Jenis-jenis Tumbuhan yang Dikonsumsi Oleh Ungko (Hylobates agilis F. Cuvier) di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi, Universitas Andalas

dokumen-dokumen yang mirip
Struktur Kelompok, Daerah Jelajah, dan Jenis Makanan Ungko (Hylobates agilis) di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi Universitas Andalas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

Rahmi Fitri 1)*), Rizaldi 1), Wilson Novarino 2) Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu laju kerusakan hutan tercatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. endemik pulau Jawa yang dilindungi (Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

KEPADATAN POPULASI DAN JENIS MAKANAN UNGKO (Hylobates agilis) DI KAWASAN HUTAN YANG TERFRAGMENTASI DALAM AREAL PT.

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

Populasi dan Habitat Ungko (Hylobates agilis) di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

UKURAN KELOMPOK SIMPAI (Presbytis melalophos) DI HUTAN DESA CUGUNG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG MODEL GUNUNG RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Analisis Populasi Kalawet (Hylobates agilis albibarbis) di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor 2 Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Morfologi Umum Primata

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. benua dan dua samudera mendorong terciptanya kekayaan alam yang luar biasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PENGENALAN KUCING CONGKOK (Prionailurus bengalensis) BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA di TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Napier dan Napier (1967), klasifikasi ilmiah simpai sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. (1) secara ilmiah nama spesies dan sub-spesies yang dikenali yang disahkan

KAJIAN KEBERADAAN TAPIR (Tapirus indicus) DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA. Surel :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

BAB V HASIL. Gambar 4 Sketsa distribusi tipe habitat di Stasiun Penelitian YEL-SOCP.

Populasi Owa Jawa (Hylobates moloch) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat

Written by Admin TNUK Saturday, 31 December :26 - Last Updated Wednesday, 04 January :53

Pola Aktivitas Harian Lutung (Presbytis cristata, Raffles 1821) di Hutan Sekitar Kampus Pinang Masak, Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Sokokembang bagian dari Hutan Lindung Petungkriyono yang relatif masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang ada di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Distribusi yang

STUDI JENIS TUMBUHAN PAKAN KELASI (Presbitis rubicunda) PADA KAWASAN HUTAN WISATA BANING KABUPATEN SINTANG

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Asrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak

Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium): Aspleniaceae di Gunung Singgalang Sumatera Barat

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

ANALISIS POPULASI OWA JAWA (Hylobates moloch Audebert 1797) DI KORIDOR TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI POPULASI DAN DISTRIBUSI KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus, E. Geoffroy, 1812) DI TALUN DESA SINDULANG KECAMATAN CIMANGGUNG SUMEDANG JAWA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB I. PENDAHULUAN. spesies dilindungi atau untuk mendukung biodiversitas, tidak terlepas dari

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

MONITORING KEBERADAAN LUTUNG (Trachypithecus auratus cristatus) DI BLOK KALITOPO, RESORT BAMA SEKSI KONSERVASI WILAYAH II BEKOL

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

51 INDIVIDU BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

I. PENDAHULUAN. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa dilindungi

STUDI KELOMPOK SIAMANG (Hylobates syndactylus) DI REPONG DAMAR PAHMUNGAN PESISIR BARAT

ANALISIS VEGETASI POHON DI KAWASAN HUTAN BATU BUSUAK PADANG. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

JENIS POHON PENGHASIL BUAH-BUAHAN KONSUMSI DI TEMBAWANG DUSUN TIGA DESA DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN BENGKAYANG KABUPATEN BENGKAYANG

I. PENDAHULUAN. Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di

MONITORING KEBERADAAN LUTUNG (Trachypithecus auratus cristatus) DI BLOK KAJANG, RESORT BAMA SEKSI KONSERVASI WILAYAH II BEKOL

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch)

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Area. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan satu kesatuan

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

Populasi dan Distribusi Ungko (Hylobates agilis) di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara

Indonesia: Mega Biodiversity Country

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Biologi dan Konservasi Primata Indonesia. Fakultas Pasca Sarjana IPB: Bogor.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Status Populasi Satwa Primata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Halimun Salak, Jawa Barat

Cheyne SM, Thompson CJH, Phillips AC, Hill RMC, Limin, SH Density and Population Estimate of Hylobatidaes (Hylobates agilis albibarbis) in The

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taksonomi dan Morfologi Siamang (Hylobathes syndactilus) Hylobatidae. Yang memiliki nama ilmiah Hylobathes syndactilus.

