USAHA KRIPIK DI DESA MALAKOSA DAN DESA TUMPAPA INDAH KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROPINSI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

ARTIKEL. IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI KALIWIRU MELALUI USAHA BOGA BERBASIS MASAKAN MINANG

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan)

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

IbM USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

USAHA MIKRO MAKANAN TRADISIONAL DI KELURAHAN DENDENGAN DALAM KOTA MANADO TENTANG MANAJEMEN MODAL KERJA

Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti, Lina Winarti Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstrak

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BOKS 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

PENGEBLUR DAUN INDIGO PENGHASIL PASTA PEWARNA ALAMI BAGI UKM PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG

KESIMPULAN DAN SARAN

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

BAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN. Koto Tuo lama di mulai pada tahun 1990 dan baru berbentuk

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

ARTIKEL PENGABDIAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PENINGKATAN DAYA SAING USAHA TELUR ASIN DI KABUPATEN SUKOHARJO. Emi Widiyanti, Harini dan Arief Iman Santoso ABSTRAK

ANALISA USAHA KERIPIK NANGKA DAN KERIPIK PISANG PANDA ALAMI DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan didunia bisnis saat ini sangat pesat. Hampir disemua

IbM KELOMPOK USAHA KRIPIK JAMUR TIRAM DI DESA PLOSO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

ALUR BERPIKIR PROGRAM PI

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Kegiatan

USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS Tetra sp PADA IBU RUMAH TANGGA KELURAHAN BUMI NYIUR, KECAMATAN WANEA KOTA MANADO

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

KIDECO PENGEMBANGAN & AKSES ATAS TEHNOLOGI PENGEMBANGAN TEHNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK USAHA ANEKA KERIPIK CAMILAN

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PENERAPAN E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN PANGSA PASAR PENJUALAN KRIPIK UD ADUHAI GAMPONG KARANGNYAR KECAMATAN LANGSA BARO KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Oleh: Elfrida Situmorang

IPTEKS Bagi Remaja Untuk Peningkatan Pengetahuan Di Bidang Teknologi Informasi

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam mencapai keinginan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter merambah ke krisis ekonomi. Dari krisis ini berkembang

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

PENGARUH BESARAN MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PADA CELLULER PHONE

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Proposal. Program diversifikasi Tataboga hasil olahan Kacang Mede & Rumput Laut

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

PROSES-PROSES INDUSTRIALISASI PEDESAAN

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

27 USAHA KRIPIK DI DESA MALAKOSA DAN DESA TUMPAPA INDAH KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROPINSI SULAWESI TENGAH Rukhayati 1 Awaludin 1 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Palu Email : rukhayatiumar@yahoo.co.id ABSTRAK Pengelolaan usaha kripik pisang, ubi kayu, dan stik pisang serta pengelolaan kacang telur oleh kelompok wanita Wisata Indah merupakan usaha masyarakat setempat yang digarap secara tradisional tanpa menggunakan teknologi, demikian halnya dengan pengelolaan usaha Kripik pisang, ubi kayu, dan pengelolaan kacang telur oleh Kelompok Wanita Kadagota yang pengelolaannya terbilang sangat sederhana, namun demikian usaha yang mereka jalankan adalah sarana dalam mempertahankan hidup. Tujuan pelaksanaan kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (I bm) yang dilaksanakan di Desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong ini adalah terbinanya manajemen produksi, pengepakan, distribusi, dan pemasaran serta terciptanya kemandirian kelompok wanita, dalam mengembangkan usaha sejenis dengan mengajak mitra lain dalam hal meningkatkan usaha, dengan melaksanakan metode pelatihan manajemen produksi, pengepakan, distribusi, dan pemasaran, melakukan pelatihan praktikum kelompok wanita tersebut, terhadap jenis usaha kripik pisang, ubi kayu, stik pisang dan pembuatan kacang telur. Serta pelatihan pengelolaan manajemen keuangan, administrasi pembukuan, kearsipan, termasuk pelatihan pengenalan penggunaan alat-alat dan bahan yang akan digunakan, dalam rangka sosialisasi manfaat dan kegunaan pemberian permodalan yang diperoleh kelompok wanita tersebut. Kata Kunci: kelompok wanita, dan usaha kripik. I. PENDAHULUAN Penduduk Desa Tumpapa Indah adalah sebuah Desa yang baru mekar yang terdiri dari Dusun Proyek. Dusun Gunung Colo/Kampung Tengah. Dusun Tumpapa, dan Dusun Ratu Bangke yang pusat pemerintahan berkedudukan di Desa Tumpapa Indah dengan Jumlah penduduk kurang lebih 2.500 jiwa, yang terdiri dari suku Kaili, Gorontalo, Bugis, Bali dan Jawa, yang beragama Islam dan Hindu, dengan pencaharian sehari hari adalah bercocok tanam dan berburu. Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi memiliki Potensi Laut/ Teluk sebagai tempat wisata yang sering dikunjungi masyarakat, dan rata-rata pengunjung lokal mencapai 200 orang perhari, kecuali pada hari minggu mencapai 400 orang dan pada hari raya seperti Hari Galungan, Nyepi, Natal, Tahun Baru, Idul Fitri, dan Idul Adha pengunjung yang datang dapat melebihi hari-hari biasa, dengan demikian diharapkan kegiatan masyarakat semakin meningkat, baik kegiatan penataan Lingkungan, Pertumbuhan Ekonomi, penegakan hukum dan Keamanan, Politik dan Sosial Budaya serta pengembangan pendidikan perlu di tinggkatkan, untuk memberikan perkembangan dan kemajuan desa tersebut. Investasi dalam industri pengolahan mempunyai beberapa tujuan, tetapi yang menjadi tujuan utama adalah untuk

