BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, dalam waktu yang relative singkat informasi dapat berubah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

perusahaan agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Selain sebagai teknologi menjadikan kinerja manajer menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, informasi yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang sebagai pekerja profesional, ada yang mengalami perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diambil oleh manajer sehingga kinerjanya dapat dinilai dari seberapa efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

DAFTAR PUSTAKA. Aji Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.

BAB I PENDAHULUAN. Desember 2015, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan. memasuki era baru yaitu penerapan perdagangan bebas kawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berat. Lingkungan sekitar perusahaan semakin kompleks dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di dalam dunia perekonomian pada masa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi secara relevan, tepat, akurat dan lengkap telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan bagian yang terintegrasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi elemen penting dalam aktivitas setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam negeri maupun

Bab II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. resiko dan ketidakpastian dalam suatu organisasi. Dengan kondisi seperti ini

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ditambah dengan adanya ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN tersebut

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Peningkatan kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. produksi, teknologi informasi, dan struktur organisasi mengakibatkan organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik manajer, karyawan maupun akuntan. Ketepatan dan keefesienan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun sekarang dalam satuan moneter dan harus diwujudkan periode yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

TATA TERTIB LUAR BIASA. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia :

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan. Oleh karena itu, manajemen perlu memiliki kemampuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter kegiatan usaha perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. optimal, yaitu harus dilaksanakan secara efektif dan efisien serta bermanfaat bagi. program secara efektif, efisien dan ekonomis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti. dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

KADIS PENDIDIKAN MTB DAN PPTK RUGIKAN NEGARA Rp200 JUTA LEBIH.

BAB I PENDAHULUAN. atau pengendalian internal yang baik agar penyimpangan-penyimpangan bisa

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang sehat. perusahaan yang dimana aktivitas manajemen sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah informasi. Salah satu alasan utama ketidak setujuan tersebut adalah korelasi

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dapat dinilai dari seberapa efektif hasil dari keputusan tersebut. Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, dalam waktu yang relative singkat informasi dapat berubah. Informasi adalah data yang berguna yang dapat diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dasar pengambilan keputusan yang tepat (Bodnar, George H, dan William S Hopwood, 2014). Disamping itu juga kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk mencukupi kebutuhan orang banyak. Di dalam pemenuhan kebutuhan orang banyak setiap perusahaan pada hakikatnya akan meningkatkan sistem perdagangannya dengan cara selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan persaingan, adaptasi terhadap perubahan persaingan diperlukan oleh perusahaan agar pertumbuhan perusahaan tidak terancam (Kiki Widiastuti, 2011). Pertumbuhan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja manajerial perusahaan tersebut, tetapi masih banyak perusahaan-perusahaan yang kinerja manajerialnya kurang baik sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan tersebut, berikut contoh kinerja manajemen perusahaan yang buruk: Pengelolaan aset 141 BUMN dinilai penuh dengan praktik penyelewengan karena tidak adanya transparansi dan sulit dipertanggungjawabkan sehingga 1

2 membuka ruang dugaan korupsi. Sekertaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yenny Sucipto menuturkan pemerintah belum memiliki peta jalan yang jelas dalam pengelolaan BUMN dalam setahun terakhir. Diketahui, pemerintah menyuntikan Pernyataan Modal Negara (PMN) Rp 63 triliun pada APBN 2015 dan akhirnya memperoleh dana tambahan sekitar Rp 40 triliun, sehingga total mencapai Rp 103 triliun. Namun, Fitra menyatakan hasil kinerja BUMN yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tidak optimal. Indonesia memiliki sedikitnya 141 BUMN dengan total aset sekitar Rp 4.000 triliun, ini terdiri dari 14 perusahaan umum, 109 perseroan terbatas dan 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Harus ada audit kembali terhadap aset-aset BUMN, karena tata kelolanya yang tidak transparan, kata Yenny. (https://www.bisnis.com dipublikasikan pada Rabu, 11 November 2015, 13:05 WIB oleh Anugerah Perkasa) Kemudian kinerja manajemen perusahaan yang buruk terjadi pada PLN di Balikpapan. Yusran Aspar benar-benar geram, tampaknya Bupati Penajam Paser Utara (PPU) itu sedang emosi. Semua dia tumpahkan saat memimpin rapat koordinasi membahas krisis listrik. Sasaran tembaknya tentu saja pada PLN, yang saat itu diwakili manajer area Balikpapan Natan. Sejatinya, Yusran adalah sosok yang ramah dan hampir tidak pernah marah di depan publik. Namun, ketika membahas masalah listrik kali ini, bicaranya meledak-ledak. Kita sudah berusaha maksimal untuk masyarakat, tetapi PLN tidak seperti itu. Akibat pemadaman yang dilakukan oleh PLN, pembangunan yang telah dilakukan tertutupi dengan kasus pemadaman listrik.

