PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK Di KELOMPOK B3 PAUD-TK NEGERI PEMBINA PALU. Rahayu 1

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA TEMA PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK AL AMIN WANI II

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

Niluh Sri Murdiani 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK BI RA DEPAG I PALU BARAT

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Nyoman Deni Setia Andari 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU. Siti Gamar H.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

Transkripsi:

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU Fadlina H.Rauf H.Lolo 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode demonstrasi terhadap perkembangan motorik halus anak di Kelompok B1 TK Pembina Palu. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh metode demonstrasi terhadap perkembangan motorik halus anak di kelompok B1 TK Pembina Palu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase kemudian dinarasikan untuk mengambil kesimpulan.berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara metode demonstrasi dengan perkembangan motorik halus anak di kelompok B1 TK Pembina Palu. Adapun perkembangan motorik halus anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, guru kurang kreatif dalam memilih metode pembelajaran, orang tua yang kurang perhatian terhadap tumbuh kembang anaknya dan faktor lain datang dari anak itu sendiri. Sangat jelas terlihat sebelum menggunakan metode demonstrasi ada 42,8% meningkat menjadi 57,1% untuk kategori baik, sedangkan kategori cukup dari 38,0% menjadi 33,3%, dan untuk kategori kurang sebelum menggunakan metode demonstrasi mendapat 19,0% kemudian berubah menjadi 9,5% dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis serta menggambar dengan rapi dan benar. Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Perkembangan Motorik Halus Anak PENDAHULUAN Taman kanak-kanak (TK) merupkan salah satu lembaga pendidikan prasekolah sebelum anak memasuki sekolah dasar. Lembaga ini dianggap penting karena bagi anak usia dini merupakan golden age (usia emas) yang di dalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali masa peka adalah suatu masa yamg menuntut perkembangan anak dikembangkan secara optimal. Taman kanak-kanak adalah wadah untuk mewujudkan anak usia dini yang sehat, cerdas, ceria, berbudi pekerti luhur serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Berdasarkan peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1, disebutkan bahwa taman kanak- 1 Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, No. Stambuk: A 411 07 044. 383

kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Menurut konsep pendidikan anak usia dini yang sebenarnya, anak seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai permainan. Dengan demikian kebutuhan anak akan merasa aman, nyaman, tetapi terpenuhi dengan konsep pendidikan prasaekolah bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain itu tentu saja untuk mengembangkan berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan guna mengoptimalkan semua potensi anak. Masalah yang dihadapi TK Pembina Palu, yakni ketidak lancaran dalam proses pembelajaran karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan motorik halus anak yang berbeda-beda. Perkembangan tersebut nampak sekali terlihat ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, utamanya dalam kegiatan mengunting kertas, melipat, meronce dan dalam mewarnai gambar. Para pendidik dalam hal ini hendaknya lebih jeli dalam memperhatikan perkembangan motorik halus anak didiknya, serta mengupayakan solusi yang tepat untuk pemecahan masalah yang dihadapinya. Bila para pengajar menginginkan agar perkembangan motorik halus anak tumbuh sesuai umur dan kemampuan anak, maka para pengajar harus memiliki metode yang tepat dalam mengajar agar apa yang diinginkan bisa tercapai dengan baik. Metode demonstrasi sebagai salah satu komponen atau unsur pendidikan anak usia dini yang memegang penting dalam rangka terselenggaranya kegiatan pendidikan yang menarik dan bermakna bagi anak. Metode pembelajaran tersebut menjadi penting karena di samping anak lebih terarah belajarnya dari hal-hal yang sifatnya kongkrit juga menumbuhkan budaya belajar anak secara mandiri sebagai dasar untuk pembiasaan dalam kehidupan di kemudian hari dan menciptakan komunikasi anak dengan orang dewasa dan teman sebayanya. Demikian halnya dengan metode pembelajaran yang diterapkan di TK Pembina Palu, dimana dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak cenderung melibatkan langsung anak didik melalui metode demonstrasi yang diharapkan dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak usia dini (melipat, menggunting, meronce dan mewarnai gambar). Berdasarkan dengan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap perkembangan motorik halus anak di kelompok B TK Pembina Palu. 384

