BAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Dalam menilai ataupun mengevaluasi, menganalisis soal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.SD) Pada Program Studi PGSD. Karya Ilmiah Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SOAL UJIAN BIOLOGI SEMESTER I SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

Indah Arsita Sari, Edy Wiyono, Ahmad Fauzi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. informasi kepada lembaga, maupun kepada pihak-pihak lain yang. dengan mata pelajaran yang telah diberikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan teknik statistik. 1 Berdasarkan rumusan masalah dan. menggunakan satu kelompok eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

kelayakan instrumen untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Reliabel terjadi ketika suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan

O X O Pretest Perlakuan Posttest

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendekati eksperimen. Desain yang digunakan adalah Nonequivalen Control

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: KUALITAS TES SUBJEKTIF BUATAN GURU BIDANG STUD I BIOLOGI SMKN 4 ACEH BARAT DAYA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur an surah Al-Mujadalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Rahayu Widyastuti, 2014

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi experiment). Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun terus dilakukan secara inovatif, baik dari sistem maupun teknik pengajaran oleh para guru di kelas. Peningkatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran. Komponen dalam pembelajaran meliputi: tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Salah satu upaya dalam meningkatkan proses dan hasil belajar dapat dilakukan melalui sistem penilaian (evaluasi). (Sukardi, 2 : 2008) mengatakan bahwa, evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. (Sukandi, 4 : 2008) mengatakan bahwa, di samping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut. 1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru. 2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. 3) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar. 4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa. 5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. 6) Sebagai materi uatama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa. Evaluasi merupakan aspek penting pada pembelajaran di sekolah. Sekolah melaksanakan kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan 1

2 program pengajaran. Evaluasi pembelajaran mencerminkan daya serap siswa dalam memahami pembelajaran. Melalui evaluasi, segala hal mengenai pembelajaran yang telah dilakukan dapat dilihat perkembangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat (Arikunto dan Jabar, 2010) yang mengatakan bahwa, Hasil evaluasi pembelajaran dapat digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk memperbaiki kinerja pada satuan pendidikan. Salah satu syarat dalam melakukan evaluasi hasil belajar ialah isi tes harus mencakup aspek aspek pencapaian yang akan dievaluasi. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah siswa. Sehingga tujuan utama diadakannya evaluasi bisa tercapai dan mendapat hasil yang akurat dan sesuai. Hal ini sejalan menurut pendapat (Sudijono, 2011 : 8) yang mengatakan bahwa, fungsi evaluasi adalah untuk memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali, misalnya siswa siswi yang mempunyai kelemahan tertentu karena kesulitan belajar, mengukur kemajuan prestasi belajar siswa, dan juga sebagai penunjang penyusunan rencana pembelajaran. Keberhasilan sebuah kegiatan evaluasi tidak terlepas dari alat evaluasi yang digunakan. Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, 2006 : 26). Alat evaluasi ini berfungsi untuk mengukur atau mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti yang dievaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan nontes. Adapun alat evaluasi yang sering digunakan dalam proses belajar

3 mengajar adalah tes. Tes merupakan salah satu cara untuk menafsirkan besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Hasil tes yang diperoleh akan menunjukkan baik tidaknya tes yang digunakan. Defenisi tes dalam (Arikunto, 2006 : 32) adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Defenisi tes tersebut sejalan dengan (Susetyo, 2015 : 2), yaitu alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan, kecakapan individu pada aspek tertentu baik yang tampak maupun yang tidak tampak dan hasilnya berupa angka atau skor. Dari kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes ialah alat atau instrumen berupa pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi individu atau kelompok. Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus dilakukan secara berkesinambungan, untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Berdasarkan uraian di atas menurut pendapat (Sudijono, 2011 : 31) yang mengatakan bahwa, Evaluasi belajar yang baik adalah yang berpegang pada prinsip komprehensif yaitu dilakukan secara bulat, utuh menyeluruh sehingga diperoleh informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan peserta didik.kemudian prinsip kesinambungan yaitu dilakukan secara kontinue untuk memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah selanjutnya agar tujuan pengajaran dapat dicapai sebaik baiknya. Terakhir adalah prinsip obyektivitas. Obyektivitas ini berhubungan dengan evaluator. Seorang evaluator harus selalu bertindak wajar dan menurut keadaan yang sebenarnya untuk menjaga keaslian dan kemurnian hasil evaluasi.