3 Harusnya PLN bersama-sama memberikan yang terbaik untuk masyarakat kita, ungkapnya dengan nada tegas. PLN menjajikan akhir maret sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir. Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD PPU Sudirman, masih menyangsikan janji-janji yang disampaikan PLN. Alasannya, sudah berkalikali PLN janji untuk mengatasi krisis listrik, tapi berkali-kali pula tidak ditepati. Sebagai Wakil rakyat, Sudirman meminta dengan tegas agar PLN dengan serius memberikan pelayanan. Dampak pemadaman yang terjadi yang menjadi korban adalah masyarakat. Pernahkah PLN mengganti alat elektronik yang rusak akibat pemadaman? Sebaliknya jika terlambat bayar, malah dapat denda, bahkan diancam dicabut listriknya, ujarnya. (https://www.kaltim.prokal.com dipublikasikan pada kamis, 11 februari 2016, 09:28 WIB oleh Ica) Kemudian kinerja manajemen perusahaan yang buruk terjadi pada PT Garuda. Kementrian Negara BUMN diminta turun tangan mengatasi rencana mogok kerja Asosiasi Pilot Garuda (APG). Inikan terkait manajerial sehingga saya berharap Kementrian Negara BUMN turun tangan karena bukan masalah teknis penerbangan, kata anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adiya kepada jurnalparlemen.com. Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyatakan bahwa manajemen Garuda saat ini telah terjadi kesalahan karena telah menyimpang dari standar industri penerbangan internasional yang menjadi standar penerbangan nasional Indonesia. (https://www.detik.com dipublikasikan pada Rabu, 27 juli 2011, 19:24 WIB oleh jurnalparlemen.com)

4 Selain itu, kinerja manajerial yang buruk terjadi pada Perusahaan Perum Perumnas. Mantan Manajer Perumnas Cabang Jakarta, Hilman Munaf, terancam merasakan dinginnya lantai penjara seumur hidup. Hilman didakwa memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dalam pembayaran pembebasan tanah pengurusan proyek Banjir Kanal Timur (BKT). Sebagai biaya kompensasi ganti rugi 15 warga yang terkena proyek BKT tahun 2009 lalu, Perum Perumnas sudah menyiapkan dana sebesar Rp 7,39 miliar. Uang itu ditransfer ke Hilman yang bertindak untuk dan atas nama Perum Perumnas di Bank DKI cabang Kantor Walikota Jakarta Timur. Ternyata dari 15 nama warga itu, ada beberapa yang di antaranya justru tidak berhak. Sebagian warga yang menerima tidak melampirkan bukti penguasaan atau kepemilikan tanah. "Hilman Munaf memberikan kompensasi pembayaran kepada para penggarap atau penghuni yang tidak berhak menerimanya," kata jaksa dari Kejari Jakarta Timur, Bobby Ruswin saat membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Selasa (11/3/2014). Salah satu warga, Heru Sumbodo, ternyata tidak pernah mengajukan permohonan ganti rugi. Heru tidak memiliki bukti kepemilikan tanah milik adat dengan No Girik 621/Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit. Bagaimana cara Heru mendapatkan uang? Ada dua nama, Astok Sawiji dan Devi Andra yang punya peran penting. Mereka berdua meminjam KTP dan KK Heru lalu meminta Syairul Bahri menjadi kuasanya. "Devi Andra menjanjikan komisi sebesar 10 persen dari uang ganti rugi yang diberikan Perum Perumnas," lanjut Bobby. Syairul kemudian dibawa oleh Devi Andra untuk menerima ganti rugi dari Perum Perumnas. Setelah melakukan proses administrasi, Hilman

