Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 1 Januari Maret 2015

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Zero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

PEMANFAATAN BOKHASI, IRIGASI PROBASA, HIDROPONIK PADA TANAMAN HORTIKULURA PADA LAHAN KERING

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

V. GAMBARAN UMUM USAHA

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

VI. METODE PENELITIAN

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

PERAN PEMIMPIN DESA MIYONO DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENYULUHAN PEMBUATAN KOMPOS DI KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN

Oleh Drs. EKSAN GUNAJATI, M.Si Kepala BAPPEDA Kabupatn Jombang

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

IbM APLIKASI TEKNOLOGI FEURINSA MENUJU PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAN

SOSIALISASI POLA TANAM PADI SRI ORGANIK

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Transkripsi:

8 PENERAPAN POLA USAHA TANI TERINTEGRASI TRIBIONIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI 1 Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2 ABSTRAK Pemeliharaan ternak sapi yang dilakukan petani pada umumnya masih bersifat tradisional, dengan pemeliharaan yang sederhana tanpa adanya nilai agrisbisnis pada usaha yang dilakukan, sehingga pendapatan yang diperolehpun menjadi tidak optimal. Limbah dari ternak sapi dibuang percuma tidak diolah sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Melalui inovasi teknologi, limbah ternak sapi dapat menjadi produk yang mempunyai nilai jual, dan dapat menambah pendapatan petani. Dalam rangka mencapai tujuan dari kegiatan ini maka diimplementasikan pola usaha tani dengan leading sector ternak sapi, salah satunya adalah penerapan pola Tribionik yakni suatu pola usaha tani terintegrasi dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi trichokompos, biogas dan tanaman organik. Kesimpulan kegiatan menunjukkan bahwa penerapan pola tribionik pada usaha tani yang dilakukan melalui pengolahan kotoran sapi dengan menggunakan bioaktivator trichoderma dapat menghasilkan kompos yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman sayuran dan padi. Biogas dari kotoran sapi dapat menurunkan biaya rumah tangga karena itu dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak, disamping menghasilkan pupuk padat dan cair. Kata kunci: Kotoran sapi, trichokompos, biogas dan tanaman organik. PENDAHULUAN Latar Belakang Pupuk saat ini merupakan masalah ditingkat petani, karena harga selalu meningkat ketersediaan tidak kontinue, sehingga hal ini mengganggu produktivitas dari usaha tani yang dilakukan. Disamping itu pemeliharaan sapi yang dilakukan oleh peternak masih bersifat tradisonal tanpa adanya usaha lebih bersifat agrisbisnis. Limbah ternak berupa kotoran sapi dan urine dibuang tanpa termanfaatkan dengan baik. Kondisi ini dikarenakan pengetahuan petani tentang pengolahan limbah belum optimal, sehingga limbah ini terbuang dengan percuma. Berdasarkan permasalahan ini perlu dilakukan transfer teknologi kepada petani melalui program IbW (Ipteks Bagi Wilayah), sehingga diimplementasikanlah pola usaha tani terintegrasi Tribionik untuk dapat meningkatkan pendapatan petani. Pola usaha tani terintegrasi menjadikan usaha optimal dimana adanya satu usaha berkontribusi terhadap usaha yang lain. Leading sektor dari kegiatan adalah pemeliharaan ternak sapi. Melalui limbah kotoran sapi dapat dihasilkan pupuk organik trichokompos, energi alternatif dan pupuk organik padat dan 1 Dibiayai oleh dana DP2M Ditjen Dikti Tahun Anggaran 2010 2 Staf pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi

cair. Seluruh limbah ini dapat diolah melalui pemanfaatan teknologi sehingga selain dapat digunakan untuk petani sendiri dapat dijadikan suatu produk yang mempunyai nilai jual, dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Tujuan kegiatan ini adalah bagaimana pola usaha tani Tribionik ini dapat meningkatkan tambahan pendapatan petani, sehingga petani dapat menjadi petani mandiri, dan berjiwa enterpreuneur. METODE Untuk mencapai tujuan kegiatan maka beberapa langkah yang dilakukan adalah mensosialisasikan kegiatan yang akan diterapkan, kemudian dipilih petani demplot yang dapat dijadikan motivator dan percontohan bagi petani lain. Petani demplot yang dipilih adalah petani yang lahannya dapat dimanfaatkan untuk mengimplementasikan pola usaha tani Tribionik yang akan dilaksanakan. Untuk ini maka dipilihlah ketua kelompok tani tunas muda di desa pudak. Terpilihnya petani ini berdasarkan kepada beberapa hal antara lain, merupakan tokoh masyarakat, ketua kelompok tani, dan mempunyai kemauan untuk melakukan perubahan terhadap usaha yang dilakukan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini pada tahap awal memperbaiki kandang sapi sesuai dengan standar pembuatan kandang yang baik dengan kapasitas awal untuk enam ekor sapi, pada tahap kegiatan berikutnya dilakukan perluasan kandang untuk kapasitas 10 ekor, yang dilengkapi dengan tempat pengolahan kotoran sapi untuk dijadikan trichokompos. Awalnya kapasitas pengolahan ini hanya untuk beberapa ton, tapi saat ini telah berkembang menjadi lebih besar mencapai hampir 80 ton produksi. Bahan dan lat-alat yang digunakan dalam pengolahan kompos adalah bak kotoran sapi, tempat pengolahan kompos, sekop, garu, trichderma harzianum Spp, sekam bakar, serbuk gergaji. Trichokompos yang dibuat mempunyai komposisi; kotoran sapi (75%), sekam (10%) dan (15%) sebuk gergaji berikutnya trichoderma dengan ukuran 1 liter trichoderma cair untuk 250 kg kotoran sapi. Pengolahan kompos ini dilakukan selama 21 hari. Guna menghasilkan kompos dengan struktur yang lebih baik maka didukung dengan beberapa alat antara lain, alat pencacah bahan kompos, ayakan untuk mendapatkan struktur kompos yang lebih halus, semprotan trichoderma, timbangan 100 kg, mesin jahit karung. Setelah diolah trichokompos yang dihasilkan akan dipackaing dengan ukuran karung 50 kg. Trichokompos yang telah dipacking akan dipasarkan ditingkat petani maupun instansi pertanian yang membutuhkan. Untuk lebih mempromosikan produk trichokompos maka dilokasi demplot dibuat percontohan tanaman berupa padi dengan bahan pupuk berasal dari trichokompos dengan metode SRI- Legowo dan Trichokompos. Produktivitas usaha trichokompos menunjukkan peningkatan produksi dari 30-40 ton tapi saat ini sudah mencapai 80 ton/priode pengolahan. Selanjutnya penerapan biogas juga dilakukan sebagai suatu alternatif pengganti bahan bakar minyak yang dapat mengurangi biaya rumah tangga. Pengumpulan data dilakukan secara langsung. Data yang diambil berupa jumlah kotoran sapi basah, sekam dan serbuk gergaji yang dibutuhkan yang akan dikonversikan kedalam rupiah. Selanjutnya penyusutan yang terjadi setelah kotoran sapi diolah menjadi kompos. Untuk biogas akan dihitung berdasarkan kebutuhan minyak tanah petani perbulan yang juga nantinya akan dikonversikan kedalam rupiah. Perhitungan ini untuk melihat besarnya 9

