SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

ABSTRAK PENELITIAN BERBASIS PROGRAM STUDI (PRODI) TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUSTECENS L) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT PADA TIKUS PUTIH JANTAN

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2011, No BAB 9 FORMAT

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

BAB V PEMBAHASAN. Data yang terkumpul telah dilakukan pengolahan data yang diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB 2 PRODUK DAN JASA

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

Transkripsi:

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Usia Remaja merupakan awal dari usia reproduksi pada remaja. Pemenuhan gizi yang baik pada masa ini akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan sistem reproduksinya. Masalah yang sering terjadi adalah anemia yang disebabkan karena kurangnya asupan zat besi. Salah satu makanan yang mengandung zat besi adalah kurma. Sari kurma merupakan hasil olahan buah kurma yang memiliki kandungan besi sebesar 1,5 mg per buah. Tujuan: Mengetahui pengaruh sari kurma dalam meningkatkan kadar haemoglobin pada tikus putih betina. Metode Penelitian: Jenis penelitian eksperimental laboratorik menggunakan rancangan acak lengkap dengan post test only control group design. Rancangan acak lengkap dengan pola post test only control group design adalah design adalah desain yang paling sederhana dari desain eksperimental (true eksperimen design). Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur wistar. Besar sampelnya adalah 24 tikus dengan kondisi anemia ringan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan. Pengecekan kadar Haemoglobin dilakukan pre dan post perlakuan. Hasil: Penurunan kadar Haemoglobin dari 15,38 gr/dl menjadi 15,27 gr/dl ditemukan pada kelompok tikus tanpa perlakuan. Kelompok tikus dengan perlakuan pemberian sari kurma terdapat peningkatan kadar Haemoglobin dari 9,32 gr/dl menjadi 12,91 gr/dl. Kelompok tikus dengan perlakuan pemberian tablet Fe terdapat peningkatan kadar Haemoglobin dari 9,41 gr/dl menjadi 3,09 gr/dl. Kelompok tikus dengan perlakuan pemberian sari kurma dan tablet Fe terdapat peningkatan kadar Haemoglobin dari 9,18 gr/dl menjadi 14,75 gr/dl. Kesimpulan: Sari kurma dapat meningkatkan kadar Haemoglobin pada tikus putih betina sebesar 3,59 gr/dl. Kata Kunci: Sari Kurma, Haemoglobin, Tikus Putih Betina 1 Universitas Respati Yogyakarta 2 Universitas Respati Yogyakarta 3 Universitas Respati Yogyakarta PENDAHULUAN Usia remaja merupakan salah satu siklus penting dalam kehidupan wanita. Usia remaja merupakan awal dimulainya seorang wanita memasuki usia reproduksi. Pemenuhan gizi yang optimal pada masa ini akan berpengaruh terhadap kesehatan dan sistem reproduksi di dalam tubuh. Masalah nutrisi utama pada usia ini adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi. Kondisi ini akan lebih memburuk saat seorang wanita sedang mengalami kehamilan 1. Penyebab anemia gizi besi terutama karena makanan yang kurang mengandung zat besi, terutama dalam bentuk besi heme di samping zat-zat besi lainnya yang juga dibutuhkan ialah asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C, vitamin B6, tembaga, vitamin A, seng, dan protein hewani dapat meningkatkan penyerapan besi. Sedangkan kopi, kalsium, magnesium, dan asam fitat dapat mengikat Fe sehingga dapat mengurangi penyerapan. Di samping itu pada 62

