HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KOTA YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI. Oleh Okky Dwi Cahyandari

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN SLEMAN JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI 2 WONOSARI KELOMPOK TEKNOLOGI

HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO KELOMPOK TEKNOLOGI.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

JURNAL SKRIPSI. Oleh Nuryadin Bambang Sutjiroso

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

2008). Hal ini merupakan indikator memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari,

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Satriyan kecamatan Tersono kabupaten Batang. Langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berjumlah 88 orang. Responden diambil sebanyak 20 orang dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada. tanggal 23 Agustus sampai 15 September 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Pendidikan Menengah Kejuruan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA BERORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

PENGARUH AKTIFITAS, KREATIFITAS, DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI ALAT UKUR DI SMK INSTITUT INDONESIA KUTOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN

Cahyo Aji Sakti Nugroho* Pairun Roniwijaya** ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMKN 2 GODEAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh : SIGIT PRIYO ADHI NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

belajar sebagai variabel bebas ( ) dan hasil belajar sebagai variabel terikat ( ).

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI 1 PAJANGAN

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Akan tetapi penulis telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya. Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

3. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI, KEMANDIRIAN, DAN FASILITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

BAB III METODE PENELITIAN

Persepsi Kompetensi Sosial Guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode survei dan jenis penelitian Ex Post Facto, yaitu

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

Transkripsi:

HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KOTA YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI Oleh Okky Dwi Cahyandari 08505241019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KOTA YOGYAKARTA Oleh : Okky Dwi Cahyandari NIM. 08505241019 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kondisi karakter siswa, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta; (2) hubungan antara lingkungan sekolah (X1), lingkungan keluarga (X2), dan lingkungan masyarakat (X3) dengan karakter siswa SMK (Y) Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta. Populasi penelitian ini SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta, SMK Negeri yang dijadikan objek penelitian ialah SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 3 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah ex post facto. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 337 siswa, penentuan jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada tabel Krejcie-Morgan dengan mengambil tingkat kesalahan (α) sebesar 5%. Untuk menentukan jumlah sampel kelas X dan XI dalam penelitian ini dipilih dengan teknik stratified proportional random sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi parsial dan analisis regresi dengan metode stepwise yang terdapat dalam program bantu Statistic Package for Sosial Science (SPSS) versi 17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan karakter siswa SMKN kelompok teknologi se-kota Yogyakarta (p < 0,05; Ry (x1,x2) -x3 = 0,175 dan Ry (x1,x3) -x2 = 0,216), (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan karakter siswa SMKN kelompok teknologi se-kota Yogyakarta (p < 0,05; Ry (x1,x2) -x3 = 0,175 dan Ry (x2,x3) -x1 = 0,225), (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi se-kota Yogyakarta (p < 0,05; Ry (x1,x3) -x2 = 0,216 dan Ry (x2,x3) -x1 = 0,225), (4) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi se-kota Yogyakarta (p < 0,05 dan R x1,x2,x3-y = 0,543). Sumbangan determinan variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah D 1 = 18,1%; D 2 = 21,8%; D 3 = 19,5%; dan D 1,2,3 = 29,5%. Kata kunci: Karakter, Lingkungan, Siswa SMK

