II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN SAYURAN (Studi Kasus: Frida Agro, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat) SKRIPSI BRAHMANTYO ADINUGROHO H

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

BAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tahun Bawang

TINJAUAN MATA KULIAH...

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi bagi tingkat inflasi di beberapa wilayah di Indonesia. Solopos

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan.


I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. METODOLOGIPENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Jenis dan Sumber Data. Metode Penentuan Responden

Gambar 1.1. Jumlah pulau menurut kabupaten/kota (BPS KEPRI, 2012)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Sayuran

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daftar Harga Produk Sayuran

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

Perkembangan Ekonomi Makro

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

A. Realisasi Keuangan

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

BAB IV METODE PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN

PENGERTIAN SAYURAN SAYURAN ADALAH SEMUA JENIS TANAMAN ATAU BAGIAN DARI TANAMAN YANG DAPAT DIOLAH MENJADI MAKANAN

PENGERTIAN SAYURAN SAYURAN ADALAH SEMUA JENIS TANAMAN ATAU BAGIAN DARI TANAMAN YANG DAPAT DIOLAH MENJADI MAKANAN

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bawang merah belum terasa nikmat (Rahayu, 1998).

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran Sayuran memiliki peran penting untuk kesehatan manusia, karena sayuran banyak dibutuhkan manusia untuk beberapa macam manfaat yang salah satunya untuk membantu metabolisme tubuh. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat dan mineral pada sayur tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa mengkonsumsi sayuran segar dengan cara memasak yang benar dan kalangan ilmuwan kesehatan percaya bahwa dengan mengkonsumsi sayuran secara teratur akan berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia (Nazarudin, 1999). Jenis sayuran yang beredar di pasar sangat banyak, banyaknya jenis sayuran yang beredar ini dibedakan berdasarkan kepentingannya. Rahardi (2001) menyatakan bahwa sayuran terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan berdasarkan tempat tumbuh, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi. Berdasarkan tempat tumbuh sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran dataran rendah dan sayuran dataran tinggi. Sayuran dataran rendah dapat tumbuh pada suhu kisaran 26-28,5 0 C, sedangkan sayuran dataran tinggi dapat tumbuh pada suhu kisaran 16-18,5 0 C. Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan. Sedangakan berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, buah, bunga, umbi dan rebung. Pernyataan dari Rahardi tentang pembagian jenis sayuran berdasarakan kepentingan tersebut dilengkapi oleh Setyadi (1989), Setyadi menambahkan bahwa sayuran dapat dibedakan berdasarkan letak penanamannya, yaitu sayuran yang dapat ditanam di atas tanah dan sayuran yang dapat ditanam dibawah tanah. Sayuran yang dapat ditanam di atas tanah meliputi : Kubis-kubisan (kubis, bunga kubis, sayuran) Kacang-kacangan (buncis, kapri, kacnag panjang, kecepir) Tanaman Solanaceae berbuah (cabai, tomat, terung) Ketimun (ketimun, melon, semangka) Sayuran hijau (spinasi, bayam, kangkung dan lain-lain)

