PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

I PENDAHULUAN. nugget yang relatif mahal. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif nugget yang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I PENDAHULUAN. Pasta sebagai salah satu sumber karbohidrat merupakan jenis produk pangan

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

TINJAUAN PUSTAKA Indeks Glikemik

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

Transkripsi:

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program Studi Teknologi Pangan Oleh: Hani Nur Aprianti 12.302.0089 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2017

I PENDAHULUAN Bab ini menerangkan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis, (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1.1. Latar Belakang Masyarakat dewasa ini sudah tidak hanya mengkonsumsi makanan dari lezat atau tidaknya, tetapi masyarakat sudah mempertimbangkan produk pangan yang akan dikonsumsinya dengan mempertimbangkan apakah produk pangan tersebut bergizi, aman, bersih, beranekaragam dan memiliki manfaat bagi kesehatan. Cookies menurut SNI 01-2973-1992 yaitu biskuit yang dibuat dari adonan lunak berkadar lemak tinggi, renyah dan bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur kurang padat. Biasanya terbuat dari tepung terigu dan memiliki bentuk dan rasa yang beraneka ragam (Saputra,2014). Gandum merupakan bahan baku tepung terigu, dimana di Indonesia gandum harus diimpor maka dari itu pada penelitian ini tepung yang digunakan berbahan dasar umbi-umbian yang mudah diperoleh di Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu yang cukup besar dan produksinya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Produksi ubi kayu Indonesia pada tahun 2012 mencapai 24,17 juta ton, pada tahun 2013 mencapai 23,93 juta ton, pada tahun 2014 mencapai 23,43 juta ton, dan pada tahun 2015 mencapai 21,80 juta ton (BPS,2016). Pemanfaatan ubi kayu paling banyak adalah sebagai bahan pangan dan bahan pakan. Pemanfaatan ubi kayu secara sederhana langsung dikonsumsi, seperti 1

2 direbus, digoreng, dikukus dan lain-lain. Namun ada yang diolah menjadi produk tepung ubi kayu (Misgiyarta dkk., 2009) Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung (Prabawati,2011). Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti protein (Prabawati,2011). Tepung singkong biasanya diolah menjadi mie basah, aneka kue seperti brownies dan roti bakar, selain singkong Indonesia memiliki umbi lainnya seperti talas, umbi talas mudah diperoleh di Indoensia. Umbi talas merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup baik.. Nilai lebih dari umbi talas adalah kemudahan patinya untuk dicerna. Hal ini disebabkan ukuran granula patinya yang cukup kecil dan patinya mengandung amilosa dalam jumlah yang cukup banyak (20-25%). Selain itu, talas bebas dari gluten sehingga cocok digunakan untuk yang memiliki alergi terhadap gluten (Koswara, 2003). Umbi talas memilki keunggulan yaitu kemudahan patinya untuk dicerna. Hal ini disebabkan talas memilki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1 4 μm. Ukuran granula pati yang kecil dapat bermanfaat mengatasi masalah pencernaan (Nurbaya, 2013). Talas dapat diolah dengan cara dikukus atau digoreng selain itu

3 talas dapat diolah menjadi tepung sebagai bahan baku untuk pembuatan kue atau olahan lainnya. Talas terdiri dari banyak jenis dan warna daging umbinya bervariasi, yaitu putih, kuning muda, kuning atau oranye, merah, coklat, ungu dan lainnya. Untuk memperpanjang umur simpan talas, talas dapat diolah menjadi tepung. Talas memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai bahan baku tepung tepungan karena memiliki kandungan pati yang tinggi, yaitu sekitar 70-80%. Tepung talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan cookies (Nurbaya,2013). Talas memiliki pati yang tinggi yaitu sekitar 70-80%, sehingga cocok dibuat menjadi tepung. Pemanfaatan lebih lanjut dari tepung talas adalah dapat digunakan sebagai bahan industri makanan seperti biskuit ataupun makanan serpihan (Koswara, 2003). Tepung talas dapat diaplikasikan untuk membuat makanan bagi orang sakit atau bayi dengan cara menambahkan tepung talas dengan susu skim, tepung talas juga biasa diolah menjadi cheese stick (Koswara,2003). Akhir-akhir ini masyarakat mulai menyukai makanan yang memiliki nilai tambah bagi kesehatan, seperti makanan yang ditambahkan dengan bahan lain yang memiliki manfaat dan mudah diperoleh. Manfaat yang diinginkan masyarakat seperti untuk menurunkan kadar kolesterol atau untuk menjaga kesehatan tubuh dari berbgai macam penyakit. Pada penelitian ini menggunakan teh hijau karena dapat menimbulkan aroma untuk cookies selain itu teh hijau memiliki berbagai macam manfaat dan mudah diperolehnya.

