BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas utama pertanian dan perkebunan. Berdasarkan data yang dikutip dari situs economicshelp

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara

BAB I LATAR BELAKANG. Kopi adalah komoditas perkebunan Indonesia yang juga sebagai penghasil

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

KEDAI KOPI REPUBLIK. [Versi Draft) Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan. (logo) Disusun oleh.

BAB 2 PRODUK DAN JASA. Kopi merupakan sebuah jenis minuman yang berasal dari hasil pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

BAB 2. DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Gambar 2.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

BAB I PENDAHULUAN. global yang menkonsumsi makanan dan minuman di rumah menjadi. mengkonsumsi makanan serta minuman diluar rumah. (Mawson&Feame, 1996,

1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Menjadikan starbucks sebagai brand yang terkenal dan dihargai di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan kota pariwisata. Pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

Obsesi Calon Dokter Menjadi Seorang Barista

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol. Selain sebagai obat dalam budaya pengobatan tradisional Arab

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Awalnya kopi disebut qahwah (qahwain) berasal dari bahasa Turki atau

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yang menempati urutan ke-4. Data ini berasal dari CIA World

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Data Produksi Kopi di Indonesia PERTUMBUHAN (%) *) Aceh 50,171 47,739 52,281 54,313 54,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

Executive Summary B U S I N E S S P L A N. Dawet Café Kang Bhagus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ismayadi, 1999)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: qahwah

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan tentang Promosi

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah salah satu minuman yang paling disukai dan banyak dikonsumsi di

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (IFC), Brazil merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Cokelat merupakan hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobroma cacao)

BAB I PENDAHULUAN. ketat khususnya untuk industri dalam kategori yang sejenis. Kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tarik pelanggan. adalah dengan mengelola citra sebuah usaha tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya sebagai sumber pendapatan petani dan penghasil bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas utama pertanian dan perkebunan di dunia. Bersama kapas, kedelai, gula, dan komoditas pertanian lainnya, kopi menjadi salah satu komoditas penting yang banyak diperdagangkan di dunia. Berdasarkan data yang dikutip dari situs economicshelp (http://www.economicshelp.org/blog/glossary/most-traded-commodities) yang di akses pada 3 November 2015, kopi menduduki peringkat dua setelah minyak mentah sebagai komoditas yang paling sering diperdagangkan. Dengan penghasil utama Brazil, Vietnam dan Indonesia. Selain faktor tersebut, kopi juga menjadi diandalkan karena kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat dalam bentuk peluang kerja, dan peningkatan devisa negara. Perkembangan industri kopi di Indonesia saat ini sudah mulai meningkat. Menurut Mohamad S. Hidayat (2014), pengembangan industri kopi di dalam negeri masih mempunyai prospek baik. Hal ini mengingat konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata baru mencapai 1,2 Kg perkapita/tahun jauh dibawah negara negara pengimpor kopi seperti Amerika Serikat 4,3 Kg, Jepang 3,4 Kg, Austria 7,6 Kg, Belgia 8,0 Kg, Norwegia 10,6 Kg dan Finlandia 11,4 Kg perkapita/tahun. Di Indonesia sendiri total luas lahan yang digunakan untuk perkebunan kopi menurut Badan Pusat Statistik (2014) mencapai 1.240,9 Ha. Dengan produksi bijih kopi sebesar 675.881 ton. Hasil tersebut diekspor ke 1

beberapa negara. Oleh karena itu, pengembangan industri kopi Indonesia masih perlu ditingkatkan mengingat saat ini baru mampu menyerap sekitar 40% produksi biji kopi di dalam negeri dan sisanya sekitar 60% masih diekspor dalam bentuk bahan baku. Konsumsi (Kg/kapita) Indonesia Finlandia Norwegia Belgia Austria Jepang USA 0 2 4 6 8 10 12 Gambar 1.1 Grafik Konsumsi Kopi Per Negara Kopi memiliki banyak varian dengan varian utama adalah Arabica, Robusta, Liberica, dan Excelsa. Namun yang paling dikenal dan diperdagangkan hanya jenis Arabica dan Robusta karena lebih mudah untuk dibudidayakan. Kopi Robusta memiliki karakter rasa yang lebih pahit dan memiliki lebih banyak kafein juga lebih besar bentuknya daripada kopi Arabica. (Moldvaer, A. Coffee Obsession. DK. 2014). Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar ke tiga di dunia memiliki jenis kopi yang bervariasi. Kopi Indonesia yang terkenal seperti dari Toraja dan Mandailing merupakan beberapa varian kopi Arabika. Menurut James Freeman (The Blue Bottle Craft of Coffee: Growing, Roasting, and Drinking, with 2

