DAYA MENGIKAT AIR DAN SUSUT MASAK DAGING SAPI BLANSIR YANG DIKERINGKAN DALAM OVEN DAN DIKEMAS VAKUM. John Ernst Gustaaf Rompis

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

DAYA IKAT AIR (DIA) Istilah lain: Pengertian: Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air yang ditambahkan)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP MUTU DAGING KAMBING SELAMA PENYIMPANAN

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

KUALITAS FISIK (DAYA IKAT AIR, SUSUT MASAK, DAN KEEMPUKAN) DAGING PAHA AYAM SENTUL AKIBAT LAMA PEREBUSAN

SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

PENGARUH LAMA PEMANGGANGAN DALAM MICROWAVE TERHADAP KUALITAS FISIK STEAK DAGING AYAM

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

THE EFFECT OF DIFFERENT FROZEN STORAGE TIME ON THE CHEMICAL QUALITY OF BEEF

PENGARUH LAMA SCALDING DALAM LILIN PANAS TERHADAP KUALITAS KARKAS, KADAR LEMAK DAN SUSUT MASAK DAGING ITIK

Karakteristik mutu daging

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM CUKA NIRA AREN TERHADAP DAGING SAPI ASAM

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Brahman Cross Pertumbuhan Ternak

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

PENGARUH PERBEDAAN JENIS OTOT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP BIOLOGICAL VALUE DAGING SAPI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,

SIFAT FISIK DAGING DADA AYAM BROILER PADA BERBAGAI LAMA POSTMORTEM DI SUHU RUANG SKRIPSI

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

KUALITAS DAGING SAPI SEGAR DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

Effects of Leaching on Nutrient Composition of Talang Benih Duck Meat Ball. Olfa Mega

KEEMPUKAN DAYA MENGIKAT AIR DAN COOKING LOSS DAGING SAPI PESISIR HASIL PENGGEMUKAN

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

Lilis Suryaningsih Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRACT. Keywords : thawing, tenderness,water holding capacity,cooking loss

ANIMAL AND AGRICULTURAL TECHNOLOGY

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

PRODUKTIVITAS KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI SUMBA ONGOLE DENGAN PAKAN YANG MENGANDUNG PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK

PENAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS DAGING KERBAU DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK PADA PAKAN PENGGEMUKAN SKRIPSI NOVARA RAHMAT

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

DAGING. Pengertian daging

Penambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget)

Pengaruh penambahan tepung kemangi (Ocimum basilicum) terhadap komposisi kimia dan kualitas fisik daging broiler

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

PENGGUNAAN STIMULASI LISTRIK PADA KAMBING LOKAL TERHADAP MUTU DAGING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR

DENDENG PENGASAPAN Dendeng adalah irisan daging yang dikeringkan dan ditambah bumbu. Pembuatan dendeng untuk memperoleh cita rasa khas adalah mengguna

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

PAPER BIOKIMIA PANGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

KUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

SKRIPSI SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNG BIJI NANGKA

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lilis Suryaningsih, Jajang Gumilar, Andry Pratama Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

KAJIAN PENGGUNAAN WADAH PENGEMASAN TERHADAP MUTU CABE RAWIT (Capsicum frutescens) YANG DISIMPAN PADA RUANG PENDINGIN ABSTRACT

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

PENGARUH KONSENTRASI BUSA

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

Perubahan Sifat Fisik Daging Ayam Broiler Post Mortem Selama Penyimpanan Temperatur Ruang

Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

POLA RESPIRASI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) YANG DI-COATING DENGAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera barbadensis Miller) SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI

PENGARUH LAMA PENGGILINGAN DAGING KELINCI TERHADAP KEEMPUKAN, KADAR AIR DAN KESUKAAN ROLADE

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

PENGARUH KONSENTRASI PATI UBI JALAR PADA BAHAN PELAPIS EDIBEL TERHADAP MUTU BUAH SALAK SIDIMPUAN TEROLAH MINIMAL SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH :

Sifat Fisik Daging Domba yang Diberi Perlakuan Stimulasi Listrik Voltase Rendah dan Injeksi Kalsium Klorida

