BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Skripsi ini adalah bagian dari payung penelitian yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup 18
19 unsur manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui suatu serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnanpenyempurnaan. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Karena dalam penelitian ini mengembangkan produk baru berupa strategi pembelajaran intertekstual pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan, maka penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan metode evaluatif. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut. Potensi dan Masalah Pengumpul -an data Desain Produk Validasi Desain Uji coba Pemakaian Revisi Produk Uji coba Produk Revisi Desain Revisi Produk Produksi Masal Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D
20 Penelitian ini hanya sampai pada langkah revisi desain. Berdasarkan Gambar 3.1 tersebut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. 1. Potensi dan masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah. Dalam penelitian ini potensi yang memungkinkan adalah guru dengan latar belakang pendidikannya, pengalamnnya, selain guru sarana dan prasarana seperti komputer untuk memfasilitasi level makroskopik, laboratorium untuk memfasilitasi level mikroskopik, dll. Bagaimana keberadaan dan kebermanfaatan potensi-potensi yang ada merupakan data yang harus didapatkan dalam penelitian. Akan tetapi dalam penelitian ini langkah tersebut tidak dilakukan. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dalam penelitian ini telah dijelasakan pada bagian latar belakang yaitu guru cenderung mengarahkan siswa pada kemampuan untuk menghafal informasi, pengajaran guru yang didominasi oleh level simbol dan konsep-konsep dalam ilmu kimia yang abstrak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berangkat dari masalah-masalah yang ada.
21 2. Mengumpulkan informasi Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date., maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitian ini informasi dikumpulkan dengan cara analisis standar kompetensi dan kompetensi untuk mendapatkan indikator dan konsep yang sesuai pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan, dan menganalisis buku untuk mendapatkan representasi kimia dalam buku-buku tersebut dan menjadikannya acuan dalam pengembangan representasi kimia. 3. Desain produk Dalam penelitian ini desain produk diwujudkan dalam bentuk deskripsi pembelajaran dan media yang digunakan dalam proses pembelarannya. 4. Validasi desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam penelitian ini pengembangan representasi kimia (level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik) dapat membantu siswa memahami konsep kimia secara lebih utuh. Validasi produk dilakukan dengan cara mempresentasikan deskipsi pembelajaran di hadapan pakar dalam bidang kimia dan pembelajaran kimia untuk menilai deskripsi pembelajaran yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
22 5. Perbaikan desain Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain oleh peneliti. 6. Uji coba produk Pengujian produk dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (deskripsi pembelajaran intertekstual). Langkah ini tidak dilakukan. 7. Revisi produk Setelah sistem baru (deskripsi pembelajaran intertekstual) diketahui kelemahannya setelah dipakai. Produk tersebut perlu segera diperbaiki lagi. Langkah ini tidak dilakukan. 8. Uji coba pemakaian Dalam operasinya sistem baru (deskripsi pembelajaran intertekstual) diterapkan dalam kondisi yang nyata untuk dinilai kekurangannya untuk perbaikan lebih lanjut. Langkah ini tidak dilakukan 9. Revisi produk Revisi produk dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan atau kelemahan. Langkah ini tidak dilakukan.
23 10. Pembuatan produk masal Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Langkah ini tidak dilakukan. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu strategi pembelajaran intertekstual yang dapat diaplikasikan pada pembelajaran formal di sekolah. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka diperlukan desain penelitian. Desain penelitian yakni rencana atau strategi untuk melaksanakan penelitian. Adapun desain yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut:
24 Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Merumuskan Indikator dan Konsep pada Submateri Pokok Penurunan Tekanan Uap Larutan Validasi kesesuaian antara Indikator dan Konsep terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Revisi Indikator dan Konsep Analisis buku-buku teks kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Universitas untuk melihat representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik Penurunan Tekanan Uap Larutan Pengembangan representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik Penurunan Tekanan Uap Larutan Validasi kesesuaian representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik terhadap konsep Revisi representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik Pengembangan deskripsi pembelajaran intertekstual pada submateri pokok Penurunan Tekanan Uap Larutan Presentasi deskripsi pembelajaran intertekstual pada submateri pokok Penurunan Tekanan Uap Larutan Larutan Revisi deskripsi pembelajaran intertekstual pada submateri pokok Penurunan Tekanan Uap Larutan Larutan Deskripsi pembelajaran intertekstual submateri pokok Penurunan Gambar Tekanan 3.1. Uap Desain Larutan Penelitian Larutan Gambar 3.2. Desain Penelitian
25 Berdasarkan desain penelitian, maka penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : Tahap 1 : Tahap Perencanaan 1. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada submateri pokok Penurunan Tekanan Uap Larutan dalam standar isi. 2. Validasi kesesuaian indikator dan konsep terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 3. Revisi indikator dan konsep yang telah divalidasi. 4. Menganalisis 3 buku teks kimia SMA dan 3 buku teks kimia Universitas. Untuk melihat representasi level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik yang dimunculkan dari konsep yang telah dirumuskan. 5. Pengembangan representasi level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik yang terdapat pada konsep penurunan tekanan uap larutan. 6. Validasi kesesuaian representasi level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik terhadap konsep yang dikembangkan yang akan digunakan dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstualitas pada sub materi poko penurunan tekanan uap larutan. 7. Revisi kesesuaian representasi level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik terhadap konsep yang telah divalidasi.
