BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Tujuan penelitian kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain pretest-posttest control group design. Didalam desain ini, kontrol atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN O X O

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan berupa pendekatan kontekstual pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol untuk mengetahui keefektifan antara perlakuan dengan minat dan prestasi belajar siswa. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Yogyakarta beralamat di Jl. RW Mangonsidi No. 1 Yogyakarta. Adapun penelitian ini berlangsung mulai hari Senin, 4 Januari 2016 sampai dengan Sabtu, 30 Januari 2016. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2015/ 2016 yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA-VIIIG. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut dan populasi dianggap homogen. Berdasarkan teknik tersebut, sampel penelitian ini adalah h peserta didik SMP Negeri 6 Yogyakarta kelas VIII sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIIIA dan VIIIB. Dua kelas tersebut adalah satu kelas experimen yaitu kelas VIIIB yang diberi perlakuan berupa penerapan pendekatan kontekstual, sedangkan satu kelas lainnya adalah kelompok kontrol yaitu kelas VIIIA yang 42

menerapakan pembelajaran konvensional. Sampel tersebut diambil secara acak yang berdasarkan data dan informasi dari guru bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan atau prestasi yang setara. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang diterapkan dimana pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual diterapkan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat sama dan diterapkan pada kedua kelas baik kelas experimen maupun kelompok kontrol. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah jumlah jam pelajaran, dan materi pelajaran. 43

E. Definisi Operasional Variabel Untuk meminimalisir perbedaan pandangna dalam hal pengertian variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memberi batasan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Keefektifan pembelajaran matematika adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran berdasarkan kriteria yang ditentukan. Pembelajaran matematika dikatakan efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa apabila nilai posttest mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu 78. Pembelajaran matematika dikatakan efektif ditinjau dari minat belajar siswa apabila skor akhir angket minat belajar mencapai kategori baik, yaitu 88. 2. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membantu hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pendahuluan Pada tahap ini guru memberikan penjelasan umum yaitu menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran. Kemudian pada tahap Relating, guru menyampaikan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi. Kemudian guru 44

juga menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari, apersepsi dimana siswa memperhatikan dan bertanya jika ada kesulitan. b. Inti Pada tahap inti dibagi menjadi beberapa tahap, antara lain: Experiencing, pada tahap ini guru membentuk kelompok siswa. Kemudian siswa diminta mencari sumber belajar sebelum diskusi kelompok. Applying, siswa menerapakan apa yang sudah diketahui untuk diterapkan dalam diskusi LKS. Cooperating, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk diskusi secara berkelompok berdasarkan sumber belajar yang telah dipelajari. Transfering, siswa diberikan masalah atau soal yang berkaitan dengan materi. Kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi LKS dan jawaban soal yang diberikan. c. Penutup Pada tahap ini guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dan materi yang telah didiskusikan. Guru juga memberi penguatan terhadap materi yang pokok sehingga siswa menjadi lebih paham. 3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan dengan berpusat pada guru, dimana guru lebih banyak memberikan materi dengan cara ceramah dan siswa cenderung pasif dan hanya menerima ilmu saja. 45

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: a. Persiapan b. Penyajian materi secara terstruktur c. Diskusi dan tanya jawab d. Penarikan kesimpulan e. Latihan soal 4. Minat belajar adalah suatu kecenderungan yang tetap berupa adanya perhatian, keingintahuan, rasa senang, terhadap suatu objek untuk mengetahui dan belajar tentang suatu objek itu tapa merasa terpaksa karena menarik perhatian. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi perhatian, keingintahuan dan rasa senang dalam proses pembelajaran matematika. 5. Prestasi belajar matematika adalah kompetensi dasar yang telah dicapai individu setelah melalui proses pembelajaran pada aspek pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal posttest secara tepat dan benar. F. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan control pretest posttest group design, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Kelompok eksperimen yang diberi perlakuan 46

