BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DIPUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

Tin Herniyani, SE, MM

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi penuh dengan persaingan yang ketat, apalagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004, Puskesmas adalah usaha pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainnya (rumah sakit swasta maupun negeri). Fungsi puskesmas adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventive, curative dan rehabilitative. Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, maka harus memperhatikan manajemen puskesmas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam manajemen puskesmas maka puskesmas harus melaksanakan manajemen rekam medis yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan. Salah satu pendukung dalam kelancaran penyelenggaraan kegiatan puskesmas adalah rekam medis. Menurut Huffman (1994), Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang 1

memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. Salah satu tujuan penyelenggaraan rekam medis adalah sebagai pengelola data menjadi informasi kesehatan yang berguna bagi pengambilan keputusan. Untuk menunjang kelancaran pelayanan pasien, puskesmas perlu didukung beberapa pendukung salah satunya adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja. Setiap sumber daya manusia memiliki uraian pekerjaan yang harus mereka gunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya. Uraian pekerjaan merupakan ringkasan aktivitasaktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk di dalamnya tugas dan tanggung jawab, dengan kata lain uraian pekerjaan menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan serta bagaimana cara ringkas mengerjakannya. Dengan terpenuhinya jumlah SDM yang sesuai dengan uraian pekerjaan di tiap-tiap unit kerja, maka pelayanan akan menjadi lebih maksimal. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan untuk pengambilan keputusan kebutuhan tenaga kerja sesuai uraian pekerjaan yang ada agar pelayanan yang diberikan dapat berjalan secara maksimal. Berdasarkan hasil studi pendahuluan wawancara dengan Kepala Tata Usaha pada tanggal 18 Maret 2013 diketahui bahwa di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta terdapat 19 tenaga medis dan 10 tenaga non medis, untuk bagian rekam medisnya ada 1 orang. Di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta sebelumnya juga pernah dilakukan perhitungan kebutuhan SDM dengan acuan dari Surat 2

Edaran Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan hasilnya di sebagian unit kerja masih belum terpenuhi SDM nya. Di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta sudah ada instruksi kerja dan rincian kegiatan untuk tiap-tiap unit kerja yang dikenal dengan nama PK,IK (Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja). Selain untuk persiapan Sistem Manajemen Mutu tahun 2014, nantinya perhitungan kebutuhan SDM dalam penelitian ini akan digunakan sebagai persiapan Badan Layanan Umum Daerah tahun 2014 serta sebagai acuan dalam perekrutan kebutuhan tenaga pegawai negeri guna tercapainya standar pelayanan yang bermutu dan SDM yang berkompeten dibidangnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 untuk perhitungan kebutuhan tenaga kerja kesehatan menggunakan metode perhitungan WISN (Workload Indicator Staff Need) yang merupakan indikator yang menunjukkan besarannya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan uraian pekerjaan, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti kebutuhan SDM di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta berdasarkan uraian pekerjaan dengan menggunakan acuan yang berbeda yaitu metode WISN (Workload Indicator Staff Need) agar uraian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik serta pelayanan menjadi lebih baik lagi dan juga sebagai perbandingan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta yang nantinya dapat digunakan 3

sebagai bahan pertimbangan pihak kepegawaian dalam melaksanakan perencanaan untuk memperkirakan kebutuhan SDM di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Maka peneliti mengambil judul Perencanaan Kebutuhan SDM Berdasarkan Uraian Pekerjaan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta Tahun 2013. B. Rumusan Masalah Berapa kecukupan kebutuhan SDM di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta berdasarkan uraian pekerjaannya? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui jumlah kebutuhan SDM yang sesuai dengan analisis uraian pekerjaan yang ada di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jenis kegiatan serta uraian pekerjaan SDM di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. b. Mengetahui teknik dan hasil perhitungan kebutuhan jumlah SDM di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta berdasarkan uraian pekerjaan yang ada di puskesmas. c. Menghitung kebutuhan jumlah SDM di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta berdasarkan uraian pekerjaan yang ada dengan metode WISN. 4

d. Membandingkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode WISN. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Sebagai bahan evaluasi serta untuk pertimbangan dalam merencanakan kebutuhan SDM. b. Bagi Peneliti Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan serta menambah wawasan dan pengalaman yang berharga secara langsung yang bermanfaat dalam upaya pengembangan pengetahuan di bidang rekam medis. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan pengetahuan dan referensi tentang bagaimana mengetahui kebutuhan SDM yang ideal. b. Bagi Peneliti Lain Sebagai acuan dalam pendalaman materi serta berhubungan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. 5

