ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA BALAI TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN SURABAYA. Oleh: Wahyu Lestari, Susi Sulandari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Analisis Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

Key : employee target performance, information system A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN ROKAN HULU

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

Analisis Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lampung Barat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BATIK DI KAMPUNG BATIK KLIWONAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

PERBANDINGAN EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

KAJIAN MOTIVASI DAN DISIPLIN PEGAWAI DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011

Universitas Diponegoro

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

PENGARUH MUTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA SKRIPSI

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

Hani Setiowati, Nina Widowati, Moch. Mustam *)

BAB I PENDAHULUAN. publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

KINERJA PELAYANAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

Prosiding Manajemen ISSN:

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

Analisis Kinerja Pegawai di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang (Studi Kasus Bidang Aset Daerah)

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

PELAKSANAAN SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PEGAWAI

BAB I PENDAHULUAN. professional. Semua ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

JSIKA Vol. 5, No. 3. Tahun 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PEMASARAN PT. NYONYA MENEER SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT / GOLONGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI DAERAH JAWA TENGAH DAN D.I.YOGYAKARTA AREA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON. Oleh : Diah Ayu Purbasari, Sri Suwitri, Ida Hayu D. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Transkripsi:

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA BALAI TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN SURABAYA Oleh: Wahyu Lestari, Susi Sulandari Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id ABSTRACT Performance appraisal is an activity carried out management / supervisors to assess and measure also evaluate the performance of employees for the work they do. Performance appraisal could be used to determine the weaknesses and strengths of employees. The weaknesses and strengths used as foundation to improve the weaknesses and strengthen the advantages in order to improve productivity and employee development. Performance appraisal is intended to determine the level of employee performance. This study was to describe how the level of employee performance at Balai Teknik Penyehatan and What the indicators which are the weak levels of employee performance appraisal at Balai Teknik Penyehatan with quantitative descriptive. The data analyze is used an average or mean, mode, median and frequency distribution and graphs. Informants in this study are civil servants of Balai Permukiman Surabaya and data collected through questionnaires, observation, and documentation to provide information about employee performance. The results of this study explains that the level of employee performance Balai Teknik Penyehatan are good and indicators that are weak and need to increase with the lowest average is an indicator of time, teamwork and some sub indicators are indicators of quantity and discipline. Based on these results, the performance level civil servants at Balai Teknik Penyehatan are good. There are some suggestions that can be done such as socialization of time management to all employees and also employee need more focus and concentration to their work, more understand the importance of teamwork with superiors, subordinates, colleagues and other organization, so that the work can be done properly and according to expectations of organization.

Keywords: Employee Performance, target employee, employee behavior appraisal PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia, birokrasi merupakan organisasi yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tujuan negara. Birokrasi adalah entitas penting suatu negara. Idealnya, birokrasi merupakan suatu sistem rasional atau struktur yang terorganisir yang dirancang sedemikian rupa guna memungkinkan adanya pelaksanaan kebijakan publik yang efektif dan efisien. Selain itu, birokrasi juga disebut sebagai badan yang menyelenggarakan Civil Service (pelayanan publik). Birokrasi terdiri dari orang-orang yang diangkat oleh eksekutif, dan posisi mereka ini 'datang dan pergi. Artinya, mereka duduk di dalam birokrasi kadang dikeluarkan atau tetap dipertahankan berdasarkan prestasi kerja mereka. Dalam usaha mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia diperlukan adanya manajemen yang baik, karena manusia sebagai makhluk sosial mempunyai karakter yang sangat berbeda dengan alat produksi lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial juga mempunyai pemikiran dan keinginan yang berbedabeda, sedangkan organisasi mengharapkan pegawainya dapat bekerja dengan baik, dan memiliki produktivitas yang tinggi serta mampu menjabarkan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut S.P. Hasibuan, Malayu (2001:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang menurut Rivai, Veithzal (2004:309) mengemukakan kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam organisasi atau perusahaan. Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Wahyudi, Bambang (2002:101) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Sedangkan menurut Simamora, Henry (2004:338) penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Penilaian Kinerja pada Pegawai ASN merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan baik dilakukan secara langsung ataupun dengan bantuan lembagalembaga penyelia untuk menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari penilaian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana kinerja pegawai dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan dari pegawai ASN. Tujuan pegawai ASN dalam Undang-Undang No. 5