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

PERBANDINGAN KUALITAS KIMIA (KADAR AIR, KADAR PROTEIN DAN KADAR LEMAK) OTOT BICEPS FEMORIS PADA BEBERAPA BANGSA SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan Handiwirawan, 2006). Kerbau domestik (Bubalus bubalis) terdiri dari dua tipe

PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN SEBAGAI BAHAN TENDERIZER DAGING. Oleh : Tedi Akhdiat RINGKASAN

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS FISIK DAGING SAPI DARI TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN DI BANDAR LAMPUNG. Physical Quality of Beef from Slaughterhouses in Bandar Lampung

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus

Transkripsi:

DAYA MENGIKAT AIR DAN SUSUT MASAK DAGING SAPI BLANSIR YANG DIKERINGKAN DALAM OVEN DAN DIKEMAS VAKUM John Ernst Gustaaf Rompis Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Daging segar ditinjau dari komposisinya, termasuk bahan pangan yang mudah mengalami perubahan fisik, kimia yang menyebabkan kerusakan dan penurunan mutu. Kerusakan ini terjadi karena dalam daging segar mengandung zat-zat makanan bernilai gizi tinggi yang merupakan media utama bagi pertumbuhan mikroba. Kerusakan tersebut dapat ditangani melalui pengeringan dan pengemasan vakum terhadap daging sapi blansir dan disimpan pada suhu kamar.tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh lama pengeringan dan lama penyimpanan pada suhu kamar terhadap daya mengikat air (DMA) dan susut masak (SM) pada daging sapi blansir yang dikemas vakum.penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap berpola petak terbagi dalam waktu 3 x 4 berulangan 3. Lama pengeringan (jam) pada suhu 60 0 C sebagai faktor A (petak utama) A 1 = 12; A 2 = 16; dan A 3 = 20. Faktor B (anak petak) adalah lama penyimpanan (hari) pada suhu kamar 27 0 C yaitu B 0 = 0; B 1 = 12; B 2 = 24; dan B 3 = 36. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada ketiga peubah yang diukur. Interaksi antara kedua faktor tersebut berbeda tidak nyata (P>0,05) pada DMA dan SM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging sapi blansir yang dikeringkan selama 16 jam pada suhu 60 0 C dan dikemas vakum serta disimpan pada suhu kamar 27 0 C selama 36 hari menghasilkan DMA dan SM dalam standar normal. ABSTRACT WATER HOLDING CAPACITY AND COOKING LOSS OF DRIED AND VACUUM PACKAGE BEEF MEAT. Fresh meat is categorized into perishable physical and chemical material product due to high nutrient composition as the main media of growing microorganism. This meat damage could be handled by drying and vacuum package method. The objective of this study was to evaluate effect of drying time period and storage time period on water holding capacity and cooking loss of vacuum package beef meat. Treatment was conducted using completely randomized design divided into two factors with three replications in each combination of the factors. Factor A, as main plot of drying time period was divided into 12 hours (A 1 ), 16 hours (A 2 ) and 20 hours (A 3 ). Factor B as sub plot of storage time period in room temperature of 27 0 C was divided into 0 0 C (B 0 ), 12 0 C (B 1 ), 24 0 C (B 2 ), and 36 0 C (B 3 ). Results showed that treatments affected significantly quality of beef meat. There was no interaction effect on water holding capacity and cooking loss of vacuum package beef meat. Beef meat being dried during 16 hours with temperature of 60 0 C using vacuum package and stored at room temperature of 27 0 C during 36 days produced normal standard of water holding capacity and cooking loss of meat. Key words: water-holding capacity, cooking loss, vacuum package. Kata Kunci: daya mengikat air, susut masak, daging sapi blansir, pengemasan vakum 131