5 menyerahkan cek sebesar Rp 182,188 juta. Uang itu kemudian dibagi-bagi dengan rincian: Devi Andra (Rp 25 juta), Syairul Bahri (Rp 10 juta), Astok Sawiji (Rp 50 juta). Total ada tujuh nama warga yang seharusnya tidak mendapat ganti rugi namun malah diberikan Perum Perumnas. Total uang yang dikeluarkan Perum Perumnas untuk membayar nama-nama itu adalah Rp 1,28 miliar. Hilman didakwa melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 UU Pemberantasan Korupsi. (https://news.detik.com dipublikasikan pada Selasa,11 Mar 2014, 19:11 WIB oleh Detik News) Untuk dapat meningkatkan kinerja manajerial, setiap perusahaan akan meningkatkan sistem akuntansi manajemen yang dikelola oleh para manajer di dalam pelaksanakan operasional perusahaan (Mia L dan Clarke, 1999). Sistem akuntansi manajemen merupakan prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan dan menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan perusahaan. Sistem akuntansi manajemen dapat membantu para manajer dalam pengendalian aktivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan (Arsono Laksamana dan Muslichah 2002). SAM dalam suatu organisasi dapat menjadi informasi sebagai alat penghubung, pengendalian, evaluasi dan laporan terhadap biaya-biaya, aktivitas dan kinerja. SAM merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi

6 bagi para manajer (Bowens dan Albernethy, 2010). Chenhall dan Morris (1986), Johnson (1990) dalam Mia dan A.Patiar (2001), mengatakan bahwa syarat utama informasi yang diperlukan yaitu SAM yang dapat membantu manajer dalam mempertinggi kualitas pengambilan keputusan mereka, dengan demikian mereka dapat memperbaiki kinerja organisasi. SAM dalam perusahaan diharapkan dapat mempersiapkan para manajer dalam membentuk format yang tepat bagi perusahaan dan para manajer diminta merasakan kepuasan yang sama terhadap kebutuhan informasi (Arsono Laksamana dan Muslichah, 2002). Karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajerial sebagai pengambilan keputusan dikategorikan dalam empat sifat yaitu scope (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi), integration (integrasi). Scope berkaitan dengan penyediaan informasi yang fokus pada internal dan eksternal perusahaan, timeliness berkaitan dengan kecepatan pelaporan, aggregation menyediakan ringkasan informasi sesuai dengan area fungsional, waktu periode atau melalui model keputusan, dan integration terdiri dari informasi tentang aktivitas departemen lain dalam perusahaan dan bagaimana keputusan yang dibuat di satu departemen mempengaruhi kinerja di departemen lainnya (Arsono Laksamana dan Muslichah 2002). Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi tersebut akan menjadi efektif apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi akan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontijensi bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi mungkin tidak selalu

7 sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi akauntansi manajemen. Hal ini dapat digambarkan bahwa informasi akuntansi manajemen sebagai sub kontrol dalam organisasi, akan selalu dihadapkan pada sub sistem kontrol lainnya seperti desentralisasi karena kedua sub sistem control tersebut selalu ada dalam suatu organisasi. (Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti 2014). Untuk itu suatu sistem akuntansi manajemen juga dipengaruhi oleh teknologi informasi dan saling ketergantungan. Teknologi dan saling ketergantungan dengan dibantu sistem akuntansi manajemen dapat mengetahui kinerja manajerial perusahaan apakah telah dijalankan dengan baik atau buruk. Teknologi informasi merupakan bagian dari sitem informasi dan teknologi informasi menunjukan pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi (Aji, 2007). Teknologi informasi juga dapat dikatakan suatu rangkaian perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna (Bodnar, George H, dan William S Hopwood, 2014). Informasi tersebut dapat tersedia dengan adanya komputer yang didukung oleh berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiaannya, memungkinkan bagi manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan dimungkinkan lebih banyak laporan yang dibutuhkan. Ini dimungkinkan karena dengan menggunakan jaringan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan internal (dari berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat (Arsono Laksamana dan Muslichah, 2002).