wanita kehilangan banyak darah saat haid dan persalinan 2. Kurma (phoenix dactylifera) termasuk family palme & sering disebut date palm, memiliki berbagai macam kandungan nutrisi dan dapat berfungsi sebagai obat. Buah kurma merupakan makanan yang mengandung energy tinggi dengan komposisi ideal, didalamnya memiliki kandungan karbohidrat, triptofan, omega-3, vitamin C, vitamin B6, Ca2+, Zn, dan Mg. Buah kurma mengandung serat yang sangat tinggi, selain itu juga mengandung kalium, mangan, fosfor, besi, belerang, kalsium juga magnesium yang sangat baik untuk dikonsumsi. Kandungan zat besinya bisa meningkatkan kadar haemoglobin dalam tubuh. Sehingga bagi wanita usia reproduksi dan ibu hamil sangat disaranakan 3. Khasiat tumbuhan herbal belum mendapatkan perhatian dan hal ini perlu dikembangkan. Sari kurma merupakan hasil olahan buah kurma yang memiliki kandungan besi sebesar 1,5 mg per buah (Decuypere 2000) 4. Sedangkan pemberian buah kurma 60-120 mg/kg BB dapat meningkatkan kadar besi pada tikus normal 5. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik random dengan post post test only control group design. Penelitian dilakukan pada tanggal 3 Oktober 20 sampai 27 Oktober 20 di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM). Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur wistar dengan berat badan rata-rata 200 gram yang mengalami anemia ringan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan sebagai berikut: 1. Kelompok A control negative, tikus hanya diberi makan dan minum seperti biasa 2. Kelompok B sebagai kelompok control positif diberikan sari kurma menggunakan sonde lambung 3. Kelompok C diberikan tablet fe dengan menggunakan sonde lambung 4. Kelompok D diberikan kombinasi tablet fe dan sari kurma. Sebelum pemberian perlakuan pemberian tablet Fe dan sari kurma, selama 2 minggu tikus dikondisikan anemia ringan dari pemberian pakannya. Pengukuran kadar Hb dilakukan pre dan post pemberian perlakuan. Besaran dosis yang diberikan adalah per 200gr berat badan tikus. Dosis disesuaikan dengan berat badan masing-masing tikus. Analisis data meliputi uji prasyarat parametrik, uji Saphiro-Wilk dan One Way ANOVA. Pada penelitian ini data semua parameter berdistribusi normal. p-value yang menunjukkan nilai lebih besar dari dari taraf signifikansi α = 0.05, sehingga uji parametrik dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi 63

normal, karena nilai p-value > α (0,05).Hasil analisis dikatakan terdapat perbedaan rerata apabila nilai p-value < 0,05. Pengujian dengan Anova One Way (uji F) dilakukan untuk mengukur rerata variabel terukur antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 1. Kelompok A tanpa perlakuan 05-12- 19-19- 27-27- BB BB BB Hb BB Hb Gram gram gram g/dl gram g/dl 1 7 173 182 15,24 190 15,05 2 5 170 177 15,35 185 15,24 3 180 187 194 15,12 202 15,64 4 6 171 178 15,46 186 14,90 5 178 186 192,04 200 15,68 6 176 182 190 15,05 198 15,12 Kelompok A merupakan kelompok tikus tanpa mendapatkan perlakuan apapun karena digunakan sebagai kontrol. Tikus 05-15,38 15,27 hanya diberikan makan dan minum seperti biasa. Hasil pemeriksaan kadar Hb rata-rata terdapat penurunan. Tabel 2. Kelompok B dengan Pemberian Sari Kurma 12-19- BB BB BB Hb 19- Air Jumlah 3X 27-27- Jus Kurma Jus Sonde Sonde BB Hb gram gram gram g/dl gram ml ml ml gram g/dl 1 172 178 181 9,53 8,15 8,15,29 5,43 186 13,10 2 5 170 175 9,60 7,88 7,88 15,75 5,25 181 14,35 3 178 184 188 9,79 8,46 8,46,92 5,64 193 13,32 4 181 188 190 8,94 8,55 8,55 17,10 5,70 196 12,14 5 175 180 184 8,83 8,28 8,28,56 5,52 190 11,74 6 184 189 193 9,20 8,69 8,69 17,37 5,79 197 12,81 9,32 12,91 Kelompok B merupakan kelompok tikus pemberian sari kurma setelah tikus dikondisikan anemia. Setelah 1 minggu kenaikan dari 9,32 gr/dl menjadi 12,91 gr/dl. 64

