I. PENDAHULUAN bergerak di sektor hilir dari sektor agribisnis, sebab sebagian besar dari bahan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

juga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. atau tambahan modalnya. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

menggunakan asumsi bahwa penghitungan jumlah laba rugi

L2

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis semakin mengalami kemajuan dari tahun ke tahun.

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Di tahun yang akan datang diperkirakan Kebutuhan obat obatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

Jakarta, 5 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. pikuknya kehidupan globalisasi, tentu saja tidak bijaksana membiarkan harta

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

BAB I. globalisasi ini. Dengan semakin ketatnya persaingan, dapat membuat. perusahaan terancam kebangkrutan, tidak terkecuali PT. INDOSAT, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan


1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perusahaaan-perusahaan sejenis yang bermunculan,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian dalam (underwear) merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap individu. Industri pakaian dalam meruphkan salah satu industri yang bergerak di sektor hilir dari sektor agribisnis, sebab sebagian besar dari bahan baku industri pakaian dalam adalah menggunakan kain katun. Permintaan pakaian dalam semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan dan tingkat kesejahteraan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan adanya perdagangan bebas, merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi industri pakaian dalam. Sampai tahun 1999, diperkirakan jumlah penduduk pria Indonesia mencapai lebih dari 1 juta orang PPS, 2). Permintaan pakaian dalam di Indonesia, khususnya pakaian dalam pria merupakan industri yang tidak tergantung dari musim. Persaingan pakaian dalam pria kurang begitu ketat bila dibandingkan dengan persaingan pakaian dalam untuk wanita. Segmen pasar pakaian dalam pria untuk kelas menengah ke atas masih banyak yang menggunakan lisensi perusahaan luar negeri, sedangkan untuk pasar menengah ke bawah masih didominasi perusahaan dalam negeri, bahltan mereka mampu mengekspor ke luar negeri. Industri pakaian dalam hampir diduga tidak tergantung dari kbndisi perekonomian nasional. Krisis moneter yang dimulai pada tahun 1997 hingga sekarang di Indonesia, tidak mempengaruhi permintaan pakaian dalam nasional, sebab walaupun tejadi krisis, masyarakat Indonesia tetap membutuhkan celana dalam. Perilaku konsumen celana dalam pria sangat bervariasi, sehingga

menuntut perusahaan untuk melakukan diversifikasi produk untuk disesuailcan dengan daya beli masyarakat (Prospektus PT RPGTbk., 2). Pola konsumsi masyarakat Indonesia kelas atas adalah lebih menyukai produk impor, yang di image-kan memiliki kualitas danprestice yang sangat bailc. Untuk golongan masyarakat tertentu untuk memilih pakaian dalam, memperhitungkan faktor kenyamanan, sedangkan sebagian masyarakat lain lebih mengutamakan harga dan model. Loyalitas konsumen terhadap pakaian dalam sangat tinggi, sehingga sangat menguntungkan bagi perusahaan yang memposisikan dirinya sebagai pemimpin pasar. Hal tersebut merupalcan tantangan bagi perusahaan nasional untuk bersaing dengan perusahaan asing. Secara kuantitas penduduk Indonesia menduduki peringkat ke-4 terbesar di dunia. Perturnbuhan penduduk Indonesia dari tahun 199-1995 mencapai ratarata 1,6% per tahun. Berdasarkan data tersebut diduga sangat besar potensi pasar pakaian dalam pria untuk saat ini dan masa yang akan datang. Disamping itu tingkat pendidikan dan modernisasi sangat mempengaruhi permintaan pakaian dalam, oleh karena itu melalui peningkatan pendidikan diharapkan kesadaran masyarakat akan kesehatan menggunakan pakaian dalarn juga meningkat dan alcan menimbulkan perubahan pola hidup bagi masyarakat. Tingkat permintaan pakaian dalam pria di Indonesia, dikatagorikan sangat rendah. Tingkat pemakaian pakaian dalam pria pada tahun 1993 hanya mencapai 1,57 potong per kapita dan meningkat menjadi 2,9 potong per kapita pada tahun 1999 (Tabel 1.) Walaupun tingkat permintaan pakaian dalam pria Indonesia masih tergolong rendah, namun memiliki pertumbuhan setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya

