaan yang didempul sama rata dengan permukaan kayu.setelah proses pengamplasan selesai dilanjutkan dengan dibersihkannya permukaan kayu untuk memudahkan proses pemasangan lapisan HPL pada permukaan kayu. 34

D. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMIS Perancangan meja kerja multifungsi mempertimbangkan material meja kerja multifungsi dari aspek ekonomis, target pengguna produk yaitu masyarakat dengan ekonomi menengah. Alasan target Pengguna produk yang memiliki ekonomi menengah lebih cenderung membeli barang yang mempunyai kualitas yang baik, original, namun menginginkan harga yang sedikit lebih murah. Melihat dari karakteristik target pengguna, pemilihan material dasar yaitu kayu lapis merupakan pemilihan yang tepat karena memiliki harga yang menengah namun memiliki kualitas yang awet, dan memiliki ketahanan yang baik. Pemilihan HPL sebagai finishing juga merupakan upaya untuk menambah nilai estetika dan daya jual pada meja kerja namun dengan cost yang lebih rendah. Berikut adalah Tabel perbandingan harga, inovasi dan fungsi meja yang dirancang dengan meja kerja yang ada pada saat ini : 35

1 Mondy working desk Gambar 34, Meja kerja Mondy Sumber:https://fabeliomedia.imgix.net/catalog/product/cache /1/thumbnail/1200x/17f82f742ffe127f42dca9de82fb58b1/m/o/mondyworking-desk-2.jpg?auto=compress%2Cformat&w=900 Dimensi Produk : Lebar : 60 cm Panjang : 120 cm Tinggi : 75 cm Harga : 3.799.000 Material meja menggunakan jenis kayu plywood. Top table menggunakan kaca. Inovasi yang ditawarkan bentuk meja yang ramping, dan modern. Mempunyai dua buah laci penyimpanan pada bagian tengah meja. 36

2 Meja gambar/drafting Gambar 35, drafting desk Sumber : http://www.sentrakantor.co.id/wp- content/uploads/super-drafting-stand-300x225.jpg Dimensi Produk : Lebar : 100 cm Panjang : 100 cm Tinggi : 85 cm Harga : 2.484.000 Material meja menggunakan jenis kayu plywood. Top table menggunakan lapisan multipleks. Kaki meja terbuat dari besi.inovasi yang ditawarkan adalah memiliki penggaris yang panjang untuk memudahkan proses drafting. 37

3 Trace box Gambar 36, Meja tracing Sumber : http://www.sentrakantor.co.id/wp- content/uploads/super-drafting-stand-300x225.jpg Dimensi Produk : Lebar : 80 cm Panjang : 100 cm Tinggi : 75 cm Harga : 400.000 Material meja tracing ini menggunakan jenis kayu plywood. Finishing menggunakan cat. Top table terbuat dari kaca 5 mm penerangan menggunakan lampu TL 1 pcs. 38

3 Rancangan Meja Kerja Multifungsi Gambar 37, Meja Kerja Multifungsi Sumber : Penulis Dimensi Produk : Tinggi Meja gambar : 85 cm Tinggi Meja kerja : 74 cm Panjang meja (tertutup) : 130 cm Panjang meja (terbuka) : 185 cm lebar : 60 cm Harga : 3.700.000 Perancangan meja kerja multifungsi menggunakan plywood, finishing akhir menggunakan HPL. Inovasi dan keunggulan produk rancangan yang di tawarkan pada meja kerja adalah meja kerja memiliki fungsi lain yaitu dapat menjadi meja gambar dan meja tracing. Panjang Meja adjustable dapat disesuaikan oleh pengguna sehingga dapat menghemat biaya dan mengoptimalkan ruang dalam penempatannya. Tabel 3, Perbandingan harga, inovasi dan material meja Kerja 39

Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan harga dari ketiga meja yaitu meja gambar,meja kerja dan meja tracing. Selain memiliki ukuran yang besar, harga ketiga meja tersebut memiliki harga yang relatif mahal dengan material yang hampir sama. fungsi meja yang dimiliki hanya satu fungsi dan akan sangat memakan space jika ketiga meja tersebut diaplikasikan pada satu ruangan yang sempit. Jika di total harga ketiga meja tersebut mencapai Rp. 6.683.000. meja kerja multifungsi dirancang dengan menggabungkan ketiga fungsi meja tersebut dalam bentuk yang baru dengan biaya yang lebih murah, material yang sama, bentuk yang efektif, finishing yang rapih dan pengguna juga dapat menghemat biaya kurang lebih 55% yaitu Rp. 2.983.000 jika membeli meja kerja multifungsi ini. 40