Anak lebih cenderung cepat memahami sesuatu apabila diberikan contoh termasuk dalam melatih motorik halus anak. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu mendemonstrasikan cara melipat, meggunting, meronce dan mewarnai gambar kemudian diikuti oleh anak didik. Sedangkan menurut Djamarah (1996 : 10) metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Dalam pemdemonstrasian suatu bahan pelajaran dimana hal tersebut dapat membangkitkan minat anak terhadap pelajaran yang diterimanya sehingga memicu keinginan yang besar terhadap sesuatu. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Dengan menggunakan metode demonstrasi guru atau anak memperlihatkan terhadap seluruh anggota kelas mengenai suatu proses. Sehubungan dengan perkembangan fisik anak kegiatan membuat bentuk dari plastisin sangat menunjang perkembangan motorik anak. Ada beberapa pendapat menurut para ahli diantaranya: Menurut Corbin dalam ( Sumantri, 2005 : 183) mengemukakan bahwa perkembangan motorik adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa, yang melibatkan berbagai aspek perilakudan kemampuan gerak yang saling mempengaruhi dan pada prinsipnya terjadi perubahan baik perubahan fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik halus pada dasarnya merupakan kegiatan yang mengaktualisasikan seluruh potensi anak berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk. Oleh karena itu perkembangan motorik halus diartikan sebagai bagian dari pendidikan terutama melalui pengalaman-pengalaman gerak terhadap pertumbukan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Perkembangan motorik halus tidak hanya mengembangkan aspek fisik saja, akan tetapi memandang seluruh aspek anak usia dini sebagai subjek yang dididik melalui pemberian berbagai macam pengalaman gerak. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan motorik halus bertujuan untuk membantu anak dalam menggerakkan anggota tubuh khususnya bagian dari gerak tangan anak, sehingga melahirkan suatu kreativitas yang bermakna. Metode demonstrasi dengan perkembangan motorik halus anak merupakan hal yang sangat berhubungan atau saling berkaitan. Artinya bahwa adanya metode demonstrasi ditarapkan dalam proses pembelajaran sehingga motorik anak akan terlatih dengan sendirinya. Menurut Sumantri (2005 : 143) mengemukakan bahwa tujuan pengembangan motorik halus di TK sebagai berikut: 385

1) Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan. 2) Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari seperti kesiapan menulis, menggambar dan membentuk berbagai macam benda dari plastisin. 3) Mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktifitas tangan. 4) Mampu mengendalikan emosi dalam beraktifitas agar anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis. Pemahaman terhadap perkembangan motorik halus dengan kegiatan demonstrasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dan perlu dipahami oleh para guru atau pembimbing untuk mengoptimalkan potensi anak usia dini (TK). Dengan menggunakan metode yang kurang tepat potensi kesempatan berpartisipasi dalam salah satu kegiatan motorik akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak. METODE PENELITIAN Populasi merupakan bagian penting dalam penelitian ini, yang di maksud dengan populasi adalah seluruh objek atau orang-orang yang ada di lokasi penelitian dan menjadi sasaran dalam penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang ada dikelompok B1 TK Pembina Palu yang terdaftar pada tahun ajaran 2011-2012. Suharsimi Arikunto (1998 : 120) mengatakan apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pendapat ini maka sampel penelitian ini ditetapkan 21 orang anak. Penelitian ini bersifat deskriptif untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua yaitu Y X Variabel bebas (X) adalah metode demonstrasi Variabel terikat (Y) adalah perkembangan motorik halus Instrumen yang digunakan dala penelitian ini adalah lembar observasi atau lembar pengamatan,lembar observasi dalam penilaian ini mengungkap tentang perkembangan motorik halus anak.lembar observasi disusun terdiri dari 3 item dengan menggunakan 3 alternatif pilihan jawaban yaitu ; Baik (B), Cukup(C), Kurang(K),dengan menggunakan 386

