by: Moh. Samsul Hadi

dokumen-dokumen yang mirip
Nurudh Dhuha

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) SENAYAN JAKARTA

SISTEM PENANGKAL PETIR

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Jala, Sudut Proteksi dan Bola Bergulir Pada Sistem Proteksi Petir Eksternal yang Diaplikasikan pada Gedung [Emmy Hosea, et al.

DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II SISTEM PENANGKAL PETIR

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN Proses terjadinya petir

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

PERENCANAAN SISTEM INSTALASI PENANGKAL PETIR JENIS ELEKTROSTATIK BERDASARKAN PUIPP

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

IMPLEMENTASI PENANGKAL PETIR TIPE EMISI ALIRAN MULA ( EARLY STREAMER EMISSION ) GUNA MENGURANGI DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kajian Perancangan Sistem Penangkal Petir Eksternal Pada Gedung Pusat Komputer Universitas Riau

EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

EVALUASI INSTALASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA GEDUNG XYZ

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

SISTEM PROTEKSI EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP SAMBARAN PETIR PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

a. Bahwa tenaga kerja dan sumber produksi yang berada ditempat kerja perlu di jaga keselamatan dan produktivitasnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem proteksi petir pada bangunan gedung

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

BAB III SISTEM PROTEKSI PETIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Perumusan Masalah

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

BAB III SISTEM PERLINDUNGAN PENANGKAL PETIR DAN DATA JUMLAH HARI GURUH PERTAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Badan Standarisasi

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

PERENCANAAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. ALP PETRO INDUSTRI GEMPOL PASURUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

BAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan bangunan yang menggunakan energi listrik yang memiliki

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Utilitas Penangkal Petir. Petir Penangkal Petir Instalasi Penangkal Petir. Sistem Utilitas Penangkal Petir

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Petir di Gedung Rumah Sakit Permata Hijau dengan Metode Konvensional dan Elektrostatis

Efek Tegangan Impuls pada Panel Surya Disebabkan oleh Sambaran Petir

Transkripsi:

by: Moh. Samsul Hadi - 6507. 040. 008 -

BAB I Latar Belakang PT. Unilever Indonesia (ULI) Rungkut difokuskan untuk produksi sabun batangan, deo dan pasta gigi PT. ULI Rungkut mempunyai 2 pabrik produksi, yaitu: 1) Pabrik Personal Care (PC) memproduksi deo dan pasta gigi 2) Pabrik Personal Wash (PW) memproduksi sabun batangan Ketinggian merupakan faktor penting untuk pengadaan proteksi petir Bangunan PW mempunyai tinggi pabrik kurang lebih 18 m instalasi PW mempunyai instalasi proteksi petir yang jarang bahkan akhirakhir ini belum pernah dilakukan evaluasi Pada pabrik PW akan dilakukan pengembangan area produksi, sehingga harus dilakukan evaluasi ulang agar sesuai dengan standart

Rumusan Masalah Bagaimana mengevaluasi sistem instalasi penyalur petir pada pabrik PW PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya agar sesuai Permenaker No. 02/MEN/1989 Bagaimana sistem perbaikan yang sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 dan SNI IEC 62305_2009 Bagaimana mengevaluasi keselamatan dan kesehatan kerja listrik sesuai PUIL 2000

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sistem instalasi penangkal petir sudah sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 Untuk memberi pertimbangan rekomendasi yang tepat dan sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 dan SNI IEC 62305_2009 Untuk mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja listrik sesuai PUIL 2000

Batasan Masalah Objek yang diteliti adalah Pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya Tidak melakukan evaluasi teknis untuk pengambilan data Proteksi internal hanya pada grounding Tidak membahas estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan instalasi proteksi petir Analisa keselamatan kerja listrik hanya pada panel

BAB II Tinjauan Pustaka Sistem proteksi petir dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Sistem proteksi eksternal. (sistem franklin, sistem faraday, ionisasi, radioaktif, bola gulir, jala, sudut proteksi). 2. Sistem proteksi internal. (Grounding dan arrester)