Tahun 2014 adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa (UU No. 5 / 2014 Pasal 10). Dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan bahwa Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) danpegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Tujuan dari penilaian kinerja PNS ini adalah untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian Kinerja PNS berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.. Penilaian dalam SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu dan biaya,sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada masing-masing unit kerja. Penilaian Perilaku kerja meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerja sama. Penilaian Kinerja PNS merupakan nilai gabungan dari penilaian SKP dan penilaian perilaku kerja dengan perbandingan 60% dan 40%. Hasil penilaian kinerja PNS digunakan sebagai bahan kajian untuk menjamin objektifitas dan pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan, kenaikan pangkat,pemberian tunjangan dan sanksi, dan lain-lain. Sebagai regulasi yang baru diterapkan, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri masih terdapat permasalahan dalam hal sosialisasi, pemahaman hingga penerapannya. Balai Teknik Penyehatan merupakan Instansi di bawah Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sumber Daya Aparat Bidang Sanitasi yang berkualitas dan profesional dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat pelanggan. Oleh karena itu kinerja pegawai merupakan faktor kunci dalam memberikan pelayanan kepada instansi bidang Sanitasi di seluruh Indonesia. Balai Teknik Penyehatan dalam penilaian kinerja pegawai masih terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya adalah pertama, pemahaman tentang target jumlah beban kerja yang salah. Sebagian pegawai dalam pemahaman pada jumlah beban kerja atau rincian tugas harus banyak agar mencapai nilai tinggi. Sehingga PNS mencantumkan banyak rincian pekerjaan dan tidak ingin jika rincian pekerjaannya sedikit. Padahal jika target yang di tulis tinggi maka akan kesulitan dalam merealisasikannya. Perubahan organisasi merupakan hal yang berpengaruh dalam penelaian kinerja. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat terjadi perubahan organisasi dan tata kerja unit organisasi. Perubahan yang terjadi tersebut secara otomatis merubah tugas dan fungsi organisasi sehingga tugas dan fungsi pegawai. Perubahan tugas dan fungsi pegawai tersebut sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai yaitu dalam menetapkan SKP masing-masing. Sosialiasi yang kurang juga menjadikan salah satu penyebab hasil kinerja rendah karena dengan sosialisasi yang rendah maka pemahaman juga menjadi rendah terhadap penetapan SKP untuk tugas masing-masing pegawai serta pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi pegawai merupakan faktor utama pada hasil kerja yang rendah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Balai Permukiman Surabaya. B. TUJUAN Tujuan penelitian mengenai Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Balai Permukiman Surabaya adalah: 1. Untuk mendiskripsikan bagaimana tingkat penilaian kinerja pegawai. 2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja pegawai pada Balai Teknik Penyehatan Lingkungan Permukiman Surabaya. C. TEORI C.1. PENGERTIAN KINERJA Konsep kinerja pada dasarnya merupakan sebuah pencapaian hasil kerja, yang berhubungan dengan operasi, aktivitas, program dan misi organisasi. Dalam pengertian kinerja itu sendiri menurut Veithzai Rivai (2005;309), yang mengatakan bahwa pengertian kinerja adalah sebagai berikut : Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja atas suatu pekerjaan yang dihasilkan dari perilaku nyata seorang pegawai secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan tugas pekerjaan yang diberikan kepadanya didalam suatu organisasi/ perusahaan. C.2. INDIKATOR KINERJA Miner (Sudarmanto, 2009 : 11-12), mengemukakan 4 dimensi yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja, yaitu : 1. Kualitas, yaitu : tingkat kesalahan, kerusakan,kecermatan. 2. Kuantitas,yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan 3. Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidak hadiran, keterlambatan waktu kerja efektif/jam kerja hilang 4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja C.3. PENILAIAN KINERJA Penilaian kinerja menurut Gary Dessler (2010:322) adalah mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau dimasa lalu relatif terhadap standar prestasinya. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Adapun indikator penilaian kinerja menurut PP No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yaitu : a. Kuantitas b. Kualitas c. Waktu d. Biaya e. Orientasi Pelayanan f. Integritas g. Komitmen h. Disiplin, dan i. Kerjasama