Jamur (agaricus, vorariela) Sayuran lain (okra, asparagus, jagung manis, rebung) Sedangkan sayuran yang dapat ditanam di bawah tanah meliputi : Tanaman akar iklim sedang (bit, wortel, lobak) Tanaman akar tropik (talas, ubi jalar) Tanaman Umbi (kentang) Tanaman Umbi lapis (bawang putih, bawang merah, bawang Bombay) Sayuran mempunyai sifat yang berbeda dengan komoditas pertanian yang lainnya, Rahardi (2001) menjelaskan berbagai macam sifat sayuran seperti di bawah ini : Tidak tergantung musim, sehingga sayuran dapat dibudidayakan kapan saja dengan syarat tumbuh terpenuhi Mempunyai risiko tinggi. Sayuran mudah busuk, sehingga dengan berlalunya waktu dan kekurang hati-hatian dalam penanganan pasca panen, sayuran yang dijual semakin lama semakin turun harganya sampai tidak bernilai sama sekali. Perputaran modalnya cepat. Hal ini disebabkan waktu produksi sayuran yang lebih singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap hari orang membutuhkan sayuran. Karena sifatnya yang mudah rusak dan berumur pendek, maka lokasi produksi biasanya dekat dengan konsumen. Keadaan ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi biaya transportasi. 2.3 Penelitian Terdahulu Dalam menjalankan penelitiannya penulis menggunakan beberapa contoh skripsi terdahulu, tujuan menggunakan beberapa contoh skripsi terdahulu sebagai tambahan referensi dan menambah pengetahuan peneliti. Penelitian pertama yang dibahas adalah penelitian dari Irmawati (2008) berjudul Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji model rantai pasokan PTPN III Gunung Mas, (2) mengkaji pengaruh manajemen rantai pasokan terhadap kinerja PTPN VIII Gunung Mas dan (3) memberikan solusi dengan pendekatan manajemen rantai 10

pasokan pada PTPN VIII Gunung Mas. Inti dari penelitian ini adalah mengukur sebarapa jauh pengaruh atau dampak MRP terhadap kinerja di PTPN VIII. Untuk menjawab dari tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan analisis rantai pasokan dan analisis manajemen rantai pasokan terhadap kinerja perusahaan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Analisis rantai pasokan dilakukan dengan cara deskriptif terhadap proses rantai pasokan yang dimiliki PTPN VIII. Sedangkan analisis manajemen rantai pasokan terhadap kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM), penggunaan analisis SEM akan menjelaskan adanya pengaruh positif atau negatif yang disebabkan penerapan manajemen rantai pasokan terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Berbeda dengan Irmawati (2008), pada Penelitian kedua dan ketiga yang dibahas yaitu tentang kinerja MRP di perusahaan yang diteliti, sederhananya adalah mengetahui penerapan MRP di perusahaan dan manfaat yang diberikan dari penerapan MRP. Penelitian ini dilakukan oleh Risyana (2008) dan Usman (2007). Penelitian Risyana berjudul Kinerja Supply Chain Management (SCM) komoditi Ayam Nenek (Grandparent Stock) di PT. Galur Prima Cobbindo Sukabumi. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini diantaranya ketidakpastian waktu dalam penerimaan pasokan bahan baku, sehingga mempengaruhi waktu pendistribusian produksi. dalam menghadapi masalah tersebut. Dari permasalahan yang ada, alternatif yang diberikan untuk memecahkan masalahnya dengan menerapkan konsep SCM yang bertujuan untuk mengoptimalkan waktu, meningkatkan kualitas dan meminimalkan biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis mekanisme SCM di PT. Galur Prima Cobbindo untuk menjamin ketersediaan bahan dari pemasoknya. (2) menganalisis pola rantai pasokan komoditi bibit ayam nenek dari PT. Galuh Prima Cobbindo hingga ke tingkat konsumen atau perusahaan pembibitan ayam parent stock. (3) mengkaji manfaat dan kendala dalam penerapan SCM dan critical path method di PT. Galur Prima Cobbindo. Metode penelitian (alat analisis) yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu : Analisis mekanisme pengadaan dan pemasokan Analisis dilakukan secara deskriptif yang terkait dengan seluruh kegiatan pengadaan dan pemasokan 11