BAB III Metode Penelitian Start Identifikasi & Perumusan Masalah Penetapan Tujuan & Manfaat Study Lapangan: Mengamati Sistem Proteksi Petir Study Literatur: 1. UU No.1 1970 2. PUIL 2000 3. Per. 02/ Men/ 1989 4. SNI IEC 62305_2009 5. SNI 03-7015 2004 Data Primer : 1. Data pengukuran sistem proteksi petir Data Sekunder : 1. Lay out gedung PW 2. Lay out grounding 3. Lay out proteksi petir 1.Evaluasi Instalasi Proteksi Petir sesuai Per. 02/MEN/1989 2. Evaluasi K3 Listrik sesuai PUIL 2000 Sesuai? Tidak Rekomendasi yang sesuai: 1. Desain ulang 2. Maintenance sesuai PUIL 2000 Ya Analisa & Interpretasi data Kesimpulan & Saran Finish

BAB IV Identifikasi obyek : 1. Jenis obyek : Pabrik PW Unilever (Gedung RMS PW) 2. Tinggi bangunan : + 18 m 3. Panjang bangunan : + 105 m 4. Lebar bangunan : + 48 m 5. Karakteristik bangunan secara umum: Bangunan berisi peralatan sehari-hari, misal: peralatan produksi, peralatan kantor, dll Bangunan atau isinya sangat penting Bangunan berisi banyak sekali orang Konstruksi bangunan semua terbuat dari logam Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap logam Lokasi bangunan di tanah datar pada semua ketinggian atau dipegunungan sampai 1000 m

Identifikasi Sistem Proteksi Petir Sistem penerima yang digunakan yaitu gabungan sistem franklin dan faraday Jenis penerima yaitu Elektrostatis EF 85 Jenis bahan penerima yaitu baja galvanis Bentuk penerima yang digunakan yaitu pejal runcing Jumlah penerima yang dipasang yaitu 1 buah Tinggi penerima dari permukaan atap yang paling tinggi yaitu 3 meter

Penghantar Penurunan Jenis bahan penghantar penurunan yaitu tembaga Bentuk penghantar penurunan yaitu pilin Ukuran diameter penghantar penurunan yaitu 1 x 90 mm 2 Semua penghantar penurunan dipasang diluar bangunan Elektroda bumi Jenis bahan yang digunakan yaitu baja galvanis Dipasang tunggal

Analisa Permenaker Penentuan Taksiran Resiko Diketahui: Indeks A (macam struktur bangunan) = 2 Indeks B (konstruksi bangunan) = 1 Indeks C (tinggi Bangunan) = 3,125 Indeks D (situasi bangunan) = 0 Indeks E (pengaruh kilat) = 6,671 Maka, nilai indeks perkiraan bahaya akibat sambaran petir pada pabrik PW Unilever adalah : R = A + B + C + D + E = 2 + 1 + 3,125 + 0 + 6,671 = 12,796 13

1. Air Terminal Penerima atau air terminal sistem proteksi petir yang dipakai di pabrik PW adalah merk GENT TM, jenis elektrostatis, dengan tinggi air terminal ± 3 meter dengan radius 35 meter. Berdasarkan data tersebut, area produksi baru belum terproteksi semuanya. Tinggi atap = 6,793 m Sistem Franklin: tan 56 0 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 56 0 R = ( 6,793m + 3m) 1,482 R = 9,793 x 1,482 R = 14,51 m R 15 m

2. Penghantar penurunan Pada identifikasi di atas sudah dituliskan secara detail mengenai penghantar penurunan yang dipakai, akan tetapi jumlah yang dipakai untuk memproteksi gedung RMS PW hanya 1. Dan berdasarkan Permenaker, suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2 buah penghantar penurunan. 3. Elektroda bumi Berdasarkan hasil identifikasi elektroda yang dipakai adalah baja galvanis dengan ukuran luas penampang 1 dan panjang 6 meter. Sedangkan berdasarkan PUIL 2000, panjang maksimal 5 meter.