4 Teh hijau merupakan jenis teh dalam pengolahannya tidak mengalami proses fermentasi dan memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. Manfaat teh hijau bagi tubuh yaitu bisa menghambat pertumbuhan sel-sel kanker dan menurunkan kadar kolesterol karena dalam teh mengandung katekin (Lim, 2007). Banyaknya manfaat yang terdapat pada teh hijau merupakan salah satu alasan dibuatnya produk pangan yang bergizi, aman, bersih dan memiliki manfaat bagi kesehatan. Beragam manfaat teh tidak lepas dari keberadaan senyawa-senyawa dan sifatsifat yang ada pada daun teh. Daun teh mengandung tiga komponen penting yang mempengaruhi mutu yaitu kafein, tanin dan polifenol. Kafein memberikan efek stimulan, tanin yang kandungannya sekitar 7-15% merupakan astrigen kuat yang memberi rasa sepat atau khas (ketir) dan dapat mengendapkan protein pada permukaan sel, dan polifenol yang mempunyai banyak khasiat kesehatan (Sundari, dkk, 2009). Teh dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi pada waktu yang salah, seperti pada saat makan atau dalam satu jam setelah makan. Penghambatan penyerapan ini terjadi karena salah satu zat yang terkandung dalam teh tersebut, yaitu tanin. Kandungan ini dapat mengakibatkan terjadinya animea defisiensi besi (Wardiyah, dkk, 2014). Bila teh hijau ditambahkan dalam produk makanan atau minuman secara berlebihan bila dilihat dari segi rasa maka dapat terasa pahit, jika dilihat dari kandungan teh hijau, yaitu tanin dapat menghambat pencernaan, dengan demikian konsumsi teh hijau perlu dibatasi.

5 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh perbandingan tepung singkong dan tepung talas terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian? 2. Bagaimana pengaruh konsentrasi serbuk teh hijau terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian? 3. Bagaimana pengaruh interaksi antara perbandingan tepung singkong dengan tepung talas dan konsentrasi teh hijau terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian? 1.3.Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mempelajari pengaruh perbandingan tepung singkong dan tepung talas terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian. 2. Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi serbuk teh hijau terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian. 3. Untuk mengetahui pengaruh intersaksi antara perbandingan tepung singkong dengan tepung talas dan konsentrasi teh hijau terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian. 1.4. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi bahwa terdapat bahan lokal yang dapat digunakan untuk membuat cookies. 2. Memberikan alternatif bahan baku dalam pembuatan cookies.

6 3. Memberikan informasi bahwa tepung talas dan tepung singkong dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu. 1.5. Kerangka Pemikiran Menurut SNI 01-2973-1992 cookies adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, renyah dan bila dipatahkan penampangan potongannya bertekstur kurang padat. Cookies adalah makanan kering yang dibuat dari adonan lunak yang mengandung bahan dasar terigu, pengembang, kadar lemak tinggi, renyah dan apabila dipatahkan penampang teksturnya kurang padat. Bahan pembuat cookies dibagi menjadi dua menurut fungsinya yaitu bahan pembentuk struktur dan bahan pendukung kerenyahan, bahan pembentuk struktur meliputi tepung, susu skim dan putih telur sedangkan bahan pendukung kerenyahan meliputi gula, shortening, bahan pengembang, dan kuning telur. Telur yang ditambahkan berperan menghasilkan produk yang lebih baik, dapat memperbaiki proses creaming, pemberian flavor yang khas serta kenaikan nilai gizi ( Matz, 1978 dalam Srinovia,2015). Tepung talas cocok untuk membuat cookies karena berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tepung talas dapat menggantikan fungsi tepung 100% yang berarti dapat menggantikan tepung terigu secara keseluruhan. Selain itu jumlah tepung talas berpengaruh terhadap aroma pada cookies pada pensubstitusian tepung talas dalam jumlah yang berbeda. Hal ini disebabkan tepung talas mempunyai karakteristik aroma gurih sehingga penggunaan presentase tepung talas yang