PENDAHULUAN Daging merupakan jaringan otot ternak yang telah terhenti fungsi fisiologisnya setelah pemotongan dan terdapat dalam porsi yang paling besar di samping karkas lainnya.selain itu daging memiliki nilai nutritif yang tinggi, karena bagian terbesar dalam bahan keringnya adalah protein dengan kandungan asam amino yang lengkap dan seimbang. Komposisi kimia daging sapi yaitu 75% air, 18% protein, 2,5% lemak, 1,2% karbohidrat dan 2,3% zat terlarut bukan protein serta selebihnya adalah vitamin dan unsur organik. Untuk ternak ruminansia berukuran besar seperti sapi, otot yang biasa digunakan untuk pengujian adalah daging bagian paha belakang. Daya mengikat air (DMA) oleh protein daging atau water holding capacity (WHC) atau water binding capacity (WBC) adalah kemampuan daging untuk mengikat airnya atau air yang ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan dari luar, misalnya pemotongan daging, pemansan, penggilingan dan tekanan absorbs air atau kapasitas (kemampuan daging menyerap air secara spontan dari lingkungan yang mengandung cairan (Soeparno,2005). Air yang terikat dalam daging dibagi tiga komponen yaitu air diikat secara kimiawi oleh protein daging sebesar 4-5% yang merupakan lapisan monomolekuler pertama, lapisan kedua adalah air yang terikat agak lemah dari molekul air terhadap kelompok hidrofilik yakni sebesar 4% dan pada lapisan ketiga merupakan air bebas di antara molekulmolekul protein yang memiliki jumlah terbanyak(wismer-pedersen, 1987). Lanjut dikatakan bahwa jumlah air yang terikat (lapisan pertama dan kedua) adalah bebas dari perubahan molekul yang disebabkan oleh denaturasi protein daging, sedangkan jumlah air terikat lebih lemah, yaitu diantara molekul protein dan akan menurun bila protein daging mengalami denaturasi. Menurut Aberle et al. (2012) protein adalah salah satu bagian yang terpenting dalam komponen serabut otot.protein otot dikategorikan sebagai sarkoplasmik, myofibril dan stromal protein berdasarkan tingkat kelarutannya.porsi terbesar air dalam daging ditahan di myofibril, di antara myofibril dan antara myofibril dengan membrane sel (sarcolemma), antara sel otot dan antara grup sel otot (Huff- Lonergan dan Lonergan, 2005). Lanjut dikatakan bahwa lean muscle mengandung 74% air, 25% komponen lainnya (19% protein, 5% lemak, 1% mineral dan vitamin). Susut masak (SM) merupakan salah satu indikator nilai nutrisi daging yang berhubungan dengan kadar jus 132

daging yaitu banyaknya air yang terikat di dalam dan di antara serabut otot(soeparno, 2005). Lanjut dikatakan bahwa SM dipengaruhi oleh temperatur dan lama pemasakan. Semakin tinggi temperatur pemasakan maka makin besar kadar cairan daging yang hilang sampai mencapai tingkat yang konstan. Besarnya SM dipengaruhi oleh banyaknya kerusakan membran seluler, banyaknya air yang keluar dari daging, umur simpan daging, degradasi protein dan kemampuan daging untuk mengikat air (Shanks et al., 2002).Blansir merupakan pemanasan pendahuluan bahan pangan pada suhu mendidih dalam waktu singkat.soeparno (2005) mengatakan bahwa 80 0 C adalah temperatur yang ideal dan popular untuk perlakuan thermal (panas) karena sampel daging menjadi cukup tepat kekerasannya untuk dipotong-potong menjadi sub sampel pengujian kualitas. Pengeringan adalah suatu proses pengeluaran air yang terdapat dalam bahan pangan dengan menguapkan atau menyublimkan air tersebut sebagian atau seluruhnya (Karel dan Lund, 2003). Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas tertentu dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi pada bahan tersebut (Muchtadi dan Sugiono, 2013).Selanjutnya dikatakan bahwa pengeringan berdasarkan prosesnya di bagi menjadi tiga golongan yaitu pengeringan dengan udara, suhu panas dan beku. Pengeringan dengan menggunakan oven adalah salah satu teknik yang disebut dengan pengeringan adiabatik, dimana suhu yang digunakan dapat diatur sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas atau penguapan air lebih efektif. Pengeringan dengan oven mempunyai keuntungan karena suhu dan aliran udara dapat di atur sehingga waktur pengeringan dapat ditentukan tepat dan kebersihan dapat diawasi sebaikbaiknya.pengemasan vakum merupakan sistem utama yang digunakan untruk mengemas dan mempertahankan kualitas alami dari produk-produk daging. Menurut Putu (2001), pengemasan daging sapi dalam kantong plastik hampa udara memberikan beberapa keuntungan yaitu dapat disimpan lebih lama, kebersihan terjamin, terjadi proses aeging sehingga menghasilkan daging yang empuk, penampilan lebih sempurna dan penanganan yang lebih sederhana. Desrosier (2008) mengatakan bahwa seleksi dan pengembangan kemasan yang cocok adalah sama pentingnya dengan formulasi khusus bahan pangan untuk penyimpnanan jangka panjang. Cara penyimpanan vakum lebih baik dibanding cara non vakum dilihat dari susut bobot daging (Nurdjannah dan Sunarlim, 2010). 133

