ASK Laporan Analisis Kebijakan

dokumen-dokumen yang mirip
Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

Diskusi dan Konsultasi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengembangan Strategi Global Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja Wisma PKBI, 13 Maret 2015

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Lintasan terpusat penelitian operasional ASK:

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

PEDOMAM PELAYANAN KESPRO REMAJA oleh. dr. Yuliana Tjawan

SITUASI HIV/AIDS RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB I PENDAHULUAN. populasi yang terbesar dari penduduk dunia. Sekitar seperlima penduduk dunia

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

PROGRAM DAN PELAYANAN KESPRO DI BPPM DIY DISAMPAIKAN DALAM JOGJA UPDATE MEI 2013

PENGKAJIAN KESEHATAN REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

Penguatan Sektor Komunitas

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Pada Januari hingga September 2011 terdapat penambahan kasus sebanyak

LAPORAN TAHUNAN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

IKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

Penyebab dan Akar Masalah

Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DALAM JAMPERSAL

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

31 MARET 2 APRIL 2015 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kab.Tangerang & Resiko

BAB I PENDAHULUAN. Secara epidemiologi kejadian Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

Pekeja Seks Bukan Masalah, tapi Bagian dari Solusi. Adelia & Aldo Forum Nasional IV Jaringan Kebijakan Kesehatan & IAKMI Kupang 4-7 September 2013

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

Latar Belakang kasus kasus. per KELAHIRAN HIDUP

OPSI Provinsi DIY. 31 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

Advokasi Anggaran untuk SRHR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

1. Pendahuluan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GONORE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG

Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY

BAB I PENDAHULUAN. akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. ini memungkinkan terjadinya peralihan lingkungan, dari lingkungan sekolah

BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA. Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. paling sulit dikendalikan, apalagi di tengah dunia yang makin bebas

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Memperkuat Peran Daerah

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Pengertian tersebut dapat diartikan

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

Transkripsi:

A. Informasi Wawancara Laporan Analisis Kebijakan Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur Surabaya 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Transgender Oktoreno Direktur PKBI Jawa Timur PKBI Jawa Timur Tanggal Wawancara Jumat, 28 Agustus 2015 Waktu Wawancara 09.00 s/d 10.15 Penulis Laporan B. Ringkasan Wawancara 1. GAMBARAN SETIAP PERUBAHAN YANG TELAH TERJADI Perubahan (positif atau negatif) Gambaran Situasi (apa, siapa, kapan, bagaimana) 1. Positif Tahun 2000an Youth Center PKBI Jatim (YC Sebaya) sudah terbentuk untuk menyasar pada remaja/orang muda 2. Positif Tahun 2010 PKBI mendapat dana GF (melalui Kemenkes) untuk program VCT dan IMS Pemkot Surabaya mencanangkan kota layak anak dengan pelaksana LSM 3. Negatif Tahun 2013 Perda untuk penutupan lokalisasi Hasil atau dampak atas perubahan tersebut? Akibat bagi program SRHR? Pendekatan SRHR pada remaja/orang muda di komunitas YC yang tadinya hanya terfokus pada komunitas, menjadi meluas ke sekolah juga Kebanyakan LSM pelaksana adalah LSM untuk anak, YC Sebaya mengisi gap untuk remaja/orang muda Tahun 2013 Distribusi kondom menurun remaja tidak bisa mendapat fasilitas kondom (tidak ada distribusi, malu untuk membeli, dll) Page 1 of 10

4. Positif Tahun 2013 Launching program : hal utama yang berbeda adalah penekanan remaja untuk mengakses layanan (tidak hanya mendapat informasi) pencegahan tanpa adanya layanan tidak ada gunanya. 5. Negatif Tahun 2014 Adanya kebijakan nasional mengenai penanggulangan HIV 6. Positif Tahun 2014 Pamekasan Pada saat launching mengadakan audiensi dengan Dinkes dan Badan Pemuda dan Olah Raga Setelah : MOU antara PKBI Cabang Pamekasan dengan Dinkes Pamekasan. Sebelumnya di Pamekasan sudah ada program bekerja sama dengan BKKBN mulai tahun 2010 7. Positif Tahun 2014 Jombang Belum ada kesepakatan secara resmi antar lembaga, hanya komitmen dari Kepala Dinkes 8. Negatif Tahun 2014 Surabaya MOU harus dibuat antara walikota dengan pihak kedua karena adanya otonomi daerah, sehingga ada perbedaan peraturan di masingmasing kota/kabupaten. 9. Negatif Tahun 2015 Adanya konferensi gay yang dibubarkan oleh FPI Sulit mengetahui prevalensi HIV Kebijakan integrasi antara klinik PKBI dengan YC layanan yang ramah remaja Kebijakan antara klinik dengan YC baru ada setelah program Sesuai dengan UU Perlindungan Anak, maka usia <18 tahun dianggap belum memiliki hak, sehingga harus didampingi oleh orang tua Remaja terhambat untuk mengakses layanan VCT dan IMS. Pamekasan Isi MOU-nya adalah PKM bisa merujuk ke Klinik PKBI yang fasilitasnya lebih lengkap YC sudah bisa menjangkau komunitas waria Penyebaran informasi juga dilakukan melalui siaran di radio Jombang Service provider belum siap untuk memberikan layanan pada remaja Klinik PKBI bisa merujuk ke PKM Surabaya Kesulitan untuk membuat MOU sulit untuk bekerja sama dengan PKM, dll OMS yang bergerak dalam bidang kesehatan seksual dan reproduksi mengurangi kegiatannya untuk tidak menimbulkan kontroversi Sampai saat ini lembaga belum memiliki gambaran strategi untuk bisa bekerja sama dengan organisasi keagamaan Page 2 of 10