7 banyak atau sedikit akan mempengaruhi terhadap aroma yang dihasilkan. Sebaiknya tepung talas ditambahkan 15% (Lestari, 2015). Menurut Apriyani, dkk dalam Lestari (2015) penambahan tepung talas dan lemak dalam adonan kue kering akan memberikan aroma yang baik karena talas memiliki pati yang sangat enak dan lezat. Penggunaan tepung kasava dalam campuran tepung komposit bervariasi antara 30% hingga 100%. Sebelum digunakan sebaiknya tepung kasava atau tepung umbi-umbian lainnya, disangrai dahulu untuk menghilangkan bau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kasava pada produk cookies dapat mencapai 100% (Rahmawati,2009). Penelitian yang dilakukan oleh Djuanda dalam Yuliatmoko (2012), menunjukan bahwa penggunaan tepung ubi jalar dalam pembuatan cookies dapat dilakukan hingga 70%, sedangkan penggunaan tepung talas dalam pembuatan cookies dapat dilakukan hingga 30%. Cookies dengan kandungan tepung talas sebesar 30%,50%, dan 60% mendapat penilaian terbaik dari panelis, dari sudut gizinya dapat dikatakan cookies tersebut masih memenuhi nilai gizi yang ditetapkan oleh SNI 1992, kecuali nilai protein yang masih dibawah standar (Yuliatmoko, 2012). Cookies perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan rasio tepung talas dengan pati jagung 60:40. Kelemahan adonan cookies berbahan dasar tepung talas adalah adonan lebih sulit menjadi kompak. Semakin tinggi presentase margarin, adonan lebih mudah menjadi kompak (Nurbaya, 2013).

8 Penelitian yang dilakukan oleh Firdamayanti (2012) menggunakan talas pada cookies dapat hingga 60%. Cookies yang disubstitusi dengan tepung ubi kayu 15% dan tepung biji kecipir 15%, memberikan sifat kimiawi yang paling baik ditinjau dari kandungan protein dan abu. Tetapi untuk formulasi yang diterima oleh panelis yaitu dengan penambahan tepung ubi kayu 25% dan tepung biji kecipir 5% (Pamungkas, 2008). Cookies ampas kelapa yang terpilih menggunakan tepung singkong 25%, margarin 33% dengan ampas kelapa 10% (Pratita,2013). Penelitian yang dilakukan oleh Karina (2008), dalam pembuatan selai jahe dan ekstrak teh hijau dihasilkan formula selai jahe-teh hijau yang terbaik yaitu dengan jahe : ekstrak teh hijau 100 gram : 20 gram. Menurut Fadli (2011), teh hijau yang ditambahkan dalam adonan cookies teh hijau sebesar 0,8%. Bubuk teh hijau yang ditambahkan dalam adonan sponge cake dapat digunakan hingga 20% dari berat tepung yang digunakan ( Lu, et al, 2010). Cookies yang ditambahkan bubuk teh hijau sebesar 1%, 2% dan 4% meningkatkan penerimaan dalam hal warna, aroma dan rasa (Ahmad, dkk, 2015). 1.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan kerangka pemikiran di atas maka diduga: 1. Perbandingan tepung singkong dengan tepung talas berpengaruh terhadap karakteristik cookies berbasis umbi umbian. 2. Konsentrasi serbuk teh hijau berpengaruh terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian.

9 3. Terdapat pengaruh interaksi perbandingan tepung singkong dengan tepung talas dan konsentrasi serbuk teh hijau terhadap karakteristik cookies berbasis umbi-umbian. 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2016 sampai dengan selesai.