E. Keaslian Penelitian 1. Setyaningsih (2004) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Petugas Tempat Pendaftaran Pasien Di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan Penelitian yang dilakukan Setyaningsih (2004) menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta analisis data dilakukan dengan menghitung faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga di tempat pendaftaran pasien. Berdasarkan analisis data dan perhitungan kebutuhan tenaga, diketahui bahwa jumlah tenaga di TPP sudah memenuhi walaupun adanya tugas tambahan. Berdasarkan angket diketahui bahwa 28,27% petugas merasa kekurangan tenaga. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja merasa semakin berat, yaitu faktor uraian tugas, TPP IGD yang terpisah dari tempat penerimaan pasien, jam padat pasien pada waktu tertentu, frekuensi keberadaan petugas di TPP dan sistem pembayaran. Persamaan penelitian ini dengan Setyaningsih (2004) adalah sama-sama meneliti kebutuhan kerja petugas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setyaningsih (2004) terletak pada jenis dan lokasi pengamatan. Penelitian Setyaningsih (2004) merupakan penelitian kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui beban kerja di bagian pendaftaran, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan SDM di semua unit kerja Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. 6

2. Malayat (2006) dengan judul Formula Kebutuhan Tenaga Rekam Medis Berdasarkan Ritme Pelayanan Di Unit Kerja Rekam Medis RSJ. Prof. Dr. Soeroyo Magelang Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah observasi partisipasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasinya adalah petugas rekam medis di RSJ. Prof Dr. Soeroyo Magelang yang berjumlah sebanyak 13 orang, dan sampelnya (informan) adalah 9 orang, yaitu petugas TPP, assembling, coding, indeks, filing, sensus harian rawat jalan dan rawat inap, pelaporan dan SKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah tenaga rekam medis sudah sesuai dengan beban kerja yang ada, dan formula kebutuhan tenaga kerja rekam medis berdasarkan ritme pelayanan selama 24 jam di unit kerja rekam medis. Hasil dari penelitian Malayat (2006) adalah jumlah tenaga kerja rekam medis di RSJ Prof. Dr. Soeroyo sudah sesuai dengan beban kerja yang ada. Yang bermasalah adalah sistem dan manajemen tenaga kerja di bagian rekam medis RSJ Prof. Dr. Soeroyo. Hal ini dikarenakan adanya perangkapan pekerjaan dan terjadi kekosongan pekerjaan pada jam kerja yang telah ditetapkan. Formula kebutuhan tenaga berdasarkan perhitungan yang ada adalah penambahan tenaga pada jam kerja hanya pada bagian TPP dan assembling yaitu satu orang, sedangkan untuk sensus harian rawat jalan dan rawat inap, SKM, pelaporan, indeks, coding, dan filling, tidak dibutuhkan penambahan tenaga pada jam kerja karena tenaga tetap sudah mencukupi kebutuhan. 7