Masa simpan daging segar pada suhu 23 0 C) relatif hanya dapat bertahan selama 1 sampai 2 hari (Muchtadi dan Sugiyono, 2013). MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan acal lengkap (RAL) berpola petak terbagi dalam waktu 3 x 4 berulangan 3. Sebagai perlakuan adalah lama pengeringan dan lama penyimpanan. Lama pengeringan (jam) pada suhu 60 0 C sebagai faktor A (petak utama) A 1 = 12; A 2 = 16; dan A 3 = 20. Faktor B (anak petak) adalah lama penyimpanan (hari) pada suhu kamar 27 0 C yaitu B 0 = 0; B 1 = 12; B 2 = 24; dan B 3 = 36. Variabel yang diukur adalah DMA dan SM. Data yang terkumpul dianalisis manggunakan ANOVA dan perlakuan yang berbeda nyata diuji dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Prosedur penelitian dilakukan melalui tahapan berikut: daging sapi segar bagaian paha belakang dibersihkan kemudian dipotong/diiris melintang searah serat dengan ketebalan 1 cm dengan berat masing-masing 200 gram. Kemudian diblansir pada suhu 80 0 C selama 3 menit.daging kemudian ditiriskan lalu digantung memakai kawat kecil dan dimasukkan ke dalam oven pada temperature 60 0 C selama 12, 16, dan 20 jam. Selanjutnya didinginkan dan dikemas vakum dengan plastik low density polypropylene 0,3 mm, dan disimpan pada suhu kamar (27 0 C) selama 0, 12, 24, dan 36 hari. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap DMA dan SM sesuai dengan perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data rataan pengaruh lama pengeringan dan penyimpanan pada suhu kamar terhadap DMA dan SM daging spai blansir yang dikemas vakum dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Pengaruh lama pengeringan dan penyimpanan pada suhu kamar terhadap DMA daging sapi blansir yang dikemas vakum berkisar antara 17,61 sampai 23,11% (Tabel 1). Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pengaruh perlakuan terhadap DMA, namun untuk interkasi antar perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05). Uji BNJ menunjukkan bahwa untuk perlakuan lama pengeringan 12 jam dan 16 jam sama pengaruhnya terhadap DMA namun lebih tinggi dibanding pengeringan 20 jam. 134

Tabel 1. Rataan Pengaruh Lama Pengeringan dan Penyimpanan pada Suhu Kamar (27 0 C) terhadap DMA (%) Daging Sapi Blansir yang Dikemas Vakum. Lama Penyimpanan (hari) (B) Lama Pengeringan 60 0 0 12 24 36 C (jam) (A) (B 0 ) (B 1 ) (B 2 ) (B 3 ) Rataan 12 (A 1 ) 26,75 24,04 23,06 21,02 23,72 16 (A 2 ) 23,27 21,52 20,41 17,29 20,62 20 (A 3 ) 19,31 17,26 16,76 14,52 16,96 Rataan 23,11 20,94 20,08 17,61 Perlakuan penyimpanan ternyata bahwa penyimpanan 0 hari berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibanding 12, 24 dan 36 hari. Untuk lama penyimpanan 12 hari berbeda tidak nyata DMAnya dengan 24 hari tetapi berbeda sangat nyata lebih tinggi dibanding 36 hari. Demikian halnya dengan penyimpanan 24 hari nyata lebih tinggi DMAnya dibanding 36 hari. Lama pengeringan 20 jam mempunyai DMA lebih kecil dibanding 12 jam. Hal ini disebabkan karena konveksi panas yang lama dari media oven menyebabkan meningkatnya denaturasi protein sehingga DMA daging sapi blansir menurun. Pada perlakuan lama penyimpanan, nilai DMA semakin menurun dengan semakin lamanya waktu penyimpanan. Hal ini karena gugus reaktif protein semakin berkurang dengan semakin lamanya penyimpanan yang menyebabkan banyaknya air daging terlepas (Aberleet al., 2012). Hal ini sejalan dengan Soeparno (2005) yang mengatakan bahwa penyimpanan dapat menurunkan DMA daging dan mengakibatkan banyaknya air yang berasosiasi dengan protein otot akan meninggalkan serabut otot. Tabel 2. Rataan Pengaruh Lama Pengeringan dan Penyimpanan pada Suhu Kamar (27 0 C) terhadap SM (%) Daging Sapi Blansir yang Dikemas Vakum. Lama Penyimpanan (hari) (B) Lama Pengeringan 60 0 0 12 24 36 C (jam) (A) (B 0 ) (B 1 ) (B 2 ) (B 3 ) Rataan 12 (A 1 ) 47,90 48,68 50,98 52,20 49,94 16 (A 2 ) 48,97 50,90 52,04 53,48 51,35 20 (A 3 ) 51,59 53,06 54,42 56,07 53,79 Rataan 49,49 50,88 52,48 53,92 135