8 Sekarang ini hambatan implementasi Teknologi Informasi Komputer (TIK) banyak diakibatkan oleh faktor pengguna TIK tersebut. Beberapa dekade yang lalu banyak TIK yang gagal karena aspek teknisnya, yaitu banyak mengandung kesalahan-kesalahan sintak maupun algoritmanya. Sekarang ini walaupun kualitas teknis TIK sudah membaik, tetapi masih juga terdengar banyak sekali teknologi informasi yang gagal diterapkan. Salah satu faktor yang saat ini memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi adalah faktor pengguna. Faktor pengguna merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan TIK. Tingkat kesiapan pengguna untuk menerima teknologi tersebut memiliki pengaruh besar dalam menentukan sukses atau tidaknya penerapan teknologi tersebut (Jogiyanto Hartono, 2008). Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam proses pengambilan keputusan apabila informasi tersebut disajikan secara akurat, tepat waktu dan relevan. Informasi saat ini telah diakui sebagai salah satu sumber daya atau investasi yang patut dikembangkan oleh suatu perusahaan yang diharapkan dapat memiliki kinerja yang lebih baik, sehingga dapat menjadi suatu sumber daya penyedia informasi yang cepat dan akurat serta dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencapaian tujuan organisasi (Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti (2014). Arsono Laksamana dan Muslichah (2002), Teknologi informasi berguna dalam menangkap informasi, menyampaikan informasi, menciptakan informasi, menyimpan informasi, dan mengkomunikasikan informasi oleh jadi teknologi informasi dapat membantu manajer dalam membuat perencanaan, pengkoordinasian,

9 pengawasan, investigasi, evaluasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Kinerja manajerial juga dipengaruh oleh saling ketergantungan melalui sistem akuntansi manajemen. Saling ketergantungan adalah salah satu variabel kontinjensi yang perlu dipertimbangakan dalam merancang SAM, tetapi masih sedikit menerima perhatian dari peneliti. Peneliti yang telah mengkaitkan secara langsung pengaruh saling ketergantungan dengan SAM adalah Arsono Laksamana dan Muslichah (2002). Semakin tinggi tingkat saling ketergantungan akan menyebabkan semakin kompleksnya tugas yang dihadapi manajer. Sebagai akibat manajer membutuhkan informasi yang lebih banyak, baik itu informasi yang terkait dengan departemen lain. Disamping itu, Arsono Laksamana dan Muslichah (2002) menyatakan bahwa pengukuran kinerja terhadap unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi akan sangat bermanfaat apabila pengukuran tersebut tidak hanya mencakup penilaian pencapaian target tetapi mencakup penilaian relibilitas, kerjasama, dan fleksibilitas para manajer devisi. Saling ketergantungan organisasi cenderung mempengaruhi aktivitas perencanaan dan pengendalian bagi sub unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi, yang bisa menyulitkan tugas koordinasi. Peningkatan kinerja suatu badan usaha khususnya manajerial membutuhkan informasi akuntansi manajemen. Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi bagi orang yang tepat dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat. Informasi berperan meningkatkan kemampuan

10 manajemen untuk memahami keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan (Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti 2014). Para manajer akan membutuhkan SAM yang dapat memberikan informasi yang bersifat integritas (Arsono L dan Muslichah, 2002) informasi yang dihasilkan oleh SAM akan membantu manajer untuk mengatasi kompleksitas tugas yang dihadapi, sehingga dengan informasi yang tersedia akan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Karakteristik SAM dapat memainkan peran yang penting. SAM di desain untuk memberikan informasi yang lebih canggih dan tidak hanya membantu membuat keputusan dalam departemen namun juga membantu koordinasi antar departemen (Bowens dan Abernethy, 2010). Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja manajerial yang merupakan kemampuan manajer dalam membuat perencanaan, kemampuan manajer mencapai target, dan kiprah manajer diluar perusahaan, sebenarnya berhubungan dengan keempat karakteristik informasi yang terdiri dari broad scope, agregation, integration dan timeliness, hanya saja besarnya hubungan bervariasi tergantung pada fungsi yang harus dilakukan oleh manajer (Juniarti dan Evelyne, 2003). Beberapa peneliti terdahulu menunjukan adanya hasil penelitian yang berbeda-beda. Arsono Laksamana dan Muslichah (2002) berhasil membuktikan bahwa karakteristik SAM scope dapat bertindak sebagai variabel antara dalam hubungan positif antara teknologi informasi dan kinerja manajerial serta saling ketergantungan dengan kinerja manajerial. Namun penelitian Arsono Laksamana dan