pendekatan kontekstual diberi simbol (E), sedangkan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional disimbolkan dengan huruf (K). Tes yang pertama dilakukan adalah pemberian pre-test. Setelah pre-test selesai maka dilanjutkan dengan pembelajaran oleh peneliti. Tes kemampuan akhir (posttest) dilakukan setelah pembelajaran dan materi pokok selesai dipelajari. Desain penelitian dapat disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Post test Eksperimen (E) XE, AE P YE, BE Kontrol (K) XK, AK Q YK, BK XE = Pretest kelompok eksperimen XK = Pretest kelompok kontrol AE = Angket minat siswa kelompok eksperimen AK = Angket minat siswa kelompok kontrol BE = Angket minat siswa kelompok eksperimen setelah perlakuan BK = Angket minat siswa kelompok kontrol setelah perlakuan P Q YE = Pendekatan kontekstual = Pembelajaran konvensional = Posttest kelompok eksperimen YK = Posttest kelompok kontrol 47

G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes yaitu tes sebelum dilakukan perlakuan (pretest) dan tes yang dilakukan setelah diberi perlakuan ( posttest) memperoleh data prestasi belajar siswa. Skor maksimum pretest dan posttest adalah 100, sedangkan skor minimum adalah 0. Data minat belajar siswa diperoleh dengan memberikan angket sebelum perlakuan untuk mendapatkan skor awal dan pemberian angket setelah perlakuan untuk mendapatkan skor akhir minat belajar siwa. Skor maksimal angket minat belajar siswa adalah 130 dan skor minimal adalah 26. Lembar observasi juga dipergunakan untuk memperoleh data keberlangsungan pembelajaran terkait dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. H. Instrumen, Analisis Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran 1. Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran Instrumen dalam penelitian ini tediri dari 2 jenis yaitu instrumen tes dan nontes. Penjelasan mengenai kedua instrumen adalah sebagai berikut: a. Tes Prestasi Belajar Instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mendapatkan data dan mengukur prestasi siswa. Tes tertulis berupa soal pilihan ganda. Dalam penelitian ini ada dua tahap tes yaitu pretest dan posttest. Pretest merupakan tes awal yang diberikan untuk mengetahui seberapa jauh siswa mampu mengerjakan soal dengan benar sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan posttest dilakukan 48

pada akhir materi yang sudah selesai dipelajari guna mendapatkan data prestasi siswa. b. Angket Angket atau kuosioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden) (Nana Syaodih, 2012: 219). Angket minat siswa disusun peneliti sesuai dengan indikator yang mengungkap minat siswa dalam pembelajaran matematika. Adapun indikator yang dimaksud yaitu perhatian, keingintahuan dan rasa senang terhadap pembelajaran matematika. Instrumen butir angket menggunakan Skala Likert dengan 5 alternatif pilihan dari 5 kategori yaitu sangat sering, sering, kadangkadang, jarang, tidak pernah. Butir angket dinyatakan dalam 2 bentuk, yaitu pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Pernyataan positif yaitu pernyataan yang mendukung besarnya minat siswa dalam pelajaran matematika, sedangkan pernyataan negatif yaitu pernyataan yang tidak mendukung besarnya minat siswa dalam pelajaran matematika. Skor maksimum yang mungkin didapat adalah sebesar 130, sedangkan skor minimum yang mungkin adalah sebesar 26. Hal ini untuk menghindari jawab asal memilih. Penyekoran untuk setiap butir angket dengan 5 alternatif jawaban disajikan dalam Tabel 3. 49

Tabel 3. Kategori Skor pada Angket Jawaban Skor pernyataan Positif Negatif Sangat sering 5 1 Sering 4 2 Kadang-kadang 3 3 Jarang 2 4 Tidak pernah 1 5 Untuk menentukan kriteria hasil pengukuran digunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal (X i ) dan simpangan baku ideal (Sb i ). 26 + 130 130 26 X i = = 78 dan Sb 2 i = = 17,3 6 Menurut Eko Putro Widoyoko (2014: 238), konversi skor angket siswa ke dalam nilai disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kriteria Angket Interval Skor Ketegori Kriteri x > X i + 1,8 Sb i x > 109 Sangat Baik X i + 0,6 Sb i < x X i + 1,8Sb i 88 < x 109 Baik X i 0,6 Sb i < x X ii + 0,6Sb i 67 < x 88 Cukup Baik X i 1,8 Sb i < x X i 0,6Sb i 46 < x 67 Kurang Baik x X i 1,8 Sb i x 46 Tidak Baik c. Lembar Observasi Restu K Widi (2009: 237) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Observasi yang dilakukan peneliti dengan tujuan untuk melihat sikap siswa, aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siwa selama proses pembelajaran berlangsung. Harapannya adalah agar hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti ketika penelitian berlangsung dapat ditemukan, 50