Pengaruh lama pengeringan dan penyimpanan pada suhu kamar terhadap nilai SM daging sapi blansir yang dikemas vakum berkisar anatara 47,90 sampai 56,07% (Tabel 2). Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan lama pengeringan dan penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai SM daging sapi blansir yang dikemas vakum, sedangkan interaksi keduanya berbeda tidak nyata (P>0,05). Uji lanjut menunjukkan bahwa lama pengeringan 12 jam memberikan nilai SM lebih rendah dibanding 16 dan 20 jam. Untuk perlakuan lama penyimpanan 0 hari berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dari 12 hari dan berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih rendah dari 24 dan 36 hari. Perlakuan lama pengeringan 20 jam mempunyai nilai SM yang lebih besar dibanding 16 dan 20 jam. Hal ini karena pengeringan 20 jam telah mengakibatkan banyaknya cairan daging yang hilang. Terjadinya pelepasan uap air akibat kondisi vakum menyebabkan banyaknya cairan daging yang keluar, namun hal ini masih dalam kisaran normal sebab menurut Soeparno (2005)SM umumnya bervariasi antara 1,5 sampai 54,5%. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging sapi blansir yang dikeringkan selama 16 jam pada suhu 60 0 C dan dikemas vakum serta disimpan pada suhu kamar 27 0 C selama 36 hari menghasilkan DMA dan SM dalam standar normal. DAFTAR PUSTAKA Aberle E.D., J.C. Forrest, D.E. Gerrard, and E.W. Mills. 2012. Principles of Meat Science. 14 th edition. Kendall Hunt Publ. Co. Iowa, USA. Desrosier.N.W. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah M. Miljohardjo. UI-Press. Jakarta. Huff-Lonergen, E., and S.M. Lonergan. 2005. Mechanisms of water-holding capacity of meat: The role of postmoterm biochemical and structural changes. Meat Science 71:194-204 Karel, M. and D.B. Lund. 2003. Physical Principles of Food Preservation. 2 nd edition. Marcel Dekker, Inc. New York, USA. Muchtadi, T.R., dan Sugiyono. 2013. Prinsip, Proses dan Teknologi Pangan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Nurdjannah, R. dan R. Sumarlin. 2010. Pengaruh pengemasan vakum dan suhu penyimpanan terhadap sifat mutu daging domba lockl. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner:645-653. 136

Putu, I.G. 2001.Karakteristik daging dikemas dalam kantong plastik hampa udara (vaccum pack). Wartazoa 11 (2):15-19. Shanks, B.C., D.M. Wolf, R.J. Maddock. 2002. Tecknocal note: The effect of frezzing on Warner-Bratzler shear force value of beef longissimuss steak across several postmortem aging periods. J. Anim. Sci. 80:2122-2125. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Wismer-Pedersen, J. 1987. Chemistry of Animal Tissues. In.The Science of Meat and Meat Product.3 rd edition.edited by J. F. Price and B.S. Echweigert. Food & Nutrition Press, Inc. Westport Connecticut, USA. 137