4 Oleh karena itu, untuk melakukan evaluasi perlu dilakukan bermacam macam cara atau bahan, berbentuk tes atau berbentuk lainnya. Cara apapun yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau bahan evaluasi, harus selalu mempertimbangkan kualitas tes. Salah satu usaha untuk mengembangkan soal tes dengan kulitas yang baik adalah dengan melakukan analisis butir soal. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu tes dalam mengukur kemampuan dan ketercapaian siswa. Analisis soal tes merupakan bentuk analisis hasil tes, yaitu analisis sehubungan dengan kualitas tes yang telah diselenggarakan guna mengali informasi mengenai kualitas tes yang telah diselenggarakan. Suatu tes dikatakan sebagai alat ukur yang baik jika memenuhi persyaratan dalam hal; validitas, reliabilitas, daya beda soal, efektivitas distraktor, tingkat kesukaran dan penyebaran soal. Selain itu, soal soal yang akan diujikan juga harus sesuai dengan kriteria distribusi soal atau Taksonomi Bloom. Analisis butir soal tes ini mencakup analisis tingkat kesukaran dan daya beda soal. Sebagai syarat yang baik atau tidaknya sebuah tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh guru. Menurut (Azwar, 2000 : 142), yang mengatakan bahwa, Analisis butir soal yang mencakup analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal merupakan analisis klasik yang sekarang sudah jarang dilakukan. Namun, dengan tidak melakukan analisis butir soal, kualitas butir soal yang diujikan menjadi tidak terukur dan belum jelas kelayakannya. Ini disebabkan oleh pengembangan kualitas butir soal yang tidak didasari perhitungan yang baik.

5 Tingkat kesulitan (difficult index) adalah derajat kesukaran atau taraf kesukaran butir dalam suatu tes bagi peserta yang dinyatakan dengan p (proporsional). Berdasarkan uraian di atas menurut pendapat (Susetyo, 2015 : 184), yang mengatakan bahwa, tingkat kesukaran adalah seberapa sukar suatu butir dijawab oleh peserta tes atau responden. Sedangkan menurut pendapat (Martondang, 2009 : 111) yang mengatakan bahwa, daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Dalam menentukan kriteria soal, apakah soal itu termasuk soal yang mudah, sedang, atau sukar dapat dilakukan dengan menggunakan judgment dari guru berdasarkan pertimbangan pertimbangan asibilitas yang diukur dalam soal. Untuk bidang kognitif, aspek pengetahuan atau ingatan dan pemahaman termasuk kategori mudah, aspek penerapan dan analisis termasuk kategori sedang dan aspek sisntesis dan evaluasi termasuk kategori sukar. Hal ini dilakukan agar evaluasi lebih cermat dan dapat dipercaya. Tindakan ini penting mengingat dapat diketahui kemampuan siswa sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah khususnya di kelas. Karena itu, alat untuk mengumpulkan informasi atau bahan evaluasi ini tidak dapat dibuat asal-asalan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Yenni Dorce Asmita, S.Pd (salah seorang guru bahasa Indonesia menerangkan bahwa, evaluasi yang selama ini dilaksanakan belum memperhatikan penilaian terhadap butir butir soal, sehingga kualitas butir soal yang diujikan tidak diketahui apakah sudah termasuk butir-butir soal yang memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik atau belum. Padahal analisis terhadap butir soal tersebut perlu dilakukan untuk memperoleh informasi tentang mutu tes tersebut, sehingga mutu tes dapat diperbaiki.

6 Sedangkan hasil dari evaluasi ulangan harian dan ujian tengah semester yang dilakukan juga ternyata masih cukup banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 75. Hasil tes yang kurang bagus inilah yang mempengaruhi untuk dilakukan penelitian butir soal yang telah disusun oleh guru. Oleh karena itu analisis butir soal sebagai usaha untuk mengetahui kualitas soal perlu dilakukan. Dikarenakan untuk mengetahui kualitas dari soal tersebut supaya tepat manfaatnya dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sebuah evaluasi ditentukan oleh alat evaluasi yang digunakan. Diadakannya tes ujian tengah semester, sekolah dapat melakukan pengukuran terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia. Tes Ujian Tengah Semester yang dilakukan di SMA Negeri 7 Medan dilaksanakan pada semester ganjil. Tes Ujian Tengah Semester di SMA Negeri 7 Medan dibuat oleh guru mata pelajaran tertentu. Tes buatan guru didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri. Peneliti melihat akan pentingnya untuk menjaga kualitas soal Ujian Tengah Semester. Untuk itu peneliti, menjadikan Tes Ujian Tengah semester sebagai objek kajian. Mengingat tes Ujian Tengah Semester merupakan tes buatan guru yang berguna untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Hal ini sejalan menurut pendapat (Arikunto, 2006 : 149) yang mengatakan bahwa kegunaan tes buatan guru adalah : a. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu kurun tertentu. b. Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai. c. Untuk memperoleh suatu nilai.