Rekomendasi 1. Permenaker Taksiran Resiko Indeks A (macam struktur bangunan) = 2 Indeks B (konstruksi bangunan) = 1 Indeks C (Tinggi Bangunan) = 1,6 Indeks D (situasi bangunan) = 0 Indeks E (pengaruh kilat) = 6,67 Taksiran resiko = A + B + C + D + E = 2 + 1 + 1,6 + 0 + 6,671 = 11,271 12

Penentuan jumlah air terminal Gedung 1: Panjang bangunan yang belum terlindungi = 15 m Lebar bangunan yang belum terlindungi = 30 m Tinggi atap = 5,38 m Sistem Franklin : tan 56 0 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 56 0 = ( 5,38m + 3m) 1,482 = 12,419m Jadi radius air terminal = 12,419m Gedung 2 Panjang bangunan yang belum terlindungi = 24 m Lebar bangunan yang belum terlindungi = 33 m Tinggi atap = 3,793m Sistem Franklin : tan 56 0 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 56 0 = ( 3,793m + 3m) 1,482 = 10,07m Jadi radius air terminal = 10,07 m

Penghantar Penurunan Sesuai dengan Permenaker 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir, pada bangunan yang mempunyai tinggi kurang dari 25 meter jarak minimum antara penghantar satu dengan yang lain adalah 20 meter dan dijelaskan juga bahwa setiap air terminal diwajibkan mempunyai minimal 2 penghantar penurunan. Sehingga jumlah yang harus dipasang pada area gedung baru yaitu 6 penghantar penurunan untuk menghubungkan penerima dengan elektroda bumi, dengan sambungan penghantar penurunan yang diklem dengan jarak antar klem yaitu 1,5 m Pembumian / Elektroda Bumi Jenis tanah pada pabrik PW Unilever adalah tanah rawa, berdasarkan PUIL 2000 jenis tanah rawa mempunyai tahanan jenis sebesar 30 Ωm. Dan untuk mencapai resistansi pembumian sebesar 5 Ω pada tanah rawa dengan resistansi jenis 30 Ωm, maka diperlukan perhitungan resistansi pembumian yaitu: ρ rawa/ ρ ladang =R/R ladang 30 Ωm /100 Ωm=R/20 600 = 100 R R = 600/100 R = 6 Ω

Karena masih di atas 5 ohm, maka harus dilakukan perhitungan paralel agar resistansinya turun menjadi 5 Ω. Perhitungannya sebagai berikut: 1/R = 1/R1 + 1/R2 1/R = 1/6 + 1/6 R = 3 Ω Dari hasil perhitungan, didapatkan 2 buah elektroda batang dengan nilai resistansi pembumian 3 Ω.

SNI

Air terminal Untuk air terminal rekomendasi yang tepat berdasarkan SNI yaitu penggunaan metoda bola gulir karena metode ini cocok untuk bentuk bangunan gedung rumit. Berdasarkan tabel penempatan terminasi udara sesuai dengan tingkat proteksi untuk tingkat proteksi II didapatkan radius R= 35m dengan jumlah air terminal 2 buah. Dengan jumlah tersebut sudah dapat memproteksi area produksi baru yang belum terproteksi. Penghantar penurunan Berdasarkan SNI, untuk penghantar penurunan dengan tingkat proteksi II jarak rata-rata antar konduktor penyalur yaitu 15m. Dipasang 1 buah pada masingmasing air terminal dan dipasang didalam struktur bangunan jadi total keseluruhan yaitu 2 buah. Elektroda bumi Untuk grounding, SNI memberi rekomendasi bahwa pondasi bangunan gedung dari beton bertulang baja yang terinterkoneksi sebaiknya digunakan sebagai elektroda bumi pondasi. Pondasi bangunan tersebut memiliki resistansi pembumian yang sangat rendah dan berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang sangat baik. Mengingat pabrik PW ULI merupakan bangunan dari beton bertulang baja, jadi rekomendasi ini bisa menjadi alternative yang baik.