Recipes., Ten Speed Press, 2012) Kopi ini memiliki aroma yang wangi, mirip percampuran bunga dan buah. Hidupnya di daerah yang sejuk dan dingin. Arabika juga mempunyai rasa asam yang tidak dimiliki kopi jenis Robusta dan rasa kental saat disesap di mulut. Sementara itu, kopi jenis Robusta memiliki rasa mirip cokelat dengan aroma yang khas. Robusta juga mempunyai tekstur yang lebih kasar dengan warna bervariasi sesuai dengan pengolahan. Sama seperti jenis kopi Arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap lokasi sehingga akan menghasilkan rasa yang juga berbeda-beda. Budaya minum kopi ditemukan oleh bangsa Ethiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu (Jason, The History of Coffee, 2008). Kopi memiliki maanfaat untuk menambah energi karena mengandung zat kafein. Sehingga orang-orang terdahulu menggabungkan minum kopi dengan menambahkan rempah-rempah maupun pemanis. Cara minum kopi seperti ini disebut cara tradisional. Namun ketika Howard Schultz membuat kedai kopi bernama Starbucks, maka budaya minum kopi pun menjadi berbeda. Jika cara tradisional minum kopi dilakukan di rumah, maka kini minum kopi dapat dilakukan di luar rumah (kedai) dengan suasana yang berbeda. Sekarang minum kopi dapat dilakukan sambil mengobrol dengan teman, bahkan membicarakan masalah bisnis pun di kedai kopi. Masyarakat Indonesia sendiri sudah mengenal budaya minum kopi sejak lama. Dengan cara menghaluskan biji kopi menjadi bubuk dan ditambahkan dengan gula yang biasa disebut kopi tubruk. Namun seperti yang kita lihat saat 3

ini, budaya minum kopi telah berubah. Minum kopi kini jadi bagian dari gaya hidup modern khususnya di wilayah perkotaan. Bahkan sudah mulai menjamah sampai ke daerah. Sangat mudah ditemui kedai kopi dipinggir jalan, di mall, dsb. Konsep kedai kopi pun bermacam-macam. Mulai dari warung sederhana atau sering disebut warkop (akronim dari warung kopi), atau yang berupa kafe-kafe modern. Bahkan ada juga yang hanya berupa gelaran tikar dengan tenda sebagai atapnya. Jenis kopi yang dijual pun bermacam-macam. Ada yang kopi instan juga kopi racikan. Bisnis layanan berupa kafe kini sangat menjamur di Indonesia. Khususnya di kota kota besar seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan jumlah kafe ini menunjukan bahwa pasar di bidang tersebut masih diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan. Melihat fenomena yang luar biasa ini, maka penulis sangat tertarik untuk mendirikan kedai kopi dengan konsep modern. Kedai kopi yang penulis maksud adalah berkonsep ala kafe. Kafe berasal dari bahasa Perancis yang secara harfiah artinya menuman kopi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kafe berarti tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman, seperti kopi, teh, bir, dan kue-kue. Faktor utama yang menentukan bisnis kafe adalah lokasi dan rasa. Faktor lokasi perlu diperhitungkan untuk mendatangkan konsumen (Widyatmoko, 2006). Dengan begitu lokasi akan menggambarkan bagaimana calon konsumen nantinya yang akan menjadi penentu target konsumen dari bisnis kafe yang dijalankan. Rasa dari produk yang ditawarkan juga berperan sangat penting dalam 4

membangun loyalitas konsumen terhadap bisnis kafe. Untuk itu kualitas dari bahan baku dan keterampilan meracik produk menjadi kunci dalam memberikan rasa yang memiliki standar tersendiri dan dapat diterima oleh konsumen. Faktor lain yang juga mempengaruhi bisnis kafe kini adalah fasilitas dan desain interior maupun eksterior yang ditampilkan oleh kafe tersebut. Dan fasilitas peninjuang seperti Wi-Fi, kontak listrik, musik, jam buka, pengadaan event tertentu, serta faktor-faktor dasar seperti tempat duduk yang nyaman dan ruangan yang bersih sejuk juga nyaman. Selain itu, gaya hidup masyarakat perkotaan yang makin konsumtif, mempengaruhi penghasilan bisnis kafe. Pergeseran gaya hidup ini menyentuh hampir semua sisi masyarakat mulai dari karyawan, sampai mahasiswa. Khusus untuk mahasiswa, kini mereka sepertinya lebih senang mengerjakan tugas kuliah dan berdiskusi di kafe daripada di perpustakaan maupun tempat lainnya. Karena kafe menawarkan suasana yang nyaman, hangat dan bebas. Berbeda degan perpustaan yang harus mematuhi banyak aturan. di kota-kota besar kini lebih senang mencari suatu tempat yang nyaman, strategis, menyediakan minuman dan kudapan dengan harga terjangkau, serta memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas kuliah mereka seperti koneksi internet via Wi-Fi dan kontak listrik untuk keperluan laptop atau pun gawai mereka. Penulis menangkap sebuah peluang bisnis kafe di daerah Jalan Meruya Selatan dekat Universitas Mercu Buana, Meruya Selatan. Dikarenakan lokasi tersebut ramai dan memiliki potensi pasar yang cukup baik. 5

