PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN ANTARA BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI DESTIA AYU CONITA I

PERBEDAAN TINGKAT KEMATANGAN SOSIAL PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN ASI EKSKLUSIF DAN NON-EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN TERJADINYA OBESITAS PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN MASA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

Idea Nursing Journal Vol. IV No ISSN :

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAPPERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN SKRIPSI

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI 0-6 BULAN DI DESA GIRIPURWO, WONOGIRI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

METODE DAN POLA WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO GROWTH FALTERING PADA BAYI USIA 2-6 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU DENGAN PERTUMBUHAN BAYI 7-12 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSLUSIF DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP GRAFIK PERTUMBUHAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA UMUR 6-12 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADURAKSA KABUPATEN PEMALANG

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

: DESI SETIYANI J

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BAYI 0-12 BULAN (BB/PB) DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

Kata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

SUCI ARSITA SARI. R

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA


ABSTRAK. Kata kunci : Obesitas, Perkembangan Motorik Kasar, Anak. commit to user. vii

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PICKY EATER PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BONA F. P. BANJARNAHOR

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

Transkripsi:

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN ANTARA BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh : Noermawati Dewi J500120045 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

ABSTRAK PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN ANTARA BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA. Noermawati Dewi, Rusmawati, N. Juni Triastuti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Latar Belakang: Pengukuran antropometri seperti berat badan, penting dalam pemeriksaan bayi atau balita untuk mengukur status gizi. Peningkatan berat badan bayi dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti genetik, jenis kelamin, nutrisi, pengasuhan termasuk pemberian susu. Pemberian ASI secara eksklusif akan menjamin nutrisi ideal dan mencegah kelebihan berat badan. Sebaliknya pemberian susu formula pada bayi kurang dari 6 bulan berisiko tinggi bayi mengalami kelebihan berat badan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan peningkatan berat badan bayi usia 6 bulan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif dan susu formula di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik cluster random sampling, dengan jumlah sampel 66 bayi usia 6 bulan dari 12 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Data diperoleh melalui kuesioner dan Kartu Menuju Sehat (KMS) kemudian dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil: Rerata peningkatan berat badan bayi per bulan dengan ASI eksklusif adalah 633 gram, lebih rendah dibandingkan bayi yang diberi susu formula yaitu 775 gram. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan bayi antara bayi yang mendapat ASI eksklusif dan susu formula didapatkan nilai p<0,005. Kesimpulan: Peningkatan berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Kata kunci: peningkatan berat badan, ASI eksklusif, susu formula

ABSTRACT THE DIFFERENCE OF WEIGHT GAIN IN 6 MONTHS OLD INFANTS WHO RECEIVED EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND FORMULA FEEDING IN THE WORK AREA OF HEALTH CENTER KARTASURA Noermawati Dewi, Rusmawati, N. Juni Triastuti Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University Background: Anthropometric measurement such as weight gain is important in the infant s examination to measure the nutritional status. Increasing of infant s weight gain can be influenced by various factors such as genetics, sex, nutrition, parenting, including feeding. Exclusive breastfeeding provides suficient nutrition and prevent the infant from overweight. On the contrary, formula feeding in infants less than 6 months old can be a high-risk babies overweight. Objective: This study aimed at analyzing the difference of weight gain in 6 months old infants who received exclusive breastfeeding and formula feeding in the work area of health center Kartasura. Methods: This study used an observational analytic method with cross sectional approach, using cluster random sampling, which was done to 66 infants aged 6 months from 12 Posyandu in the region of Kartasura health center. Data obtained from questionnaire and Kartu Menuju Sehat (KMS) and were analyzed by using Mann Whitney test. Results: Mean of weight gain per month of infants who were exclusively breastfed was 633 grams, lower than formula fed infants, that was 775 grams. Based on the result of Mann Whitney test to determine difference in weight gain between infants who receive exclusively breasfeeding and formula feeding, p value <0,005. Conclusions: Weight gain in infants who were exclusively breastfeeding was lower than formula-fed infants. Keywords: weight gain, exclusive breastfeeding, formula feeding