10 pendapatan petani setelah menerapkan pola tribionik dalam usaha taninya. Analisis data akan dilakukan secara kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Pola Usaha Tani Terintegrasi Tribionik Pelaksanaan kegiatan dari berbagai program pada sektor pertanian, peternakan biasanya berjalan sektoral tanpa bersinergis satu samalain. Pola seperti ini biasanya tidak memberikan hasil optimal bagi peningkatan pendapatan petani. Jika kedua program ini ditingkat masyarakat dan petani umumnya dapat berintegrasi dengan baik dapat meningkatkan produktivitas usaha tani yang dilakukan. Agar kegiatan berjalan optimal maka dilibatlah satu contoh/demplot usaha yang nantinya dapat dijadikan percontohan bagi petani lainnya. Untuk itu dipilihlah lokasi pada ketua kelompok tani tunas muda dalam mengimplementasikan pola usaha tani tribionik ini. Pola usaha tani terintegrasi ini merupakan perpaduan antara usaha Trichokompos, biogas dan tanaman organik. Diluncurkannya program ini sesuai dengan program pemerintah untuk Go Organik 2010. Seperti diketahui selama ini pemeliharaan sapi hanya dilakukan sebagai suatu usaha sambilan tanpa memperhatikan banyak hal yang dapat dilakukan sebagai tambahan pendapatan dari pemeliharaan sapi seperti belum termanfaatkan secara optimal limbah kandang. Limbah kandang terbuang percuma dan berpotensi mencemari lingkungan. Seiring dengan kondisi ini pupuk merupakan kebutuhan petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk bersubsidi biasanya selalu bermasalah di lapangan, sehingga sering pupuk dibutuhkan pada waktu yang tidak tepat pada saat tanam. Selain itu harga pupuk selalu meningkat dan ketersediaannya di lapangan tidak kontinue di pasaran. Issue lain yang sangat krusial adalah mahalnya harga bahan bakar minyak sehingga perlu dicari solusi mengatasi dengan cara memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas sebagai pengganti bahan bakar minyak. Ketidak tahuan peternak dalam mengintegrasi semua sektor usaha menjadikan produktivitas yang dilakukan tidak optimal. Untuk itu perlu adanya kegiatan bersinergis antar instansi terkait dimana pemerintah kabupaten membuat program dan kebijakan, Perguruan Tinggi mengaplikasikan IPTEKS serta masyarakat ikut bersama menjalani program yang telah terintegrasi dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Dari penerapan pola tribionik ini dampak positif yang terlihat antara lain: 1. Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Trichokompos Pada awal kegiatan pada tahun I pengolahan kotoran sapi menjadi trichokompos dilakukan pada lokasi yang sangat sederhana, yakni pemanfaatan lahan pekarangan, petani binaan telah mampu memproduksi sebanyak ± 40 ton. Dampak positif dari pemberdaayaan petani melalui pengolahan kotoran sapi menjadi Trichokompos antara lain: Penyerapan Tenaga Kerja Pada umunya di perdesaan khususnya desa Pudak, petani ataupun peternak umumnya mempunyai banyak waktu luang. Diantara waktu ini mereka memanfaatkan waktunya untuk ikut melakukan pengolahan kotoran sapi menjadi Trichokompos sebagai tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja berkisar antara 3-6 orang/hari. Saat ini produksi trichokompos telah mencapai 80 ton dengan perkilonya Rp.850,-. Pemasaran saat ini masih berasal dari beberapa instansi untuk pengembangan program go organik. Peningkatan Pendapatan dari Petani Peternak Sebelum dilakukan usaha pengolahan trichokompos, kotoran sapi yang ada di peternak dibuang tanpa ada pemanfaatannya. Kondisi ini tentu saja akan berpotensi mencemari

