II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB 2 LANDASAN TEORI

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

Metode Deret Berkala Box Jenkins

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT DENGAN ARCH-GARCH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

ANALISIS PERAMALAN PENDAFTARAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SEASONAL ARIMA DAN METODE DEKOMPOSISI

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

Spesifikasi Model. a. ACF

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

PERAMALAN HARGA PREMIUM NON SUBSIDI DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER NURILMA PASCARIANTI

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

OPTIMASI PRODUKSI UNTUK PRODUK PESANAN PADA PERUSAHAAN PESTISIDA MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING. Oleh: Rossy Susanti ( )

METODE PERAMALAN MENGGUNAKAN MODEL VARIASI KALENDER SKRIPSI. Oleh. Karindha Feka Ayu

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN. Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan.

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

Application of ARIMA Models

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

PEMODELAN FUNGSI TRANSFER UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman.

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Time series Linier Models

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata, varian autokorelasi dari time series nya konstan terhadap waktu. Jika data time series tidak stasioner maka dapat dilakukan modifikasi data menggunakan differencing transformasi untuk menghasilkan data yang stasioner. Variabel adalah variabel independen variabel dependen pada waktu t yang disebut stasioner jika masing-masing variabel adalah proses stasioner univariat fungsi kovarian silang antara, Cov, dalam selang waktu yang berbeda yaitu selang waktu t untuk variabel input selang waktu s untuk variabel ouput Wei, 2006. Time series dikatakan stasioner rata-rata jika E μ µ adalah konstan untuk semua t. Jika data tidak stasioner terhadap waktu, dapat dilakukan modifikasi data dengan differencing. merupakan original data time series setelah dilakukan differencing yang didefinisikan dengan : - 2.1

6 dimana adalah differencing. Penulisan lain untuk differencing disebut operator backshift yang didefinisikan dengan 1 - B jadi : - 2.2 dengan 1 - B. Jika differencing pertama tidak menghasilkan time series yang stasioner maka dapat dilakukan differencing kedua yaitu : 1 1 2B -2 Montgomery et al, 2008 Transformasi data digunakan untuk menstabikan atau mendapatkan varian yang konstan. Transformasi ini disebut transformasi Box-Cox yang didefinisikan oleh : Dengan 2.3 adalah parameter transformasi Box-Cox adalah nilai time series pada waktu ke-t. Jika nilai λ 1 maka tidak ditransformasi atau telah stasioner. Jika nilai λ 0.5 transformasi akar kuadrat, λ 0 log transformasi, λ -0.5 transformasi invers akar kuadrat λ 1 transformasi invers Pankratz, 2002. 2.2 Autokovarian Autokorelasi Fungsi autokovarian autokorelasi pada analisis time series dihasilkan dari kovarian korelasi antara pada proses yang sama terpisah pada interval k. Interval k disebut dengan lag Wei, 2006.

7 2.2.1 Autokovarian Kovarian antara nilai dari periode waktu disebut dengan autokovarian di lag k. Autokovarian didefinisikan dengan : Cov, Kumpulan dari nilai, μ E[ μ] 2.4 1, 2,... disebut dengan fungsi autokovarian. Jika autokovarian dengan lag k 0 maka. Penduga fungsi autokovarian didefinisikan oleh : ŷ Dimana ӯ ӯ 2.5 penduga fungsi autokovarian nilai variabel y pada periode t nilai variabel y pada periode tk ӯ nilai rata-rata variabel y Montgomery et al, 2008 2.2.2 Autokorelasi Autokorelasi digunakan pada data time series untuk mengukur bagaimana nilai saling berhubungan dengan nilai masa depan masa lalu,,, atau sama untuk nilai,. Bentuk autokorelasi pada time series dapat digunakan untuk mengidentifikasi model ARIMA.

8 Koefisien autokorelasi di lag k adalah : [ [ ] ] [ ], Dengan 0 kumpulan dari nilai 2.6, k 1, 2,... disebut fungsi autokorelasi ACF. Sampel autokorelasi yang merupakan penduga dari ӯ ӯ di definisikan dengan : ӯ Dimana 2.7 penduga dari nilai variabel y pada periode t nilai variabel y pada periode tk ӯ nilai rata-rata variabel y Tes signifikan untuk koefisien autokorelasi yaitu : : :... 0 0, k 1, 2,..., K. Dengan statistik uji : t

9 1 2 2.2.3 Koefisien Autokorelasi Parsial PACF Autokorelasi parsial merupakan hubungan antara mengabaikan ketidakbebasan dari persamaan regresi yaitu :,,, dengan. Autokorelasi parsial diperoleh Dengan :... 2.8 parameter regresi ke-i, i 1, 2,..., k eror dengan rata-rata nol Wei, 2006 Dari persamaan 2.8 dengan mengalikan kedua ruas dengan nilai harapan nol, diperoleh :... 2.9... 2.10