Pendahuluan Akhir-akhir ini banyak peristiwa seperti perkelahian antar kalangan remaja, pencurian, pelanggaran lalu-lintas, dan tindakan asusila yang dilalukan khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Tindakan tersebut tentunya tidak diinginkan oleh masyarakat dan pemerintah. Hal ini serupa dengan pendapat Lickona yang dikutip oleh Musfiroh (2008: 26), terdapat sepuluh tanda perilaku manusia yang menunjukkan ke arah kehancuran suatu bangsa, yaitu meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, ketidak-jujuran, rasa tidak hormat kepada orangtua, guru dan pemimpin, pengaruh adanya grup terhadap tindakan kekerasan, meningkatnya kecurigaan dan kebencian, penggunaan bahasa yang memburuk, penurunan etos kerja, menurunnya rasa tanggung-jawab, dan meningginya perilaku merusak diri. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus berupaya mensosialisasikan pendidikan karakter ke seluruh komponen masyarakat, seperti sekolah, keluarga, media massa, dan instansi terkait guna meminimalisir kenakalan yang terjadi di kalangan pelajar. Dengan diselenggarakannya pendidikan karakter diharapkan para lulusan SMK memiliki kualitas karakter bangsa yang baik seperti toleransi, menghormati, menghargai, kebersamaan, serta gotong-royong. Agar penyelenggaraan pendidikan karakter dapat berjalan dengan optimal, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana gambaran dan hubungan karakter siswa SMK terhadap lingkungannya, sehingga dapat dipilih pembinaan yang lebih tepat. Permasalahan yang terdapat pada pembentukan karakter siswa meliputi beberapa faktor: (1) faktor genetika atau bawaan dari lahir; dan (2) faktor lingkungan sekitar siswa. Faktor genetika atau bawaan dari lahir seseorang meliputi: (a) bagaimana perwatakan yang dimiliki oleh orang tua siswa?; dan (b) seberapa besar dominasi gen bawaan dari orang tua?. Dari segi waktu, lingkungan

siswa terdiri atas pengaruh lingkungan saat ini dan pengaruh lingkungan terdahulu. Faktor lingkungan, meliputi: (a) lingkungan pendidikan yang terdapat di sekolah siswa; (b) lingkungan keluarga yang terdapat di keluarga; (c) lingkungan budaya yang terdapat di masyarakat siswa; dan (d) lingkungan sosial dan kelompok yang terdapat di masyarakat siswa. Adapun rumusan masalahnya adalah: (1) bagaimanakah gambaran karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta?; (2) bagaimanakah gambaran lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta; (3) bagaimanakah hubungan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta?. Faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang terdiri dari: (1) faktor genetika atau bawaan dari lahir; dan (2) faktor lingkungan. Faktor genetika atau bawaan dari lahir yaitu segala sesuatu yang telah dibawa sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun ketubuhan (fisik). Faktor lingkungan adalah sesuatu yang ada diluar manusia, baik hidup maupun mati. Sementara itu, Yusuf (2007: 20-31) menyatakan hal yang sama, bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang terdiri atas pengaruh genetika atau pembawaan dan pengaruh lingkungan, sedangkan lingkungan yang mempengaruhinya ialah lingkungan pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan sosial-kelompok. Menurut Slamet PH (2011: 5) karakter kerja untuk pendidikan kejuruan terbagi dalam dua dimensi, yaitu intrapersonal dan interpersonal. Dimensi intrapersonal adalah kualitas batiniah atau rohaniah seseorang yang bersumber dari dalam lubuk hati, meliputi etika kerja, rasa ingin tahu, disiplin diri, jujur, kerja keras, ketekunan, motivasi kerja, keluwesan, rendah hati, harga diri,

integritas, motivasi diri, rasa keingintahuan, kesadaran diri, dapat dipercaya. Sementara itu dimensi interpersonal adalah keterampilan yang berkaitan dengan hubungan antar manusia, mencakup bertanggung jawab atas semua perbuatannya, mampu bekerja sama, penyesuaian diri, adil, nasionalis, peduli, demokratis, empati. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk ranah penelitian kuantitatif, dilakukan di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 3 Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2012. Populasinya terdiri atas siswa kelas X dan kelas XI di kedua SMK yang berjumlah 2746 siswa. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada tabel Krejcie-Morgan dengan mengambil tingkat kesalahan α sebesar 5%, jumlah sampel setiap kelas diambil secara proportional terhadap populasi yang bersangkutan. Sampel dipilih secara random pada setiap kelas, dengan cara tersebut diperolah jumlah sampel sebanyak 337 siswa terdiri atas kelas X = 168 siswa dan kelas XI = 169 siswa. Untuk memperoleh data, dalam penelitian ini digunakan kuesioner (angket) yang diberikan kepada sampel terpilih yaitu siswa kelas X dan kelas XI. Dalam angket tersebut telah disediakan empat alternatif jawaban berturut-turut dari yang terburuk hingga yang terbaik diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Validasi instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validasi logis dan validasi empiris. Validasi logis terbadi menjadi dua, yaitu validasi peneliti dan validasi judgement para ahli. Validasi empiris dilakukan dengan cara menguji-cobakan pertanyaan tersebut kepada 30 sampel dimana populasi tersebut berasal. Untuk memperoleh gambaran kondisi karakter siswa SMK saat ini, data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan membagi menjadi 5 kategori pada kurva normal. Untuk mengetahui hubungan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat terhadap karakter siswa SMK dilakukan analisis regresi dengan metode stepwise.