tanda ceklis.penelitan ini juga menggunakan wawancara yaitu melakukan tanya jawab antara peneliti dan orang tua murid.kemudian untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak selanjutnya peneliti turun langsung mengadakan observasi selama jam sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif kualitatif untuk menjelaskan data dan menggambarkan keadaan sesungguhnya di lapangan dengan menyertakan tabel-tabel distribusi frekuensi dan persentase serta penjelasan secara narasi. Adapun rumus yang digunakan yaitu teknik persentase dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2003 : 40): P = f x 100% N Keterangan: P = Persentase F = Jumlah jawaban N = Jumlah sampel HASIL PENELITIAN Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Anak Sebelum Melakukan Metode Demonstrasi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak. No Kategori 1 2 3 4 5 6 F % F % F % F % F % F % % 1. Baik 10 47,6 8 38,0 7 33,3 11 52,3 9 42,8 10 47,6 42,8 2. Cukup 8 38,0 8 38,0 10 47,6 8 38,0 7 33,3 8 38,0 38,0 3. Kurang 3 14,2 5 23,8 4 19,0 2 9,5 5 23,8 3 14,2 19,0 JUMLAH 21 100 21 100 21 100 21 100 21 100 21 100 100 Sumber : Analisa Data No 1,2,3,4,5,6 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 21 orang anak yang menjadi populasi dalam penelitian ini, sebelum melakukan metode demonstrasi terdapat 55 orang anak dengan rata-rata 9,1 (42,8%) mendapat kategori baik dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Sedangkan untuk kategori cukup ada 49 orang anak dengan rata-rata 8,1 (38,0%) dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar, 387

dan 22 orang anak dengan rata-rata 3,6 (19,0%) mendapat kategori kurang dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Anak Sesudah Melakukan Metode Demonstrasi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak No Kategori 1 2 3 4 5 6 F % F % F % F % F % F % % 1. Baik 13 61,9 12 57,1 10 47,6 11 52,3 13 61,9 15 71,4 57,1 2. Cukup 7 33,3 6 28,5 8 38,0 9 42,8 7 33,3 5 23,8 33,3 3. Kurang 1 4,7 3 14,2 3 14,2 1 4,7 1 4,7 1 4,7 9,5 JUMLAH 21 100 21 100 21 100 21 100 21 100 21 100 100 Sumber : Analisa Data No 1,2,3,4,5,6 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 21 orang anak yang menjadi populasi dalam penelitian ini, sesudah melakukan metode demonstrasi terjadi peningkatan yaitu terdapat 74 orang anak dengan rata-rata 12,3 (57,1%) mendapat kategori baik dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Sedangkan untuk kategori cukup ada 42 orang anak dengan rata-rata 6,9 (33,3%) dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar, dan 10 orang anak dengan rata-rata 1,6 (9,5%) mendapat kategori kurang dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Wawancara yang peneliti lakukan baik kepada guru maupun anak-anak untuk memperkuat data yang berkaitan dengan metode pembelajaran yang mengarah pada metode demonstrasi dengan perkembangan motorik halus anak dapat diuraikan sebagai berikut: Wawancara dengan kepala sekolah dan staf pengajar dikemukakan bahwa: 1) Kepala sekolah sudah berusaha untuk memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih permainan yang disukai, namun tidak semua anak mendengarkan. 388

2) Para guru membimbing anak untuk selalu menyelesaikan tugas, dan selalu melatih motorik halus anak dengan melakukan berbagai macam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan motorik halus anak. 3) Guru juga berpendapat bahwa lingkungan, tetangga, dan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak, dengan cara barmain bersama temanteman sebayanya atau orang dewasa lainya di lingkungan masyarakat dengan memanfaatkan alat permainan yang ada untuk dijadikan media. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil penelitian sebelum melakukan metode demonstrasi di kelompok B1 TK Pembina Palu. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran kelompok pada 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 21 orang anak yang menjadi populasi dalam penelitian ini, sebelum melakukan metode demonstrasi terdapat 55 orang anak dengan rata-rata 9,1 (42,8%) dapat kategori baik dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Sedangkan untuk kategori cukup ada 49 orang anak dengan ratarata 8,1 (38,0%) dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar, dan 22 orang anak dengan rata-rata 3,6 (19,0%) mendapat kategori kurang dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Hasil rekapitulasi penelitian sesudah melakukan metode demonstrasi pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 21 orang anak yang menjadi populasi dalam penelitian ini, sesudah melakukan metode demonstrasi terjadi peningkatan yaitu terdapat 74 orang anak dengan rata-rata 12,3 (57,1%) mendapat kategori baik dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Sedangkan untuk kategori cukup ada 42 orang anak dengan ratarata 6,9 (33,3%) dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar, dan 10 orang 389