10 Untuk j 1, 2,..., k maka diperoleh persamaan Yule-Walker : 1 1 1 Atau P 2.11 Dengan menggunakan aturan Cramer s dengan k 1, 2,... diperoleh : Dengan 2.12 merupakan fungsi autokorelasi parsial Box and Jenkins, 1976. 2.3 White Noise Proses stokastik adalah proses white noise jika E 0, Var, 0 untuk semua t k. Cov

11 Sehingga suatu proses disebut white noise dengan autokovarian : Fungsi autokorelasi : Dan fungsi autokorelasi parsial : 0,, 0 0 1, 0, 0 0 1, 0, 0 0 Statistik Q Box Pierce dikembangkan oleh Ljung Box digunakan untuk mengetahui apakah autokorelasi residualnya berbeda nyata dari nol. Untuk mengetahui apakah suatu deret memenuhi proses white noise maka dilakukan uji dengan hipotesis : : :... 0, k 1, 2,..., K Statistik uji : dengan 0 TT 2 T banyaknya pengamatan l lag waktu m banyaknya lag yang diuji koefisien autokorelasi pada periode-k Kirchgassner and Wolters, 2007

12 2.4 Model ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average Persamaan univariat model ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average menyatakan bagaimana sebuah nilai pada time series adalah linier terhadap nilai masa lalu. Peramalan dapat dihasilkan dari model ARIMA yang layak untuk data time series. 2.4.1 Proses Autoregressive AR Proses Autoregressive dikembangkan oleh Box Jenkins pada tahun 1976. Proses ini mengasumsikan bahwa time series mempunyai rata-rata konstan varian konstan untuk semua waktu, kondisi ini disebut stasioner. Model Autoregressive adalah model terbaik untuk peramalan dengan waktu yang pendek short-term forcasting. Segkan untuk peramalan dengan waktu yang cukup panjang long-term forcasting menggunakan proses autoregressive tidak begitu baik Dickey, 1996. Model Autoregressive dengan orde p dinotasikan dengan ARp yang didefinisikan dengan : Dimana 1 - µ µ parameter rata-rata parameter autoregressive orde p ARp 2.13

13 nilai time series pada periode waktu sebelumnya. white noise Persamaan 2.13 dapat ditulis dengan operator backshift 1 - Ф Ф yaitu : 2.14 Montgomery et al, 2008 2.4.2 Proses Moving Average MA Pada proses moving average MA nilai dari time series saling berhubungan dengan eror dari periode waktu sebelumnya. Berbeda dengan proses autoregressive, dimana nilai time series saling berhubungan dengan nilai time series yang ada dari periode waktu sebelumnya Dickey, 1996. Model Moving Average dengan orde q dinotasikan dengan MAq yang didefinisikan dengan : µ Dimana µ - - -... - parameter konstan parameter moving average orde q MAq eror untuk periode waktu sebelumnya 2.15

14 eror untuk periode waktu t. Persamaan 2.15 dapat ditulis dengan operator backshift µ 1 - - -... - µ 1 : µ ΘB Dimana ΘB 1 2.16 2.4.3 Proses Autoregressive-Moving Average ARMAp,q Proses autoregressive-moving average ARMAp,q didefinisikan oleh : Atau Ф - - -... - ΘB Ф ΘB 2.17 2.4.4 Proses Autoregressive Integrated Moving Average ARIMAp,d,q Time series dikatakan proses autoregressive integrated moving average ARIMAp,d,q jika time series nya tidak stasioner. Untuk mendapatkan time series yang stasioner maka dilakukan differencing pertama yaitu -

15 1 - B atau differencing dengan order d yaitu 1 menghasilkan autoregressive-moving average ARMAp,q.. Dan akan Sehingga proses ARIMAp,d,q dapat didefinisikan dengan : Ф1 ΘB 2.18 Montgomery et al, 2008 2.5 Model Fungsi Transfer Model fungsi transfer merupakan salah satu model statistika yang menyatakan bagaimana variabel dependen linier terhadap satu atau lebih variabel independen,,,. Model ini menggunakan nilai yang diramalkan variabel independen menghasilkan peramalan untuk variabel dependen. Model fungsi transfer sederhana mengasumsikan bahwa sebuah hubungan linier antara variabel independen variabel dependen, yaitu peramalan variabel independen pada t1 menjelaskan prilaku variabel dependen pada t1. Segkan model fungsi transfer umum dikembangkan dari model transfer sederhana untuk menambahkan nilai variabel independen sebelumnya pada model. Contohnya, model fungsi transfer umum bisa menggunakan peramalan variabel independen di t1 untuk menjelaskan prilaku variabel independen di t2. Model fungsi transfer umum melibatkan waktu lag yang disebut delay Dickey, 1996. Peramalan variabel independen dibutuhkan untuk peramalan variabel dependen, dengan demikian sangatlah penting jika variabel X independen terhadap variabel Y. Ketergantungan seperti itu disebut feedback. Feedback menyebabkan situasi