Hasil dan Pembahasan Untuk memperoleh gambaran kondisi karakter siswa SMK saat ini, berdasarkan pada aturan Sturges, yaitu: banyak kelas ditentukan dengan 1 + 3,3 log n; rentang skor = skor tertinggi skor terendah; interval kelas = rentang kelas dibagi banyak kelas, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 12. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 128 dan skor tertinggi adalah 229, harga mean =171,95; dan standar deviasi sebesar 16,555. Berikut tabel sebaran skor dan frekuensinya untuk ubahan karakter siswa: Tabel 1. Sebaran Skor untuk Ubahan Karakter Siswa No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kumulatif (%) 1 127,5-139,5 7 2,077 2.077 2 139,5-151,5 25 7,418 9.496 3 151,5-163,5 73 21,662 31.157 4 163,5-175,5 98 29,080 60.237 5 175,5-187,5 77 22,849 83.086 6 187,5-199,5 38 11,276 94.362 7 199,5-211,5 17 5,045 99.407 8 211,5-223,5 1 0,297 99.703 9 223,5-235,5 1 0,297 100 Jumlah 337 100 Berdasarkan tabel sebaran skor untuk ubahan karakter siswa, maka diperoleh histogram sebagai berikut: 100 127,5-139,5 80 60 40 20 0 Interval Kelas Gambar 1. Histogram untuk Ubahan Karakter Siswa 139,5-151,5 151,5-163,5 163,5-175,5 175,5-187,5 187,5-199,5 199,5-211,5 211,5-223,5 223,5-235,5

Untuk mengetahui kondisi gambaran ubahan karakter siswa, terlebih dahulu menghitung harga Mean ideal (M i ) dan Standar Deviasi ideal (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan karakter siswa diukur dengan menggunakan 58 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4. Dari 58 butir pertanyaan yang ada, diperoleh skor tertinggi ideal (58 x 4) = 232, dan skor terendah ideal (58 x 1) = 58. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (M i ) = ½ x (232 + 58) =145 dan Standar Deviasi Ideal (SD i ) = = 29. Untuk mengetahui kondisi karakter siswa berdasarkan pada kurva normal ialah sebagai berikut : >M i + 1,8.SD i = > 197 adalah Sangat Baik M i + 0,6.SD i s/d M i + 1,8.SD i = 162 197 adalah Baik M i 0,6.SD i s/d M i + 0,6.SD i = 128 161 adalah Sedang M i 0,6.SD i s/d M i - 1,8.SD i = 93 127 adalah Buruk <M i - 1,8.SD i = < 93 adalah Sangat Buruk Tabel 2. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Karakter Siswa No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 197 24 7,122 2 163 197 212 62,908 3 129-162 100 29,673 4 93 128 1 0,297 5 < 93 0 0 Total 337 100 Rerata Skor Kategori 171,95 Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta berada pada kategori sangat buruk sebanyak 0 siswa (0 %), kategori buruk sebanyak 1 siswa (0,29%), kategori sedang sebanyak sebanyak 100 siswa (29,673%), kategori baik sebanyak 212 siswa (62,908%), dan kategori sangat baik sebanyak 24 siswa (7,122%). sehingga dapat dikatakan kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta dalam kategori baik.

Untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan sekolah siswa, berdasarkan pada aturan Sturges, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 6. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 28 dan skor tertinggi adalah 76, harga mean 49,47; dan standar deviasi sebesar 8,202. Berikut tabel sebaran skor dan frekuensinya untuk ubahan lingkungan sekolah siswa: Tabel 9. Sebaran Skor untuk Ubahan Lingkungan Sekolah No Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Frekuensi Kumulatif (%) 1 27,5-33,5 7 2.077 2.077 2 33,5-39,5 32 9.496 11.573 3 39,5-45,5 63 18.694 30.267 4 45,5-51,5 97 28.783 59.050 5 51,5-57,5 85 25.223 84.273 6 57,5-63,5 42 12.463 96.736 7 63,5-69,5 8 2.374 99.110 8 69,5-75,5 2 0.593 99.703 9 75,5-81,5 1 0.297 100 Jumlah 337 100 Berdasarkan tabel sebaran skor untuk ubahan lingkungan sekolah, maka diperoleh histogram sebagai berikut : 100 80 60 40 20 0 Interval Kelas 27,5-33,5 33,5-39,5 39,5-45,5 45,5-51,5 51,5-57,5 57,5-63,5 63,5-69,5 69,5-75,5 75,5-81,5 Gambar 2. Histogram untuk Ubahan Lingkungan Sekolah Siswa

Untuk mengetahui kondisi ubahan lingkungan sekolah siswa, terlebih dahulu menghitung harga Mean ideal (M i ) dan Standar Deviasi ideal (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan lingkungan sekolah diukur dengan menggunakan 19 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4. Dari 19 butir pertanyaan yang ada, diperoleh skor tertinggi ideal (19 x 4) = 76, dan skor terendah ideal (19 x 1) = 19. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (M i ) = ½ x (76 + 19) = 47,5 dan Standar Deviasi Ideal (SD i ) = = 9,5. Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah siswa berdasarkan pada kurva normal ialah sebagai berikut : >M i + 1,8.SD i = > 65 adalah Sangat Baik >M i + 0,6.SD i s/d M i + 1,8.SD i = 53 65 adalah Baik M i 0,6.SD i s/d M i + 0,6.SD i = 42 52 adalah Sedang M i 0,6.SD i s/d M i - 1,8.SD i = 30 41 adalah Buruk <M i - 1,8.SD i = < 30 adalah Sangat Buruk Tabel 2. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Lingkungan Sekolah No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 65 8 2,374 2 53-65 113 33,531 3 42 52 161 47,774 4 30-41 52 15,430 5 < 30 3 0,891 Total 337 100 Rata-rata Kategori 49,47 Sedang Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui ubahan lingkungan sekolah terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta berada pada kategori sangat buruk sebanyak sebanyak 3 siswa (0,891%), kategori buruk sebanyak 52 siswa (15,430%), kategori sedang sebanyak 161 siswa (47,774%),, kategori baik sebanyak 113 siswa (33,531%), dan kategori sangat baik sebanyak 8 siswa (2,374%), sehingga dapat dikatakan, ubahan lingkungan sekolah terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta dalam kategori sedang.

Untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan keluarga siswa, berdasarkan pada aturan Sturges, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 6. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 22 dan skor tertinggi adalah 72, harga mean 54,98; dan standar deviasi sebesar 9,038. Berikut tabel sebaran skor dan frekuensinya untuk ubahan lingkungan keluarga siswa: Tabel 3. Sebaran Skor untuk Ubahan Lingkungan Keluarga No Nilai Frekuensi Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kumulatif (%) 1 21,5-27,5 2 0,593 0,593 2 27,5-33,5 3 0,890 1,483 3 33,5-39,5 12 3,561 5,044 4 39,5-45,5 32 9,496 14,540 5 45,5-51,5 62 18,398 32,938 6 51,5-57,5 93 27,596 60,534 7 57,5-63,5 73 21,662 82,196 8 63,5-69,5 45 13,353 95,549 9 69,5-75,5 15 4,451 100 Jumlah 337 100 Berdasarkan tabel sebaran skor untuk ubahan lingkungan keluarga, maka diperoleh histogram sebagai berikut : 100 21,5-27,5 27,5-33,5 80 33,5-39,5 60 39,5-45,5 45,5-51,5 40 51,5-57,5 20 57,5-63,5 63,5-69,5 0 69,5-75,5 Interval Kelas Gambar 3. Histogram untuk Ubahan Lingkungan Keluarga Siswa

