BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang

BAB III METODOLOGI. Penulisan tesis ini berdasarkan atas metode pembahasan kasus (case study).

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin tinggi dalam bisnis trading dan logistik di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. nasional diberbagai lapangan usaha. Perkembangan UMKM & Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. dari pusat ke daerah-daerah. Hal ini akan berpengaruh pada. penerapan strategi meraih pangsa pasar dari masing-masing pelaku jasa

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan bisnis transportasi yang kian meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PAPARAN PUBLIK PT Elnusa Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penilaian bisnis yang dilakukan pada PT Summarecon Agung Tbk maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan dimulainya era pasar bebas, dimana perusahaan dituntut untuk dapat

BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

BAB V PENUTUP. Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori Perdagangan Internasional

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

Eksplorasi Isu Bisnis. Dalam tesis ini, dasar pemikiran awal berawal dari kesulitan yang dialami

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Informasi & Persyaratan Calon Mitra BBMart

BAB III METODOLOGI. Penelitian dilakukan di PT Broadband Multimedia Tbk, yang bertempat di Jl.

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

DAFTAR ISI Daftar Isi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. menentu menyebabkan banyak perusahaan tiba-tiba mengalami. ketatnya persaingan adalah PT. Pegadaian (Persero) Tbk. PT.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis sekarang yang semakin pesat dan ketatnya persaingan

PENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh perbankan dalam

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembangunan di berbagai bidang terutama bidang ekonomi. Hasil dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis memasuki perekonomian global yang cepat berubah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

DAFTAR ISI. Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii Abstract... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh perusahaan domestik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam dunia bisnis persaingan antara perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai sukses tidaknya suatu

BAB IV ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN MOBILE BROADBAND SMART. 4.1 Strategi Berdasarkan Analisis Porter 5 Forces

Wawancara dengan Bapak Wally Saleh (Vice President Shell Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu komunikasi merupakan salah satu dari bentuk kegiatan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

oktan, adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa di berikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Saat ini, seorang pebisnis tidak hanya dituntut untuk. penting bagi perusahaan untuk mengenali dan memahami

BAB V ANALISA DATA. Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Kondisi ini didukung

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..

BAB I PENDAHULUAN. Hatta Rajasa (2013) mengatakan bahwa, Globalisasi ekonomi yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi:

96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam hasil analisa perkembangan divisi BBM Industri & Marine melalui berbagai macam analisa, maka dapat disimpulkan sebagai gambaran bahwa posisi PT Elnusa Petrofin saat ini adalah : Ditinjau dari hasil analisa lingkungan PESTEL untuk divisi BBM Industri & Marine ini dapat disimpulkan bahwa dari sisi sosial supply BBM memang dibutuhkan oleh masyarakat, hal ini dilihat dari konsumsi BBM per tahun yang terus bertambah dan bertambahnya pula industri-industri yang membutuhkan BBM, terlebih lagi dengan adanya sistem teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, dimana kita ketahui bahwa teknologi yang semakin canggih yang digunakan oleh suatu industri untuk kegiatan operasionalnya akan mengakibatkan semakin bertambahnya kebutuhan BBM. Dengan pertumbuhan perekonomian pula maka pertumbuhan BBM juga akan terus bertumbuh sejalannya dengan pertumbuhan ekonomi, karena industri-industri yang baru muncul akan membutuhkan tenaga kerja yang baru sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi itu sendiri, akan tetapi di industri hilir migas mau tidak mau akan tetap berjalan, karena kita ketahui bahwa BBM merupakan kebutuhan yang selalu dibutuhkan, didukung pula dengan kebijakan