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerha pegawai menurut Murti dalam Prabu Mangkunegara (2005:16-17), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah faktor internal dan faktor eksternal yang dijelaskan sebagai berikut berikut: 1. Faktor Individu Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). 2. Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. D. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitifdeskriptif. Untuk mendapatkan narasumber yang tepat dan sesuai tujuan, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sistem sampling jenuh dikarenakan jumlah responden kurang dari 30. Pengumpulan data dilakukan dengan meggunakan kuesioner, wawancara, dokumentasi, studi pustaka dan observasi. Teknis analisis data menggunakan Mean, Median, dan Modus. PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Tingkat Penilaian Kinerja Pegawai Pada Balai Permukiman Surabaya a. Kuantitas Kuantitas merupakan target output yang ditetapkan pegawai pada Balai Permukiman Surabaya. Berdasarkan indikator kuantitas, tingkat kinerja pegawai didapatkan hasil dengan sebagian besar (modus) responden adalah 72.2 % (13 responden) memberikan tanggapan baik, 16.7% (3 responden) sangat baik, dan 11.1% (2 responden) kurang baik. Indikator kuantitas dinilai berdasarkan sub-sub indikator Tingkat kesesuaian target kuantitas dan rencana yang ditetapkan dalam SKP, Kesesuaian tingkat realisasi target output atau kuantitas yang dihasilkan pegawai Balai Teknik Surabaya dalam SKP dan Pencapaian hasil kerja pegawai Balai Teknik Surabaya. b. Kualitas Kualitas merupakan mutu hasil kerja pegawai. Berdasarkan hasil penelitian pada indikator kualitas di dapatkan hasil dengan rata-rata atau mean sebesar 3.00 termasuk dalam kategori baik dan sebagian besar (modus) responden 88.9% (16 responden) memberikan tanggapan baik serta dengan perolehan median atau nilai tengah sebesar 3.00. c. Waktu Waktu merupakan waktu yang dibutuhkan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Pada tingkat kinerja di Balai Teknik Penyehatan dalam indikator waktu dilihat dari waktu yang dibutuhkan menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya dan efisiensi penggunaan waktu. Berdasarkan hasil penelitian, indikator waktu dalam