PENDAHULUAN Pengukuran berat badan merupakan pengukuran antropometri yang terpenting dalam memeriksa status gizi bayi atau balita (Maryunani, 2010). Perubahan berat badan penting dicatat untuk mengetahui apakah seseorang mempunyai risiko mengalami malnutrisi (Arisman, 2010). Menurut Gupte (2004), bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat badannya bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10 kali lebih banyak dalam 10 tahun. Penelitian menunjukkan bayi yang mendapat ASI eksklusif tumbuh lebih cepat pada 2-3 bulan pertama kehidupan selanjutnya, namun secara keseluruhan sampai usia 6 bulan berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding yang tidak mendapat ASI. Hal ini karena pertumbuhan yang optimal justru pertumbuhan yang ditunjukkan oleh bayi yang mendapat ASI eksklusif (IDAI, 2013). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2006-2007), ASI eksklusif usia kurang dari 2 bulan hanya mencakup 67 % dan semakin menurun dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 54 % pada bayi usia 2-3 bulan dan 19 % pada bayi usia 7-9 bulan. Sedangkan bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif tersebut, sebagian besar diberikan susu formula oleh ibunya (Depkes, 2010). Data dari Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mengenai data kesehatan ibu dan anak, pencapaian ASI eksklusif yang terendah adalah di Puskesmas Kartasura sebanyak 35,5% dari 12 puskesmas di Sukoharjo (Dinkes Sukoharjo, 2011). Pemberian ASI selama 6 bulan membantu bayi memulai kehidupan dengan baik, menjamin nutrisi ideal yang sesuai kebutuhan bayi (Suherni dkk, 2009). Divisi Nutrisi, Aktifitas Fisik dan Obesitas, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (CDC) di Amerika melakukan

penelitian dan mendapatkan hasil bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif sebelum usia 6 bulan mempunyai risiko rendah untuk mengalami kelebihan berat badan sedangkan sebaliknya bayi yang mengonsumsi susu formula berisiko tinggi kelebihan berat badan (IDAI, 2013). Bayi yang diberi susu formula mendapatkan 71 atau 89 gram lebih berat badannya per bulan dibandingkan yang diberi ASI eksklusif. Sehingga peningkatan berat badan per bulan yaitu 729 gram untuk bayi dengan ASI ekslusif dan 780 gram untuk bayi dengan susu botol atau susu formula (Ruowei Li, 2012). Pada bulan ke 4, bayi dengan ASI ekslusif mengonsumsi 20% kalori lebih rendah per harinya dibandingkan bayi dengan susu formula (Dennison, 2006). Namun, hasil penelitian Dintansari dkk (2010) menunjukkan hasil sebaliknya, rata-rata penambahan berat badan bayi umur 6 bulan yang diberi MP-ASI adalah 3.858,53 gram yang lebih rendah dibandingkan bayi yang tanpa diberi MP-ASI atau dalam penelitian ini hanya diberi ASI eksklusif yaitu 4.800,09 gram. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan berat badan bayi dengan ASI ekslusif lebih besar daripada yang diberi MP-ASI. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kartasura pada bulan November-Desember 2015. Populasi terjangkau penelitian ini adalah semua bayi usia 6-24 bulan yang rutin mengunjungi posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara kelompok atau gugus secara acak. Berdasarkan teknik tersebut didapatkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 bayi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif dan susu formula yang diperoleh dari wawancara pemberian susu sedangkan sebagai variabel terikat adalah rata-rata peningkatan berat badan per bulan yang diperoleh dari data sekunder melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).

