TUGAS AKHIR RP

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

KEADAAN SAMPAI DENGAN BULAN 02 NOPEMBER Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember Produksi (ton)

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2016 KABUPATEN LAMONGAN

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian)

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

TINJAUAN LINGKUP EKSTERNAL

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lamongan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM).

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Penentuan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

Pemerintah Kabupaten Lamongan GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 056/054.a/ /I/2013 Tanggal : 28 Januari 2013

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS

ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KABUPATEN TRENGGALEK. Ratih Putri Andriansari. Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc. Sidang Umum, 08 Juli 2010

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN LAMONGAN

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

RENCANA POLA RUANG V - 1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Kawasan Cepat Tumbuh

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

dari konsep semula. Beberapa kota lain yang mempunyai perkembangan yang AH Pasarlegi KEC. SAMBENG

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan. Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan 2016

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

Transkripsi:

TUGAS AKHIR RP09-1327 PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROINDUSTRI BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN LAMONGAN AJENG NUGRAHANING DEWANTI (3608100054) Dosen Pembimbing : DR. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer.Reg

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG - PDRB Pertanian = 50,65 %, PDRB Industri =5,24% -Dari ± 450 industri kecil menengah, hanya sekitar 14% merupakan industri dengan bahan baku hasil pertanian dan perkebunan (Disperindag Jatim 2010). -Berdasarkan tingkat kesejahteraannya, sebesar 50,64% penduduk Kabupaten Pengembangan WIlayah Penentuan alternatif lokasi yang berpotensi untuk di kembangkan kawasan agroindustri berbasis komoditas pertanian unggulan Lamongan berada pada tingkat Pra-Sejahtera & Sejahtera-I, sedangkan untuk tahap Sejahtera- II,III,& KS-III+ hanya 49,60% (Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2011) Potensi Pertanian pengembangan agroindustri untuk meningkatkan added value -Sekitar 63,71 % bergerak pada sektor pertanian. -Penggunaan lahan di Kabupaten Lamongan didominasi oleh peruntukan belum mampu menghasilkan nilai tambah (added value) dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Lamongan. lahan pertanian yakni sebesar 46,61 % dari luas keseluruhan Kabupaten Lamongan atau 84.512 Ha (RTRW Kab.Lamongan Tahun 2009-2029). -Berdasarkan PDRB pada Tahun 2010, kontribusi sektor Pengembangan Sektor Pertanian harus diikuti Pengembangan Sektor Komplemen (Sektor Industri) pertanian menyumbang sebesar 50,65 %dari keseluruhan sektor usaha yang ada di Kabupaten Lamongan

RUMUSAN MASALAH Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pengembangan wilayah Kabupaten Lamongan. Namun sektor pertanian dan industri yang ada tersebut belum mampu memberikan nilai tambah (added value) terhadap pengembangan Kabupaten Lamongan. Oleh karena itu diperlukan pengembangan kawasan agroindustri yang berbasis pada sektor pertanian unggulan untuk meningkatkan nilai tambah dari sektor pertanian dalam pengembangan Kabupaten Lamongan dengan menentukan alternatif lokasi pengembangan kawasan agroindustri. Pertanyaan Penelitian : Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penentuan lokasi dalam pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan?

TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Menentukan alternatif lokasi pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan. Sasaran Menentukan komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan Menentukan alternatif lokasi pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan

RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang Lingkup Wilayah Ruang Lingkup wilayah pada penelitian ini adalah Kabupaten Lamongan. Kabupaten Lamongan memiliki luas 1.812,80 km2, terdiri dari 27 kecamatan dan 474 desa/kelurahan (462 desa dan 12 kelurahan). Adapun batas-batas secara administrasinya adalah sebagai berikut : Sebelah Timur : Kabupaten Gresik Sebelah Barat : Kabupaten Bojonegoro dan Tuban Sebelah Selatan :Kabupaten Lamongan dan Mojokerto Sebelah Utara : Laut Jawa Ruang Lingkup Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi komoditas pertanian unggulan, menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan agroindustri, serta menentukan alternatif lokasi pengembangan kawasan agroindustri di Kabupaten Lamongan. Ruang Lingkup Substansi Lingkup substansi dalam penelitian ini adalah mengenai teori pengembangan wilayah, teori pengembangan kawasan pertanian, serta teori pengembangan industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI PENGEMBANGAN WILAYAH Hoover, 1997 merupakan upaya membangun dan mengembangkan suatu wilayah berdasarkan pendekatan spasial dengan mempertimbangkan aspek sosial-budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan kelembagaan dalam suatu kerangka perencanaan dan pengelolaan pembangunan yang terpadu Pada dasarnya inti dari pengembangan Misra wilayah dalam adalah Dewi, membangun/mengembangkan 2007 merupakan suatu upaya untuk mendorong wilayah terjadinya dengan perkembangan memperhatikan wilayah aspek secara fisik, harmonis melalui social-budaya, pendekatan ekonomi yang bersifat dan lingkungan komperhensif yang mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya bertujuan untuk memperbaiki tingkat Harun dalam Ummah, 2008 merupakan suatu usaha pembangunan kesejahteraan yang hidup bertujuan dan memperkecil untuk mendorong laju pertumbuhan kesenjangan suatu dan daerah ketimpangan yang dapat pertumbuhan berdampak pada peningkatan kesejahteraan antar masyarakat wilayah. pada suatu wilayah Djakapermana, 2010 Pengembangan wilayah dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara harmonis, serasi dan terpadu melalui pendekatan yang bersifat komperehensif mencakup aspek fisik,ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan

KONSEPSI PENEMBANGAN WILAYAH Mangiri dan Widiati, dkk dalam Dewi, 2007 : 1. Pengembangan wilayah berbasis sumberdaya Pengembangan wilayah berbasis input, tetapi surplus sumberdaya manusia Pengembangan wilayah berbasis input, tetapi surplus sumberdaya alam Pengembangan wilayah berbasis sumberdaya modal dan manajemen Pengembangan wilayah berbasis seni, budaya dan keindahan alam Pengembangan wilayah berbasis penataan ruang 2. Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan Konsep ini menekankan motor penggerak pembangunan suatu wilayah pada komoditaskomoditas yang dinilai bisa menjadi unggulan baik baik ditingkat domestik maupun internasional 3. Pengembangan wilayah berbasis efisiensi Konsep ini menekankan pengembangan wilayah melalui pembangunan bidang ekonomi yang porsinya lebih besar dibandingkan bidang-bidang lainnya. Pembangunan ekonomi tersebut dijalankan dalam kerangka pasar bebas atau pasar persaingan sempurna 4. Pengembangan wilayah menurut pelaku pembangunan Strategi pengembangan wilayah dapat pula ditempuh dengan mengedepankan peranan setiap pelaku pembangunan ekonomi. United Nations (1996) memilah pelaku pembangunan ekonomi menjadi 5 kelompok yaitu: Usaha kecil atau rumah tangga Usaha lembaga sosial Lembaga bukan keuangan Lembaga keuangan Pemerintah Gambar 2.1 Konsepsi Pengembangan Wilayah Sumber : Djakapermana, 2010

TABEL 2.1 SINTESA KAJIAN PUSTAKA Indikator Indikator dalam Penelitian Variabel dalam Penelitian Indikator Penentuan Komoditas Unggulan Komoditas Unggulan - Komoditas Basis - Tingkat Basis Komoditas - Daya Saing - Tingkat Daya Saing - Tingkat Pertumbuhan - Tingkat Pertumbuhan - Progresivitas - Tingkat Progresivitas Indikator Pengembangan Kawasan Industri - Komoditas Unggulan - Bahan Baku - Kuantitas Bahan Baku - Fasilitas - Infrastruktur - SDM/Tenaga Kerja - Jumlah Tenaga Kerja - Pasar - Pasar - Jumlah Pasar - Bahan Baku - Infrastruktur - Ketersediaan Jaringan Listrik - Tenaga Kerja - Aksesibilitas - Kebijakan - Ketersediaan Jaringan Air Bersih - Koordinasi lintas sektoral - Teknologi - Kelembagaan - Aksesibilitas - Ketersediaan jaringan Jalan - Sumber Daya Manusia - Permodalan Sumber : Hasil Sintesa Tinjauan Pustaka, 2012