05- Tabel 3. Kelompok C dengan Pemberian Tablet Fe 12-19- BB BB BB Hb 19- Air Jumlah 3X 27-27- Fe Tablet Jus Sonde Sonde BB Hb gram gram gram g/dl mg ml ml ml gram g/dl 1 186 190 194 9,72 8,73 8,73 8,73 2,91 200 13,51 2 172 179 183 9,86 8,24 8,24 8,24 2,75 189 13,06 3 177 182 186 9,13 8,37 8,37 8,37 2,79 192 12,81 4 174 181 184 9,38 8,28 8,28 8,28 2,76 188 12,99 5 181 189 192 9,46 8,64 8,64 8,64 2,88 197 13,28 6 180 187 190 8,94 8,55 8,55 8,55 2,85 194 12,88 Kelompok C merupakan kelompok tikus pemberian Tablet Fe setelah tikus dikondisikan anemia. Setelah 1 minggu 05-9,41 13,09 kenaikan dari 9,41 gr/dl menjadi 13,09 gr/dl. Tabel 4. Kelompok D dengan Pemberian Sari Kurma dan Tablet Fe 12-19- BB BB BB Hb Air Jumlah 3X Jus Kurma 19-27- 27- Fe Tablet Jus Sonde Sonde BB Hb gram gram gram g/dl gram mg ml ml ml gram g/dl 1 184 190 194 9, 8,73 8,73 8,73 17,46 5,82 201 15,35 2 177 182 186 9,20 8,37 8,37 8,37,74 5,58 194 14,24 3 179 184 184 9,05 8,28 8,28 8,28,56 5,52 191 14,46 4 173 180 183 8,80 8,24 8,24 8,24,47 5,49 189 14,57 5 176 183 186 9,46 8,37 8,37 8,37,74 5,58 194 14,79 6 182 189 193 9,38 8,69 8,69 8,69 17,37 5,79 201 15,09 9,18 14,75 Kelompok D merupakan kelompok tikus pemberian sari kurma dan Tablet Fe setelah tikus dikondisikan anemia. Setelah 1 minggu B. Pembahasan Kurma dapat dimakan selagi mentah maupun matang. Kurma segar (ruthab) mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak, tetapi rendah kandungan energy siap pakainya, sementara kurma yang kering kenaikan dari 9,18 gr/dl menjadi 14,75 gr/dl. (tamr) tinggi akan kandungan energy siap pakai, namun kandungan air dan beberapa vitamin menjadi lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang mendapatkan perlakuan dengan pemberian sari kurma mengalami 65

peningkatan kadar Hb rata-rata dari 9,32 gr/dl menjadi 12,91 gr/dl. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa kadar Fe dalam kurma sebesar 1,5 mg per buah, buah kurma juga mengandung protein, serat, glukosa, vitamin, biotin, niasin, dan asam folat. Kurma mengandung mineral seperti kalsium, sodium dan potassium. Kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8-2%, kadar glukosa sekitar 50-57% dan kadar serat 2-4% 6. Tablet besi sering disebut tablet tambah darah. Tablet yang berisi zat besi. Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua system biologi dalam tubuh. Zat besi adalah merupakan komponen dari hemoglobin, myoglobin, sitokran enzim katalase, serta peroksidase. Besi merupakan mineral micron yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dewasa 2. Kelompok C adalah tikus yang mendapatkan perlakuan dengan pemberian Tablet Fe saja setelah tikus dikondisikan anemia. Setelah 1 minggu pemberian perlakuan didapatkan hasil pemeriksaan kadar Hb rata-rata terdapat kenaikan dari 9,41 gr/dl menjadi 13,09 gr/dl. Hasil ini lebih tinggi daripada kenaikan kadar Hb pada pemberian perlakuan sari kurma saja. Hasil tersebut dapat diketahui pentingnya mengkonsumsi tablet Fe pada saat seseorang mengalami anemia. Besi mempunyai fungsi essensial di dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut electron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Tablet besi juga mengurangi resiko anemia pada masa kehamilan jika diminum secara teratur 7. Pada kelompok D yaitu kelompok tikus pemberian sari kurma dan Tablet Fe setelah tikus dikondisikan anemia. Setelah 1 minggu kenaikan dari 9,18 gr/dl menjadi 14,75 gr/dl. Dari hasil ini diketahui peningkatan tertinggi terdapat pada jenis perlakuan ini. Pengkonsumsian sari kurma yang disertai dengan pengkonsumsian tablet Fe dapat meningkatkan kadar Hb yang lebih tinggi daripada hanya pemberian 1 perlakuan saja. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pemenuhan gizi yang optimal pada masa reproduksi yang disertai dengan pengkonsumsian Tablet Fe dapat memperbaiki kondisi anemia 1. KESIMPULAN Sari kurma dapat mempengaruhi peningkatan kadar Haemoglobin (Hb) sebesar 3,59 gr/dl. DAFTAR PUSTAKA 1. Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta: Bandung. 2. Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 3. Gibney. M.J., Margaretts, B.M., Kearney, J.M., Arab, L., 2009, Gizi Kesehatan Masyarakat. ECG. Jakarta. 4. Subarnas, A., 2009. Penelitian Herbal Belum Mendalam : http://health.kompas.com/read/2010/11/ 09/08562717/Penelitian.Herbal.Belum. 66

Mendalam.html. dikutip 30 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB. 5. Pravitasari. 2009. Efek Ekstrak Buah Kurma terhadap peningkatan Kadar Haemoglobin Secara Invitro. FK UII. http://medicine.uii.ac.id/index.php/html. Dikutip tanggal 1 vember 2015 6. Jahromi K, Rafiee, Jafari A, Tabatabaeefar. 2007. Determination of dimension and area properties of date (Barhi) by image analysis. Agric Food and Bio Eng. 67