untuk selanjutnya bisa dijadikan masukan-masukan bagi peneliti untuk melakukan perbaikan. d. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran pada penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari dua macam yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelompok eksperimen dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran secara konvensional. Sedangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) digunakan hanya pada kelompok eksperimen yang merapkan pendekatan kontekstual. 2. Analisis Instrumen Penelitian a. Validitas Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto (2010: 211) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas instrumen penelitian ini adalah validitas isi dimana pengujian validitas isi dilakukan oleh validator ahli yaitu dosen pendidikan matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Setelah di validasi, instrumen di revisi sesuai masukan validator ahli. 51

b. Reliabilitas Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto (2010: 221) mengatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah valid dan dapat dipercaya akan menghasilkan data yang valid juga dengan analisis yang baik. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen dicari dengan rumus Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut: r 11 = ( k k 1 ) (1 S b 2 S ) t 2 r 11 k : Koefisien reliabilitas instrumen : Banyaknya butir soal dalam instrumen S b 2 : Jumlah varian skor setiap butir soal S t 2 : Varian skor total Kemudian, hasil perhitungan koefisien reliabilitas diinterpretasikan sebagai berikut. Tabel 5. Uji Reliabilitas Instrumen Kriteria Kriteria r 11 < 0,20 Sangat rendah 0,20 r 11 < 0,40 Rendah 0,40 r 11 < 0,60 Sedang 0,60 r 11 < 0,80 Tinggi 0,80 r 11 < 1,00 Sangat tinggi 52

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian. Data yang di deskripsikan pada penelitian ini berupa pretest dan posttest yang telah diujikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari data yang diperoleh, kemudian dihitung rata-rata dan simpangan baku. Perhitungan rata-rata dan simpangan baku menggunakan rumus sebagai beriktut: Rata-rata (Mean) : x = n i=1 x i n Simpangan baku : s = s 2 = n i 1 (x i x ) n 1 2. Analisis Data a. Uji Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data memiliki varian yang homogen atau tidak. 1) Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau 53

tidak. Apabila data sampel berasal dari data yang berdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji statistik non parametrik. Data yang diuji meliputi data pretest dan posttest minat dan prestasi belajar siswa. Pada uji normalitas digunakan uji kolmogorov-smirnov. Hipotesis uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. H 0 H 1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Keputusan uji dan kesimpulan diambil pada taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria: 1) jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka H0 diterima, sehingga data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, 2) jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak, sehingga data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPPS 21. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varian yang sama, maka kedua kelompok tersebut homogen. Uji homogenitas dilakukan terhadap skor pretest dan posttest. Untuk mengetahui homogenitas varian dua kelompok dilakukan melalui homogenitas Levene's dengan 54

bantuan SPSS 21. Hipotesis uji homogenitas varians kelompok data adalah sebagai berikut. H 0 : kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians Homogen H 1 : kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians tidak homogen Uji homogenitas dan penarikan kesimpulan terhadap uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikasi 0,05. Pedoman pengambilan keputusan uji homogenitas adalah H0 ditolak jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yang dapat diartikan sebagai berikut: 1) nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang tidak homogen, dan 2) nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians homogen. Uji ini menggunakan bantuan SPSS versi 21. b. Uji Hipotesis Analisis Keefektifan Pendekatan Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional terhadap Minat dan Prestasi Belajar Siswa Setelah data hasil tes dianalisis dengan melakukan uji prasyarat analisis dilanjutkan dengan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu uji rata-rata skor awal minat dan hasil pretest dari kedua kelas untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata atau tidak dari kedua kelas tersebut. Hipotesis yang 55

digunakan untuk uji rata-rata skor awal minat belajar siswa adalah sebagai berikut. H 0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata skor awal antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa. H 1 : terdapat perbedaan rata-rata skor awal antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 11 = μ 12 H 1 : μ 11 μ 12 μ 11 : rata-rata skor awal minat belajar siswa kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen ) μ 12 : rata-rata skor awal minat belajar siswa kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata nilai pretest siswa adalah sebagai berikut. H 0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. 56