BAB III METODE PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN No. Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional 1. Menentukan komoditas pertanian unggulan Komoditas Unggulan Tingkat Basis Komoditas Tingkat Daya Saing 2. Menentukan Faktorfaktor Pengembang an Industri Pengolahan Tingkat Pertumbuhan Tingkat Progresivitas atau Kemajuan Komoditas pertanian yang tergolong basis di Kabupaten dengan perhitungan LQ. Apabila nilai LQ > 1 maka merupakan komoditas basis Perbandingan produksi masing-masing komoditas pada tahun awal dan tahun akhir antara Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur dengan menggunakan perhitungan Shift Share. Apabila nilai PPW > 0 maka memiliki daya saing baik Perbandingan produksi masing-masing komoditas pada tahun awal dan tahun akhir antara Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur dengan menggunakan analisis Shift Share. Apabila nilai PP > 0 maka memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif baik Pergeseran bersih atau hasil penambahan nilai PPW dan PP, Apabila nilai PB 0 maka pertumbuhannnya progresif Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Jumlah produksi bahan baku sektor pertanian. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam kegiatan industri. Pasar Jumlah Pasar Jumlah pasar sebagai tempat pemasaran hasil produksi di Kabupaten Lamongan. Infrastruktur Ketersediaan Jaringan Tingkat pelayanan listrik oleh PLN terhadap penduduk Listrik di wilayah penelitian. Ketersediaan Jaringan Air Tingkat pelayanan air bersih oleh PDAM terhadap Bersih penduduk di wilayah penelitian Aksesibilitas Ketersediaan Jaringan Panjang jalan dan klasifikasi jenis jalan yang terdapat Jalan di wilayah penelitian. Tabel 3.3 Organisasi Variabel (Sumber : Hasil Kajian, 2011)

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Sekunder a. Survey Instansional Pada penelitian ini survey instansional dilakukan pada instansi yang memiliki relevansi dengan pembahasan seperti Bappeda Kabupaten Lamongan, BPS, dan lain-lain. b. Survey media Data sekunder juga bisa didapatkan dari media internet maupun media cetak. Data-data ini dapat digunakan untuk memperluas pemahaman mengenai pengembangan wilayah dan pnentuan alternatif lokasi pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas unggulan.

METODE ANALISA No. Sasaran Variabel Teknik Analisis Output 1. Menentukan komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan. - Komoditas basis - Daya saing - Tingkat pertumbuhan - Progresifitas atau kemajuan - Location Quotion (LQ) - Shift Share Analysis (SSA) Jenis Komoditas Unggulan di Kabupaten Lamongan 2. Menentukan faktorfaktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas unggulan di Kabupaten Lamongan. - Kuantitas Bahan Baku - Tenaga Kerja - Pasar - Ketersediaan jaringan listrik - Ketersediaan jaringan Jalan Analisa Regresi Linier Berganda Faktor faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi pengembangan kawasan agroindustri di Kabupaten Lamongan 3. Menentukan alternatif lokasi pengembangan kawasan agroindustri berbasis komoditas unggulan di Kabupaten Lamongan - Bahan Baku - Tenaga Kerja - Pasar - Jaringan listrik - jaringan Jalan Pembobotan Alternatif lokasi yang potensial dikembangkan sebagai kawasan agroindustri di kabupaten Lamongan Sumber : Penulis, 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH 120,000 100,000 80,000 Jumlah Penduduk dan Luas Lahan Kabupaten Lamongan Tahun 2010 Jumlah penduduk tertinggi di Keccmatan Paciran(100.710 jiwa), dengan luas lahan 4.789 Ha. jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Sukorame dengan jumlah penduduk sebesar 23.059 jiwa., luas 4.147 Ha. 60,000 40,000 20,000 Luas Lahan (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) 0 Sukorame Ngimbang Mantup Sugio Modo Pucuk Lamongan Sarirejo Glagah Turi Karanggeneng Maduran Solokuro Brondong