Untuk mengetahui kondisi ubahan lingkungan keluarga siswa, terlebih dahulu menghitung harga (M i ) dan (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan lingkungan keluarga diukur dengan menggunakan 18 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4. Dari 18 butir pertanyaan yang ada, diperoleh skor tertinggi ideal (18 x 4) = 72, dan skor terendah ideal (18 x 1) = 18. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (M i ) = ½ x (72 + 18) = 45 dan Standar Deviasi Ideal (SD i ) = = 9. Untuk mengetahui kondisi lingkungan keluarga siswa berdasarkan pada kurva normal ialah sebagai berikut : >M i + 1,8.SD i = > 61 adalah Sangat Baik M i + 0,6.SD i s/d M i + 1,8.SD i M i 0,6.SD i s/d M i + 0,6.SD i M i 0,6.SD s/d M i - 1,8.SD i = 50 61 adalah Baik = 40 49 adalah Sedang = 29 39 adalah Buruk <M i - 1,8.SD i = < 29 adalah Sangat Buruk Tabel 3. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Lingkungan Keluarga No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 61 81 24,036 2 50-61 173 51,335 3 40-49 66 19,584 4 29-39 14 4,154 5 < 29 3 0,891 Total 337 100 Rerata Skor Kategori 54,98 Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui ubahan lingkungan keluarga terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta berada pada kategori sangat buruk sebanyak 0 siswa (0%), kategori buruk sebanyak 13 siswa (4,407%), kategori sedang sebanyak 80 siswa (27,119%), kategori baik sebanyak 154 siswa (52,203%), dan kategori sangat baik sebanyak 48 siswa (16,271%), sehingga dapat dikatakan bahwa ubahan lingkungan keluarga terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta dalam kategori baik.

Untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan masyarakat siswa, berdasarkan pada aturan Sturges, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 20 dan skor tertinggi adalah 60, harga mean 41,08; dan standar deviasi sebesar 6,745. Berikut tabel sebaran skor dan frekuensinya untuk ubahan lingkungan masyarakat siswa: Tabel 4. Sebaran Skor untuk Ubahan Lingkungan Masyarakat No Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Frekuensi Kumulatif (%) 1 19,5-24,5 2 0,593 0,593 2 24,5-29,5 11 3,264 3,857 3 29,5-34,5 44 13,056 16,913 4 34,5-39,5 76 22,552 39,465 5 39,5-44,5 103 30,564 70,029 6 44,5-49,5 62 18,398 88,427 7 49,5-54,5 31 9,199 97,626 8 54,5-59,5 7 2,077 99,703 9 59,5-64,5 1 0,297 100 Jumlah 337 100 Berdasarkan tabel sebaran skor untuk ubahan lingkungan masyarakat, maka diperoleh histogram sebagai berikut : 100 19,5-24,5 24,5-29,5 80 29,5-34,5 60 34,5-39,5 39,5-44,5 40 44,5-49,5 20 49,5-54,5 54,5-59,5 0 59,5-64,5 Interval Kelas Gambar 3. Histogram untuk Ubahan Lingkungan Masyarakat Siswa