16 dimana dibutuhkannya peramalan X untuk peramalan Y peramalan Y untuk peramalan X Brocklebank and Dickey, 2003. Model fungsi transfer didefinisikan dengan : B Dimana 2.19 variabel dependen variabel independen B fungsi transfer B model noise Tujuan pemodelan fungsi transfer adalah untuk identifikasi pendugaan B noise menggunakan informasi yang tersedia dari variabel terdapat kendala karena variabel segkan fungsi transfer. Tetapi mempunyai angka yang terbatas B mempunyai koefisien yang tidak terbatas. Sehingga fungsi transfer B didefinisikan oleh : B Sehingga model fungsi transfer ditulis dengan : 2.20

17 Dimana b adalah sebuah delay. Delay merupakan waktu yang berlalu sebelum implus dari variabel independen yang menghasilkan efek terhadap variabel dependen. Penduga dari parameter Dengan adalah :, 0, 1,, > 0 untuk j < b Montgomery et al, 2008. Dari model fungsi transfer untuk diasumsikan independen. Model noise dapat ditulis dengan model ARIMA p,d,q. Sehingga model fungsi transfer dapat ditulis kembali dengan : φ 2.21 Pankratz, 2002 2.5.1 Feedback Satu asumsi pada model fungsi transfer adalah tidak aya arah exogeneity pada hubungan variabel independen dependen. Dengan kata lain, tidak aya feedback antara variabel dependen untuk variabel independen. Salah satu tes untuk pengujian exogeneity adalah Grenger Causality. Ketika dua time series saling berhubungan, maka perlu diketahui bahwa X adalah exogenous pada Y atau X haruslah independen terhadap Y. Pengujian feedback dapat juga diperoleh menggunakan fungsi korelasi silang. Jika fungsi korelasi silang memiliki bentuk

18 yang signifikan pada lag negatif, artinya terdapat arah hubungan antara exogenous endogenous atau aya feedback Yaffee and McGee, 1999. 2.5.2 Fungsi Korelasi Silang Fungsi kovarian silang untuk time series bivariat,, Diasumsi kan bahwa, Cov, 2.22 konstan untuk semua t E μ, Cov, adalah stasioner maka : E μ, Cov,, Cov, didefinisikan dengan : konstan untuk semua t, hanya pada j, hanya pada j, hanya pada j dengan j 0, ±1, ±2, Fungsi korelasi silang didefinisikan oleh : corr,, untuk j 0, ±1, ±2, 2.23 Penduga kovarian silang didefinisikan oleh : untuk j 0, 1, 2, 2.24 untuk j -1, -2,... 2.25

19 Sampel korelasi silang diduga dengan : Dimana 0, untuk j 0, ±1, ±2, 0 2.26 Montgomery et al, 2008 2.5.3 Prewhitening Filter prewhitening adalah sebuah invers transformasi antara variabel input white noise. Jika terdapat autokorelasi pada variabel input maka dibutuhkan prewhitening. Prewhitening juga digunakan untuk menghilangkan autokorelasi pada saat fungsi korelasi silang. Dimana hubungan antara prewhitened output prewhitned input adalah fungsi dinamis dari input white noise yang tidak memiliki autokorelasi dalam fungsi korelasi silangnya Yaffee and McGee, 1999. Untuk model fungsi transfer, diberikan 1 B Dimana mengikuti model ARMA yaitu : adalah white noise dengan varian B B B 2.28. Pada persamaan 2.28 notasi adalah sebuah filter yang digunakan untuk menghasilkan

20 white noise yang disebut prewhitening. Dengan menggunakan filter prewhitening untuk model fungsi transfer maka diperoleh : B B B * * 2.29 2.30 korelasi silang antara prewhitening j B ialah : Dengan B Penduga korelasi silang untuk lag waktu standar deviasi dari prewhitening standar deviasi dari prewhitening Montgomery et al, 2008 2.6 Model Noise Berdasarkan persamaan 2.23 model noise ditulis mengikuti model ARIMA p,d,q yaitu : 1 B B B B φ

21 Penduga korelasi silang menggunakan prewhitening untuk model noise adalah : 2.31 Box and Jenkins, 1976 2.7 Diagnostik Model Fungsi Transfer Dalam model fungsi transfer diperlukan pengujian kelayakan model sebelum model digunakan untuk peramalan. Pengujian kelayakan model fungsi transfer dilakukan pada residual dari model white noise residual dari prewhited output. 1. Pengujian korelasi silang. Kelayakan model diperoleh jika sampel fungsi korelasi silang antara tidak menunjukan bentuk. Test yang digunakan adalah : mm 2 Dimana mengikuti distribusi chi-square dengan K 1 M derajat kebebasan, dimana m n 1. 2. Pengujian autokorelasi. Kelayakan model diperoleh jika residual pada ACF PACF tidak menunjukan bentuk. Test yang digunakan adalah : mm 2 Dimana mengikuti distribusi chi-square dengan K p - q derajat kebebasan Wei, 2006.

22 2.8 Peramalan Model Fungsi Transfer Minimum peramalan MSE Mean Squared Error pada model fungsi transfer didefinisikan dengan : * 2.32 Dengan eror peramalannya adalah : * 2.33 Montgomery et al, 2008