H 1 : terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 21 = μ 22 H 1 : μ 21 μ 22 μ 21 : rata-rata nilai pretest kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen ) μ 22 : rata-rata nilai pretest kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Keefektifan pendekatan pembelajaran ditentukan berdasarkan indeks keefektifan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar matematika di SMP Negeri 6 Yogyakarta, untuk prestasi belajar yaitu siswa dikatakan tuntas belajar apabila mencapai nilai 7,8 untuk skala 10 atau 78 untuk skala 100 sehingga pendekatan pembelajaran dikatakan efektif jika rata-rata siswa mencapai nilai minimal 78. Data minat siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen nontes yang berbentuk checklist dengan skala Likert. Setelah memperoleh data minat siswa, total skor masing-masing unit 57

dikategorikan berdasarkan kriterianya. Kriteria keefektifan pendekatan pembelajaran terhadap minat siswa ditetapkan jika rata-rata siswa mencapai skor minat lebih dari 88. Jika hasil uji beda rata-rata skor awal minat dan pretest prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis keefektifan pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional terhadap skor akhir minat dan posttest. Jika berdasarkan uji rata-rata skor awal dan pretest, dihasilkan bahwa minat dan prestasi belajar siswa berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan skor gain yaitu menggunakan perbandingan antara selisih skor awal dan akhir untuk minat belajar dengan selisih skor maksimal ideal dan sko awal minat belajar, sedangkan untuk prestasi digunakan perbandingan antara selisih nilai posttest dan pretest dengan selisih nilai maksimal ideal dan nilai pretest. Berikut adalah rumusan masalah beserta uji hipotesisnya jika hasil uji beda rata-rata kedua kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok tidak memiliki perbedaan rata-rata. 58

1) Uji Hipotesis Pertama Uji hipotesis pertama adalah untuk menguji keefektifan pendekatan kontekstual ditinjau dari minat belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : pendekatan kontekstual tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa H 1 : pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari minat belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 1 88 H 1 : μ 1 > 88 μ 1 : rata-rata skor minat belajar siswa kelompok eksperimen Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pendekatan kontekstual tidak efektif terhadap minat belajar siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai 88. Pendekatan kontekstual efektif jika ratarata siswa memperoleh nilai > 88, karena kriteria keefektifan pendekatan pembelajaran terhadap minat belajar siswa ditetapkan jika rata-rata siswa mencapai skor minat lebih dari 88 atau minimal berada pada kategori baik. 59

2) Uji Hipotesis Kedua Uji hipotesis kedua adalah untuk menguji keefektifan pendekatan kontekstual ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : pendekatan kontekstual tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa H 1 : pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 2 77,99 H 1 : μ 2 > 77,99 μ 2 : rata-rata nilai pretest siswa kelompok eksperimen Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pendekatan kontekstual tidak efektif terhadap prestasi belajar siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai 77,99. Pendekatan kontekstual efektif jika rata-rata siswa lebih dari 77,99. 60

3) Uji Hipotesis Ketiga Uji hipotesis ketiga adalah untuk menguji keefektifan pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa H 1 : pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari minat belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 3 88 H 1 : μ 3 > 88 μ 3 : rata-rata skor minat belajar siswa kelompok kontrol Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran konvensional tidak efektif terhadap minat belajar siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai 88. Pembelajaran konvensional efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai > 88, karena kriteria keefektifan pendekatan pembelajaran terhadap minat belajar siswa ditetapkan jika rata-rata siswa mencapai skor minat lebih dari 88 atau minimal berada pada kategori baik. 61

4) Uji Hipotesis Keempat Uji hipotesis keempat adalah untuk menguji keefektifan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa H 1 : pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 4 77,99 H 1 : μ 4 > 77,99 μ 4 : rata-rata nilai prestasi belajar siswa kelompok kontrol Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran konvensional tidak efektif terhadap prestasi belajar siswa jika rata-rata siswa memperoleh nilai 77,99. Pembelajaran konvensional efektif jika rata-rata siswa lebih dari 77,99. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji one sample t test dengan bantuan SPSS versi 21 untuk melihat keefektifan masingmasing pendekatan pembelajaran terhadap minat dan prestasi belajar siswa. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika signifikansi lebih kecil dari 0,05. 62