28 mencapai laba yang maksimum guna kelangsungan hidupnya. Laba yang maksimum akan dapat diwujudkan apabila perusahaan mampu menekan biaya produksi dan operasi serendah mungkin, menentukan harga jual sedemikian rupa, dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin (Supriyono, 1995). Pengelolaan Usaha Kripik pisang, ubi kayu, dan stik pisang serta pengelolaan kacang telur oleh Kelompok Wanita Wisata Indah merupakan usaha masyarakat setempat yang digarap secara tradisional tanpa menggunakan teknologi, demikian halnya dengan pengelolaan Usaha Kripik pisang, ubi kayu, dan pengelolaan kacang telur oleh Kelompok Wanita Kadagota yang pengelolaannya terbilang sangat sederhana, namun demikian usaha yang mereka jalankan adalah sarana dalam mempertahankan hidup. Kedua usaha yang dilaksanakan oleh kelompok wanita usaha kripik di Kecamatan Balinggi, merupakan usaha yang telah lama mereka kelola semenjak terbentuknya Kecamatan Balinggi yakni tahun 2007, namun usaha yang mereka jalankan terkadang mengalami kemacetan dalam hal berproduksi dikarenakan kurangnya modal dan tidak didukung peralatan yang memadai, keterbatasan kemampuan Sumber Daya Manusia, kurangnya manajemen atau kemampuan Skil, keterbelakangan tingkat Pendidikan, bahkan tidak adanya pendidikan menjadi permasalahan umun yang dihadapi Kelompok Wanita Usaha informal serta kurangnya informasi dan permodalan. Hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Wanita dari segi produksi terletak pada keterbatasan anggota kelompok Wanita, dalam meningkatkan produksinya karena tidak memiliki peralatan peralatan (alat pembuat kripik, Pengorengan, kompor gas, alat Pengepakan dan mesin genset) kemudian keterbatasan anggota dalam Kelompok Wanita, dalam melayani permintaan pasar, dimana pasar telah melakukan pesanan dari berbagai jenis kripik, dan Pengelolaan Manajemen Usaha Kelompok Wanita, perlu ditingkatkan ini ditandai dengan rendahnya pengetahuan keterampilan dalam pengelolaan hasil produksi serta lambatnya pertumbuhan usaha Kelompok Wanita, dalam meningkatkan hasil produksinya, karena ketebatasan permodalan baik dari bantuan, maupun pinjaman kerja sama. Permasalahan yang muncul pada kelompok usaha wanita inilah yang perlu pembinaan yang berkelanjutan melalui pendidikan Informal, pelatihan dan lain sebagainya untuk peningkatan kualitas produk dan manajemen kelompok usaha, disamping itu upaya peningkatan Pengetahuan Kelompok, khususnya kualitas proses produksi, proses Pengepakan, proses pendistribusian, proses pemasaran, dan pembukuan administrsi hasil yang dicapai ditambah lagi tidak ada sumber permodalan atau bantuan pengembangan usaha yang tetap, dalam rangka peningkatan proses produksi yang berkelanjutan. II. TARGET DAN LUARAN Dalam kegiatan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) bagi Kelompok Wanita Usaha Produk yang dihasilkan sebagai berikut: 1. Terbinanya Manajemen Produksi, Pengepakan, Distribusi, dan Pemasaran bagi Kelompok Wanita Wisata Indah dan Kelompok Wanita Kadogota. 2. Terbentuknya produksi yang terstruktur dan terus menerus terhadap jenis usaha kripik pisang, ubi kaya, stik pisan dan pembuatan kacang telur, membuat trend baru olahan berbahan dasar pisang, ubi dan kacang tanah yang diminati oleh masyarakat. 3. Terciptanya kemandirian kelompok wanita, dalam mengembangkan usaha sejenis dengan mengajak mitra lain dalam hal meningkatkan usaha, dengan memperoleh laba usaha dan mendapatkan pengalaman usaha yang