bekerja di peroleh rata-rata atau mean sebesar 2.27 termasuk dalam kategori kurang baik dengan median atau nilai tengah 2.00. Sebagian besar (modus) responden 72.2% (13 responden) memberikan tanggapan kurang baik, hal tersebut dikarenakan pegawai merasa waktu yang ditetapkan masih kurang dalam menyelesaikan pekerjaan dikarenakan tingkat kesulitan pekerjaan dan sebagian pekerjaan harus koordinasi dengan instansi lain. d. Biaya Biaya merupakan biaya yang dibutuhkan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Pada tingkat kinerja di Balai Teknik Penyehatan dalam indikator biaya dilihat dari biaya yang dibutuhkan menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya dan efisiensi penggunaan biaya. Berdasarkan hasil penelitian, indikator biaya dalam bekerja di peroleh rata-rata atau mean sebesar 3.17 termasuk dalam kategori baik dengan median atau nilai tengah 3.00. Sebagian besar (modus) responden 61.1% (11 responden) memberikan tanggapan baik, hal tersebut dikarenakan anggaran atau biaya yang digunakan pegawai tidak melebihi batas yang ditentukan oleh aturan yang berlaku. e. Orientasi Pelayanan Orientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja pegawai dalam memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan atau instansi lain. Hasil penelitian pada pegawai Balai Permukiman Surabaya diperoleh hasil rata-rata atau mean sebesar 3.22 termasuk dalam kategori baik dengan median atau nilai tengah 3.00. Sebagian besar (modus) responden 77.8% (14 responden) memberikan tanggapan baik dikarenakan pegawai tidak pernah mendapat kritik dari masyarakat mengenai pelayanan yang diberikan karena pelayanan sudah bagus dan memuaskan. f. Integritas Integritas adalah kemampuan pegawai untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan etika dalam organisasi. Hasil penelitian pada pegawai diperoleh hasil rata-rata atau mean sebesar 3.27 termasuk dalam kategori sangat baik dengan median atau nilai tengah 4.00. Sebagian besar (modus) responden 72.2% (13 responden) memberikan tanggapan baik. g. Komitmen Komitmen adalah kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan tindakan pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan. Pada penelitian di pegawai Balai Teknik Surabaya diperoleh hasil rata-rata atau mean sebesar 3.05 termasuk dalam kategori baik dan dengan median atau nilai tengah 3.00. Sebagian besar (modus) responden 94.4% (17 responden) memberikan tanggapan baik dikarenakan prioritas kedinasan lebih utama dibandingan kepentingan lain. h. Disiplin Disiplin adalah kesanggupan pegawai untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata atau