2. Gambarkan situasi saat ini terkait dengan permasalan kebijakan tersebut. Apakah ada kecenderungan positif atau negatif atau tidak ada perubahan yang bisa dilihat saat ini? Positif Situasi saat ini sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena tidak hanya fokus pada pemberian informasi tapi juga pada akses layanan yang ramah remaja. Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain (Dinkes, Badan Pemuda dan Olah raga, PKM<, dll) sudah terjalin dengan baik. Negatif YC yang tadinya berdasarkan kesukarelaan, tapi karena adanya project/program membuat waktunya menjadi kurang fleksibel. Selain itu grand designnya masih belum jelas, sehingga workplan tidak sejalan dengan pencairan dana. Pencairan dana biasanya selalu terlambat. Rencana setelah 2015 Lembaga berusaha tetap menjalankan program dan bekerja sama dengan Dinsos, Dispora, dan Dinkes. Lembaga masih perlu memikirkan strategi untuk pendekatan pada organisasi keagamaan. Catatan: Tujuan utama adanya YC adalah agar remaja memahami hal terhadap seksual dan reproduksi. Pada awalnya tujuan adanya YC adalah memberikan informasi mengenai SRHR yang tepat pada remaja, baik melalui internet maupun radio dengan pendekatan pada komunitas Setelah memberikan informasi pada remaja, maka baru memulai advokasi pada pemerintah untuk nantinya bisa mendorong adanya fasilitas yang ramah remaja di PKM. Tahun ini akan dibuat buku yang berisi kumpulan best practices untuk terutama yang akan dimasukkan adalah pengorganisasian waria di Pamekasan Selain buku, juga akan dibuat film mengenai pengorganisasian remaja/orang muda di Jawa Timur Page 3 of 10

A. Informasi Wawancara Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur DKI Jakarta 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Transgender Usep Solehudin Yayasan Pelita Ilmu Tanggal Wawancara Jumat, 4 September 2015 Waktu Wawancara 10.30 s/d 12.00 Penulis Laporan 2. Ringkasan Wawancara 1. GAMBARAN SETIAP PERUBAHAN YANG TELAH TERJADI Perubahan (positif atau negatif) Gambaran Situasi (apa, siapa, kapan, bagaimana) 1. Positif Tahun 2010 mulai dibicarakan pada youth forum di YPI 2. Positif Tahun 2013 dimulai dan fokus pada remaja yang ada di komunitas (khususnya pada remaja dengan HIV dan remaja yang berisiko tinggi terinfeksi HIV (remaja jalanan, lapas, dll) 3. Positif Tahun 2013 Tahun 2011 atau 2012 Aliansi Satu Visi (ASV) dibentuk untuk membantu proses advokasi SRHR Pada saat pembentukan ASV dibuat modul untuk youth friendly services Hasil atau dampak atas perubahan tersebut? Akibat bagi program SRHR? Tahun 2012, UFBR dirasa hanya sebagai sarana untuk komunikasi Tahun 2013 youth forum dilibatkan untuk menajalankan program (melalui media sosial, kegiatan, advokasi). Remaja komunitas bisa mengakses info, sehingga bisa meningkatkan untuk mengakses layanan. Pelatihan pada petugas puskesmas mengetahui apa yang harus dilakukan ketika ada remaja yang mengakses. Klinik YPI mulai hidup lagi; menambah layanan mobile VCT yang biasanya hanya Page 4 of 10