lingkungan. Setelah ada kegiatan ini, kotoran sapi tidak terbuang lagi, tetapi sudah dijual untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan trichokompos. Rata-rata peternak disekitar lokasi usaha telah menjual kotoranya, dan ini akan menambah pendapatan peternak selain hanya memelihara sapi. Harga jual kotoran sapi/karung 40 kg adalah Rp.3.000,- Jika rata-rata kotoran sapi perekor menghasilkan 15 kg/hari dan kepemilikan sapi 4-5 ekor. Perhari produksi kotoran (5 ekor x 15 kg = 75 kg) maka penjualan kotoran sapi adalah (75kg/40 kg = 75 kg) maka penjualan kotoran sapi/hari adalah (75 kg/40kg x Rp.3.000,- = Rp.5.625,-). Lebih rincinya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis usaha tani terintegrasi pola tribionik/ha No. Uraian Kegiatan Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) 1. a. Pembuatan trichokompos (1 ton) 1000 x Rp.850,- 850.000,- b. Pembelian Kotoran Sapi Sebagai bahan sebagai bahan baku (krg/40 kg) 1000/40 x Rp.3000,- 75.000,- c. Pembeliaan dedak (15%) 15/100 x 1000 x Rp.750,- 112.500,- d. Pembeliaan serbuk gergaji (10%) 10% x 1000 x Rp.750,- 75.000,- e. Bioaktivator Trichoderma (1l = 250 kg), 1000/250 kg @ Rp.16.000,- 64.000,- f. Tenaga kerja untuk pengolahan 1 ton (4 orang/hari selama 2 hari) @ Rp.40.000,- 320.000,- 646.200,- Keuntungan/ton 203.500,- 2. Biogas a. Penggunaan Minyak tanah /bulan/rt sebanyak 30l b. Harga minyak tanah /liter @ Rp.5.000,- c. Total pengeluaran /bulan untuk minyak tanah 30 iletr @ Rp.5.000,- 150.000,- Penghematan/bln 150.000,- 3. Sayuran organik (luas lahan = 200 m) a. Benih sayur (kangkung dan bayam) 60.000,- b. Tenaga kerja untuk pengolahan 4 oh@ Rp.40.000,- 160.000,- c. Bahan Bakar solar untuk penyiraman 4 ltr @Rp.5.000,- 20.000,- d. Penjualan Produksi 150 ikat/18 bedeng/@ Rp.400,- Penerimaan 1.080.000,- Penerimaan bersih 840.000,- 4. Padi 7.2 ton/ha @ Rp.3000,- 21.600.000,- a. pupuk kompos 1 ton: Rp.850.000,- 850.000,- b. Benih 15 kg @ Rp.8.000,- 120.000,- c. Tenaga kerja: Olah tanah pupuk kompos 1.500.000,- 200.000,- Tanah 10 OH 500.000,- Siangan 10 OH 500.000,- Panen 20 OH 1.000.000,- Jemur 8 OH 400.000,- d. Transportasi ke penggilingan 300.000,- e. Karung 90 krg @ Rp.1.500,- 135.000,- Penerimaan 16.095.000,- Total Keselurahan 17.288.500,- Biogas Pemanfaatan kotoran sapi sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak akan memberikan kontribusi dalam pengurangan jumlah minyak tanah. Asumsi saja jika perkepala keluarga menggunakan minyak tanah yang saat ini harganya cukup tinggi sebanyak 30 liter/bulan, maka telah terjadi penghematan biaya rumah tangga sebanyak Rp.150.000,-/bulan. 11

12 Angka ini diperoleh jika harga minyak tanah Rp.5.000,-/liter. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan limbah kandang apabila dilakukan dengan baik akan memberikan manfaat yang optimal. Apalagi jika hasil biogas berupa padatan dan cair dapat diolah menjadi pupuk padat dan cair. Ini jelas memberikan manfaat yang optimal. Tanaman Organik Tanaman organik dimaksud ádalah tanaman sayuran berupa bayam ataupun kangkung serta tanaman padi. Penerapan pola ini untuk memanfaatkan peluang usaha melalui pola terintegrasi dengan pemanfaatan pupuk dari trichokompos dan sluri biogas. Untuk tanaman padi telah diterapkan pola SRI-Legowo dan Trichokompos, ternyata produksi tanaman padi meningkat jika dibandingkan dengan perlakuan yang dilakukan petani. Hasil estimasi perhitungan di lapangan ternyata penerapan pola SRI-Legowo dan Trichokompos dapat menghasilkan 7.2 ha gabah kering jika dibandingkan dengan perlakuan petani biasanya dengan hasil 5-6 ton gabah kering. Dilihat analisis di atas ternyata dengan menerapkan pola tribionik dapat meningkatkan pendapatan petani jika petani memiliki lahan satu Ha adalah sebesar Rp.17.288.500,- KESIMPULAN Kesimpulan kegiatan menunjukkan bahwa penerapan pola tribionik pada usaha tani yang dilakukan melalui pengolahan kotoran sapi dengan menggunakan bioaktivator trichoderma dapat menghasilkan kompos yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman sayuran dan padi. Biogas dari kotoran sapi dapat menurunkan biaya rumah tangga, karena itu dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak, disamping menghasilkan pupuk padat dan cair. Penerapan pola terintegrasi tribionik dalam usaha tani dengan leading sector ternak sapi akan meningkatkan pendapatan petani. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. Biogas Skala Rumah Tangga. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. Rahman, B. 2005. Biogas Sumber Energi Alternatif. Kompas, 8 Agustus 2005. Energihttp://www. Energi,LIPI.go.id. Priska, E.S. 2010. Manfaat Kompos dan Cara pengolahan. Blog.Ub.co.id/../2010/Manfaat Kompos dan Cara Pengolahannya/Tembolok. Subekti, S. 2010. Pemanfaatan Trichokompos Pada Tanaman Sayuran. BPTP jambi@litbang Reptan.go.id/Bptp. Jambi @yahoo.com.