Untuk mengetahui kondisi ubahan lingkungan masyarakat siswa, terlebih dahulu menghitung harga (M i ) dan (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan lingkungan masyarakat diukur dengan menggunakan 15 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4. Dari 15 butir pertanyaan yang ada, diperoleh skor tertinggi ideal (15 x 4) = 60, dan skor terendah ideal (15 x 1) = 15. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (M i ) = ½ x (60 + 15) = 37,5 dan Standar Deviasi Ideal (SD i ) = = 7,5. Maka untuk mengetahui kecenderungan ubahan lingkungan sekolah yang didasarkan atas skor ideal dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : >M i + 1,8.SD i = > 51 adalah Sangat Baik M i + 0,6.SD i s/d M i + 1,8.SD i M i 0,6.SD i s/d M i + 0,6.SD i M i 0,6.SD i s/d M i - 1,8.SD i = 42 51 adalah Baik = 33 41 adalah Sedang = 24 32 adalah Buruk <M i - 1,8.SD i = < 24 adalah Sangat Buruk Tabel 4. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Lingkungan Masyarakat No Skor Frekuensi Persentase (%) Rerata Skor Keterangan 1 > 51 25 7,418 2 42-51 136 40,356 3 33 41 139 41,246 41,08 Sedang 4 24-32 36 10,683 5 < 24 1 0,297 Total 337 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui ubahan lingkungan masyarakat terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta berada pada kategori sangat buruk sebanyak 1 siswa (0,297%), kategori buruk sebanyak 36 siswa (10,683%), kategori sedang sebanyak 139 siswa (41,246%), kategori baik sebanyak 136 siswa (40,356%),, dan kategori sangat baik sebanyak 25 siswa (7,418%), sehingga dapat dikatakan bahwa ubahan lingkungan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta dalam kategori sedang.

Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat siswa terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kotayogyakarta, dilakukan analisis regresi dengan uji F. Dari jumlah sampel sebanyak 337 siswa dengan tingkat kesalahan α sebesar 5%, didapatkan harga F hitung kemudian dikonsultasikan dengan F tabel. Apabila perolehan F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa koefisien arah regresi tersebut signifikan. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Hubungan antara Lingkungan Sekolah, keluarga, dan Masyarakat dengan Karakter Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi di kotayogyakarta. R x1,x2,x3-y R 2 x1,x2,x3-y dk Harga F Hitung Tabel Kesimpulan 0,543 0,295 3 ; 333 46,511 2,620 Signifikan Hasil analisis menunjukkan bahwa koefesien korelasi R x1,x2,x3-y sebesar 0,543; R 2 x1,x2,x3-y sebesar 0,295; dengan besaran nilai R tabel = 0,098 (R hitumg > R tabel ). Untuk menguji signifikansi apakah harga r xy (1,2,3) signifikan atau tidak, memakai F hitumg yang diperoleh dari hasil analisis sebesar 46,511; dengan besaran F tabel = 2,62 (F hitumg > F tabel ). Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kotayogyakarta. Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan relatif ubahan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat secara bersama-sama terhadap karakter siswa ialah = R 2 x 100% = 0,295 x 100% = 29,5%. Artinya ubahan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat secara bersamaa-sama memberikan konstribusi terhadap karakter siswa sebesar 29,5%. dan sisanya sebesar 70,5% dijelaskan dengan ubahan lain.

Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1) gambaran kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kota Yogyakarta berdasarkan lima kategori pada kurva normal berada dalam kategori baik (62,908%), (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi kota Yogyakarta ((F hitumg > F tabel, F hitumg yang diperoleh dari hasil analisis sebesar 46,511; dengan besaran F tabel = 2,62).), dan ketiga ubahan bebas dapat menjelaskan 29,5%. terhadap ubahan terikatnya. Daftar Pustaka Depdiknas. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Musfiroh. (2008). Pengembangan Karakter Anak Melalui Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Tiara Wacana. Slamet PH. (2011). Pendidikan Karakter dalam Prespektif Teori dan Praktek. Yogyakarta. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Yusuf dan Y. Nurihsan. (2008). Pengembangan Karakter Melalui Hubungan Anak-Kakek-Nenek. Yogyakarta: Tiara Wacana.