dilaksanakan pelatihannya pada tahun 2013. 4. Positif Tahun 2013 Setelah adanya mulai bekerja sama lagi dengan Lapas Anak Tangerang (yang tadinya terakhir kontak di tahun 2009) 5. Positif Tahun 2014 Setelah adanya, mulai kerja sama antara YPI dengan Dinkes untuk pelatihan petugas 6. Negatif Tahun 2014 atau 2015 Peraturan Kemenkes mengenai VCT: untuk anak (di bawah 18 tahun) untu mengakses VCT hars didampingi oleh wali. 7. Negatif Tahun 2015 Adanya pembahasan mengenai RUU KUHP pada poin tidak boleh memperlihatkan alat kontrasepsi pada remaja. 8. Positif Tahun 2015 Sejak adanya, YPI mulai lebih memanfaatkan media sosial untuk advokasi dengan melibatkan youth forum menunggu klien di klinik. Bertemu dengan Kepala Lapas untuk mulai menghidupkan program lagi (di tahun 2009 sudah ada MOU, sehingga hanya meneruskan program) Ada 5 kelas di Lapas: SD, SMP, PKBM, SMK, dan non sekolah. Selain ada kelas (modul seru) juga ditambah dengan Klinik Lapas. Bentuk kerja sama masih sebatas komitmen antar lembaga, tanpa ada MOU. Menghambat akses remaja untuk VCT di layanan. Remaja bisa mengakses ketika VCT keliling dengan dikuatkan pada konselingnya. PKBI pernah mengadakan mobile VCT dan mendapat protes dari pemerintah Melakukan audiensi (atas nama ASV) dengan Kemenkes mengenai siapa yang sebenarnya dimaksud dengan wali. Menghambat akses informasi yang diberikan pada remaja. Klinik YPI menjadi lebih hidup Remaja memiliki lebih banyak peran di YPI dengan aktifnya youth forum. Terbentuknya FPKRI (Forum Peduli Kesehatan Reproduksi Indonesia). Dalam YPI sendiri, yang tadinya hanya membahas isu HIV, berkembang menjadi isu SRHR. Semakin banyak LSL yang mengakses layanan di klinik. Page 5 of 10

2.Gambarkan situasi saat ini terkait dengan permasalan kebijakan tersebut. Apakah ada kecenderungan positif atau negatif atau tidak ada perubahan yang bisa dilihat saat ini? Positif Situasi sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya, karena tidak hanya fokus pada pemberian informasi, tapi juga pada akses layanan ramah remaja. YPI bisa melanjutkan kerja sama dengan Lapas, yang tadinya programnya terhenti karena tidak ada dana. Klinik YPI mulai lebih aktif karena adanya kerja sama dengan PKM maupun Dinkes. Negatif Adanya peraturan ataupun RUU yang justru menghambat program. Rencana setelah 2015 YPI berharap bisa tetap berjalan dan tetap menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga lain. Catatan: YPI pada awal didirikan hanya fokus pada isu HIV (hanya anatomi dan diarahkan ke IMS serta HIV dan AIDS. Page 6 of 10

A. Informasi Wawancara Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur DKI Jakarta 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Transgender Faiqoh Alilansi Remaja Independen Tanggal Wawancara Jumat, 4 September 2015 Waktu Wawancara 12.00 13.00 Penulis Laporan 2. Ringkasan Wawancara 1. GAMBARAN SETIAP PERUBAHAN YANG TELAH TERJADI Perubahan (positif atau negatif) Gambaran Situasi (apa, siapa, kapan, bagaimana) 1. - Tahun 2013 Mulainya program dengan isu: 1) meaningful youth participation 2) membawa isu SRHR di internasional 3) membangun jaringan remaja 2. Positif Tahun 2013 Peraturan Gubernur DKI Jakarta mengenai peran serta masyarakat sipil dalam pendidikan kespro pada remaja 3. Positif Tahun 2013 ARI datang ke Asia Pacific Population Conference 6th. 4. Positif Tahun 2014 Adanya PP No. 61 Tahun 2014 Hasil atau dampak atas perubahan tersebut? Akibat bagi program SRHR? PKBI DKI mulai bisa membangun jaringan kerja sama dengan layanan dan melakukan pilot project comprehensive sex education sekolah Konferensi ini menghasilkan SDGs dengan dokumen pertama yang mengakui adanya HKSR untuk remaja. Membuka peluang untuk membuat layanan yang ramah remaja ARI membuat audiensi untuk Page 7 of 10