Teknik analisis data menggunakan uji Mann Whitney karena syarat uji t tidak berpasangan tidak terpenuhi yaitu distribusi data tidak normal. HASIL Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 bayi. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (%) Laki-laki 42 63,64 Perempuan 24 36,36 Total 66 100 Sumber : data primer Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 63,64% dan sisanya 36,36% bayi berjenis kelamin perempuan. Tabel 2. Rerata Peningkatan Berat Badan Bayi Per Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula Kelompok Rata-rata peningkatan N P Bayi BB per bulan (gram) ASI Eksklusif 33 633 0,000 Susu formula 33 775 Sumber : data sekunder Berdasarkan tabel 2 menunjukkan jumlah bayi dengan ASI eksklusif sebanyak 33 bayi dan bayi dengan susu formula sebanyak 33 bayi. Data peningkatan berat badan bayi dalam 6 bulan diambil dari data sekunder yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS) yang kemudian dihitung rata-rata peningkatan berat badan bayi per bulannya. Rerata peningkatan berat badan bayi per bulan pada kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 633 gram. Sedangkan rerata peningkatan berat badan bayi per bulan pada kelompok bayi yang diberi susu formula sebesar 775 gram.

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna peningkatan berat badan bayi antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula dengan nilai p<0,05. PEMBAHASAN Pada analisis data penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney didapatkan hasil nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif dengan kelompok bayi yang diberi susu formula. Kelompok bayi yang diberi susu formula memiliki angka kenaikan berat badan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif yaitu sebesar 775 gram per bulan. Sedangkan kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami kenaikan berat badan sebesar 633 gram per bulannya. Penelitian yang dilakukan Hanicar et al (2009) juga menunjukkan hasil yang sama. Pada usia 0-6 bulan, rerata penambahan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih rendah 8,8% daripada bayi yang diberi susu formula dan hasil uji statistik menunjukkan hasil yang signifikan. Perbedaan peningkatan berat badan bayi per bulan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan susu formula dapat disebabkan karena kandungan pemanis buatan yang terlalu banyak dalam susu formula yang banyak dijual di pasaran menyebabkan kenaikan berat badan sangat cepat pada bayi yang diberikan susu formula (Prasetyono, 2010). Pada bulan pertama, bayi yang diberikan ASI eksklusif mendapatkan berat badan yang lebih. Namun pada bulan kedua dan seterusnya laju percepatan pertumbuhan bayi dengan susu formula lebih tinggi sehingga bayi lebih berat dan lebih tinggi pada akhir tahun (Agostoni et al, 2015). Perbedaan peningkatan berat badan bayi antara dua kelompok juga dapat disebabkan oleh asupan kalori pada bayi berbeda. Kebutuhan kalori bayi pada usia 3-6 bulan sebanyak 110 kkal/kg/hari (Behrman, 2007). Bayi normalnya mengkonsumsi ASI sekitar 750-850 ml per hari (Hendarto, 2009). Kadar lemak total yang terkandung dalam ASI sebanyak 4,2 g/100 ml

sedangkan kadar lemak total dalam susu formula sebanyak 4,4-6 g/100 ml (Koletzko et al, 2005). Penelitian Hester et al (2012) menyebutkan rata-rata volume susu formula yang dikonsumsi pada hakekatnya lebih tinggi daripada volume dari ASI. Dikarenakan lebih besarnya asupan volume susu dan lebih tingginya kandungan energi pada susu formula, rata-rata asupan energi pada hari ke 14 sampai 6 minggu kehidupannya pada bayi dengan susu formula lebih tinggi yaitu 513 kkal/hari jika dibandingkan bayi dengan ASI yaitu 440 kkal/hari. Selain itu, ASI mempunyai efek yang lebih baik terhadap metabolisme tubuh bayi dan metabolisme hormon seperti misalnya insulin dan leptin dalam hubungannya dengan pengaturan dan deposit lemak tubuh dibandingkan dengan susu formula. Hal ini yang menyebabkan bayi yang mendapat ASI cenderung tidak mengalami kelebihan berat badan dibandingkan yang mendapat susu formula (IDAI, 2013). Singhal dan Lanigan (2007) juga menyebutkan memberikan ASI pada bayi berhubungan dengan nafsu makan yang lebih rendah dengan pengaturan hormon leptin. Selain itu bayi dengan ASI eksklusif tumbuh lebih lambat. Sebaliknya, bayi dengan susu formula memiliki pengaturan nafsu makan yang lebih tinggi sehingga dapat membawa ke arah terjadiya obesitas dan tumbuh dengan lebih cepat dibandingkan dengan yang diberi ASI. Perbedaan peningkatan berat badan bayi mungkin sebagian juga dikarenakan orang tua dari bayi yang diberi susu formula memberikan susu formula dalam jumlah lebih dan atau memperkenalkan makanan pada usia lebih dini. Sedangkan bayi yang diberi ASI mengatur asupan energi mereka pada tingkat yang lebih rendah dari pada bayi dengan susu formula (Dennison et al, 2006). KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang bermakna antara bayi yang mendapat ASI eksklusif