KETENAGAKERJAAN Jumlah Pencari Kerja (orang) 3000 2500 2494 Jumlah Tenaga Kerja Industri 2000 1500 1419 5000 4500 4000 1000 500 0 465 Jumlah Pencari Kerja (orang) 3500 3000 2500 2000 1500 Industri Non Formal/Kerajinan RT Indistri Formal 1000 500 0 Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong

KLASIFIKASI JALAN Jenis Permukaan Kondisi Jalan 350 300 250 200 150 100 50 0 0 0 70.63 56.93 Jalan Negara Jalan Propinsi 43.47 214.94 88.33 Jalan Kabupaten 400 300 200 100 0 027.83 24.46 2 42.81 30.47 184.57 162.17 Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Baik Sedang Rusak Rusak Berat 0 Aspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci Kelas Jalan 350 300 250 200 150 100 50 0 36.37 34.26 57.23 0 0 8.93 166.32 171.49 Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Kelas III Kelas II Kelas I

KONDISI JALAN Kondisi Jalan di Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Lamongan 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 % Baik %Rusak Ringan %Rusak Berat Sumber : PU Bina Marga Kabupaten Lamongan

JUMLAH FASILITAS PERDAGANGAN (PASAR) 12 10 Pasar Umum 11 8 7 6 4 3 3 4 3 5 3 5 4 5 3 4 6 5 6 Pasar Umum 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0

UTILITAS Tabel Penggunaan Air Menurut Jenis Pelanggan Kabupaten Lamongan Tahun 2010 No Jenis Pelanggan Banyaknya Pelanggan Pemakaian (M³) 1 Non Niaga 11.072 2.636.125 2 Hotel 1 238 3 Badan Sosial 115 27.380 4 Fasilitas Umum 34 8.095 5 6 Toko, Industri, Perusahaan 725 172.615 Kantor Pemerintahan 231 54.999 7 Pelabuhan - - 8 Lain-lain - 1,049 Jumlah 12.178 2.900.501 Tabel Jumlah Pelanggan, Pemakaian Energi Kabupaten Lamongan Tahun 2006 No Jenis Pelanggan Banyaknya Pelanggan Pemakaian (KWH) 1 Sosial 3,402 4,357,750 2 Rumah Tangga 104,389 86,985,214 3 Usaha/Perhotelan 7,858 7,951,706 4 Industri 24 4,739,531 5 Gedung/Kantor 189 1,068,732 6 Lain-lain 137 6,332,325 Jumlah 115,999 111,435,258 Tahun 2009 12.149 2.892.146 Tahun 2008 11.943 2.475.964 Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Lamongan 2008-2028 Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2011

PERKEMBANGAN PDRB No. Kontribusi terbesar : sektor Pertanian 44,97 %, serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 31,33 %. Sedangkan untuk sektor pertanian, subsektor penyumbang PDRB Kabupaten Lamongan adalah subsektor tanaman bahan makanan (27,23%), perikanan (15,25%), Peternakan dan Hasilnya (1,53), tanaman perkebunan (0,93%), dan yang terakhir adalah kehutanan (0,03%). 1 2 Lapangan Usaha/Sektor 2009 2010 Pertanian 2.996.968,48 3.135.747,71 a. Tanaman Bahan Makanan 1.852.165,53 1.899.536,28 b. Tanaman Perkebunan 74.665,04 76.296,36 c. Peternakan dan Hasilnya 89.286,30 96.333,72 d. Kehutanan 1.859,94 1.224,57 e. Perikanan Pertambangan & Penggalian 3 Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air 4 Bersih 5 Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & 6 Restoran Pengangkutan & 7 Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahan 978.991,67 1.052.356,78 8.847,94 8.978,56 301.444,97 324.437,74 65.806,97 69.623,70 153.787,13 159.169,68 1.472.494,76 1.617.554,02 102.842,72 109.866,66 207.471,87 232.843,30 9 Jasa-Jasa PDRB Lamongan 482.430,25 532.845,12 5.792.095,09 6.191.066,49 Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2011