MONITORING KEBERADAAN LUTUNG (Trachypithecus auratus cristatus) DI BLOK BEKOL, RESORT BAMA SEKSI KONSERVASI WILAYAH II BEKOL

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aktivitas Harian Bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

TALLY SHEET PENGAMBILAN DATA SARANG ORANGUTAN. Lokasi : Aek Nabara Cuaca : Cerah mendung Habitat : Hutan Arah transek : Selatan

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

KEANEKARAGAMAN MAMALIA DI DESA NIPAH PANJANG KECAMATAN BATU AMPAR KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (17 22)

BIOLOGI KONSERVASI EKOSISTEM PASCA TAMBANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

Transkripsi:

Jenis-jenis Tumbuhan yang Dikonsumsi Oleh Ungko (Hylobates agilis F. Cuvier) di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi, Universitas Andalas The Composition of Plant Species Consumed by Ungko (Hylobates agilis F. Cuvier) at The Biological Education and Research Forest, Andalas University Esa De Safela 1)*),Syamsuardi 1) dan Rizaldi 2) 1) Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat 25163 2) Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat 25163 *) Koresponden : esadesafela@gmail.com Abstract A study about species of plant consumed by Ungko (Hylobates agilis) at The Biological Education and Research Forest, Andalas University, has been done from July to November 2012. We used ad libitum observation to the gibbon s feeding behavior and sampled those plants they ate. The samples were processed at Herbarium Andalas University (ANDA), Padang. Seventeen species of plants which belong to eleven families have been recognized as food resources of the gibbons. We described each species of the plants based on morphological characters primerily the part eaten by the gibbon. The results showed that most of the fruit eaten by ungko were fleshy, succulence, and easy to digest. The fruit types were bacca, legume, syconium, capsule and drupe. Keywords: Hylobates agilis, identification, plant species. Pendahuluan Ungko (Hylobates agilis) merupakan salah satu jenis satwa primata Indonesia yang keberadaannya terancam punah dan perlu mendapat perhatian khusus. Tahun 2000, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menetapkan status konservasi ungko sebagai spesies yang keberadaannya hampir terancam di alam (Near Threatened). Pada tahun 2008, status ungko dalam IUCN Red List meningkat menjadi spesies yang keberadaanya genting atau terancam di alam (Endangered Species). Kuester, 2000; Geissmann & Nijman, (2008) menyatakan, ungko masuk dalam katagori Appendix I dalam Convention on International Trade in Endangered Species Wild Fauna and Flora (CITIES). Ungko termasuk kedalam famili Hylobatidae yang bersifat frugivorous, dimana buah-buahan adalah pilihan utama dalam makanannya (Lekagul and McNeely, 1977). Ungko sangat berperan dalam penyebaran biji-bijian (disperser) karena mereka memakan buah-buahan. Oleh sebab itu, ungko sangat penting dalam regenerasi hutan tropik (Supriatna dan Wahyono, 2000). Keberadaan ungko di suatu kawasan hutan juga dapat dijadikan indikator kesehatan hutan. Mobilitas ungko sangat tergantung kepada tajuk pohon yang saling berhubungan. Jika ungko sudah tidak ada lagi pada kawasan hutan maka dapat diindikasikan sebagai hutan yang sudah rusak (Chivers, 1980). Tahun 1996 pernah dilakukan pengamatan jenis makanan yang dimakan ungko di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB). Perbedaan waktu dan kondisi lingkungan yang terjadi terutama karena banyaknya penebangan liar, sehingga dapat memberi dampak pada jenis makanan yang dimakan ungko sekarang. Berdasarkan uraian di atas diadakanlah penelitian ini untuk mengkaji jenis makanan yang dikonsumsi oleh ungko khususnya tumbuhan di Hutan Pendidikan Accepted: 23 Juli 2013

dan Penelitian Biologi Universitas Andalas dari sudut pandang taksonomi tumbuhan. Metoda Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda survei dan koleksi langsung di lapangan serta dilanjutkan dengan pembuatan spesimen herbarium. Penelitian diawali dengan melakukan survei pendahuluan untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi penelitian dan perkiraan lokasi kelompok ungko. Ungko yang diamati ada 3 kelompok yaitu kelompok ungko di kawasan plot permanen yang berjumlah 4 individu, kelompok ungko di kawasan belakang villa biologi yang berjumlah 5 individu, dan kelompok ungko di kawasan bendungan yang berjumlah 6 individu namun tidak dibedakan individu yang memakan tumbuhan tersebut berdasarkan umur atau jenis kelamin. Pencarian ungko dilakukan pada pagi hari mulai pukul 06.00 WIB. Suara yang dikeluarkan ungko digunakan sebagai petunjuk untuk mempermudah mencari kelompok target pengamatan, kelompok ungko yang ditemui diikuti jelajahnya sambil mengamati tumbuhan dan bagian yang dimakan ungko. Jalur jelajah dan posisi sumber makanan ditandai dengan mencatat titik koordinat lokasi dengan GPS. Pengamatan dilakukan sedekat mungkin dengan ungko menggunakan binokuler dengan tidak mengganggu aktifitas hewan yang diamati. Makanan yang dijatuhkan oleh ungko tersebut dikoleksi, begitu juga dengan sampel lengkapnya. Koleksi diberi label dan dilakukan pencatatan data/informasi yang mungkin akan hilang pada saat spesimen telah kering. Pencatatan yang dilakukan di antaranya: habit, warna dari semua bagian organ (bunga, batang, daun), adanya getah atau tidak, memiliki bau khas. Kemudian dilakukan pengawetan terhadap semua spesimen yang digunakan dengan menggunakan alkohol 70% dan FAA untuk sampel makanan yang dijatuhkan oleh ungko. Selanjutnya sampel yang diambil di lapangan diidentifikasi di Herbarium Universitas Andalas menggunakan buku identifikasi. Hasil dan Pembahasan 230 Jenis-jenis tumbuhan yang dikonsumsi Ungko (Hylobates agilis F. Cuvier) di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi. Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap jenis-jenis tumbuhan yang dikonsumsi oleh ungko di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi Universitas Andalas (HPPB) (Juli sampai dengan November) didapatkan sebanyak 17 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 11 famili (Tabel 1). Pada penelitian ini diketahui 2 famili tumbuhan yang paling banyak dikonsumsi oleh ungko, yaitu Euphorbiaceae dan Moraceae (Gambar 1). Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya tumbuhan Euphorbiacea dan Moraceae yang terdapat di HPPB. Berbeda dengan Rizaldi (1996) yang menemukan famili Moraceae yang paling banyak dikonsumsi oleh ungko yaitu sebanyak 5 jenis. Dari 17 spesies tumbuhan yang ditemukan pada penelitian ini, 7 spesies tumbuhan yaitu Parkia speciosa, Ficus variegata, Eurya acuminata, Artocarpus elasticus, Macaranga gigantea, Schima wallichii, dan Endospermum malaccense merupakan jenis yang sama dengan penelitian Rizaldi 1996. Banyaknya perbedaan jenis yang ditemukan mungkin disebabkan perbedaan fenologi dari pengamatan tersebut. Pengamatan Rizaldi (1996) dilakukan pada bulan Desember sampai April sehingga mungkin tumbuhan tersebut belum berbuah pada saat penelitian ini dilakukan. Genus yang paling banyak dikonsumsi oleh ungko berasal dari genus Ficus dengan 2 jenis tumbuhan (Tabel 1), begitu juga Rizaldi (1996) yang mendapatkan 3 jenis tumbuhan Ficus yang dikonsumsi oleh ungko yaitu Ficus sumatrana, Ficus variegata, dan Ficus sp. Banyaknya jenis Ficus yang dikonsumsi oleh ungko disebabkan Ficus merupakan sumber makanan penting bagi hewan primata karena pertumbuhannya cepat dan dapat berbuah 2-3 kali dalam setahun (Curtin and Chiver, 1979) dan kandungan senyawa buah Ficus muda adalah protein 6,6%, lemak 4,3%, gula reduksi 8,8%, dan selulosa 8,6% sehingga menguntungkan ungko untuk mengkonsumsi tumbuhan dari

Euphorbiaceae Moraceae Fabaceae Theaceae Fagaceae Meliaceae Myristicaceae Melastomataceae Apocynaceae Verbenaceae Rubiaceae Jumlah Spesies Tumbuhan Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) genus ini (Gaulin et al, cit. Pasaribu, 1988).Cahya (2011) juga menemukan 20 jenis tumbuhan yang dikonsumsi ungko di kawasan hutan terfragmentasi dalam areal PT. Kencana Sawit Indonesia, Solok 231 Selatan dan tumbuhan yang paling banyak dikonsumsi juga berasal dari famili Moraceae, dan ditemukan dua jenis tumbuhan yang sama yaitu Baccaurea motleyana dan Ficus variegata. Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang dikonsumsi oleh ungko (Hylobates agilis) di HPPB Universitas Andalas. Bentuk Bagian yang No Spesies Famili hidup dimakan 1 Artocarpus elasticus Reinw. Ex Bl. Moraceae Pohon Buah 2 Baccaurea motleyana M. A Euphorbiaceae Pohon Buah 3 Endospermum malaccense Benth. Ex Mull Arg. Euphorbiaceae Pohon Daun muda 4 Eurya acuminata DC. Theaceae Pohon Daun muda 5 Ficus glandulifera (Wall. Ex. Miq.) King Moraceae Pohon Buah 6 Ficus variegata Bl. Moraceae Pohon Buah 7 Horsfieldia irya (Gaertn.) Warb. Myristicaceae Pohon Buah 8 Landolphia kirkii Dyer. Apocynaceae Menjalar Buah 9 Macaranga gigantea (Rchb. F. Et Zoll.) M. A Euphorbiaceae Pohon Daun muda 10 Nauclea maingayi Hook. f. Rubiaceae Pohon Daun muda 11 Parkia speciosa Hassk Fabaceae Pohon Buah 12 Pithecellobium jiringa (Jack) Prain. Fabaceae Pohon Buah 13 Pternandra echinata Jack Melastomataceae Pohon Daun muda 14 Quercus gemelliflora Bl. Fagaceae Pohon Buah 15 Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr Meliaceae Pohon Buah 16 Schima wallichii (DC.) Korth Theaceae Pohon Buah 17 Vitex pubescens Vahl Verbenaceae Pohon Buah 5 4 3 2 1 0 Famili Gambar 1. Jumlah spesies tumbuhan yang dikonsumsi ungko per famili. Morfologi organ tumbuhan yang dimakan Ungko Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya yang dimakan ungko pada tumbuhan adalah buah. Bagian tumbuhan yang dimakan pada tumbuhan Artocarpus elasticus adalah buah yang hampir masak. Berupa arillus yang berdaging, mengandung air dan memiliki bau yang manis. Ungko memakan buah tumbuhan dengan membuang kulit buah dan hanya memakan isi buah (Gambar 2. A), sedangkan pada tumbuhan Horsfieldia irya ungko memakan biji dari buah masak karena buah yang masak dari tumbuhan ini akan pecah (Gambar 2. G). Pada tumbuhan Baccaurea motleyana ungko lebih memilih memakan biji buah muda dan arillus (Gambar 2. B). Pada Ficus grandulifera (Gambar 2. E) dan Ficus variegata (Gambar 2. F) ungko juga memakan buah (fig) muda bagian receptakulum, pada tumbuhan Landolphia kirkii ungko memakan buah muda, berdaging dan berair, bagian yang dimakan arillus dari biji tumbuhan ini (Gambar 2.