dan susu formula dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dimana peningkatan berat badan bayi dengan ASI eksklusif lebih rendah dibandingkan bayi dengan susu formula. 2. Saran a. Bagi ibu diharapkan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun untuk pertumbuhan bayi yang optimal dan mencegah obesitas di masa yang akan datang. b. Bagi kader puskesmas khususnya bidan diharapkan lebih menggalakkan program pemberian ASI eksklusif bagi bayi selama 6 bulan secara berkala. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dengan tulus rasa terima kasih kepada : Dr. dr. EM Sutrisna, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, segenap dosen dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, responden yang telah bersedia membantu dalam penelitian dan teman-teman S1 angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis.

DAFTAR PUSTAKA Agostoni, C et al. 2015. Growth Patterns of Breast Fed and Formula Fed Infants in The First 12 Months of Life : An Italian Study. Arch Dis Child. 81:395-399. Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. Behrman, RE et al. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia : Saunders Company. Dennison, Barbara A et al. 2006. Rapid Infant Weight Gain Predicts Childhood Overweight. Obesity Journal.14(3) : 491-499. Depkes. 2010.Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. http://www.depkes.go.id/resources/download/ pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf (diakses 04 Juli 2015). Dintansari, Esa O dkk. 2010. Studi Komparatif Penambahan Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan yang Diberi MP-ASI dan Tanpa MP-ASI. Jurnal Kesehatan. 1(1) : 98-107. Dinkes Sukoharjo. 2011. Tabel Profil Kesehatan Tahun 2011. http://dkk.sukoharjokab.go.id/download/profil/profil%20kab.%20su KOHARJO%202011.pdf ( diakses 06 Oktober 2015). Gupte, S. 2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Hanicar, B et al. 2009. Exclusive Breastfeeding and Growth in Croatia Infant- Comparison to the WHO Child Growth Standards and to the NCHS Growth References. Coll Antropol. 33 (3):735-741. Hendarto, A. 2009. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. Dalam: Bedah ASI. Jakarta : IDAI. Hester, et al. 2012. Is the Macronutrient Intake of Formula-Fed Infants Greater Than Breast-Fed Infants in Early Infancy?. Review Article. Journal of Nutrition and Metabolism. 01-13. IDAI. 2013. Air Susu Ibu dan Perannya dalam Pencegahan Obesitas. http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-perannya-dalampencegahan -obesitas.html (diakses 04 Juli 2015) Koletzko, B. et al. 2005. Global Standard for the Composition of Infant Formula: Recommendations of an ESPGHAN Coordinated International Expert Group. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 41(5):584-599. Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Medika.

Prasetyono, DS. 2010. Buku Pintar ASI Eksklusif : Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatan-Kemanfaatannya. Yogyakarta : DIVA Press. Ruowei Li et al. 2012. Risk of Bottle-feeding for Rapid Weight Gain During the First Year of Life. Arch Pediatr Adolesc Med. 166(5) : 431-436. Singhal, A. & Lanigan, J. 2007. Breastfeeding, Early Growth and Later Obesity. Childhood Nutrition Research Center. 8(1) : 51-54. Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Titra Maya.