PRODUKTIVITAS SUB SEKTOR 900,000 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 Produksi Tanaman Bahan Makanan (Ton) 857,637 279,654 40,373 Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar 2008 2009 2010 617 10,966 31,669 Kacang Tanah Kacang Kedelai 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 189,788 Produksi Perkebunan (Ton) 2135 1834.17 5575 1001.2 12,941 5841 1420 Produksi Daging Subsektor Peternakan (Kg) 30,000,000 25,520,582 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 69,657 60,732 41,595 885,859 98,478 20,780 0 2008 2009 2010 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 0 2008 2009 2010 Produksi Perikanan (Ton) 30,516,871.4 7 1,231,012 1,026,475 1,041,352.88 687,673.00 Sungai Rawa Kolam Waduk Sawah Tambak 2008 2009 2010 Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2011

KONDISI INDUSTRI 70 60 50 40 30 20 10 0 Sukorame Bluluk Jumlah Perusahaan Industri di Kabupaten Lamongan Tahun 2010 Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung Sarirejo Deket Jumlah Industri Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong Mayoritas industri yang ada di Kabupaten Lamongan adalah industri kecil Menurut Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) industri yang bergerak di sektor pertanian hanya sebesar 14 % dari keseluruhan industri yang ada.

ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Menentukan Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan Location Quotient (LQ) Shift Share Analysis (SSA)

ANALISA DAN PEMBAHASAN No. Kecamatan Komoditas Unggulan 1 Sukorame Padi, Jagung, 2 Bluluk Jagung, Kacang Hijau 3 Ngimbang Padi, Jagung, Kacang Hijau 4 Sambeng Jagung, Kacang Tanah, Kacang Kedelai 5 Mantup Jagung, Kacang Kedelai 6 Kembangbahu Padi, Kacang Kedelai, 7 Sugio Kacang Hijau 8 Kedungpring Padi 9 Modo Padi, Jagung 10 Babat Padi 11 Pucuk - 12 Sukodadi - 13 Lamongan Padi 14 Tikung Padi, Kacang Hijau 15 Sarirejo Kacang Kedelai, Kacang Hijau 16 Deket - 17 Glagah - 18 Karangbinangun - 19 Turi Padi 20 Kalitengah Ubi Jalar,Kacang Hijau 21 Karanggeneng - 22 Sekaran - 23 Maduran - 24 Laren Padi 25 Solokuro Jagung, Kacang Tanah 26 Paciran Ubi kayu, Kacang tanah 27 Brondong Ubi kayu, Kacang tanah Kompilasi antara hasil dari perhitungan LQ dan perhitungan Shift Share didapatkan beberapa komoditas yang menjadi unggulan yang berbeda-beda di masing-masing kecamatan. Namun untuk komoditas unggulan di Kabupaten Lamongan digunakan komoditas yang unggul di sebagian besar kecamatan yang ada yakni komoditas padi.

920,000 140000 900,000 880,000 138000 860,000 840,000 136000 820,000 800,000 134000 780,000 132000 760,000 740,000 130000 720,000 700,000 2006 2007 2008 2009 2010 Produksi Padi (Ton) 128000 2006 2007 2008 2009 2010 Luas Lahan Pertanian Padi (Ha) Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2011 Meskipun jumlah produksi padi menurun di tahun 2010, namun jumlah tersebut masih berpotensi jika digunakan sebagai bahan baku dalam sektor industri, khususnya industri kecil menengah. Dengan asumsi kebutuhan untuk konsumsi penduduk 0.3 kg per penduduk/hari, kebutuhan konsumsi selama 1 tahun adalah sebesar 164246.82 ton. Dengan jumlah produktivitas padi rata-rata selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 837151.8 ton maka terdapat surplus produksi padi sebesar 672904.98 ton.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN 2. Menentukan Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Penentuan Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Lamongan digunakan metode analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan alat analisa SPSS 17. Variabel Dependen (Y) : Industri Variabel Independen (X) : Ketersediaan bahan baku industri (dalam hal ini produktivitas komoditas padi sebagai komoditas unggulan), Ketersediaan tenaga kerja, Ketersediaan pasar (jumlah pasar), Aksesibilitas, dan Listrik.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Regresi Y = -15.459-2.190E-5 X1+ 0.011 X2-4.519 X3 + 0.089 X4 +9.349E-6 X5