Analisis pengendalian mutu Mekanisme pengendalian mutu juga dijelaskan secara deskriptif oleh peneliti Metode analisis harga Menganalisis selisih antara harga beli aktual dengan harga beli menggunakan konsep SCM. Hal tersebut terkait konsep SCM yang diterapkan untuk efisiensi distribusi pada perusahaan. Analisis jaringan kerja (Critical Path Method) Tahapan analisis jaringan kerja antara lain mencakup : Penentuan ruang lingkup Project Breakdown Penentuan/penaksiran waktu pelaksanaan aktivitas proyek Analisis waktu dari setiap kegiatan proyek optimisasi Penelitian ketiga berjudul Analisis Kinerja Supply Chain Management Susu Cair Ultra High Temparature Full Cream (Studi Kasus di PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading, Kabupaten Bandung), penelitian ini diteliti oleh Usman (2007). Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah karena tuntutan persaingan dunia bisnis yang semankin ketat. Munculnya beberapa perusahaan pendatang baru yang memasarkan produk susu cair UHT merupakan tantangan bagi perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki. Tujuan umum dari penelitian perusahaan ini adalah menganalisis kinerja perusahaan dalam proses aplikasi SCM dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Metode yang digunakan dalam proses analisis data adalah bersifat deskriptif analitik yang dipadukan dengan analisis kuantitatif dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Penelitian keempat dan kelima berbeda dengan 3 penelitian yang dibahas sebelumnya. Pada penelitian kali ini membahas tentang analisis rantai pasokan di perusahaan dan petani (produsen), jadi inti dari penelitian ini untuk mengetahui pola rantai pasokan yang terjadi dan bagaimana untuk mengoptimalkannya agar 12

usaha berjalan secara efisien. Penelitian ini dilakukan oleh Susyana (2005) dan Arisandi (2006). Penelitian dari Susyana berjudul Analisis Rantai Persediaan (Supply Chain) komoditas Jeruk Medan (Studi Kasus di Pasar Induk Kramat Jati dan Carrefour Cempaka Mas, Jakarta). Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah daya awet dari komoditi jeruk medan serta lokasi sentra produksi jeruk medan dan pasar yang berjauhan, akibatnya mata rantai yang terjalin sangat panjang yang dimulai dari petani hingga ke konsumen. Hal ini menyebabkan konsumen membayar mahal dari harga yang wajar. Kondisi ini menyebabkan timbulnya persoalan mendasar untuk komoditi jeruk medan yaitu subsistem pemasaran yang berkaitan dengan aliran rantai persediaan pemasaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) menganalisis aliran dan angggota rantai persediaan (supply chain) jeruk medan di Jakarta. (2) menganalisis perbandingan marjin (value) supply chain jeruk medan di pasar tradisional dan supermarket. (3) menganalisis tingkat perbandingan perubahan nisbi dari harga di tingkat pengecer pasar tradisional dan modern dengan harga masing-masing agennya. (4) menganalisis perilaku pembelian pelanggan pada pola rantai persediaan melalui pasar tradisional dan pasar modern. Alat analisis yang digunakan dalam menjawab tujuan penelitian dengan menggunakan : Analisis deskriptif dan analisis struktur jaringan supply chain Menjelaskan atau mendeskripsikan yang mencakup aliran dan anggota rantai persediaan dari komoditas jeruk medan dengan menggunakan analisis struktur jaringan supply chain, cakupannya adalah anggota jaringan SCM dan aliran SCM Analisis Value Chain: Primary activities Deskripsi meliputi kegiatan utama dalam rantai nilai, diantaranya logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta layanan pelanggan. Support activities Deskripsi meliputi kegiatan pendukung dalam mata rantai nilai, diantaranya manajemen sumberdaya manusia, pengembangan teknologi, procurement serta infrastruktur perusahaan. 13