mean sebesar 3.00 termasuk dalam kategori baik dengan median atau nilai tengah 3.00. Sebagian besar (modus) responden 100% (18 responden) memberikan tanggapan baik. Namun, dalam indikator disiplin sebagian perlu diperbaiki seperti penegakan sanksi yang tegas. i. Kerjasama Kerjasama adalah kemauan dan kemampuan pegawai Surabaya untuk bekerjasama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan, dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan. Hasil penelitian mengenai indikator ini termasuk dalam kategori kurang baik dengan rata-rata atau mean sebesar 2.50. Selain itu, diperoleh median atau nilai tengah 2.00 dengan sebagian besar (modus) responden 55.6% (10 responden) memberikan tanggapan kurang baik dikarenakan masih terdapat beberapa masalah dalam kerjasama salah satunya adalah miss communication serta kurangnya transparansi atasan dalam pengambilan keputusan. 2. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja Pegawai a. Faktor Individu Dalam hasil penelitian yang dilakukan pada Balai Teknik Penyehatan Lingkungan Permukiman Surabaya bahwa penilaian kinerja pegawai secara individu pada setiap pegawai yang diteliti diperoleh hasil penelitian kemampuan individu dalam kategori baik sehingga tugas dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Kemampuan tersebut meliputi orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin dan kerjasama. Kemampuan tersebut merupakan bagian dari perilaku kerja. b. Faktor Lingkungan Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja cukup kondusif dalam menunjang terlaksananya tugas-tugas dan pekerjaan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. Namun, dalam kemampuan kerjasama antar pegawai, atasan maupun bawahan diperoleh hasil penelitian dalam kategori kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian mengenai nilai Sasaran Kerja Pegawai yang meliputi Kuantitas pekerjaan yang diberikan, kualitas pekerjaan yang diharapkan, efektifitas dan efisiensi biaya yang ditargetkan telah menunjukkan hasil yang baik. Akan tetapi, dalam pengukuran atau indikator waktu, masih dalam kategori kurang baik dikarenakan kurang efisien dalam menggunakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Balai Permukiman Surabaya, disimpulkan bahwa: 1. Hasil Tingkat Kinerja Pegawai Kinerja merupakan suatu hasil secara kuantitas dan kualitas dalam menyelesaikan beban sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Tingkat kinerja pegawai pada Balai Teknik Surabaya adalah baik dengan perolehan rata-rata sebesar 3.00 yang penilaian tingkat kinerja tersebut mencakup beberapa indikator yaitu kuantitas, kualitas, waktu, biaya, orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin dan kerjasama. Penilaian kinerja tersebut termasuk dalam penilaian SKP dan perilaku.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, hubungan indikator penilaian kinerja dengan empat dimensi menurut Miner (Sudarmanto, 2009 : 11-12) mengenai tolak ukur kinerja individu dapat diketahui bahwa dalam penilaian kinerja pegawai telah mencakup keempat dimensi tersebut sehingga penilaian kinerja pegawai pada Balai Permukiman Surabaya dapat dikatakan telah akurat. Namun, dari keempat dimensi menurut Miner, kerjasama merupakan hal yang penting akan tetapi masih dalam kategori kurang baik dikarenakan masih seringnya terjadi miss communication. Hal tersebut merupakan salah satu penghambat dalam kerjasama. 2. Faktor yang mempengaruhi Pencapaian Kinerja Pegawai Terdapat dua faktor menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:16-17) dalam pencapaian kinerja pegawai yaitu Faktor individu dan faktor lingkungan. Di dalam faktor individu merupakan faktor yang berasal dari dalam diri masingmasing individu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Pencapaian kinerja pegawai Balai Permukiman secara keseluruhan baik dilihat dari faktor individu masing-masing. Namun, masih terdapat kekurangan dari masing-masing individu seperti halnya dalam segi disiplin dan kerjasama. Selain itu, Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Lingkungan kerja pada Balai Teknik Surabaya cukup kondusif dalam menunjang terlaksananya tugas-tugas dan pekerjaan yang dimiliki oleh masingmasing pegawai. Namun, masih perlu peningkatan dan perbaikan beberapa indikator seperti pada penggunaan efisiensi waktu, disiplin dan kerjasama masih terdapat permasalahan. REKOMENDASI 1. Dalam pencapaian kinerja yang lebih baik, sebagai seorang aparatur sipil Negara, hal yang perlu dilakukan adalah menumbuhkan pola pikir, sikap dan perilaku positif sebagai pegawai negeri sipil dikarenakan pola pikir seseorang dapat memicu pelaksanaan pekerjaan sekaligus juga menghambat pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, pembagian job description lebih jelas supaya tidak terjadi overload pekerjaan. 2. Efisiensi waktu yang digunakan pegawai dinilai kurang baik. Berdasarkan hal tersebut sebaiknya pegawai lebih focus dan konsentrasi dalam mengerjakan tugas dengan mengalokasikan waktu sepenuhnya untuk memberikan perhatian lebih pada pekerjaan yang dihadapi. Selain itu, pihak instansi dapat memberikan sosialisasi mengenai manajemen waktu kepada seluruh pegawai Balai Teknik Penyehatan Lingkungan Permukiman Surabaya.sehingga pegawai dapat menggunakan waktu secara efisien dalam menyelesaikan pekerjaannaya. 3. Seharusnya Balai Teknik Penyehatan lebih tegas dalam menegakkan peraturan beserta sanksinya. Namun pada akhirnya sanksi untuk PNS tidak akan berdampak besar dalam pembentukan aparatur yang

bertanggungjawab bila tidak adanya kesadaran akan pentingnya kedisiplinan tersebut, tidak ditegakkannya hukum sebaik mungkin, tidak dilakukan pembinaan yang berkesinambungan serta pengawasan yang ketat. 4. Dalam upaya peningkatan kinerja pegawai Balai Teknik Penyehatan maka perlu meningkatkan kerjasama dan partisipasi pegawai. Untuk membangun kerjasama yang baik, maka perlu adanya pemahaman antar pegawai sehingga tidak terjadi miss communication dan pemimpin mampu mengelola bawahannyadengan baik dengan sikap kepedulian yang tinggi terhadap pegawainya serta adanya transparansi dalam pengambilan keputusan. Selain hal tersebut, diperlukan pehamanan akan pentingnya kerjasama dengan cara memberikan sosialisasi kepada seluruh pegawai. DAFTAR PUSTAKA Buku Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Depok: Rajawali Pers Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi Sumber daya Manusia Teori, Dimensi Pengukuran, Implementasi dalam Organisasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wahyudi, Bambang. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung; Sulita Regulasi PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil