PEMODELAN DAN SIMULASI RELIABILITY PADA PTP NUSANTARA X PG.WATOE TOELIS DENGAN SOFTWARE RAPTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

BAB IV METODE PENELITIAN

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

#12 SIMULASI MONTE CARLO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

Analisis Penerapan Metode RCM Dan MVSM Untuk Meningkatkan Keandalan Pada Sistem Maintenance (Studi Kasus PG. X)

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

BAB I PENDAHULUAN I-1

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

PENGAPLIKASIAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENGEVALUASI PLANT RELIABILITY (Studi Kasus di PT. Petrokimia Gresik, Plant 2, Kompartemen Pabrik Phonska)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

#8 Model Keandalan Dinamis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api

Penentuan Interval Waktu Optimum Penggantian Pisau Cane Cutter

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

BAB IV METODE ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE )

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Oleh: Gita Eka Rahmadani

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting

PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

ROI ADENAN H / FTI / TI

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

Transkripsi:

PEMODELAN DAN SIMULASI RELIABILITY PADA PTP NUSANTARA X PG.WATOE TOELIS DENGAN SOFTWARE RAPTOR Irfan Jatmiko Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Kampus Sukolilo, Surabaya Jawa Timur, Indonesia Telp. (031) 5946230, Fax. (031) 5922941, E-mail: irfan_zatmiko@yahoo.com Abstrak Berdasarkan data tahun 2007-2010 menunjukkan target PG.Watoe Toelis tidak sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian target tersebut adalah nilai reliability yang tidak mencapai 100 persen. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan pada mesin-mesin kritis yang terjadi secara berulang-ulang yang mengakibatkan nilai failure dari mesin-mesin kritis menjadi tinggi. Dalam tugas akhir ini digunakan 2 buah metode untuk meningkatkan nilai reliability dari mesinmesin kritis. Metode pertama adalah metode simulasi dengan menggunakan softwareraptor untuk menentukan nilai reliability dan menentukan mesin-mesin kritis pada PG.Watoe Toelis. Setelah diketahuinya nilai reliability dari mesin-mesin kritis tersebut, diusulkan suatu alternatif solusi untuk meningkatkan reliability dengan menggunakan metode kedua yaitu metode Mode and Effect Analysis (FMEA). Dengan menggunakan alternatif solusi tersebut maka diharapkan jam berhenti dapat ditekan. Bila jam berhenti dapat diminimalkan maka diharapkan target PG. Watoe Toelis dapat meningkat dan mendekati nilai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan. Kata kunci : mesin-mesin kritis, simulasi, pemodelan, raptor,reliability,fmea 1. Pendahuluan Besarnya jam berhenti pada PG.Watoe Toelis dari tahun ke tahun selalu meningkat di atas 100% RKAP, dimana jam berhenti giling sebagian besar terjadi di stasiun ketel dan gilingan yang merupakan stasiun kritis pabrik gula. Dalam hal ini yang dimaksud mesin atau stasiun kritis adalah mesin atau stasiun bila mengalami gangguan atau kerusakan langsung menyebabkan berhenti giling. Dengan seiring terjadinya jam berhenti giling, maka proses produksi tidak dapat berjalan sesuai rencana, kinerja pabrik menurun, meningkatnya kehilangan atau kerusakan gula produksi, pemakaian suplesi bahan bakar mesin tinggi, kehilangan peluang untuk mendapatkan pendapatan keuntungan, serta menurunkan citra PG. Watoe Toelis dimata petani. Dengan kondisi operasional Pabrik Gula di atas, apabila berkepanjangan dan tidak segera diatasi, dikhawatirkan mempengaruhi kelangsungan hidup PTPN X (Persero), karena dampaknya tidak hanya menurunkan produktivitas dan efisiensi, namun akan menurunkan citra dan kepercayaan petani tebu, mengingat hampir seluruh tebu yang digiling adalah tebu rakyat. Oleh karena itu untuk memperbaiki operasional Pabrik Gula ( PG. Watoe Toelis, Sidoarjo) dilakukan suatu aktivitas maintenance yang terencana dan terjadwal, khususnya pada stasiun-stasiun mesin yang kritis. Perencanaan maintenance yang baik membutuhkan informasi yang aktual dan valid serta lingkungan manajemen informasi yang memadai. Dengan sistem pendukung keputusan yang sistemastis ini 1

bisa digunakan para manajer maintenance untuk melihat karakteristik waktu antar kerusakan peralatan yang ada di Pabrik Gula dan sistem informasi perawatan yang ada dirancang untuk menjalankan manajemen informasi yakni penyimpanan dan peng-update-an data serta penyajian informasi secara terkomputerisasi simulasi, hal ini juga dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang berkenaan dengan reliability mesin dengan simulasi Software Raptor dan solusi alternatif maintenance dengan menggunakan metode Mode and Effect Analysis (FMEA). Dengan sistem ini diharapkan semakin mempermudah manajer maintenance dalam mangatur dan mengendalikan seluruh aktivitas maintenance. 2. Dasar Teori Reliability ( Keandalan ) Reliability menurut L.C Kapoor dan L.R Lamberson didefinisikan sebagai probabilitysuatu item (sistem) untuk memiliki nsi sesuai dengan fungsi yang diharapkan dalam interval waktu dan operasi tertentu. Konsep reliability juga merupakan probabilitykomponen dari sistem untuk menunjukkan fungsi yang diinginkan dan bebas dari failure dibawah kondisi tertentu, dimana failure merupakan ketidakmampuan peralatan (equipment) untuk melakukan fungsinya (Suwignjo,2006). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa reliability sangat terkait sekali dengan waktu pemakaian item (sistem) yang diamati. Berikut ini adalah fungsi dari waktu kerusakan : Dimana T : waktu terjadinya kerusakan f(t)δ(t) : probability sebuah item rusak dalam interval (t,t+ Δ) Sebelumnya telah disebutkan bahwa reliability (R) didefinisikan sebagai probabilitysuatu sistem dapat beroperasi tanpa mengalami kerusakan selama rentang waktu t, sehingga untuk fungsinya adalah sebagai berikut : Dimana nilai fungsi reliability berkisar antara 0 R(t) 1 Sedang untuk fungsi kegagalan ( Rate) atau Hazard Rate adalah sebagai berikut : Dimana λ(t) : failure rate atau hazard rate f(t) : probability PDF untuk umur suatu unit alat F(t) : probability CDF untuk umur suatu unit alat f(t)δ(t) : probability suatu alat mengalami kerusakan dalam interval (t,t+ Δt) µ : mean time to failure (MTTF) Dalam memprediksi atau menghitung reliability, harus dapat membedakan apa yang disebut dengan repairable dan nonrepairable items adalah sebagai berikut (Lewis,1987) : Untuk Non-Repairable item, reliability merupakan probabilitysuatu item untuk dapat dapat bertahan selama umur ekspetasinya, bila kerusakan terjadi hanya satu kali. Non-Repairable item bisa saja merupakan komponen individu ataupun sebuah sistem yang terdiri atas bermacam komponen. Sehingga bila salah satu komponen mengalami kegagalan pada sistem Non-Repairable ini maka sistem juga akan gagal dan reliabilitysistem adalah fungsi waktu dari kegagalan komponen yang pertama kali. Untuk Repairable item,reliability merupakan probability kerusakan komponen tidak akan terjadi dalam periode yang dikehendaki, bila kerusakan dapat terjadi lebih dari satu kali. Sebuah komponen dapat berfungsi baik sebagai Non-repairable item maupun repairable item, sebagai contoh sebuah misil senjata dapat merupakan repairable item ketika dia berada dalam gudang dan masih sebagai subjek untuk tes peluncuran, namun akan berubah menjadi nonrepairable item ketika dia mulai diluncurkan. Dalam pengujian suatu konfigurasi mesin (equipment) terdapat dua hal yang 2

harus menjadi pertimbangan yakni sebagai berikut (Jardine,1973) : 1. Ketergantungan suatu mesin (equipment) dalam grupnya (sistem) Mesin (equipment) dalam suatu sistem memiliki sikap ketergantungan, hal ini dikarenakan mesin tersebut tergantung pada kesuksesan operasi mesin yang lain sebelum mesin tersebut juga memproduksi. Untuk mereduksi kehilangan potensi dari mesin tersebut, dapat ditambahkan mesin kritis secara paralel pada sistem yang ada. Sistem paralel, dimana sistem akan rusak apabila seluruh elemen penyusun sistem tersebut rusak. Sehingga dapat dituliskan probability sistem rusak adalah sebagai berikut : P 1 P 2 P 3 P 4 Gambar 2.3 Sistem yang dihubungkan secara Paralel Rs = 1- Probabilitybahwa sistem berada dalam keadaan gagal Gambar 2.1 Hubungan antar Equipment dalam Sistem 2. Struktur fisik dari mesin (equipment) tunggal Peralatan (equipment) tunggal secara umum dapat berubah sendiri menjadi beberapa subsistem yang dapat memiliki sikap ketergantungan seri maupun paralel. Alternatif konfigurasi peralatan (equipment) dapat memberikan hasil yang berbeda pada biaya, reliability (keandalan), ruang yang dibutuhkan, level keamanan dan lain-lain Terdapat hubungan antar peralatan (equipment) dalam keandalan sistem yakni (Jardine,1973) : Sistem seri, dimana sistem akan rusak jika salah satu elemen penyusun sistem tersebut rusak. Pada hubungan ini setiap elemen dari sistem mempunyai reliabilitysistem mempunyai n elemen sistem, maka reliability dari keseluruhan sistem (Rs) adalah sebagai berikut : Gambar 2.2 Sistem yang dihubungkan secara Seri Dimana : qi = 1 pi merupakan probability kegagalan dari komponen ke-i Kombinasi dari sistem seri dan sistem paralel, keandalan sistem disini adalah probabilitybahwa setidaknya salah satu komponen dapat berfungsi jika dibutuhkan pada masing-masing tahap. Dimana komponen pada masing-masing tahap adalah identik. Mean Time Between ( MTBF ) MTBF adalah waktu rata-rata antar kegagalan atau rata-rata waktu beroperasinya komponen, sub sistem atau sistem tanpa mengalami kegagalan.mtbf diperoleh dari hasil bagi antara waktu operasi dengan jumlah kegagalan dalam periode waktu tertentu. MTBF ( ) = MTBF Waktuoperasi Jumlahkegagalan = t f (t) dt 0 Reliability Block Diagram (RBD) Reliability Block Diagram (RBD) menunjukkan semua peralatan yang terdapat didalam proses dan bagaimana keterkaitan diantaranya. Dalam kasus keterkaitan ini hanya menunjukkan pengaruh dari masing-masing peralatan 3

(equipment) pada output akhir dari sistem ketika gagal. Sehingga tujuan dari pembuatan RBD ini adalah menunjukkan wawasan mengenai aset fisik dimana termasuk didalamnya nsi dan bagaimanamereka saling ketergantungan dan berhubungan. Dengan kata lain, RBD merupakan representasi skematis suatu sistem dimana koneksi merupakan simbol saling ketergantungan dan fungsinya masing-masing dalam sistem (Cochran,2001). Ada dua macam cara untuk menggambarkan macam-macam peralatan (equipment) ini saling berhubungan. Mereka dapat digambarkan dalam rangkaian seri atau rangkaian paralel. Jika peralatan (equipment) digambarkan dalam rangkaian paralel maka mereka bisa tidak menghentikan rantai rangkaian proses mereka namun mengurangi kapasitas pada rantai rangkaian proses mereka namun mengurangi kapasitas pada rantai rangkaian proses yang diikuti. Hal ini dikarenakan node peralatan (equipment) yang disusun secara paralel tersebut yang mengalami kerusakan akan mengalami kemacetan pada kapasitas yang ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada gambar : A Gambar 2.4 RBD dengan 4 Komponen Sistem (Paralel) dengan satu item Redundant Jika B dan C sama pentingnya untuk proses pada aktivitas selanjutnya dan menunjukkan fungsi yang sama, proses yang terjadi akan mengalami kegagalan ketika dua proses B dan C gagal, proses akan berjalan dengan setengah dari kapasitas yang ada ketika B atau C gagal dan proses akan berjalan dengan kapasitas penuh jika kedua B dan C tidak mengalami kegagalan. Jika peralatan (equipment) tersusun secara seri maka kegagalan pada setiap node yang ada akan menimbulkan kegagalan pada rantai rangkaian proses keseluruhan. Rangkaian yang terjadi dapat dilihat seperti pada gambar : B C D A B C D Gambar 2.5 RBD dengan 4 Komponen Sistem yang tersusun Seri Jika salah satu blok pada rantai rangkaian mengalami kegagalan, maka tidak akan ada output yang akan melewati pada sisa rangkaian. Jika seseorang membaca sebuah RBD yang mempunyai banyak aliran proses sehingga dapat menyebabkan kebingungan. RBD sebenarnya tidak menggambarkan fungsi nyata dari setiap peralatan (equipment) dalam perhitungan, hanya saja pengaruh dari kegagalan dari setiap peralatan (equipment) akan mempengaruhi sisa proses yang ada. Keuntungan dari pemakaian RBD sebelum membangun sebuah model simulasi adalah arsitektur dari RBD dapat secara langsung ditiru kedalam model simulasi. Model simulasi juga memiliki beberapa layer dan divisi diantara section dan juga eksperimentasi dapat dilakukan pada level yang lebih tinggi atau pada bagian-bagian yang pabrik. Perbedaan antara RBD dengan model simulasi adalah RBD hanya merupakan struktur gambar sedangkan dalam model simulasi terkandung : blok yang bisa berfungsi maupun gagal. Software Raptor 4.0s Software Raptor 4.0s ini adalah sebuah alat yang digunakan khusus untuk simulasi keandalan mesin. Dibuat tepatnya pada tanggal 11oktober tahun 1999 oleh seseorang bernama Murphy Kenneth. Input Software ini adalah berupa distribusi dan parameter distribusi waktu antar kerusakan mesin dan waktu lama perbaikan. Indikasi bahwa alat ini khusus untuk simulasi reliability adalah adanya fasilitas dalam alat ini berupa maintenance information, dimana dalam fasilitas tersebut digunakan untuk membuat mesin yang standby atau untuk membuat hubungan antar mesin paralel. Mode and Effect Analysis mode and effect analysis (FMEA) adalah sebuah prosedur dalam pengembangan produk dan manajemen operasi untuk menganalisis potensi kegagalan dengan menggunakan tingkat keparahan (severity) dan data kegagalan periode sebelumnya. Metode FMEA dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan sehingga dapat dicari solusi yang tepat yang juga mampu 4