H), Parkia speciosa ungko memakan biji dari buah muda (Gambar 2. K), Pada Pithecellobium jiringa ungko memakan biji dari buah muda dengan cara membuka lobus legume menjadi 1 keping kemudian dengan menggigit kulit buah bagian pinggir, ungko membuka kulit buah dan langsung memakan biji tumbuhan tersebut namun masih memiliki sisa (Gambar 2. L). Bagian yang dimakan pada tumbuhan Quercus gemelliflora adalah biji dari buah muda. Pada sampel yang didapat buah yang dimakan hanya sebahagian saja, setelah itu buah dibuang (Gambar 2. N). Bagian tumbuhan yang dimakan pada tumbuhan Sandoricum koetjape adalah buah muda berdaging dan berair, bagian buah yang dimakan adalah arillus yang memiliki rasa asam (Gambar 2. O). Bagian tumbuhan yang dimakan pada tum buhan Schima wallichii adalah buah muda. Panjang buah 1,3 cm, diameter 1,2 cm, buah tipe kapsul berkayu, subglobose, warna coklat keunguan-hitam. Yang dimakan oleh ungko adalah seluruh bagian buah (Gambar 2. P). Bagian tumbuhan yang dimakan pada tumbuhan Vitex pubescens adalah buah muda dan berair. Ungko memakan buah ini dengan cara memetik buah dan langsung memakan semua bagian buah (Gambar 2. Q). Pada tumbuhan Macaranga gigantea yang dimakan yaitu daun muda, tekstur daun muda lunak, warna daun muda hijau kekuningan (Gambar 2. I). Pada Nauclea maingayi dan Pternandra echinata yang dimakan adalah daun muda atau pucuk, ungko memakan semua bagian daun muda (Gambar 2. J) dan (Gambar 2. M). Pada Endospermum malaccense yang dimakan ungko adalah daun muda dan lunak (Gambar 2. C). Sama dengan tumbuhan Eurya acuminata ungko juga memakan daun muda. Ungko memakan daun muda 232 ini sampai habis ketika pengamatan sehingga tidak ditemukan sisa daun yang dimakan (Gambar 2. D). Dari Tabel 1 dapat kita ketahui bahwa ungko lebih memilih buah dari pada daun untuk sumber makanannya. 17 spesies yang didapatkan, 5 jenis tumbuhan yang dimakan oleh ungko adalah daun muda dan 12 jenis lainnya buah. Rizaldi (1996) menyatakan bahwa buah adalah pilihan utama bagi ungko. Cahya (2011) juga mendapatkan data bahwa organ tumbuhan yang dikonsumsi oleh ungko sebagian besarnya adalah buah. Dari 20 spesies yang didapatkan hanya 1 jenis tumbuhan yang dimakan bunganya. Buah yang dikonsumsi adalah buah yang masih muda atau tidak terlalu masak karena kandungan senyawa sekundernya lebih rendah dibanding buah yang masak dan daun yang tua (Gaulin et al., 1980 cit. Mukhtar et al. 1990). Supriatna dan Wahyono (2000) melaporkan bahwa ungko merupakan satwa frugivorus yang dilengkapi dengan sistem alat pencernaan sederhana (monogastrik) sehingga tidak mampu mencerna makanan dengan serat tinggi, oleh karena itu ungko lebih memilih memakan buah dari pada daun. Buah merupakan organ tumbuhan yang paling banyak dikonsumsi H. agilis. Hal ini disebabkan karena buah mengandung senyawa kimia yang dapat menghasilkan energi yang lebih tinggi (Whitten, 1980). Rizaldi (1996) menyatakan bahwa buah yang dimakan adalah yang masih segar, sedangkan buah yang rusak atau terlalu masak tidak dikonsumsi. Buah yang dimakan tidak dipengaruhi oleh ukuran buah karena pada penelitian didapat buah yang dimakan dari ukuran panjang buah 0,4 cm sampai dengan 15 cm.