anak dengan rata-rata 1,6 (9,5%) mendapat kategori kurang dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi sangat berpengaruh pada perkembangan motorik halus anak, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya anak yang bisa mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Selanjutnya yang nampak terlihat pada anak didik yaitu perkembangan motorik halus anak dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar, sangat berbeda dengan sebelum menggunakan metode demonstrasi di kelompok B1 TK Pembina Palu. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sebelum menggunakan metode demonstrasi ternyata perkembangan motorik halus anak di Kelompok B1 TK Pembina Palu belum memenuhi kategori yang diharapkan yaitu dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar masih di bawah 50%, hal ini di sebabkan karena metode yang digunakan dalam setiap proses belajar mengajar belum sesuai, khususnya dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak. 2) Sesudah menggunakan metode demonstrasi ternyata perkembangan motorik halus anak dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni: Sebelum menggunakan metode demonstrasi ada 42,8% meningkat menjadi 57,1% untuk kategori baik dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar, sedangkan kategori cukup dari 38,0% menjadi 390

33,3% dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar,dan untuk kategori kurang sebelum menggunakan metode demonstrasi mendapat 19,0% kemudian setelah menggunakan metode demonstrasi berubah menjadi 9,5% dalam mewarnai gambar dengan rapi, kemampuan dalam menggunting sesuai pola, kemampuan melipat kertas atau kain, meronce dengan rapi dan benar, terampil membuat macam-macam bentuk garis, menggambar dengan rapi dan benar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang positif antara pengaruh metode demonstrasi terhadap perkembangan motorik halus anak di Kelompok B1 TK Pembina Palu. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui pengaruh pembelajaran kelompok dengan kerjasama anak dapat dikembangkan. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar: 1) Para guru dalam mengajar hendaknya menciptakn metode pembelajaran yang unik dan kreatif agar anak merasa senang dan bersemangat untuk belajar dan dapat mendukung keberhasilan anak dalam proses pembelajaran serta meningkatkan perkembangan motorik halus anak. 2) Untuk ketua yayasan atau kepala sekolah untuk memperhatiakn media yang diperlukan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Di samping itu juga disarankan untuk selalu mendorong para guru atau para pengajar agar melakukan inovasi pembelajaran baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran, persiapan, maupun penilaian. Jika memungkinkan kepala sekolah atau ketua yayasan mengambil kebijakan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak. 3) Kepada para orang tua murid untuk selalu menfasilitasi atau membantu dan membimbing putra-putrinya di rumah dengan menyediakan media yang ada di sekitar lingkungan yang sangat membantu dalam mengembangkan motorik halus anak. 4) Kepada para peneliti lain yang tertarik dengan masalah perkembangan motorik halus anak, hasil penelitian ini bisa dijadiakan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya baik yang menyangkut metode, cara pengambilan sampel hingga ke analisa penelitian dengan teknik dan pendekatan yang berbeda. 391

DAFTAR PUSTAKA Djammarah. (1996). Psikologi Belajar. Jakarta: CV Rineka Cipta. Enda E. Ginting. (2000). Menciptakan Kelas Yang Berpusat Pada Anak 3-5 Tahun. Jakarta. Sudjiono, Anas. (1991). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sunarto, dan B. Agung Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta. Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia dini. Jakarta: Depdiknas. Usman H.B. dkk. (2005). Pedoman Penulisan dan Penilaian Karya Ilmiah. Universitas Tadulako. http:/www.e-psikologi.com/operator/upload/paud. Pengertian perkembangan. ( diakses 28 Februari 2012). 392