5. Positif Tahun 2014 ARI membantu melakukan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas remaja 6. Positif Tahun 2014 Terbentuknya Youth Meeting Alliance untuk menghidupkan youth ASV dan memimpin advokasi dalam ASV memberikan masukan mengenai peraturan menteri mengenai tata laksana aborsi dan kesehatan ibu dan anak. ARI memberikan pelatihan untuk youth forum yang ada di mitra. In house training untuk remaja dilakukan untuk isu advokasi, meaningful youth participation, dll). Sudah terbentuk namun tidak terlalu berhasil karena masing-masing youth center sibuk dengan kegiatannya masing-masing. 2.Gambarkan situasi saat ini terkait dengan permasalan kebijakan tersebut. Apakah ada kecenderungan positif atau negatif atau tidak ada perubahan yang bisa dilihat saat ini? Positif Sudah adanya peraturan daerah yang cukup mendukung terselenggaranya layanan yang ramah remaja. Negatif Kurangnya komitmen youth center di masing-masing daerah untuk melakukan advokasi layanan ramah remaja. Rencana setelah 2015 ARI berhadap program peningkatan kapasitas untuk remaja tetap bisa diadakan, tapi jika sudah berakhir masih belum tahu sumber dananya dari mana. Catatan: Di program, ARI bekerja di result area 4, sehingga tidak melakukan implementasi program tapi membantu dalam proses advokasi. Di internal ARI sendiri, mulai semakin berkembang karena bisa mendapatkan kesempatan untuk memberikan pelatihan bagi youth center di daerah-daerah untuk meningkatkan meaningful youth participation. Page 8 of 10

A. Informasi Wawancara Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur DKI Jakarta 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Transgender Bonitha PKBI DKI Jakarta Tanggal Wawancara Rabu, 9 September 2015 Waktu Wawancara 13.00 Penulis Laporan 2. Ringkasan Wawancara 1. GAMBARAN SETIAP PERUBAHAN YANG TELAH TERJADI Perubahan (positif atau negatif) Gambaran Situasi (apa, siapa, kapan, bagaimana) 1. Negatif Tahun 2014 atau 2015 Adanya Permenkes mengenai VCT mengharuskan remaja (usia <18 tahun) harus didampingi oleh wali untuk VCT 2. Positif dan negatif Tahun 2014 Adanya PP No. 61 Tahun 2014 mengenai kesehatan reproduksi (kehamilan pada remaja) Hasil atau dampak atas perubahan tersebut? Akibat bagi program SRHR? Berdampak pada layanan PKBI harus selalu melapor ke KPA jika ada remaja (<18 tahun) yang akan melakukan VCT Sedang berupaya melakukan advokasi untuk adanya payung kebijakan untuk menetapkan aturan mengenai VCT agar tidak ada masalah Adanya PP ini mendukung pelayanan kesehatan untuk remaja, tapi masih belum mendukung layanan kehamilan pada remaja. PKBI berupaya melakukan advokasi, tapi melalui PKBI Pusat karena bersifat nasional. PKBI DKI hanya mendukung ketika ada event. Page 9 of 10

2.Gambarkan situasi saat ini terkait dengan permasalan kebijakan tersebut. Apakah ada kecenderungan positif atau negatif atau tidak ada perubahan yang bisa dilihat saat ini? Positif PKBI DKI bisa semakin memperluas dan memperkuat jejaring dengan lembaga-lembaga lainnya untuk penyediaan layanan dan mainstreaming isu remaja (P2TP2A, LSM di Jakarta (tidak hanya di isu HIV)). Selama ini jika PKBI menemukan kasus kekerasan seksual, tidak ada yang bisa mendampingi korban, bekerja sama dengan P2TP2A bisa membantu dalam hal pendampingan. Bekerja sama dengan LSM di luar isu HIV juga membantu untuk bisa saling merujuk ketika ada isu di lapangan. Negatif Masih adanya peraturan maupun UU yang kurang mendukung adanya akses remaja terhadap layanan kesehatan. Rencana setelah 2015 PKBI DKI berharap agar program bisa terus dilanjutkan karena bisa semakin memperluas dan menguatkan jaringan PKBI. Sampai saat ini masih berupaya untuk menjalankan program walaupun sudah tidak ada dukungan dana dari Rutgers. Catatan: Bagi PKBI DKI, adalah sebagai pelengkap program UFBR yang hanya ada di sektor formal Di, PKBI tetap fokus paa pemberian layanan. Cakupan untuk lebih luas (seluruh DKI Jakarta) dengan -/+ 16 puskesmas Di, penyedia layanan tidak hnaya sekedar sadar, tapi bisa memikirkan apa saja yang sudah dan akan dilakukan untuk meningkatkan akses remaja ke layanan. Page 10 of 10