Marjin Pemasaran Bertujuan untuk melihat efisiensi pemasaran produk dari produsen ke konsumen, yang dilihat dari beberapa indikator yakni analisis biaya pemasaran, rasio keuntungan biaya dan tingkat farmer share. Analisis elastisitas transmisi Bertujuan untuk melihat respon harga di tingkat konsumen jika terjadi perubahan harga di tingkat produsen. Metode yang digunakan untuk melihat hal tersebut adalah regresu linear sederhana Penelitian terakhir yang dibahas yaitu penelitian dari Arisandi dengan judul Analisis Sistem Pasokan Buah-Buahan Ke Ritel Modern Supply Chain Management (Kasus PT. Moena Putra Nusantara, Pondok Melati, Bekasi) bertujuan untuk (1) Mengetahui dan mengidentifikasi mekanisme sistem pengadaan dan pemasokan buah dalam memenuhi permintaan ritel modern. (2) Struktur biaya pengadaan dan pemasokan yang dikeluarkan oleh perusahaan. (3) biaya imbangan penerimaan terhadap biaya operasional, biaya pengadaan dan biaya pemasokan perusahaan. (4) Marjin pemasaran beberapa komoditas buah, dan (5) Hubungan Kelembagaan anggota rantai pasokan. Metode penelitian yang digunakan dalam menjawab tujuan penelitian tersebut dengan menggunakan : Analisis mekanisme pengadaan dan pemasokan Deskripsi tentang kegiatan pengadaan bahan baku dimana perusahaan berperan sebagai konsumen, serta kegiatan pemasokan buah ke ritel modern dimana perusahaan berperan sebagai perusahaan. Analisis hubungan antar lembaga Deskripsi untuk melihat hubungan dan kemitraan antara pemasok dengan pemasok, serta antara perusahaan dengan ritel modern. Analisis penentuan biaya Deskripsi tentang penentuan biaya pemasokan dan biaya pengadaan dari aktivitas bisnis perusahaan Analisis biaya imbangan (rasio R/C) Menganalisis perbandingan (rasio) antara penerimaan dengan biaya operasional, biaya pengadaan dan biaya pemasokan Analisis marjin pemasaran 14

Analisis ini dilakukan pada dua jenis komoditi, yakni jambu biji merah dan semangka merah karena permintaannya tinggi dan pengadaannya langsung melalui kemitraan dengan petani, pedagang, pengumpul dan pasar induk. Berdasarkan kelima penelitian yang telah diakukan sebelumnya, terdapat kesamaan yaitu seluruhnya membahas tentang Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan. Tetapi topik yang dibahas tiap penelitian berbedabeda, pada penelitian pertama membahas sebarapa jauh pengaruh atau dampak MRP terhadap kinerja di PTPN VIII. Pada penelitian kedua dan ketiga membahas tentang kinerja MRP di perusahaan yang diteliti, sederhananya adalah mengetahui penerapan MRP di perusahaan dan manfaat yang diberikan dari penerapan MRP, sedangkan penelitian yang keempat dan kelima membahas tentang analisis rantai pasokan di perusahaan dan petani (produsen), inti dari penelitian keempat dan kelima untuk mengetahui pola rantai pasokan yang terjadi dan bagaimana untuk mengoptimalkannya agar usaha berjalan secara efisien. Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan kelima penelitian sebelumnya, yaitu membahas tentang Supply Chain Management (SCM). Penelitian kali ini mengangkat topik penerapan SCM sayuran di Frida Agro, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengkaji rantai pasokan sayuran di Frida Agro, menganalisis kinerja rantai pasokan sayuran pada Frida Agro dalam hal pelaksanaan kemitraan, serta menganalisis alternatif kebijakan pengembangan manajemen rantai pasokan berdasarkan hasil evaluasi rantai pasokan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terdapat pada komoditas dan alat analisis yang digunakan. Model rantai pasokan sayuran dibahas secara deskriptif menggunakan metode pengembangan rantai pasokan yang mengikuti kerangka proses Food Supply Chain Networking dari Lambert dan Cooper (2000) dan kemudian telah dimodifikasi oleh Van der Vorst, 2005. Selain menggunakan kerangka analisis tersebut, penelitian ini juga menggunakan alat analisis kesesuaian atribut untuk menilai kinerja kemitraan dalam rantai pasokan dari persepsi pelaku rantai pasokan. 15