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Malayat (2006) adalah meneliti kebutuhan kerja petugas. Perbedaannya terletak pada metode penelitian. Penelitian Malayat (2006) menggunakan metode penelitian observasi partisipasi dengan pendekatan cross-sectional, sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian Fenomenologis. 3. Wijayanti (2007) dengan judul Kebutuhan Tenaga Kerja Perekam Medis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin (BPRB) At-Turots Al- Islamy Yogyakarta Berdasarkan Hasil Analisis Beban Kerja Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang petugas rekam medis dan objek penelitiannya adalah 10 berkas rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah petugas rekam medis yang dibutuhkan sesuai dengan beban kerjanya. Hasil dari penelitian Wijayanti (2007) adalah jumlah petugas rekam medis yang dibutuhkan adalah 1 orang untuk 1 shift, dibutuhkan 3 orang petugas untuk 3 shift. Petugas rekam medis di BPRB At-Turots Al-Islamy Yogyakarta baru ada 2 orang untuk 3 shift, sehingga masih kurang 1 petugas. Dalam pelaksanaan tugasnya petugas sering tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sehingga pekerjaan sering menumpuk. Faktor yang mempengaruhinya antara lain : merekap jumlah biaya pasien rawat 8

inap, kasir rawat inap, mencatat visite dokter pasien rawat inap, dan menulis absensi pegawai. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wijayanti (2007) adalah jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, selain itu juga sama-sama meneliti tentang kebutuhan tenaga kerja. Perbedaan penelitian terletak pada rancangan penelitian dan tujuan penelitian. Pada penelitian Wijayanti (2007) menggunakan rancangan penelitian cross-sectional dan bertujuan untuk mengetahui jumlah petugas rekam medis yang dibutuhkan sesuai dengan beban kerjanya, sedangkan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan SDM pada semua unit kerja di lingkup puskesmas. 4. Rahmanto (2010) dengan judul Perencanaan Dan Pengorganisasian Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Penelitian yang dilakukan Rahmanto (2010) menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan rancangan penelitian secara eksploratif dengan subjek penelitian adalah 4 orang petugas rekam medis. Hasil yang diperoleh yaitu kebutuhan tenaga Rekam Medis di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sebanyak 10 orang. Jumlah petugas saat ini ada 7 orang, sehingga kekurangan tenaga sebanyak 3 orang. Berdasarkan beban kerja dan kualifikasi tenaga kerja, ketiga orang tersebut ditempatkan di bagian filling dengan kualifikasi lulusan SMA dan telah mempunyai surat tanda lulus pelatihan rekam medis, assembling dengan kualifikasi lulusan 9

SMA dan telah mempunyai surat tanda lulus pelatihan rekam medis, pelaporan dengan kualifikasi lulusan D3 rekam medis. Persamaan penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian ini adalah tujuan penelitian, pada penelitian Rahmanto (2010) bertujuan mengetahui perencanaan dan pengorganisasian petugas rekam medis di RSU PKU Muhammadiyah, sedangkan tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah kebutuhan SDM yang ada di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta sesuai dengan analisis uraian pekerjaan yang ada diunit kerja masing-masing serta membandingkan hasil perhitungan peneliti dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh pihak puskesmas sebagai acuan pengambilan keputusan di bagian kepegawaian. 5. Ningsih (2012) dengan judul Perencanaan Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Uraian Pekerjaan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Di Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta Tahun 2012 Penelitian yang dilakukan Ningsih (2012) menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian adalah fenomenologis dengan subjek penelitian 1 orang kepala instalasi rekam medis dan 9 orang petugas rekam medis. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Ningsih (2012) adalah bahwa kebutuhan tenaga kerja di instalasi rekam medis sebanyak 10 orang dengan perincian, 1 orang pendaftaran rawat jalan, 4 orang pendaftaran IGD dan rawat inap, 1 orang bagian filing, 1 orang bagian 10

assembling, 2 orang bagian coding/indexing, 1 orang bagian pelaporan. Persamaan pada penelitian ini adalah jenis dan rancangan penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan rancangan penelitian fenomenologis. Perbedaan pada penelitian ini adalah subyek penelitian dan tujuan penelitian, pada penelitian Ningsih (2012) subyek penelitiannya adalah petugas di unit rekam medis, sedangkan pada penelitian ini subyeknya adalah SDM di unit kerja Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Penelitian Ningsih (2012) bertujuan mengetahui kebutuhan jumlah tenaga kerja petugas di bagian rekam medis saja, sedangkan pada penelitian ini tidak hanya di unit rekam medis tetapi menghitung kebutuhan SDM di semua unit kerja di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. 11