97 pemerintah yang mengatur dengan baik perkembangan supply BBM di Indonesia, meskipun terdapat beberapa ketidakkonsistenan pemerintah itu sendiri. Kesimpulan untuk analisa five forces terlihat bahwa industri hilir migas memang terus berkembang dan begitu pula untuk bisnis BBM Industri itu sendiri. Akan tetapi jika ditelusuri lebih dalam, bisnis BBM Industri bagi PT Elnusa Petrofin merupakan bisnis yang customernya tidak loyal terhadap produk yang ditawarkan, karena customer mempunyai posisi tawar yang cukup tinggi begitu pula dengan supplier PT Pertamina (Persero) yang mempunyai posisi tawar yang tinggi, bersamaan dengan persaingan dengan kompetitor yang cukup ketat karena balik lagi kepada pernyataan bahwa customer tidak loyal terhadap produk yang ditawarkan, sehingga mengakibatkan PT Elnusa Petrofin harus lebih keras dalam menghadapi para kompetitornya. Terlebih pula dari produk BBM yang ditawarkan dimana tidak ada yang dapat menggantikan nya dan hanya PT Elnusa Petrofin beserta kompetitornya lah yang dapat menyediakan produk tersebut. Untuk Analisa SWOT bisnis BBM Industri yang dijalankan oleh PT Elnusa Petrofin mempunyai kekuatan yang sangat kuat yaitu kedekatan dan sebagai anak dari anak perusahaan PT Pertamina (Persero), sehingga membuat perusahaan dapat menjalankan bisnis tersebut dengan baik dan terbuka nya

98 kesempatan untuk memperoleh pasar yang lebih luas yang belum dapat dijangkau oleh kompetitor lainnya. Walaupun terdapat kelemahan yang utama di masalah sumber daya manusia dan sistem administrasi yang kurang baik, akan tetapi dapat ditutupi dengan peningkatan kompetensi dari masing-masing karyawan perusahaan yang disupport oleh internal perusahaan. Serta peluangpeluang yang masih terbuka lebar di wilayah lain dan kesempatan yang ada walaupun mempunyai ancaman terhadap kompetitor-kompetitor yang mempunyai market share diatasnya. Kesimpulan untuk analisa kompetitornya adalah PT Pertamina (Persero) sebenarnya bisa disebut sebagai kompetitor dari PT Elnusa Petrofin itu sendiri, karena mereka juga menjalankan bisnis yang sama, akan tetapi berhubung kedekatan perusahaan dengan PT Pertamina (Persero) dan kebijakan mereka yang menyatakan untuk mencari pasar selain pasar nya Pertamina, maka PT Elnusa Petrofin berkompetisi dengan kompetitor lainnya seperti AKR, Shell, Petronas yang mana memiliki market share lebih tinggi dibanding dengan PT Elnusa Petrofin. Karena mereka mensupply BBM lebih banyak dibandingkan dengan PT Elnusa Petrofin dan menempatkan PT Elnusa Petrofin tidak sama/tidak dalam porsi yang sama dengan mereka sehingga perbandingannya sungguhlah berbeda jauh. Lain lagi dengan Patra Niaga, PT Elnusa Petrofin bersaing secara sehat, dikarenakan sama-sama mempunyai kedekatan dengan PT Pertamina (Persero) dan sama-sama

99 mencari pasar winback yaitu pasar yang dikuasai oleh kompetitor Non- Pertamina, akan tetapi tetap menempatkan PT Elnusa Petrofin berada dibawah Patra Niaga. Analisa kinerja keuangan yang dapat disimpulkan berdasarkan laporan keuangan divisi BBM Indusri & Marine di tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah dimana pada awal mula berdirinya divisi BBM Industri di tahun 2008 hanya memperoleh revenue yang sedikit, karena baru berjalan di bulan Agustus 2008, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan yang sangat signifikan dari tahun 2008 ke tahun 2009 dimana bisnis tersebut sedang berkembang, begitu pula yang terjadi di tahun 2010 yang terjadi kenaikan akan tetapi tidak sebanyak yang terjadi di tahun 2008 ke tahun 2009. Dengan adanya kenaikan revenue tiap tahunnya, terlebih di tahun 2008 ke tahun 2009, membuat net income mengalami kenaikan yang sangat signifikan juga, akan tetapi dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi penurunan net income yang sangat drastis, dimana pertumbuhan dari net income tersebut tidak sebesar dengan pertumbuhan revenue, hal ini diakibatkan karena adanya penurunan margin keuntungan yaitu penurunan diskon dari PT Pertamina (Persero). 5.2 Lesson Learnt dan Saran 5.2.1 Lesson Learnt Dalam case study ini dapat ditarik pembelajaran bahwa PT Elnusa Petrofin dalam membuka divisi yang baru yaitu BBM Industri & Marine