ANALISA DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Model Asumsi Klasik b. Pemeriksaan a. Pemeriksaan Autokorelasi Multikolinearitas nilai DW hitung yang mendekati 2 dianggap menunjukkan bahwa model terbebas dari autokorelasi (Gujarati,2003: 469). - VIF = 1 mengindikasikan tidak ada korelasi yang signifikan antar variabel prediktor; VIF > 1 mengidikasikan bahwa ada korelasi antar variabel prediktor ; - VIF > 5-10 mengindikasikan bahwa ada salah satu variabel predikator merupakan fungsi dari variabel prediktor yang lain.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Model Asumsi Klasik c. Pemeriksaan c. Pemeriksaan Normalitas Heteroskedastisitas - Dihitung dengan Uji Park. - Pada tabel t dengan df = n-6 atau 27-6 = 21 pada pengujian 2 sisi (signifikansi 0,1), di dapat nilai t tabel sebesar - 2,079 Jika nilai. signifikansi t (Asymp.Sig tabel < t hitung 2-tailed) < lebih t tabel dari 0.1 maka residual berdistribusi normal.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Pengujian Statistik Regresi

ANALISA DAN PEMBAHASAN Interpretasi Hasil Y = -15.459-2.190E-5 X1+ 0.011 X2-4.519 X3 + 0.089 X4 +9.349E-6 X5 a. Pengaruh Kuantitas Bahan Baku terhadap Jumlah Industri c. Pengaruh Pasar terhadap Jumlah Industri Kuantitas bahan baku memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap d. b. Pengaruh jumlah industri Tenaga pasar Aksesibilitas nilai Kerja terhadap signifikansi jumlah terhadap Jumlah dari industri Jumlah kuantitas Industri benar-benar Industri e. Pengaruh Listrik terhadap Industri bahan baku adalah signifikan 0.831 dan mempunyai dengan Aksesibilitas pengaruh alpha 10%. mempunyai negatif pengaruh yang cukup yang positif besar dan nilai signifikansi Listrik Tenaga mempunyai kerja memiliki pengaruh yang positif dan dan signifikan terhadap pasar Tidak terhadap sesuai adalah jumlah jumlah industri dengan 0.000 industri hipotesis dengan di nilai signifikansi awal alpha Kabupaten pada 10% penelitian dan Lamongan. koefisien tenaga kerja ini, yang Hal dalam dari mana ini hasil diduga model industri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi listrik regresi adalah bahwa kuantitas sebesar ditunjukkan -4.519. adalah sebesar bahan dari baku nilai 0.000 akan signifikansi dengan mempunyai alpha pengaruh dari aksesibilitas 10%. positif yang adalah signifikan sebesar 0.000 dengan alpha 10%. terhadap jumlah Hal 0.033 ini dengan berarti industri menunjukkan alpha 10% bahwa dan keberadaan koefisien dalam pasar model di masing-masing 0.089. Ini menunjukkan bahwa bahwa tenaga listrik kerja benar-benar signifikan mempunyai mempengaruhi Aksesibilitas kecamatan Kondisi jumlah industri. eksisting tidak ini diukur menjadi Dalam : mayoritas dari pertimbangan persentasi hal ini semakin industri yang kondisi dalam banyak ada merupakan penentuan jalan yang tenaga kerja industri lokasi dalam yang signifikan terhadap keberadaan industri. Industri sangat maka sangat yang industri keadaan bukan semakin berbahan secara baik di banyak baku eksisting. masing-masing pula dari jumlah hasil pertanian kecamatan. industri khususnya Terbukti yang ada. padi. Selain bahwa itu, dapat semakin bergantung dengan ketersediaan listrik untuk proses produksi dan juga banyak diartikan Dapat diartikan jalan bahwa yang bahan bahwa kondisinya baku kemungkinan dari industri baik, didapatkan maka industri lebih dari yang cenderung luar ada Kabupaten lebih banyak sebagainya. industri Lamongan. memanfaatkan yang berlokasi pasar yang di kecamatan lebih luas cakupannya tersebut. dan pada wilayah tertentu.