11 Muslichah (2002) hanya pada perusahaan manufaktur saja tidak mencoba pada jenis perusahaan lainnya. Dari hasil-hasil tersebut membuktikan adanya perbedaan (gap research) dan menunjukan bahwa setiap peneliti memiliki situasi dan kondisi yang menyebabkan pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen tidak sama diterapkan pada beberapa objek penelitian yang dikaji oleh para peneliti tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Arsono Laksamana dan Muslichah (2002) di Jawa Timur yang meneliti tentang teknologi informasi, saling ketergantungan, penggunaan informasi sistem akuntansi manajemen (SAM) dan kinerja manajerial. Adapun yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu mengubah responden penelitian, dimana penelitian sebelumnya terdapat pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur, sedangkan responden penelitian ini adalah BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini akan menguji tentang PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SALING KETERGANTUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN (SAM) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

12 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian, secara spesifik pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan Teknologi Informasi pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 2. Bagaimana Saling Ketergantungan Organisasional pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 3. Bagaimana Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 4. Bagaimana Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 5. Seberapa besar pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan Organisasional secara simultan terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 6. Seberapa besar pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 7. Seberapa besar pengaruh Saling Ketergantungan Organisasional terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung?

13 8. Seberapa besar pengaruh Penerapan Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan Organisasional dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) secara simultan terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 9. Seberapa besar pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 10. Seberapa besar pengaruh Saling Ketergantung Organisasional terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 11. Seberapa besar pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung? 12. Seberapa besar pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan Organisasional terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dan dampak terhadap Kinerja Manajerial baik secara langsung maupun tidak langsung?

14 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh teknologi informasi dan saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial dengan karakteritik sistem akuntansi manajemen (SAM). Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah penelitian, maka penelitian ini secara spesifik bertujuan: 1. Untuk mengetahui Penerapan Teknologi Informasi pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui Saling Ketergantungan Organisasional pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan Organisasional terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung.

15 7. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Saling Ketergantungan Organisasional terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 8. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Penerapan Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan Organisasional dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 9. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 10. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Saling Ketergantung Organisasional terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 11. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) terhadap Kinerja Manajerial pada BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung. 12. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan Organisasional terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dan dampak terhadap Kinerja Manajerial baik secara langsung maupun tidak langsung.

16 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis/Akademis Kegunaan yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan literature-literatur ilmu akuntansi manajemen yaitu dengan memberikan bukti empiris bahwa penggunaan penerapan teknologi informasi dan saling ketergantungan organisasional melalui karakteristik SAM berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 2. Bagi para akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai masukan untuk menambah wawasan tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan SAM untuk dijadikan rujukan hasil penelitian berikutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis/Empiris Kegunaan yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Bagi para praktisi (akuntan manajemen) hasil penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman bahwa selain memberikan gambaran tentang penerapan teknologi informasi dan saling ketergantungan organisasional untuk meningkatkan kinerja manajerial maka manajemen perlu mengetahui penggunaan informasi SAM yang dapat digunakan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif.

17 2. Para praktisi dapat mengambil manfaat bahwa dengan penggunaan informasi SAM, maka perusahaan dapat membandingkan informasi yang dimilikinya dengan para kompetitornya dalam pengambilan keputusan. 1.5 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di BUMN Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi di Kota Bandung sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016 sampai dengan selesainya penelitian.