29 kelak dapat dijadikan sebagai bekal dalam menjalankan usaha. Luaran yang diharapkan dengan memproduksi kripik pisang, kripik ubi, stik pisang dan kacang telur pada tahap awal sebanyak 250 pcs per produk per minggunya, serta artikel ilmiah mengenai olahan berbahan dasar buah pisang,ubi kayu dan kacang tanah. III. METODE PELAKSANAAN Metode kegiatan yang akan diterapkan dalam membantu mitra kelompok usaha wanita, untuk mengembangkan usaha mikro adalah dengan cara mempermudah memecahkan masalah sebagi berikut : 1. Untuk meningkatkan pengetahuan kelompok mitra, melalui pendidikan formal yaitu; peyuluhan dan pelatihan anggota kelompok usaha. 2. Untuk mengembangkan keterampilan kelompok mitra, melalui kegiatan-kegiatan praktik yang mengarah pada proses pembuatan Produk. 3. Untuk mempertahankan keberlanjutan usaha mitra, perlu pembinaan kelompok secara periodik dan kontinyu. 4. Untuk pembinaan kelompok mitra tersebut, akan dilaksanakan pendampingan lapangan, monitoring dan kontroling serta evaluasi. Rencana kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) yang akan dilaksanakan adalah sebagi berikut : 1. Pelatihan Manajemen Produksi, Pengepakan, Distribusi, dan Pemasaran bagi Kelompok Wanita Wisata Indah dan Kelompok Wanita Kadogota 2. Pelatihan praktikum kelompok wanita tersebut, terhadap jenis usaha kripik pisang, ubi kayu, stik pisang dan pembuatan kacang telur. 3. Pelatihan Pengelolaan Manajemen Keuangan, administrasi pembukuan, kearsipan, bagi kelompok wanita usaha. 4. Pelatihan pengenalan penggunaan Alatalat dan Bahan yang akan digunakan, dalam rangka sosialisasi manfaat dan kegunaan Pemberian Permodalan yang diperoleh Kelompok Wanita tersebut. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan diawali dengan mengadakan survey pendahuluan kemudian melakukan wawancara dengan masyarakat utamanya kelompok wanita di Desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah serta perangkat Desa di Desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. Ternyata pengetahuan masyarakat masih kurang dalam pengolahan berbagai bentuk kripik tersebut, sementara ketersediaan bahan baku tidak menjadi kendala karena mudah didapat. Gambar 1. Pelatihan Kewirausahaan Dari hasil survey yang dilakukan, maka dilakukanlah pelatihan Iptek Bagi Masyarakat (I bm) Kelompok usaha wanita Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, berupa pengelolaan dan pendalaman materi kewirausahaan, mencakup manajemen produksi, pengepakan barang produksi, pendistribusian barang produksi, pengelolaan administrasi dan pasar yang dituju. Sasaran / tujuan yang ingin dicapai tentu saja memberikan pemahaman pada kelompok usaha wanita tentang bagaimana pengelolaan, pemanfaatan dan menciptakan bahan baku menjadi barang jadi yang produktif dan bermanfaat, tentu saja

