KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB III METODE PENELITIAN

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA. Meiske S. Sangi 1)

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

ABSTRAK. pengolahan minyak kelapa murni (VCO) dari proses basah dan proses kering.

Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Sebagai Minyak Goreng yang Dibuat dengan Metode Pengadukan dengan Adanya Penambahan Kemangi (Ocimum sanctum L.

PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) YANG DIBUAT PADA METODE PEMANASAN BERTAHAP SEBAGAI MINYAK GORENG DENGAN PENAMBAHAN WORTEL (Daucus carrota L.

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VCO)

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

III. METODE PENELITIAN

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

JURNAL PENGARUH PERBANDINGAN SANTAN DAN AIR TERHADAP RENDEMEN, KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (FFA) VIRGIN COCONUT OIL(VCO)

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA PADA BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK TOMAT, SUHU PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

Indonesian Journal of Chemical Science OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI SARI BONGGOL NANAS DALAM PEMBUATAN MINYAK KELAPA

Yijk=^ + ai + )3j + (ap)ij + Iijk. Dimana:

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KONSENTRASI STARTER PADA KARAKTERISASI KIMIA VIRGIN COCONUT OIL YANG BERBAHAN DASAR KELAPA (Cocos nucifera)

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

PEMANFAATAN SANTAN INSTAN KADALUARSA UNTUK PRODUKSI MINYAK SECARA FERMENTASI

Pengaruh Penambahan Buah Naga Merah (Hylocereus undatus) terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil

MATERI DAN METODE. Materi

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

PRODUKSI SABUN MANDI CAIR BERBAHAN BAKU VCO YANG DITAMBAHKAN DENGAN EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota)

PENENTUAN KUALITAS LEMAK PADA BAGIAN PERUT IKAN PATIN DJAMBAL (Pangasius djambal)

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

SINTESIS METIL ESTER ASAM LEMAK DARI MINYAK KELAPA HASIL PEMANASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.)

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

PENGARUH KONSENTRASI SANTAN TERHADAP PROSES EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN PERLAKUAN GELOMBANG MIKRO

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

III. BAHAN DAN METODE

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

PENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

EFFECT OF BLANCHING AND DRYING TEMPERATURE TO VIRGIN COCONUT OIL QUOLITY PROCESSED WITH DRYING METHOD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Transkripsi:

Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN Julius Pontoh, Mariana Br. Surbakti dan Mayz Papilaya Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Pontoh, J., M. Br. Surbakti and M. Papilaya. 008. Quality of Virgin Coconut Oils by Various Processing Methods. A research had been conducted to study the quality of Virgin Coconut Oils (VCOs) by various processing methods including step-wise heating, oil addition, and fermentation. Various parameters were measured to study the quality of VCOs from three processing methods including oil content, water content, free fatty acids content and peroxide value. The collected data was analyzed statistically following the analysis of variance (ANOVA) followed by the Least Significant Difference (LSD)Test. The results showed that the highest oil content was found from the VCO processed by oil addition method but did not significantly different with that processed by step-wise heating and fermentation methods. The highest water content was found from VCO processed by step wise heating, but not significantly different with that processed by fermentation. The lowest free fatty acid content was found from VCO processed by stepwise heating, and significantly different with that from VCO processed by fermentation, but not significantly different with that from VCO processed by oil addition. The lowest peroxide value was found from VCO processed by fermentation, but not different to that from VCO processed by both stepwise heating and oil addition. Stepwise heating produced VCO with very hight quality followed by VCO processed by oil addition. Fermentation method produced VCO with very low quality. Key word : VCO, step-wise heating, oil addition, fermentation. PENDAHULUAN Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah penghasil kelapa yang utama di Indonesia. Luas area perkebunan kelapa di Sulawesi Utara pada tahun 00 mencakup 7.77 Ha dan jumlah produksinya mencapai 9.580 ton (Derektorat Jendral Pertanian, 004). Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting, karena hampir seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan (Palungkun, 004). Menurut Ketaren (986), buah kelapa merupakan salah satu sumber minyak yang cukup penting di Indonesia. Daging buah kelapa adalah salah satu bagian dari kelapa yang sering digunakan oleh masyarakat maupun industri. Dalam pemanfaatannya, daging buah kelapa dapat diolah menjadi kopra kemudian diproses lebih lanjut menjadi minyak. Daging buah kelapa dipergunakan juga dalam keadaan segar yaitu sebagai santan, kelapa parut, maupun untuk pembuatan minyak (Palungkun, 004). Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari daging buah kelapa segar adalah Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni. VCO merupakan salah satu minyak yang memiliki banyak manfaat dalam bidang industri maupun kesehatan. Dalam dunia industri VCO digunakan sebagai bahan dasar kosmetik sedangkan di dunia kesehatan sebagai obat obatan. Itulah sebabnya saat ini permintaan VCO terus meningkat baik di dalam maupun di luar negeri (Mentawai, 005). VCO diolah dari daging buah kelapa segar dan proses pembuatannya dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Beberapa metode yang saat ini banyak digunakan dalam pembuatan VCO adalah : metode pemanasan bertahap, metode pemancingan minyak dan metode fermentasi. pemanasan bertahap dilakukan dengan memanaskan santan pada suhu < 90 ºC kemudian minyak yang diperoleh dipanaskan kembali dengan suhu rendah (< 65 ºC). pemancingan minyak dilakukan dengan menambahkan minyak pancing ke dalam santan dengan perbandingan tertentu. fermentasi dilakukan dengan menambahkan ragi ke dalam santan (Sutarmi dan Rozaline, 005). metode tersebut diperkirakan akan menghasilkan mutu / kualitas minyak yang berbeda beda. pemanasan 60 Pontoh et al...

Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 bertahap misalnya dapat menghasilkan minyak dengan kadar air yang rendah karena air akan menguap pada saat dilakukan pemanasan. juga dapat menyebabkan inaktifnya enzim enzim seperti lipase sehingga proses hidrolisis dapat diminimalkan (Winarno, 00). Pada metode pemancingan minyak diperkirakan proses oksidasi akan lebih tinggi karena minyak yang ditambahkan kemungkinan telah mengandung radikal yang tinggi. Untuk metode fermentasi, selama waktu fermentasi akan terbentuk berbagai enzim oleh ragi. Enzim enzim tersebut dapat menghidrolisa trigliserida sehingga menghasilkan asam lemak bebas. Penelitian mengenai perbandingan metode pembuatan VCO hingga saat ini belum dilakukan. Dengan demikian pemasaran VCO masih mendapat persoalan karena setiap produsen mengatakan metode pembuatan VCO masing masing produsen lebih baik dari produsen yang lain. Standar kualitas VCO dapat dinilai berdasarkan sifat terhidrolisis dan teroksidasi dimana masing-masing dapat diukur dengan menentukan asam lemak bebas dan bilangan peroksida (Rindengan dan Novarianto, 004). Kriteria standar mutu VCO antara lain : berwarna bening, asam lemak bebas 0,5 %, dan bilangan peroksida meq / kg minyak (APCC, 004). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui metode pembuatan VCO mana yang menghasilkan kadar minyak paling tinggi serta kadar air, asam lemak bebas dan bilangan peroksida paling rendah dari ketiga metode pembuatan VCO yaitu metode pemanasan bertahap, metode pemancingan minyak dan metode fermentasi. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : buah kelapa (0- bulan) dari jenis kelapa dalam, minyak tanah (untuk kompor), air, ragi tape. Natrium hidroksida (NaOH), asam oksalat dihidrat (C H O 4.H O), natrium tiosulfat pentahidrat (Na S O.5H O), kloroform (CCl 4 ), asam asetat glasial (CH COOH), KI, KIO, HCl, pati, etanol 96% dan phenolphthalein (pp) diperoleh dari MERCK (Darmstadt, Germany). Alat alat yang digunakan antara lain : kompor, wajan, loyang plastik, ember plastik transparan, saringan, kain saring, kertas saring, selang, timbangan kasar, buret, termometer, oven, timbangan analitik, serta alat-alat gelas lainnya. Virgin Coconut Oil : Buah kelapa segar diambil dagingnya kemudian diparut. Hasil parutan ditimbang sebanyak kg kemudian ditambahkan Liter air dan diperas. Santan yang diperoleh didiamkan selama ± ½ jam hingga terbentuk (dua) lapisan (krim dan air). Krim dipisahkan kemudian dipanaskan (dimasak) dengan suhu < 90ºC hingga terbentuk minyak dan blondo yang masih putih. disaring agar terpisah dari blondo. ini dipanaskan lagi selama 0 jam dengan temperatur 65 C kemudian disaring sehingga diperoleh minyak (VCO). : Buah kelapa segar diambil dagingnya kemudian diparut. Hasil parutan ditimbang sebanyak kg kemudian ditambahkan Liter air dan diperas. Santan yang diperoleh didiamkan selama ± ½ jam hingga terbentuk (dua) lapisan (krim dan air). Krim dipisahkan. Ke dalam krim ditambahkan minyak pancingan dengan perbandingan (:), kemudian dicampur hingga rata. Didiamkan selama 0- jam. Hasilnya terbentuk (tiga) lapisan yaitu minyak, blondo dan air. (VCO) dipisahkan secara hati-hati dengan cara disaring. : Buah kelapa segar diambil dagingnya kemudian diparut. Hasil parutan ditimbang sebanyak kg, kemudian dipanaskan selama kurang lebih 5 menit. Hasil parutan yang telah dipanaskan kemudian diperas dengan liter air hangat untuk diambil santannya. Santan yang diperoleh ditambahkan ±,5 gram ragi tape. Didiamkan selama 4 jam. Santan ini kemudian dipisahkan krimnya. Krim dipanaskan sampai terbentuk minyak dan blondo yang berwarna putih. (VCO) disaring / dipisahkan. Penentuan Kadar Penentuan rendemen atau kadar minyak dilakukan berdasarkan cara berikut : Pontoh et al... 6

Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 Kadar = Berat Berat Sampel x 00% Kadar Air Penentuan kadar air minyak dapat dilakukan dengan metode oven. oven: sampel yang ditimbang sebanyak ± 5 g di dalam cawan, dimasukkan dalam oven dengan suhu 05ºC selama ± 4-5 jam hingga berat konstan. Sampel diangkat, dimasukkan dalam desikator selama ± 5 menit, kemudian ditimbang. A B kadar air = x 00% A Dimana : A = berat sampel (minyak) sebelum dipanaskan B = berat sampel (minyak) setelah dipanaskan Penentuan Asam Lemak Bebas (Mehlenbacher dalam Sudarmadji dkk, 98) Sampel ditimbang sebanyak ± 5 g dalam erlenmeyer 50 ml. Ke dalam sampel ditambahkan 50 ml etanol 96 % netral yang panas, dan ml indikator pp. Sampel dititrasi dengan larutan 0,05 N NaOH yang telah distandarisasi sampai warna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 0 menit. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA. ml NaOH x N x Berat Molekul Asam Lemak %FFA = x 00% Berat Sampel x 000 Penentuan Bilangan Peroksida o Sampel ditimbang sebanyak ± 5 g dalam Erlenmeyer 50 ml bertutup dan ditambahkan 0 ml larutan asam asetat - kloroform (:). Larutan digoyang sampai bahan terlarut semua, kemudian ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh (lampiran ). o Didiamkan selama menit dengan kadang kala digoyang kemudian tambahkan 0 ml akuades. o Sampel kemudian dititrasi dengan larutan 0.0 N Na S O (lampiran ) hingga warna kuning hampir hilang. Ditambahkan 0,5 ml larutan pati % (lampiran ). Dititrasi hingga larutan warna biru mulai hilang. o Angka peroksida dinyatakan dalam mili-equivalen dari peroksida dalam setiap 000 g sampel. Bilangan Peroksida = HASIL DAN PEMBAHASAN ml Na SO x N x 000 berat sampel Kualitas minyak (VCO) yang dihasilkan dari (tiga) metode pembuatan : metode pemanasan bertahap, metode pemancingan minyak, metode fermentasi, telah diukur rendemen / kadar minyak, kadar air, serta dianalisa kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid / FFA) dan bilangan peroksida. Hasil analisa parameter parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel,, dan Tabel 4. Data penelitian telah diolah secara statistik dengan menganalisa varians dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur. Kadar Hasil pengukuran kadar minyak dari ketiga metode pembuatan VCO dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Hasil Pengukuran Kadar VCO (%, g/g) dari (tiga) Ulangan Kadar (%, g/g).56.4 6.6.9.60 8.9.87.9 5.64 Rata-rata (%, g/g) * 4.8 5.7.97 Hasil pengukuran rendemen / kadar minyak untuk masing masing metode pembuatan (Tabel ) terlihat bahwa rendemen minyak berdasarkan pengolahan data statistik dari ketiga metode pembuatan tidak berbeda nyata. Namun demikian hasil rata rata terlihat bahwa metode pemancingan minyak memiliki persentase lebih tinggi (5,7 %) dibanding metode pemanasan bertahap (4,8 %) dan metode fermentasi (,97 %). Dari hasil pengamatan terlihat bahwa rendemen minyak untuk ulangan pertama dan kedua relatif sama yaitu %. Untuk ulangan ketiga, rendemen a a a 6 Pontoh et al...

Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 minyak mengalami kenaikan yaitu pada metode pemanasan bertahap (6,6 %), metode pemancingan minyak (8,9 %) dan metode fermentasi (5,64 %). Meningkatnya kadar / rendemen minyak ini dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah kelapa yang merupakan bahan baku pembuatan VCO. Semakin tua umur buah kelapa maka semakin tinggi kadar minyaknya (Ketaren, 986). Dapat dikatakan bahwa bahan baku kelapa yang digunakan untuk ulangan ketiga ini umurnya lebih tua dibandingkan bahan baku kelapa yang digunakan pada ulangan pertama dan kedua. Kadar Air Hasil pengukuran kadar air dari ketiga metode pembuatan VCO dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Hasil Pengukuran Kadar Air VCO (%, g/g) dari (tiga) Ulangan Kadar Air (%, g/g) 0.0799 0.0999 0.00 0.79 0.079 0.9 0.9 0.80 Rata - rata (%, g/g) * 0.0706 b 0.566 a 0. a, b 0.99 Berdasarkan pengolahan data stasistik untuk hasil analisa kadar air (Tabel ) terlihat bahwa metode pemanasan bertahap tidak berbeda nyata dengan metode fermentasi namun berbeda nyata dengan metode pemancingan minyak, sedangkan metode fermentasi tidak berbeda nyata dengan metode pemancingan minyak. Hasil rata rata dari ketiga metode pembuatan terlihat bahwa kadar air paling rendah terdapat pada metode pemanasan bertahap yakni 0,0706 % dibanding metode fermentasi 0, % dan metode pemancingan minyak 0,566 %. Hal ini jelas karena metode pemanasan bertahap dilakukan pemanasan secara bertahap walaupun tidak dilakukan pada suhu yang tinggi. yang dihasilkan pada pemanasan pertama masih mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dilakukan pemanasan kedua dengan maksud untuk mengurangi kadar air. Suhu yang dipakai pada pemanasan kedua ini relatif rendah yaitu < 65 C dan dengan waktu pemanasan ± 0 jam. fermentasi dan metode pemancingan minyak menghasilkan minyak (VCO) dengan kadar air yang relatif sama yakni sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode pemanasan bertahap karena metode fermentasi hanya dilakukan pemanasan satu kali sedangkan metode pemancingan minyak tidak dilakukan pemanasan. Asam Lemak Bebas Hasil analisa kadar FFA dari ketiga metode pembuatan VCO dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Hasil Analisa % FFA VCO dari (tiga) Ulangan FFA (%) 0.400 0.040 0.07 Rata-rata (%) * 0.7 b 0.85 0.8 0.560 0.744 b 0.467 0.4 0.4098 0.67 a Pengolahan data statistik untuk kadar asam lemak bebas (% FFA) menunjukkan bahwa metode pemanasan bertahap tidak berbeda nyata dengan metode pemancingan minyak namun berbeda nyata dengan metode fermentasi. Nilai rata rata dari persen FFA yang terukur paling rendah terdapat pada metode pemanasan bertahap 0,7 %, kemudian metode pemancingan minyak 0,744 % sedangkan tertinggi pada metode fermentasi 0,67 %. Dari data pengamatan terlihat bahwa persen FFA yang terukur dari ketiga metode pembuatan berkisar dari 0,040 % (metode pemanasan bertahap) dan tertinggi 0,467 % (metode fermentasi). Namun demikian hasil analisis kadar asam lemak bebas yang diperoleh dalam penelitian Pontoh et al... 6

Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 ini dari ketiga metode pembuatan belum melewati kriteria kualitas VCO untuk asam lemak bebas ( maksimal 0,5 %). Asam lemak bebas dapat terbentuk sejak minyak masih berada dalam jaringan tanaman, karena adanya enzim lipase yang dapat menghidrolisa lemak netral (trigliserida). Namun dalam organisme hidup enzim umumnya berada dalam keadaan atau kondisi tidak aktif karena masih ada interaksi antar sel. Dalam organisme yang telah mati, mekanisme sel sel akan rusak sehingga enzim lipase mulai bekerja dan merusak molekul lemak. Kecepatan hidrolisis enzim lipase yang terdapat dalam jaringan relatif lambat pada suhu rendah dan akan lebih intensif pada kondisi yang cocok (Ketaren, 986). Kelapa yang telah diparut, struktur selnya telah rusak sehingga enzim lipase mulai bekerja merusak molekul lemak. Meningkatnya kadar FFA pada metode fermentasi disebabkan karena selama proses fermentasi santan yaitu 4 jam akan terbentuknya enzim enzim oleh ragi yang ditambahkan dalam santan. Enzim enzim tersebut dapat menghidrolisa trigliserida sehingga menghasilkan asam lemak bebas. Alasan lain mengapa asam lemak bebas lebih tinggi pada metode fermentasi yaitu terjadi pada proses pemanasan kelapa parut, dimana pada tahap ini kelapa yang telah diparut mengalami proses pemanasan yang mengakibatkan kecepatan hidrolisa oleh enzim lipase bekerja dengan cepat dalam merusak molekul lemak dan menghasilkan asam lemak bebas yang tinggi. Bilangan Peroksida Hasil analisa bilangan peroksida dari ketiga metode pembuatan VCO dapat dilihat pada Tabel 4. Bilangan peroksida yang terukur dalam minyak (VCO) relatif kecil dan setelah data diolah secara stasistik, menunjukkan bahwa bilangan peroksida dari ketiga metode pembuatan tidak berbeda nyata pada α 5 %. Namun demikian dari hasil rata rata terlihat bahwa metode pemanasan bertahap (0,78 meq/kg) dan metode fermentasi Tabel 4. Hasil Pengukuran Bilangan peroksida VCO dari (tiga) Ulangan Bilangan Peroksida 0.78 0.77 0.78 0.658 0.659 0.57 0.78 0.886 0.79 Ratarata * 0.78 a 0.545 a 0.48 a (0,48 meq/kg) menunjukan hasil yang hampir sama dengan selisih 0,0 dan berbeda sedikit dengan metode pemancingan minyak (0,545 meq/kg) dengan selisih hingga 0, lebih tinggi dari metode pemanasan bertahap dan metode fermentasi. Ketaren (986) mengatakan bahwa persenyawaan peroksida bersifat tidak stabil terhadap panas. Rendahnya bilangan peroksida pada metode fermentasi dan metode pemanasan bertahap karena dalam pembuatan VCO kedua metode ini melakukan proses pemanasan sehingga mengurangi peroksida yang terbentuk. Tingginya bilangan peroksida pada metode pemancingan minyak diindikasikan bahwa minyak yang ditambahkan sebagai pemancing telah mengandung radikal. Radikal ini selanjutnya bereaksi dengan oksigen di udara karena selama waktu pendiaman santan, wadahnya dibiarkan terbuka yang menyebabkan terjadinya reaksi antara radikal dengan oksigen dan menghasilkan peroksida. KESIMPULAN pemanasan bertahap menghasilkan kadar minyak 4,8 %, kadar air 0,0706 %, asam lemak bebas 0,7 % dan bilangan peroksida 0,78. pemancingan minyak menghasilkan kadar minyak 5,7 %, kadar air 0,566 %, asam lemak bebas 0,744 % dan bilangan peroksida 0,545. fermentasi menghasilkan kadar minyak,97 %, kadar air 0, %, asam lemak bebas 0,67 % dan bilangan peroksida 0,48. Berdasarkan kandungan kadar minyak, kadar air, asam lemak bebas dan bilangan peroksida dari ketiga metode 64 Pontoh et al...

Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 pembuatan VCO, maka metode pemanasan bertahap memberikan hasil yang lebih baik diikuti oleh metode pemancingan minyak. fermentasi adalah metode yang kurang baik. DAFTAR PUSTAKA Derektorat Jendral Pertanian. 004. Luas Lahan dan Produksi Kelapa Tahun 00 004 di Indonesia. Derektorat Jendral Pertanian. Jakarta. Ketaren, S. 986. dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta. Mentawai-indococo. 005. Ringkasan Manfaat Kesehatan Virgin Coconut Oil. http : //indo-coco.com/ [9 Februari 005]. Palungkun, R. 99. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. Sudarmadji A.M, B. Haryono dan Suhardi. 98. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Winarno, F.G. 00. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia. Jakarta. Pontoh et al... 65