26 Tahap 2 : Tahap Pelaksanaan 1. Pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. 2. Presentasi strategi pembelajaran intertekstual penurunan tekanan uap larutan. 3. Revisi strategi pembelajaran intertekstual penurunan tekanan uap larutan setelah dipresentasikan. Tahap 3 : Tahap Penyusunan Skripsi 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah materi penurunan tekanan uap larutan pada buku-buku teks kimia tingkat SMA dan Universitas. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Tabel kesesuaian Indikator dan Konsep terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. b. Tabel analisis tiga buku teks kimia tingkat SMA dan tiga buku teks kimia tingkat Universitas untuk melihat representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan.
27 c. Tabel deskripsi pembelajaran submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu merumuskan indikator dan konsep berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam standar isi. Indikator dan konsep disusun dalam suatu tabel. Setelah itu, melakukan validasi kesesuaian indikator dan konsep terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Validasi dilakukan oleh 2 orang dosen kimia dan 2 orang guru kimia. Tabel hasil validasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.1 Setelah mendapatkan indikator dan konsep yang sesuai maka tahap kedua yaitu melakukan analisis representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan pada buku-buku teks kimia tingkat SMA dan Universitas. Analisis tersebut disusun dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada Lampiran 1.2 Setelah mendapatkan representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan dari buku-buku teks kimia tingkat SMA dan Universitas tahap ketiga yaitu melakukan pengembangan reperesentasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. Pengembangan reperesentasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan
28 tekanan uap larutan dilakukan berdasarkan representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan dari buku-buku teks kimia tingkat SMA dan Universitas yang telah dianalisis, dari internet dan pengembangan oleh peneliti sendiri terutama representasi pada level simbolik. Reperesentasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan tersebut kemudian divalidas dengan tujuan melihat kesesuaia antara representasi tersebut dengan konsep yang telah dirumuskan. Hasil validasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.3 3.6 Pengolahan Data 3.6.1 Pengolahan data hasil validasi kesesuaian Indikator dan Konsep terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. Setelah validasi Indikator dan Konsep terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan dilakukan, peneliti mendiskusikan saran-saran dari para validator dengan dosen pembimbing. Dalam diskusi tersesbut ditentukan saran-saran mana yang harus diambil untuk merevisi indikator dan konsep yang telah dirumuskan sehingga didapat indikator dan konsep yang sesuai untuk submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. Indikator dan konsep tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan analisis representasi level makroskopik, mikroskopik dan
29 simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan pada bukubuku teks kimia tingkat SMA dan Universitas. 3.6.2 Pengolahan data analisis buku-buku teks kimia tingkat SMA dan Universitas untuk melihat representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. Dari hasil analisis representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan pada tiga buku teks kimia tingkat SMA dan tiga buku teks kimia tingkat Universitas didapat pola bagaimana level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan itu dimunculkan pada konsep-konsep yang telah dirumuskan. Hasil analisis tersebut sebagai salah satu acuan dalam pengembangan representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan yang akan dilakukan oleh peneliti.
30 3.6.3 Pengolahan data hasil validasi kesesuaian representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan terhadap konsep yang dikembangkan Setelah validasi kesesuaian representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik terhadap konsep pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan dilakukan, peneliti mendiskusikan saransaran dari validator dan dosen pembimbing untuk melakukan revisi. Revisi ini dimaksudkan agar representasi level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik sesuai dengan konsep yang telah dirumuskan. Dalam diskusi tersesbut ditentukan saran-saran mana yang harus diambil untuk merevisi representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan yang telah dikembangkan oleh peneliti sehingga didapat representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan. Representasi level makroskopik, mikroskopik dan simbolik pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan tersebut akan digunakan dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada submateri pokok penurunan tekanan uap larutan.