BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I II METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan dominant-less dominant.

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

Oleh karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stress tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini kegiatan ekonomi di dalam negeri tidaklah menentu, dengan mulai

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

`BAB I PENDAHULUAN. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah topik yang hangat dikalangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah

HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khoirunnisa, 2013

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan tempat para karyawan bekerja kerja terdiri dari berbagai macam

PERBEDAAN STRES KERJA DAN KUALITAS KOMUNIKASI DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi Stres Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Stres Kerja. adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut

BAB I LATAR BELAKANG. trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat teknologi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berarti. Anak datang menawarkan hari-hari baru yang lebih indah, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN KARAWANG DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2013 tentang perubahan keempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang membangun, khususnya di bidang industri. Oleh karena itu, banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga memberikan kesempatan besar, khususnya bagi kaum wanita untuk ikut serta bersaing di dunia kerja bersama kaum pria. Ada semboyan khas anak muda jaman sekarang bahwa wanita modern adalah wanita yang tidak lagi menyandarkan kondisi finansial pada penghasilan suami. Tetapi menyandarkan kondisi finansial pada usaha sendiri. Ini menjadi awal pemikiran kaum wanita untuk dapat maju dan berkembang dalam dunia industri. Disamping itu, didorong pula oleh adanya gerakan feminis atau reformis wanita yang menuntut adanya kesetaraan dan keadilan bagi kaum wanita, khususnya di bidang ekonomi. Sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir dan kebiasaan kaum wanita untuk senantiasa menjadi pribadi yang mampu mandiri. Saat ini, banyak perusahaan/instansi yang sebagian besar tenaga kerjanya adalah wanita. Jika dahulu wanita hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, namun sekarang banyak wanita yang berpartisipasi aktif dalam dunia kerja. Adanya tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita untuk bekerja. Hal ini menjadi bukti bahwa kaum wanita sekarang, tidak lagi menjadi wanita rumahan, yang menyandarkan kondisi

2 finansial kepada suami. Melainkan menjadi wanita karier yang berjuang untuk mendapatkan eksistensi diri, kemandirian dan membantu suami (Anoraga, 1998). Dalam kesehariannya, para karyawan akan dihadapkan pada sejumlah persoalan di tempat kerja. Dimana persoalan-persoalan tersebut disadari atau pun tidak, akan mempengaruhi kesehatan (fisik dan mental) para karyawan. Sedangkan kesehatan karyawan haruslah terjamin dengan baik agar tujuan organisasi bisa tercapai dengan optimal (Retnaningtyas, 2005). Adapun salah satu masalah yang sering ditemui dalam dunia kerja adalah mengenai stres kerja. Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya (Prabu, 1993). Setiap aspek dalam pekerjaan dapat menjadi sumber stres kerja, misalnya: beragam tekanan kerja dapat menyebabkan kecemasan, rutinitas kerja dapat menimbulkan kebosanan karena pekerjaan dilakukan berulang-ulang, tempat kerja yang bising membuat telinga tak nyaman, atau adanya konflik peran (sebagai ibu rumah tangga dan sebagai tenaga kerja) menyebabkan karyawan kebingungan menentukan skala prioritas, adanya karier yang tidak berkembang, adanya hubungan yang buruk dengan rekan kerja atau atasan, adanya struktur organisasi yang buruk, adanya aturan main yang terlalu kaku, sedikitnya keterlibatan atasan dalam pendampingan, adanya campur baur antara masalah pribadi dan masalah pekerjaan dan sebagainya (Sunyoto, 2001:380). Adapun gejala-gejala karyawan yang mengalami stres kerja biasanya terlihat dari kepuasan kerja yang rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energi hilang, komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan buruk, kreativitas