-.. paltaian dalam yang semakin baik. http://www.mb.ipb.ac.id Ekspektasi pertumbuhan penduduk yang tinggi, akan menyebabkan pemakaian pakaian dalam pria dimasa yang altan datang diharapkan semakin meningkat. Pada Tabel 1 dapat dilihat pemakaian pakaian dalam pria dan proyeksi tingkat pemaltaiacl pakaian dalacn di Indonesia Tabel 1 : Pemakaian Pakaian Dalam Pria dan Proyeksi Tinglcat Pelnakaian Pakaian Dalam di Indonesia 199-2. : 1996-2 mcn~paltan angka proycksi pada tahun 1993.~ ~ umber! data olahan Data Consult. Juli 1994 Untuk memenuhi permintaan pada segmen pasar ltelas atas, beberapa produsen pakaian dalam masih rnengimpor dari luar negeri, walaupun ju&lahnya rnasih relatif ltecil. Berdasarkan data pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai impor pakaian dalam memiliki kecenderungan pertumbuhan yilng lebih tinggi bila dibandingkan dengan kecenderungan nilai ekspor paltaian dalam. Tabel 2. Volume lrnpor Pakaian Dalam Pria dari Tahun 199-1999. 1991 1992 1993 1994 1995 1996 3.223 1.144 2.823 4.866 2.82,35.645 3.64 8.64 16.967 12.915 17.538 13.644, 28.43 17 1.62 Sunlber : Badan Pusat Statistik (1997) 3.32 998 2.593 49 3 16 14.798 666 6.49 6.127 1.877 3.224 2.185 1.523 11.75 23.991 14.4 3 1.969 16.49 3.489 11.356 1.549 1.166 11.242 18.49 24.62 44.122 155.841

Produsen pakaian dalam juga melakukan pemasaran ke luar negeri, khususnya negara-negara Eropa, Afrika, Jepang dan Amerika. Persaingan pakaian dalam pria di tingkat internasional sangat ketat dalam ha1 kualitas, mutu, dan standar harga. Selain itu perkembangan nilai ekspor pakaian dalam pria menunjukkan trend yang meningkat. Perkembangan ekspor pakaian dalam pria secara nasional dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Volume Ekspor Pakaian Dalam Tahun 1991-1996 (). Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian dalam adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (PT RPG Tbk.). Perusahaan tersebut merupakan pemimpin pasar celana dalam sekaligus pionir di Indonesia. Visi perusahaan adalah: Menjadi pemain ufama di bidang pakaian dalani pria di Indonesia, sedangkan misinya adalah: Menyediakan prbduk budaya bernilai tinggi bagi konsun~en untuk nieningkatkan nilai investasi nielalui kesejahteraan karyawan dun memberikan nianfaaf bagi ma~ynrakaf. Pada saat ini PT RPG Tbk merupakan satu-satunya perusahaan manufaktur pakaian dalam pria yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa ~ fek Jakarta Perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang positif dari tahun 1992 hingga tahun 1999, namun pertumbuhan penjualan tersebut tidak dikuti oleh peningkatan perolehan laba bersih perusahaan. Pada tahun 1999 perusahaan

berhasil mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 1,81% atau sebesar Rp 4.495 juta menjadi Rp 252.411 juta dibandingkan penjualan tahun 1998, sedangkan selama tahun 1998 penjualan bersih perusahaan meningltat 91,75% atau sebesar Rp 118.628 juta menjadi Rp 247.916 juta dibandingkan pada tah~ln 19.97 yang hanya mencapai sebesar Rp 129.288 juta. Hal tersebut terutama diakibatltan oleh meningkatnya penjualan produk pakaian luar. Tahun 1998 perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp 46.237 juta, demikian juga pada tahun 1997 yang mengalami kerugian bersih mencapai Rp 39.723 juta. Kerugian pada tahun tersebut dikarenakan perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang sangat besar. Tahinl 1999 perusahaan berhasil nierestrukturisasi hutang jangka pendeknya nietijadi hutang jangka panjang yang altan jatuh tempo pada tahun 24. Tahun 1999 biaya bunga dan cicilan poltok mengurangi pengeluaran perusahaan, sehingga perusahaan berhasil memperoleh laba sebesar Rp 31.37 juta. Tahun 1998 ltomposisi hutang perusahaan terhadap pasiva mencapai 98% dan sebagian besar (77.2%) merupakan hutang jangka pendelt. Membengltaknya hutang perusahaan diakibatkan terdepresiasinya rupiah, sehingga hutang perusahaan yang dalam bentuk valuta asing mengalami peningltatan. Untuk meningkatkan eqr~ily pada tahun 1999, perusaliaan lnelakultan penawaran umum terbatas I. Jumlah saham yang ditawarltan adalah 128 juta lembar sahani dengan nominal Rp 5/lembar. Hasil dari kegiatan tersebut adalah sebanyalt 31% saham dimililci oleh masyaraltat umum dan eqr~i/y perusahaan mengalami peningkatan menjadi 34,5% dari total pasiva.