Perbandingan Permenaker dan SNI No. Variabel Perbedaan Permenaker SNI 1. Kebutuhan proteksi Menggunakan rumus Nilai R > R t atau N d > N c R=A+B+C+C+D+E 2. Sudut perlindungan dan metode 3. Penentuan jumlah penurunan 4. Penghantar penurunan Sistem dan metode Sistem dan metode bola gulir, jala dan sudut proteksi franklin dan faraday Dipengaruhi oleh tinggi Dipengaruhi oleh kelas Sistem Proteksi Petir bangunan Tidak boleh memasang Boleh memasang penghantar penurunan di dalam bangunan penghantar penurunan asalkan memasang IPP dan memenuhi jarak aman di dalam bangunan 5. Perhitungan jarak Tidak ada perhitungan aman jarak aman 6. Grounding Grounding listrik tidak boleh digabung dengan SPP Ada perhitungan jarak aman Grounding listrik boleh digabungkan dengan grounding SPP dengan syarat dengan memasang Ikatan Penyama Potensial (IPP)

Proteksi Internal Sistem proteksi petir internal yang ada pada pabrik PW ULI salah satunya yaitu grounding. Dan untuk menganalisa grounding pabrik PW, metode yang digunakan yaitu metode checklist. Berdasarkan checklist didapatkan hasil bahwa secara umum grounding di area pabrik PW ULI dalam kondisi baik dan sesuai standart. Akan tetapi tidak semua alat yang ada dalam pabrik PW terpasang grounding. Hasil dari checklist : Jenis elektroda yaitu jenis batang Jenis tanah yaitu jenis tanah rawa Antara penghantar dengan elektroda bumi dipasang klem yang dapat dilepas Inspeksi dilakukan 6 bulan sekali Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

Keselamatan Kerja Listrik Metode yang digunakan untuk menganalisa keselamatan dan kesehatan kerja listrik pada pabrik personal wash berupa checklist. Berdasarkan hasil analisa secara umum dengan checklist keselamatan kerja listrik pada pabrik Personal Wash Unilever (berdasarkan data pada lampiran), dapat diketahui bahwa pabrik ini telah memenuhi standart PUIL 2000 bagian 3 untuk proteksi dari kejut listrik, proteksi dari efek termal dan proteksi dari arus lebih.

Kesimpulan Hasil analisa data tentang sistem proteksi petir pada pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya khususnya calon area produksi baru, berdasarkan Per. 02/MEN/1989 area tersebut belum masuk dalam area perlindungan dari sistem proteksi petir sehingga dibutuhkan tambahan sistem proteksi petir baru yang bertujuan untuk menambah radius perlindungan dari sistem proteksi petir. Hasil perhitungan dan pengolahan data, berdasarkan Per. 02/MEN/1989 yaitu penambahan sistem proteksi petir dengan rincian 3 air terminal, 6 penghantar penurunan dan 2 grounding. Sedangkan menurut SNI rekomendasi yang tepat yaitu untuk air terminal menggunakan metode bola gulir yang mempunyai radius 35m dengan jumlah air terminal 2 buah. Konduktor penurunan dipasang 1 buah pada setiap air terminal jadi total keseluruhan 2 buah. Dan untuk grounding berdasarkan rekomendasi SNI menggunakan pondasi bangunan pabrik PW ULI yaitu beton bertulang baja karena memiliki resistansi pembumian yang sangat rendah dan berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang sangat baik

Hasil analisa keselamatan kerja listrik berdasarkan PUIL 2000 tentang proteksi dari kejut listrik, proteksi efek termal dan proteksi arus lebih pada panel pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya telah sesuai berdasarkan spesifikasi dan proteksi yang dipersyaratkan pada PUIL 2000. Tetapi Gawai Proteksi Surya (GPS) belum tersedia pada pabrik PW ULI.

Saran Untuk sistem proteksi diharapkan lebih dirawat meski jarang terkena sambaran petir dan alangkah baiknya menggunakan SNI untuk perancangan sistem proteksi petir Untuk keselamatan kerja listrik khususnya pada panel, sebaiknya penempatan ruangan diperlebar dan tidak bersebelahan dengan limbah pabrik dan limbah oli. Pemasangan safety sign yang baru sangat diperlukan, mengingat pada area panel papan-papan peringatan banyak berwarna pudar sehingga sulit dibaca bahkan sampai tidak terbaca.