3 dan inovasi menurun, bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif dan sebagainya (Cooper & Straw, 1995). Menurut Selye, stres yang dialami oleh karyawan dapat berkembang kearah positif (eustress) yakni stres dapat menjadi kekuatan positif bagi karyawan, yakni stres dapat menyebabkan karyawan menjadi produktif. Tetapi stres juga dapat berkembang kearah negatif (distress), yakni stres menjadi sumber yang menyebabkan karyawan menjadi tidak produktif (Sunyoto, 2001). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Randall Schuller (Jacinta, 2002) stres kerja dapat menyebabkan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, kecenderungan mengalami kecelakaan, dan terganggunya produktivitas kerja. Selain itu stres kerja berdampak pula terhadap motivasi dan kepuasan kerja. Berdasarkan penelitian, hampir 50-75 % dari seluruh kunjungan ke dokter, baik secara langsung maupun tidak langsung, selalu memiliki kaitan dengan stres, khususnya stres kerja (Panggabean, 2003:1). Pengetahuan mengenai stres kerja akan dapat membantu individu maupun organisasi untuk lebih mengenal dan memahami sisi positif dan sisi negatif dari stres kerja. Dengan demikian usaha-usaha penanggulangan stres kerja dapat dilakukan secara tepat, dimana sisi positifnya dapat dipertahankan dan sisi negatifnya dapat dihilangkan (Sunyoto, 2001). Stres kerja dialami setiap karyawan, baik karyawan pria maupun karyawan wanita. Namun, kedua jenis kelamin ini memiliki perbedaan-perbedaan yang kontras. Menurut Brizendine (2006), pria cenderung mempergunakan logika (wilayah otak kiri lebih dominan), sedangkan wanita cenderung mempergunakan

4 perasaan (penggunaan otak kanan lebih dominan). Otak kanan bertugas mengatur sesuatu yang sifatnya abstrak, bercita rasa seni, orientasi (kerangka besar berpikir), imaginasi, symbol, image, filosofi, agama, kepercayaan, apresiasi, persepsi spatial, fantasi, dan segala sesuatu yang sifatnya menggunakan perasaan. Sedangkan, otak kiri berfungsi mengatur segala sesuatu yang bersifat sistematis, real, logic, orientasi (kerangka kecil dalam berpikir), berdasarkan fakta, kalimat dan bahasa teratur, matematika dan analisis, pemahaman, mengenal benda, persepsi tentang pola, praktisi dan segala sesuatu yang sifatnya terpola. Adanya perbedaan-perbedaan ini diasumsikan akan menghasilkan perbedaan pula pada tingkat stres kerjanya. Menurut penelitian Phillip L. Rice di Amerika Serikat, dalam Stress and Health, tahun 1992, didapatkan bahwa karyawan wanita mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan pria. Hal ini dikarenakan wanita yang bekerja menghadapi konflik peran. Di satu pihak wanita berperan sebagai ibu rumah tangga yang harus terlebih dahulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak, dan hal-hal lain yang menyangkut rumah tangga. Tetapi di pihak lain, wanita sebagai karyawan harus menyelesaikan pekerjaannya di tempat kerja dengan baik. Tuntutan ini tentu sangat berpotensi menyebabkan wanita bekerja mengalami stres kerja. Respon terhadap stres kerja berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini ditentukan oleh perbedaan karakter dan kepribadian masing-masing orang. Respon orang terhadap stres kerja disebut strategi penanggulangan stres kerja. Menurut Lazarus & Folkman (Nuraffifah, 2007) menyatakan bahwa strategi

5 penanggulangan stres yang berpusat pada masalah sering digunakan untuk menghadapi stres yang muncul akibat tugas dengan derajat stres yang rendah. Sedangkan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi sering digunakan untuk menghadapi stres yang muncul akibat tugas dengan derajat stres yang tinggi. Jika kita merujuk pada penelitian Phillip L. Rice, tahun 1992, maka kita akan dapatkan suatu asumsi bahwa wanita cenderung mempergunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi sedangkan pria cenderung mempergunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah. Apabila karyawan dapat mengatasi masalah stres kerja, keuntungan bukan hanya untuk dirinya sendiri. Namun, untuk kemajuan organisasi juga. Demikian pula sebaliknya, apabila karyawan tidak bisa menanggulangi stres kerja yang dialaminya, maka kemajuan perusahaan pun akan terhambat. Karena itu, sudah seharusnya perusahaan memperhatikan kesehatan fisik, mental, sosial, psikologis dan spiritual para karyawan, khususnya mengenai stres kerja (Mutadin, 2002). Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, didapatkan bahwa karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia menunjukan perilaku yang menunjukan adanya stres kerja. Misalnya wajahnya terlihat pucat, terlihat kurang percaya diri, terlihat gelisah, tegang, gugup, cemas, bingung, mudah tersinggung, bicara kurang lancar, menunjukan tidak ada motivasi kerja, kesulitan berkonsentrasi, semangat kerja hilang, frekuensi absensi meningkat, terlihat sedih, mudah menyerang orang lain dengan kata-kata, mendiamkan orang lain, mudah marah, sensitif, tidak akur