7 Sebagai bentuk tes hasil belajar, sangat penting untuk menjaga kualitas soal Ujian Tengah Semester dengan mempertimbangkan kualitas atau kelayakan soal. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Higuita Santos Universitas Negeri Malang dengan judul Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal (UAS) Bahasa Indonesia Di SMA Negeri 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 yang menyatakan bahwa berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan mengenai tingkat kesukaran butir soal, daya beda butir soal, dan pola tindak lanjut analisis. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, kelayakan butir soal dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tergolong dalam kategori buruk atau kurang ideal. Kedua, kelayakan butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan perhitungan daya beda, kelayakan butir soal dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan analisis daya beda tergolong dalam kategori buruk. Ketiga, Tindak lanjut analisis Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 dengan pengembangan kisi kisi soal, penyesuaian bobot untuk mencapai tingkat kesukaran yang ideal dan perbaikan ilustrasi/bacaan dalam soal untuk soal yang kurang layak sudah sesuai. Berdasarkan hasil pada beberapa penelitian yang telah ada, melihat masih sangat sedikit perhatian tentang bagaimana tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Justianus Tarigan, yang berjudul Analisis Validitas Isi dan Ketetapan Konstruksi Butir Soal Ujian Akhir Sekolah

8 Bahasa Indonesia Tahun 2013/2014 Kelas XII SMA Swasta Berastagi. Pada penelitian tersebut, Justianus hanya memfokuskan penelitiannya pada analisis validitas isi dan ketetapan konstruksi butir soal, padahal tingkat kesukaran dan daya pembeda soal juga perlu diketahui oleh guru dalam memprediksi alat ukur (soal) dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Penelitian di atas membuktikan bahwa beberapa penelitian tentang kualitas soal yang telah ada, sebagian besar hanya terfokus pada konstruksi butir soal. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sri Wati, dengan judul Analisis Perbedaan Tingkat Kesulitan Pada 5 Paket Soal Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Ajaran 2015. Pada penelitian tersebut Sri juga hanya memfokuskan penelitiannya pada analisis tingkat kesulitan, padahal daya pembeda soal juga perlu diketahui oleh guru. Dan penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Ayu Dian Samudra Suky, dengan judul Analisis Perbedaan Tingkat Kesulitan 20 Paket Ujian Nasional Soal Matematika tingkat SMA/MA jurusan IPA Tahun 2013, ia melakukan penelitian terhadap tingkat kesulitan 20 paket soal ujian nasional namun hanya pada tahap membandingkan tingkat kesulitan antara satu paket dengan paket soal lainnya sedangkan daya pembeda tidak digunakan. Dengan dilakukan analisis butir soal, akan dapat diketahui kualitas tes yang diselenggarakan, dan akan membantu pengajar mengetahui apa saja hal yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan pengunaan tes yang telah baik dan perlu dipertahankan. Dengan demikian, dilakukannya telaah kualitas butir

9 soal dengan menggunakan analisis butir soal tingkat kesukaran dan daya pembeda maka dapat dideskripsikan kelayakan evaluasi yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tingkat kesulitan dan daya pembeda soal ujian tengah semester. Penelitian ini difokuskan pada (1) tingkat kesukaran butir soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia kelas XII di SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017, (2) daya beda butir soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia di SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017, (3) distribusi berdasarkan tingkat penyebaran soal sesuai dengan Taksonomi Bloom. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut. 1. Analisis butir soal dengan menggunakan tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal sudah jarang dilakukan. 2. Pengembangan kualitas butir soal masih tidak didasari perhitungan yang baik. 3. Kesadaran akan pentingnya mengapa butir soal perlu diukur kelayakannya masih belum muncul. 4. Beberapa penelitian tentang menganalisis kualitas soal yang telah ada, sebagian besar hanya terfokus pada konstruksi butir soal. 5. Meskipun sudah ada, penelitian mengenai tingkat kesukaran soal masih sebatas membandingkan.

10 6. Butir soal tersebut belum terdistribusi berdasarkan tingkat kesulitan soal sesuai dengan Taksonomi Bloom. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka diperlukan pembatasan masalah agar masalah tidak terlalu luas dan untuk mempermudah peneliti dalam mengkaji masalah agar lebih terarah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian pada Analisis tingkat kesukaran butir soal dengan menguji terlebih dahulu validitas dan reliabilitas soal, daya pembeda pada butir tes soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia dan menentukan distribusi tingkat kesulitan soal berdasarkan Taksonomi Bloom. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Medan Kelas XII Tahun Pembelajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, adapun masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah tingkat kesukaran pada butir soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? (2) Bagaimanakah daya pembeda pada butir soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017?

11 (3) Apakah butir soal tersebut telah terdistribusi berdasarkan tingkat kesulitan soal sesuai dengan taksonomi Bloom? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat kesukaran pada butir soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. (2) Untuk mengetahui bagaimanakah daya pembeda pada butir soal Ujian Tengah Semester Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. (3) Untuk mengetahui apakah butir soal tersebut telah terdistribusi berdasarkan tingkat kesulitan soal sesuai dengan taksonomi Bloom. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi pendidik dan peserta didik Pendidik atau guru dapat memperoleh masukan mengenai mengembangkan kualitas butir-butir soal yang baik, dilihat dari tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Hal ini berguna untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi soal-soal yang menyerupai soal-soal dalam Ujian Tengah Semester. Dengan harapan,

12 ketika menghadapi ujian, peserta didik tidak terlalu kesulitan dalam menjawab soal tersebut. 2. Bagi penyusun /perancang soal Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berkaitan dengan butir-butir soal yang berkualitas baik, sehingga penyusun dapat menyusun soal yang menjalankan fungsinya sebagai alat ukur hasil belajar yang memiliki kualitas yang baik.

69