Analisis Perbandingan Keefektifan Pendekatan kontekstual dan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Minat dan Prestasi Belajar Siswa Langkah selanjutnya adalah data yang diperoleh dari skor posttest siswa akan diuji perbedaan rata-rata jika asumsi normalitas dan homogenitas telah dipenuhi sebagaimana diuraikan sebelumnya. Jika asumsi-asumsi yang menjadi prasyarat terpenuhi, maka analisis data dilakukan dengan menerapkan analisis uji selanjutnya. Data yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari skor akhir minat dan posttest. Pada penelitian ini kelompok yang dibandingkan adalah kelompok yang diberi perlakuan pendekatan kontekstual dan kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata skor akhir minat belajar siswa adalah sebagai berikut. H 0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata skor akhir antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa. H 1 : terdapat perbedaan rata-rata skor akhir antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 11 = μ 12 H 1 : μ 11 μ 12 63

μ 11 : rata-rata skor minat belajar siswa kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen ) μ 12 : rata-rata skor minat belajar siswa kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata nilai prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut. H 0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. H 1 : terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelompok pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 21 = μ 22 H 1 : μ 21 μ 22 μ 21 : rata-rata nilai posttest kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen ) μ 22 : rata-rata nilai posttest kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) 64

Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika signifikansi lebih kecil dari 0,05. Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menentukan keberlanjutan uji hipotesis rumusan masalah kelima. 5) Uji Hipotesis Kelima Rumusan masalah kelima yaitu manakah yang lebih efektif antara pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional terhadap minat belajar siswa. Apabila tidak terdapat perbedaan rata-rata skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka dikatakan bahwa pendekatan kontekstual dan konvensional sama tingkat efektifitasnya. Namun, jika terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dilakukan uji hipotesis lanjutan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 : pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa H 1 : pendekatan kontekstual lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 11 μ 12 H 1 : μ 11 > μ 12 65

μ 11 : rata-rata skor minat belajar siswa kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen) μ 12 : rata-rata skor minat belajar siswa kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) 6) Uji Hipotesis Keenam Rumusan masalah keenam yaitu manakah yang lebih efektif antara pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa. Apabila tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka dikatakan bahwa pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional sama tingkat efektifitasnya. Namun jika terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dilakukan uji hipotesis lanjutan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 : pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa H 1 : pendekatan kontekstual lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 21 μ 22 H 1 : μ 21 > μ 22 66

μ 21 : rata-rata nilai posttest siswa kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen) μ 22 : rata-rata nilai posttest siswa kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Uji hipotesis menggunakan bantuan SPSS versi 21. Jika berdasarkan uji rata-rata skor awal dan pretest, dihasilkan bahwa minat dan prestasi belajar siswa berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan skor gain yaitu menggunakan perbandingan antara selisih skor awal dan akhir untuk minat belajar dengan selisih skor maksimal ideal dan sko awal minat belajar, sedangkan untuk prestasi digunakan perbandingan antara selisih nilai posttest dan pretest dengan selisih nilai maksimal ideal dan nilai pretest. Skor gain minat belajar dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut. (g 1 ) = x 2 x 1 x maks x 1 (g 1 ): skor gain minat belajar siswa x 1 : skor awal minat belajar siswa x 2 : skor akhir minat belajar siswa 67

x maks : skor maksimal minat siswa atau prestasi belajar siswa Skor gain untuk prestasi belajar siswa dapat disajikan dengan rumus sebagai berikut. (g 1 ) = x 2 x 1 x maks x 1 (g 1 ): skor gain prestasi belajar siswa x 1 : pretest prestasi belajar siswa x 2 : posttest prestasi belajar siswa x maks : nilai maksimal prestasi belajar siswa Skor gain yang telah diketahui selanjutnya dianalisis dengan kriteria sesuai kategori sebagai berikut: Tabel 6. Kriteria Skor Gain (Hake, 1998:65) Rata-rata skor gain Kriteria (g 1 ) 0,7 Tinggi 0,3 (g 1 ) < 0,7 Sedang (g 1 ) < 0,3 Rendah Suatu pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari minat dan prestasi belajar siswa apabila skor gain masing-masing minimal mencapai 0,7. Analisis menggunakan skor gain dilakukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut. 68