233 Gambar 2. Bagian tumbuhan yang dikonsumsi oleh ungko buah Artocarpus elasticus (A), buah Baccaurea motleyana (B), buah Endospermum malaccense (C), Eurya acuminata (D), buah Ficus grandulifera (E), buah Ficus variegata (F), buah Horsfieldia irya (G), buah Landolphia kirkii (H), Macaranga gigantea (I), Nauclea maingayi (J), buah Parkia speciosa (K), buah Pithecellobium jiringa (L), Pternandra echinata (M), buah Quercus gemelliflora (N), buah Sandoricum koetjape (O), buah Schima wallichii (P), Vitex pubescens (Q).

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di HPPB UNAND, maka didapatkan kesimpulan tumbuhan yang dimakan oleh ungko di HPPB UNAND sebanyak 17 jenis dari 11 famili. Bagian tumbuhan yang dimakan pada umumnya adalah buah. Karakteristik dari buah yang dimakan adalah buah muda yang berdaging, berair dan mudah dimakan dengan tipe buah buni/bacca, legume, synconium, kapsul, dan drupa. Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada Dr. Wilson Novarino, Solfiyeni M.P, Mildawati M.Si yang telah memberikan saran dan masukkan untuk penelitian dan penulisan artikel ini. Daftar Pustaka Cahya, R. D. 2011. Kepadatan Populasi dan Jenis Makanan Ungko (Hylobates agilis) di Kawasan Hutan yang Terfragmentasi dalam Areal PT. Kencana Sawit Indonesia, Solok Selatan. [Skripsi] Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNAND. Padang. Chivers, D. J. 1980. Malayan Forest Primate: Ten Years Study in Tropical Rainforest. Plenum Press, New York. Curtin, S. M., D. J. Chivers. 1979. Leaf eating primates of Peninsular Malaysia. The Siamang and Dusky Leaf Monkey. In the ecology of arboreal folivores (G. G. Montgomery Ed. Washington: 44-464. 234 Geissmann, T. dan V. Nijman. 2008. Calling in wild silvery gibbons (Hylobates moloch) in Java, Indonesia: Behavior, Phylogeny, and Conservation. Am. J. Primatol.68 (1): 1-19. Kuester, J. 2000. Agile gibbon (Hylobates agilis). http://animaldiversity.ummz. umich.edu/local/redirect.php/http://m embers.tripod.com/uakari/hylobates_ agilis.html. [20 Desember 2011]. Lekagul, B., J. A. Mc Neely. 1977. Mammals of Thailand. Harold Jefferson Coolidge. Bangkok. Mukhtar, A. S., M. Nazif dan T. Setiawati. 10 Habitat dan Tingkah Laku Lutung Merah Presbytis melalophos di Kawasan Hutan Lindung Bukit Sebelah, Sumatera Barat. Buletin Penelitian Hutan. 528: 1-12 Pasaribu, N. 1988. Makanan dan Tingkah Laku Makan Presbytis cristata Raffles di Bukit Gado-Gado Kota Padang. [Tesis] Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Padang. Rizaldi. 1996. Tingkah Laku Makan dan Jenis-Jenis Makanan Hylobates agilis di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi, Universitas Andalas. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Padang. Supriatna, J., E. H. Wahyono, 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Whitten, A. J. 1980. Arenga fruit as a food for Gibbons. Principes 24(4): 143-146.