ANALISA DAN PEMBAHASAN 3. Menentukan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Lamongan Digunakan Metode Pembobotan. Pembobotan dilakukan terhadap faktor-faktor yang telah ditemukan pada sasaran sebelumnya di masing-masing kecamatan. Sehingga akan ditemukan lokasi kecamatan dengan bobot terbesar sebagai kecamatan yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan agroindustri.

Kecamatan Industri Bahan Baku (ton) Tenaga Kerja (jiwa) Pasar (unit) Aksesibilitas (%) Listrik (KWh) Sukorame 0 19300 0 1 100.00 1713090.2 Bluluk 1 30846 29 3 64.79 1831659.6 Ngimbang 15 33325 157 3 100.00 3661016.2 Sambeng 32 35387 260 1 100.00 3927128.7 Mantup 7 33175 87 4 100.00 3607674.8 Kembangbahu 6 47365 348 3 38.64 3943398.6 Sugio 16 72758 93 2 20.74 5168541.5 Kedungpring 17 63902 281 5 87.49 5141945.1 Modo 10 61447 99 3 100.00 4110183.2 Babat 62 38508 616 5 100.00 7196405.2 Pucuk 19 22358 81 2 0.00 4261589.5 Sukodadi 28 46214 710 4 6.32 4544269.1 Lamongan 65 35074 4387 5 4.85 5351521.7 Tikung 12 48328 126 1 24.62 3345945.5 Sarirejo 7 33750 37 1 100.00 1961744.2 Deket 14 21329 91 0 42.37 3614063.9 Glagah 10 15433 87 2 12.06 3639545.9 Karangbinangun 4 22885 72 2 0.00 3361472.4 Turi 10 31160 136 3 38.01 4285214.3 Kalitengah 4 9200 119 2 31.03 2896927 Karanggeneng 10 18587 82 4 6.08 3789169.2 Sekaran 1 30268 22 6 0.00 4572425.6 Maduran 36 27673 548 2 100.00 3553367.6 Laren 2 35522 25 5 8.20 4342270.2 Solokuro 6 17169 95 6 0.00 4356237 Paciran 36 2004 1484 7 100.00 7481907.9 Brondong 17 4670 3271 11 0.00 5776544

ANALISA DAN PEMBAHASAN Hasil Pembobotan (Skoring) Kecamatan Baku Tenaga Kerja Pasar Aksesibilitas Listrik Skor Sukorame 1 1 1 3 1 7 Bluluk 2 1 1 2 1 7 Ngimbang 2 1 1 3 2 9 Sambeng 2 1 1 3 2 9 Mantup 2 1 2 3 1 9 Kembangbahu 2 1 1 2 2 8 Sugio 3 1 1 1 2 8 Kedungpring 3 1 2 3 2 11 Modo 3 1 1 3 2 10 Babat 2 1 2 3 3 11 Pucuk 1 1 1 1 2 6 Sukodadi 2 1 2 1 2 8 Lamongan 2 3 2 1 2 10 Tikung 2 1 1 1 1 6 Sarirejo 2 1 1 3 1 8 Deket 1 1 1 2 1 6 Glagah 1 1 1 1 2 6 Karangbinangun 1 1 1 1 1 5 Turi 2 1 1 1 2 7 Kalitengah 1 1 1 1 1 5 Karanggeneng 1 1 2 1 2 7 Sekaran 2 1 2 1 2 8 Maduran 2 1 1 3 1 8

ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Masing-masing kecamatan di Kabupaten memiliki komoditas unggulan yang berbeda-beda. Komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Lamongan adalah komoditas padi yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Sukorame, Ngimbang, Kembangbahu, Kedungpring, Modo, Babat, Lamongan, Tikung, Turi dan Laren. Dari hasil analisis regresi linier berganda didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi industri diantaranya kuantitas bahan baku, tenaga kerja, pasar, aksesibilitas dan listrik. Adapun model dari pengaruh yang didapatkan adalah sebagai berikut : Y = -15.459-2.190E-5 X1+ 0.011 X2-4.519 X3 + 0.089 X4 +9.349E-6 X5 Berdasarkan hasil dari pembobotan masing-masing nilai faktor di tiap kecamatan diperoleh beberapa kecamatan dengan bobot tertinggi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan agroindustri di Kabupaten Lamongan yakni Kecamatan Kedungpring dan Babat

Rekomendasi Berdasarkan hasil dari penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan adalah : Terkait dengan di penetapan Kabupaten Lamongan sebagai Kawasan Agropolitan diperlukan pengembangan kawasan agroindustri yang mendukung peran Kawasan Agropolitan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, yakni dengan menentukan lokasi-lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan agroindustri yang berbasis komoditas pertanian unggulan. Adapun lokasi yang direkomendasikan adalah Kecamatan Kedungpring dan Kecamatan Babat dengan komoditas unggulan di kabupaten Lamongan adalah padi.

DAFTAR PUSTAKA Buku : Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarja : Graha Ilmu Djakapermana, Ruchyat Deni. 2010. Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Kesisteman. Bogor : IPB Press. Kountur, Ronny. 2009. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : Buana Printing. Nurzaman, Siti Sutriah. 2002. Perencanaa Wilayah di Indonesia pada Masa Sekitar Krisis. Bandung: Penerbit ITB Rusastra, I.W., P. Simatupang dan B.Rachman.2002. Pembangunan Ekonomi Perdesaan Berbasis Agribisnis. Analisis Kebijakan : Pembangunan Pertanian Andalan Berwawasan Agribisnis. Monograph Series No. 23 Puslitbang Sosial Ekonomi Prtanian. Bogor Soekartawi.1993. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Santoso, Imam.2006. Pengantar Agroindustri. Fakultas Pertanian Unirvesitas Brawijaya Malang. Sembiring, R.K. 2003. Analisis Regresi. Bandung : Penerbit ITB. Tarigan, Drs. Robinson. 2003. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Dokumen Pemerintahan : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamongan. 2008. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan 2008-2028. Lamongan : Pemerintah Kabupaten Lamongan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamongan. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamongan 2011-2015. Lamongan : Pemerintah Kabupaten Lamongan Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur. 2010. Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2011. BPS Propinsi Jawa Timur, Jawa Timur. Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur. 2007. Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007. BPS Propinsi Jawa Timur, Jawa Timur. Tugas Akhir/Tesis/Disertasi : Internet : Dewi, Atik Kumala. 2007. Tugas Akhir : Penentuan Lokasi Kota Agroindusri Di Kabupaten Mojokerto. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dipayana, Dewa Nyoman Mahesa. 2009. Tugas Akhir : Arahan Pengembangan Wilayah Badung Utara melalui Implementasi Konsep Agropolitan. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Latifah, Umi. 2011. Tugas Akhir :Pengembangan Kawasan Industri Perikanan Di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Melalui Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suryani, Erma. 2001. Tesis : Skenario Kebijakan Pengembangan Pergaraman Nasional, Suatu Penghampiran Model Sistem Dinamik. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Ummah, Maslacthul. 2008. Tugas Akhir : Variabel Internal Yang Mempengaruhi Kesenjangan Ekonomi Wilayah di Gerbangkertosusila. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kusnadi, Rahmat. 2010. Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan Pengembangan Wilayah. Diunduh pada tanggal 28 Maret 2011 dari http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/02/pusat-pertumbuhan.html Pranoto, Sugimin. 2008. Keterkaitan Desa-Kota dalam Pembangunan Perdesaan Departemen Pekerjaan Umum RI (http://www.kimpraswil.go.id)

TERIMA KASIH...