1) Uji Hipotesis Pertama Uji hipotesis pertama adalah untuk menguji keefektifan pendekatan kontekstual ditinjau dari minat belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 pendekatan kontekstual tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa H 1 pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari minat belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut: H 0 : μ g1 0,69 H 1 : μ g1 > 0,69 μ g1 : rata-rata skor gain minat belajar siswa kelompok eksperimen Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pendekatan kontekstual tidak efektif terhadap minat belajar siswa jika rata-rata skor gain siswa memperoleh nilai 0,69. Pendekatan kontekstual efektif jika rata-rata skor gain siswa memperoleh nilai > 0,69, karena kriteria keefektifan pendekatan pembelajaran terhadap minat belajar siswa ditetapkan jika rata-rata skor gain siswa minimal 0,7. 69

2) Uji Hipotesis Kedua Uji hipotesis kedua adalah untuk menguji keefektifan pendekatan kontekstual ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP Negeri 6 Yogyakarta.. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 pendekatan kontekstual tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa H 1 pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut: H 0 : μ g2 0,69 H 1 : μ g2 > 0,69 μ g2 : rata-rata skor gain prestasi belajar siswa kelompok eksperimen Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pendekatan kontekstual tidak efektif terhadap prestasi belajar siswa jika rata-rata skor gain siswa memperoleh nilai 0,69. Pendekatan kontekstual efektif jika rata-rata skor gain siswa minimal 0,7. 3) Uji Hipotesis Ketiga Uji hipotesis ketiga adalah untuk menguji keefektifan pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. 70

H 0 pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa H 1 pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari minat belajar siswa Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ g3 0,69 H 1 : μ g3 > 0,69 μ g3 rata-rata skor gain minat belajar siswa kelompok kontrol Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran konvensional tidak efektif terhadap minat belajar siswa jika rata-rata skor gain siswa memperoleh nilai 0,69. Pembelajaran konvensional efektif jika rata-rata skor gain siswa memperoleh nilai > 0,69. 4) Hipotesis Keempat Uji hipotesis keempat adalah untuk menguji keefektifan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : pembelajaran konvensional tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa H 1 : pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa 71

Secara statistik, hipotesis tersebut dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ g4 0,69 H 1 : μ g4 > 0,69 μ g4 : rata-rata skor gain prestasi belajar siswa kelompok kontrol Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran konvensional tidak efektif terhadap prestasi belajar siswa jika rata-rata skor gain siswa memperoleh nilai 0,69. Pembelajaran konvensional efektif jika rata-rata skor gain minimal 0,7. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji one sample t test dengan bantuan SPSS versi 21 untuk melihat keefektifan masingmasing pendekatan pembelajaran terhadap minat dan prestasi belajar siswa. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 5) Hipotesis Kelima Uji hipotesis kelima dilakukan apabila pada hipotesis pertama sampai keempat didapatkan hasil bahwa pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari minat dan prestasi belajar siswa. Uji hipotesisi kelima untuk menjawab manakah yang lebih efektif antara pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional terhadap minat belajar siswa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. 72

H 0 pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa H 1 pendekatan kontekstual lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar siswa Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ g11 μ g12 H 1 : μ g11 > μ g12 μ g11 rata-rata skor gain minat belajar siswa kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen) μ g12 rata-rata skor gain minat belajar siswa kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) 6) Hipotesis Keenam Hipotesis keenam untuk menjawab manakah yang lebih efektif antara pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa H 1 pendekatan kontekstual lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. 73

H 0 : μ g21 μ g22 H 1 : μ g21 > μ g22 μ g21 rata-rata skor gain prestasi belajar siswa kelompok pendekatan kontekstual (eksperimen) μ g22 rata-rata skor gain prestasi belajar siswa kelompok pembelajaran konvensional (kontrol) Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Uji hipotesis menggunakan bantuan SPSS versi 21. 74