6 dengan rekan kerja dan gampang bermusuhan. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada karyawan wanita, tetapi juga pada karyawan pria. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dilihat dari jenis kelaminnya. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran umum tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia? 2. Bagaimana gambaran umum tingkat stres kerja karyawan pria pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia? 3. Bagaimana gambaran umum tingkat stres kerja karyawan wanita pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia? 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dilihat dari jenis kelaminnya?

7 5. Dimensi atau faktor apa yang paling dominan menyebabkan stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat stres kerja karyawan pria pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. 3. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat stres kerja karyawan wanita pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dilihat dari jenis kelaminnya. 5. Untuk mengetahui dimensi atau faktor apa yang paling dominan menyebabkan stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia.

8 D. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan sejumlah manfaat, yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan atau referensi untuk kemajuan Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya mengenai perbedaan tingkat stres kerja karyawan dilihat dari jenis kelamin. 2. Manfaat praktis Manfaat praktisnya adalah memberikan informasi bagi pihak Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia mengenai perbedaan tingkat stres kerja karyawan dilihat dari jenis kelaminnya, yang nantinya diharapkan bermanfaat untuk upaya penanggulangan stres kerja di organisasi tersebut. E. Asumsi Ada beberapa asumsi yang dijadikan sebagai bahan pemikiran awal, diantaranya adalah: 1. Menurut penelitian Rice (1992), diasumsikan bahwa karyawan wanita mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan pria. Hal ini dikarenakan wanita yang bekerja dihadapkan pada konflik peran atau peran ganda sebagai ibu, istri, dan wanita pekerja. 2. Menurut Lazarus & Folkman (1984) stres kerja merupakan kondisi dimana terdapat satu atau beberapa faktor di tempat kerja yang berinteraksi dengan

9 pekerja sehingga mengganggu kondisi fisiologi, psikologis, dan perilaku. Dengan demikian, diasumsikan bahwa stres kerja akan muncul akibat adanya kesenjangan antara kemampuan individu dengan kebutuhankebutuhan dari pekerjaannya. 3. Menurut Brizendine (2006), pria cenderung mempergunakan logika (wilayah otak kiri lebih dominan), sedangkan wanita cenderung mempergunakan perasaan (penggunaan otak kanan lebih dominan). Dengan demikian, peneliti asumsikan bahwa akan terjadi pula perbedaan tingkat stres kerja pada kedua jenis kelamin tersebut karena adanya perbedaan penggunaan pembagian otak (otak kanan dan otak kiri). F. Hipotesis Hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H o : Tidak terdapat perbedaan tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dilihat dari jenis kelaminnya. H a : Terdapat perbedaan tingkat stres kerja karyawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dilihat dari jenis kelaminnya.

10 G. Metode penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan analisis pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini bersifat non eksperimental atau ex post facto, dengan menggunakan metode komparatif. Model perbandingan yang digunakan adalah model komparasi dua sampel independen (pria dan wanita). Menggunakan model komparasi dua sampel independen karena penelitian ini akan menguji kemampuan generalisasi rata-rata dari data dua sampel yang tidak berkorelasi (Sugiyono, 2003). H. Lokasi dan sampel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia pada bulan April 2010. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan sebelumnya, didapatkan bahwa karyawankaryawan pada Divisi Layanan Akademik Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia menunjukan adanya stres kerja. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling, yakni pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Angket diberikan kepada 22 karyawan pria dan 9 karyawan wanita.