30 bagaimana mengelola pisang, ubi kayu menjadi kripik, stik yang dapat mendatangkan nilai jual dan dapat menambah penghasilan keluarga. Gambar 2. Praktek Pengolahan Kripik Setelah kegiatan pengelolaan dan pendalaman materi kewirausahaan, selanjutnya adalah pengembangan kewirausahaan itu sendiri mencakup manajemen perubahan, pengelolaan kelompok, dan permodalan, tentu saja tujuannya untuk mempertahankan kelompok usaha melalui perubahan dan peningkatan berupa kemasan, kualitas produk sesuai yang diinginkan konsumen tetapi dengan harga yang masih terjangkau. Gambar 3. Tim IbM dan Peserta Pelatihan Untuk mengetahui perkembangan dan pelaksanaan Pelatihan kewirausahaan dilakukan evaluasi, hasil yang telah dicapai tidak menjadikan harus berhenti begitu saja, tetap berkesinambungan dengan melakukan pemantauan, pembinaan kelompok dan pengarahan, dimana hasil yang diperoleh tentu saja dapat digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan keluarga dan rumah tangga, artinya para wanita dari kelompok usaha wanita Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong dapat membantu menambah pertumbuhan penghasilan ekonomi secara umum. Adapun yang menjadi faktor pendorong dan faktor penghambat dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: 1. Faktor Pendorong a. Cukup mudah dalam memperoleh bahan baku sehingga memudahkan dalam pengolahannya. b. Keingintahuan masyarakat, utamanya kelompok wanita yang begitu besar terhadap materi pelatihan kewirausahaan yang diberikan. c. Keterbukaan dari masyarakat dan perangkat desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah dalam memberikan akses data dan partisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan ini. 2. Faktor Penghambat Mayoritas masyarakat desa Malakosa dan desa Tumpapa Indah masih memerlukan informasi dan pembinaan, sehingga masih perlunya dilakukan monitoring untuk melakukan evaluasi. V. KESIMPULAN Dari uraian metode pelaksanaan kegiatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 90% - 95% peserta pelatihan yang terdiri dari masyarakat setempat dan anggota kelompok usaha wanita dapat memahami pengelolaan, pendalaman dan pengembangan kewirausahaan yang mencakup manajemen produk, pengepakan barang produksi, pendistribusian barang produksi, pengelolaan administrasi dan keuangan, manajemen perubahan, serta pengelolaan kelompok

31 2. 100% kelompok usaha wanita peserta pelatihan kewirausahaan dapat menghasilkan kripik pisang, stik pisang, kripik ubi kayu dan kacang telur, dengan bahan dan alat yang telah disiapkan. 3. Kapasitas pengetahuan anggota kelompok dalam memahami penggunaan alat untuk proses produksi pembuatan kripik, stik dan kacang telur meningkat. RAFERENSI Adijaya, Y. 2012. Cara membuat keripik singkong. http://www.resepsingkong.com/index.php/cara-membuat-keripik-singkong/ Husniati. 2010. Memilih Singkong Aman Dimakan. http://www.radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-aman dimakan Ibrahim, M. Yacob. 2003. Studi Kelayakan Usaha. Rineka Cipta. Jakarta. Purba, Frans H. K. 2012. Potensi Singkong / Ubi Kayu dalam Pengembangan Usaha dan Meningkatkan Pendapatan yang Memiliki Nilai Tambah. http://heropurba.blogspot.com/2012/04/potensi-singkong-ubi-kayu dalam.html Subanar, H. 1994. Manajemen Usaha Kecil. BPFE. Yogyakarta.