Walaupun hutang jangka pendek perusahaan berhasil direstrukturisasi dan equity perusahaan berhasil dinaikkan, komposisi hutang terhadap pasiva sebesar 63% belum menjamin solvabilitas perusahaan. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar US menjadi ancaman serius bagi perusahaan, terlebih lagi ada sekitar 15% bahan baku yang hams diimpor dan haps dibeli dalam bentuk valuta asing. Untuk mengeliminasi ancaman tersebut, manajemen perusahaan merencanakan untuk mengkonversi hutangnya yang dalam bentuk valuta asing menjadi rupiah. Meskipun nilai tukar belum menunjukkan arah yang stabil, perusahaan tetap menerbitkan obligasi dengan jangka waktu lima tahun dengan total nominal Rp 2 milyar. Adapun patokan yang digunakan dalam menghitung jumlah obligasi yang ditawarkan adalah satu dollar US sama dengan tujuh ribu lima ratus rupiah dan rencananya 89% hasil penerbitan Obligasi digunakan untuk melunasi hutang perusahaan yang dalam bentuk valuta asing dan sisanya untuk modal kerja. Perusahaan memberikan pilihan bunga bagi masyarakat yaitu bunga seri A- dengan tingkat bunga tetap 17%-17,5% untuk kupon bunga obligasi ke-1 sampai kupon bunga ke-2 dan bunga seri B dengan tingkat bunga tetap 17%- 17.75% untuk kupon bunga ke-1 dan ke-2, sedangkan kupon bunga ke-3 dan seterusnya menggunakan tingkat bunga mengambang dengan premi sebesar 2,75%-3,5%. Obligasi yang ditawarkan perusahaan mendapat peringkat A dan di jamin penuh oleh aktiva perusahaan. Komposisi hutang yang relatif tinggi terhadap pasiva membuat resiko perusahaan sangat tinggi. Tingginya resiko akan berakibat pada tingginya tingkat pengembalian para stakeholder-nya, dengan demikian akan berdampak pada biaya

modal (cost of capital) yang hams dikeluarkan dan value dari perusahaan, sedangkan salah satu fungsi dari manajer keuangan adalah meminimumkan biaya modal perusahaan. Untuk itu menarik dikaji mengenai struktur modal yang optimal yang memaksimumkan nilai perusahaan. 1.2. Perurnusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalahnya adalah. 1. Bagaimana perusahaan menentukan struktur modalnya agar biaya modalnya minimum dalam rangka pembiayaan usahanya. 2. Bagaimana manajemen perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya. 3. Bagaimana manajemen memformulasikan strategi keuangan untuk mencapai kondisi pada struktur modal yang optimal. 1.3. Tujuan dm Manfaat Geladikarya Tujuan dari geladikarya dipaparkan sebagai berikut. I. Mencari struktur permodalan yang optimal bagi perusahaan guna memaksimumkan harga sahamnya dan menentukan berapa besar equiv yang hams ditambahkan agar mencapai struktur modal yang optimal. 2. Memformulasikan strategi keuangan untuk mernaksimumkan nilai perusahaan. Manfaat geladikarya yang diharapkan bagi perusahaan adalah diketahuinya struktur permodalan yang optimal guna mencari sumber pembiayaan yang memiliki biaya paling minimum, dan diketahuinya besaran equily yang seharusnya, serta diketahuinya tingkat resiko perusahaan dan kebijakan deviden, sehingga dapat memudahkan manajemen perusahaan dalam melakulcan perencanaan keuangan.

1.4.Ruang Lingkup 1. Penelitian difokuskan terhadap : e Kebijakan manajemen perusahaan dalam menentukan sumber pembiayaan yang meminimumkan biaya modal agar dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya kebijakan struktur modal terhadap kinerja perusahaan dan kajian strateginya untuk mencapai kondisi yang ideal. 2. Penelitian ini hanya sampai pada tahap pemberian rekomendasi berupa pendapat dan saran kepada manajemen perusahaan tentang pengambilan keputusan mengenai struktur modal.