100 memulai dari awal sekali di akhir tahun 2008, dan berani untuk terjun ke dalam bisnis tersebut dengan adanya kompetitor-kompetitor raksasa yang sudah menguasai pasar yang ada, akan tetapi dengan keberanian mencoba dan strategi yang sesuai serta adanya kedekatan dengan PT Pertamina (Persero), membuat PT Elnusa Petrofin menghasilkan revenue yang melonjak tinggi di tahun 2009, begitu pula kenaikan di tahun 2010. Akan tetapi kenaikan tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan net income itu sendiri, dimana margin keuntungan yang didapatkan tidak sebanding dengan yang diperoleh dari revenue. Maka, walaupun bisnis ini memulai nya dengan cukup baik akan tetapi tidak menghasilkan net income yang diinginkan. Pembelajaran lainnya bisa dilihat bahwa bisnis BBM Industri & Marine ini memiliki ketergantungan terhadap PT Pertamina (Persero), yang pada awalnya mereka memberikan diskon yang cukup besar kepada perusahaan sampai akhirnya adanya kebijakan penurunan diskon dari PT Pertamina (Persero) itu sendiri yang mengakibatkannya net income yang semakin rendah. Bisnis yang sangat tergantung pada satu supplier PT Pertamina (Persero) ini, menurut pendapat penulis adalah bisnis yang kurang begitu sehat, karena apabila terjadi kebijakan Pertamina yang tidak dapat memberikan diskon lagi, maka bisnis tersebut akan menjadi tidak profitable lagi bagi PT Elnusa Petrofin dilihat dari margin yang semakin kecil. Langkah kedepan adalah bagaimana PT Elnusa Petrofin dapat bertahan dengan kondisi seperti itu, dapat penulis sampaikan di saran-saran dibawah ini.

101 5.2.2 Saran Meskipun dari hasil analisa lingkungan internal dan eksternal baik dari hasil analisa PESTEL, five forces dan SWOT, PT Elnusa Petrofin secara umum menunjukkan bahwa perusahaan memiliki beberapa kekuatan dan peluang serta posisi bisnis yang cukup baik dimana dapat bersaing dengan para kompetitornya, sehingga membuat perusahaan mampu untuk berkembang. Namun mengingat bahwa perusahaan baru saja berdiri dan market share nya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor yang sudah ada, apalagi dilihat dari kondisi keuangan yaitu profit margin yang semakin lama semakin menurun karena penurunan diskon dari Pertamina tersebut. Maka penulis ingin menyarankan beberapa hal sebagai berikut : Melihat laporan keuangan divisi BBM Industri & Marine, yang mana margin keutungan yang didapat tergolong sangat kecil dibandingkan dengan biaya cost yang dikeluarkan, serta pertumbuhan revenue yang tidak sejalan dengan pertumbuhan net income, maka alangkah baiknya jika perusahaan dapat meninjau ulang bisnis BBM Industri ini. Apakah perusahaan bisa menerima margin yang terus menerus mengecil dari tahun ke tahunnya. Jika memang perusahaan ingin terus mengembangkan bisnis BBM Industri & Marine ini, alangkah baiknya jika menurunkan biaya-biaya yang dikeluarkan agar tidak terlalu besar pengeluarannya atau memang jika PT Elnusa Petrofin sudah cukup

102 puas dengan skala yang kecil untuk bersaing dengan raksasa-raksasa dibidang BBM Industri ini, maka mau tidak mau perusahaan harus bisa menerima keadaan seperti itu yang profitabilitas bisnisnya tersebut kurang begitu bagus. Apabila perusahaan tidak bisa menerima keadaan margin yang kecil dan profitabilitas yang kurang bagus, maka saya sarankan kepada perusahaan agar melakukan divestasi terhadap bisnis BBM Industri & Marine ini, dengan cara perusahaan bisa lebih fokus kepada bisnis lainnya yang sudah berjalan seperti untuk depo dan transportasi, yang mana memiliki margin keuntungan yang lebih besar. Dari analisa dimuka terlihat bahwa bisnis Depo yang menghasilkan profit margin sebesar 20 %, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan profit margin divisi BBM Industri & Marine yang hanya sekitar 1,3 % di tahun 2010.