1.1.1 Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal menitikberatkan kepada faktor-faktor dari eksternal perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap bisnis yang dijalankan. Lingkungan eksternal berfokus kepada kesempatan dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Modernisasi dan perubahan gaya hidup berdampak pada berubahnya budaya minum kopi. Dari warung pinggir jalan, beralih ke kedai kopi modern, berkelas dan kosmopolit seolah menawarkan cara baru untuk menikmati kopi dengan sentuhan gaya hidup. Dekorasi interior yang menarik, sofa empuk, ruangan dingin beralunkan musik ditambah fasilitas hotspot untuk berselancar di internet. Perkembangan terakhir menjadikan gerai-gerai kopi tersebut sebagai tempat mengisi berbagai ide, bagi mahasiswa, pebisnis maupun pekerja. Terkesan seluruh atmosfer gerai merasa menyatu dengan jiwa para penikmat kopi yang datang dari berbagai latar. Sebagai rumah kopi modern yang memanjakan para penikmat kopi, terkadang banyak non-peminum kopi yang datang karena suasana. Gaya hidup mahasiswa yang senang berkumpul bersama-sama dalam melakukan aktivitasnya, menjadi kesempatan yang menarik yang mana memiliki potensi pasar yang cukup bagus. Suatu pemandangan tidak asing karena dalam setiap kegiatan, aktivitas tidak sedikit dibarengi dengan kegiatan makan-makan dan atau juga minum-minum. Berawal dari sinilah minuman kopi semakin eksis keberadaannya. Kopi, dapat dikatakan sebagai teman setia para mahasiswa. Adapun ancaman dari kondisi eksternal di sekitar Universitas Mercu Buana, Meruya Selatan adalah sudah adanya warung kopi tradisional dan warung- 6

warung lainnya yang sudah biasa menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa. Warung-warung ini juga memiliki kelebihan dari segi harga yang mana lebih terjangkau bagi mahasiswa. Selain warung-warung tersebut, ada juga convenient store yang telah berdiri di sekitar Universitas Mercu Buana, Meruya Selatan yang juga biasa dijadikan tempat berkumpulnya mahasiswa. 1.1.2 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal menitikberatkan kepada faktor-faktor dari internal perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap bisnis yang dijalankan. Lingkungan internal berfokus kepada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Usaha jasa kedai kopi biasanya hanya menjual sebatas espresso atau latte (espresso yang ditambahkan susu), dimana proses pembuatannya dilakukan menggunakan mesin espresso otomatis. Penggunaan metode pembuatan kopi hitam secara manual, atau yang biasanya disebut sebagai manual brewing, belum ada di sekitar rencana lokasi pendirian kafe, yaitu di sekitar Universitas Mercu Buana, Meruya Selatan. Metode seduh manual seperti ini masih jarang ditemui, namun cukup menarik perhatian dikarenakan karakter yang unik dan kesan seni yang dimunculkan dalam setiap proses pembuatannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal yang telah penulis paparkan, bisnis kedai kopi House of Coffee memiliki peluang untuk dikembangkan di Jakarta khususnya di sekitar Universitas Mercu Buana, Meruya Selatan. Sejauh ini penulis belum menemukan kedai kopi yang disertai konsep 7

seperti yang akan ditawarkan oleh kedai House of Coffee. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penyusunan rencana bisnis kedai kopi House of Coffee. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merancang sebuah bisnis kedai kopi yang memfokuskan kepada peracikan minuman kopi dengan menggunakan metode seduh manual yang unik dan memiliki harga yang terjangkau bagi mahasiswa yang mana mahasiswa sebagai target utama pasarnya. Selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kelayakan bisnis kedai kopi tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Bagi penulis: Manfaatnya adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis kedai kopi yang memberikan manfaat ekonomi untuk penulis sebagai pemilik. 2) Bagi konsumen Manfaatnya adalah untuk memotivasi, mengedukasi, menginspirasi konsumen. 3) Bagi mitra Manfaatnya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bisnis kedai kopi, manfaat promosi antara penjual dengan produsen kopi. 8

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari Latar Belakang, Landasan Konseptual, Metode Penelitian, Strategi dan Rencana, dan Rencana Aksi. Bab I menitikberatkan pada latar belakang pemilihan penelitian, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dari penelitian dan sistematika penulisan penelitian. Selanjutnya Bab II memaparkan literatur pendukung yang bersumber dari buku referensi maupun data yang bersumber dari internet yang digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan studi rencana bisnis kedai House of Coffee. Sementara itu pembahasan tentang bagaimana metode pengumpulan data, penentuan narasumber penelitian, serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian rencana bisnis kedai House of Coffee, terdapat pada Bab III. Bab IV berisi tentang pemaparan data-data hasil kuesioner dan FGD di lapangan yang berhubungan dengan studi rencana bisnis ini, kemudian juga disertai pemaparan hasil analisis-analisis terkait kegiatan perencanaan bisnis kedai House of Coffee. Pada Bab V merupakan tindak lanjut dari perencanaan bisnis dan menjadi bagian yang membantu untuk mengelola pelaksanaan strategi melalui detail kegiatan. Bab ini juga menjelaskan tentang rencana aksi dari kedai House of Coffee yang meliputi kegiatan, penanggung jawab, ukuran kinerja dan waktu dari masing-masing kegiatan tersebut. 9