meminimalkan biaya dan waktu. Selain digunakan secara umum pada industri manufaktur, metode FMEA juga mulai digunakan pada industri jasa. Kegagalan ( mode) itu sendiri adalah sebuah cacat/error pada proses, desain, atau item produk yang akibatnya dapat dirasakan langsung oleh konsumen dimana dapat berupa potensi kegagalan atau kegagalan yang sudah terjadi. Effect analysis adalah sebuah studi yang dititikberatkan pada efek apa saja yang mungkin terjadi akibat kegagalan tersebut. Gambar 2.6Siklus Metode FMEA Adapun kegunaan dari metode FMEA ini adalah : Pengembangan persyaratan sistem yang meminimalkan kemungkinan kegagalan. Pengembangan metode untuk merancang dan menguji sistem untuk memastikan bahwa kegagalan telah dieliminasi. Evaluasi persyaratan pelanggan untuk memastikan bahwa mereka tidak menimbulkan kegagalan potensial. Identifikasi karakteristik desain tertentu yang berkontribusi terhadap kegagalan, dan meminimalkan atau menghilangkan efek-efek. Pelacakan dan mengelola risiko potensial dalam desain. Ini membantu menghindari kegagalan yang sama dalam proyek mendatang. Memastikan bahwa setiap kegagalan yang dapat terjadi tidak akan melukai pelanggan atau dampak serius sistem. Untuk menghasilkan produk berkualitas kelas dunia. Adapun kelebihan dari metode FMEA adalah sebagai berikut : Meningkatkan citra perusahaan dan daya saing. Meningkatkan kepuasan pengguna atau pelanggan. Pengembangan sistem serta mengurangi waktu dan biaya. Menyediakan informasi untuk mengurangi kegagalan masa depan dan mengetahui pengetahuan teknik dalam permasalahan. potensi klaim garansi produk. Identifikasi dini dan penghapusan mode potensi kegagalan. Menekankan masalah pencegahan kegagalan. Minimalkan akhir perubahan dan biaya terkait maintenance. kemungkinan kegagalan yang sama di masa depan. dampak kerugian perusahaan. kemungkinan produk cacat dalam produksi. 3. Metodologi 3.1. Tahap Identifikasi Permasalahan Pada tahap ini, peneliti akan melakukan identifikasi dan perumusan masalah yang terjadi pada objek penelitian dan kemudian merumuskan tujuan yang ingin dicapai pada akhir penelitian. Hal ini tentu juga didukung dengan melakukan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan akan terdiri sebagai berikut : 3.1.1. Identifikasi Permasalahan Pada langkah ini dilakukan proses identifikasi atas permasalahan pada mesin kritis yang menyebabkan terjadinya berhenti giling. Seiring dengan meningkatnya proses berhenti giling, jam berhenti pada pabrik juga makin tinggi. Dan sebaliknya tingkat berhenti giling yang rendah dapat mengurangi jam berhenti pada pabrik.pada kenyataan dilapangan besarnya jam berhenti di PG. Watoe Toelis dari tahun ke tahun selalu meningkat sehingga target RKAP yang telah ditetapkan sebelumnya sulit tercapai. Untuk itu permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara merumuskanstrategimaintenance sehingga dapat mengurangi terjadinya berhenti giling yang akhirnya akan mengakibatkan RKAP dapat terpenuhi. 3.1.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Perumusan masalah dari penelitian ini adalahbagaimana memodelkan sistem PG. 5

Watoe Toelis pada Software Raptor 4.0s sehingga dapat dihitung nilai reliability dan ditentukan komponen kritisnya. Nilai reliability yang rendah dipengaruhi oleh tingginya nilai failure dan demikian pula sebaliknya nilai reliability yang tinggi akan dipengaruhi oleh nilai failure yang rendah. Untuk itu penelitian ini berusaha untuk mengurangi nilai failure tersebut dengan melihat kembali failure mode yang tidak terencana dengan metode Mode and Effect Analysis (FMEA). Setiap failure mode yang ada seharusnya memiliki strategi maintenance. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan strategi maintenance yang efisien untuk meningkatkan reliability PG. Watoe Toelis. 3.1.3 Studi Literatur Metode ini dilakukan dengan melakukan studi literatur dari buku-buku referensi maupun data dari perusahaan PTPN X PG.Watoe Toelis serta dari dunia akademis. Pada tahap ini dicoba didapatkan literatur dan data-data yang diperlukan untuk pemecahan permasalahan yang sudah dirumuskan di awal. 3.1.4Obeservasi dan Analisa Kondisi Objek Penelitian. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atas kondisi pada objek penelitian dengan lebih mendalam melalui analisa pada kondisi riil yang terdapat pada objek penelitian. 3.2Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Datadata yang diperlukan pada penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data sekunder, melakukan brainstorming dan wawancara dengan pihak yang terkait dalam objek penelitian. Data-data yang terkumpul kemudian diolah sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Untuk langkah-langkah pada tahap ini akan dijelaskan lebih detail sabagai berikut : 3.2.1 Pengumpulan Data. Pengumpulan data ini dilakukan agar penulis dapat mengamati secara langsung proses kerja dari setiap stasiun-stasiun pabrik gula yang dipergunakan di lapangan. Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan reliability kerja mesin pada stasiun-stasiun pada saat masa giling tebu. Tinjauan lapangan yang telah dilakukan pada PTP Nusantara X PG. Watoe Toelis, Sidoarjo.Peninjauan dilakukan pada tanggal 1 juli 31 Agustus 2010, dimana dengan dilakukan kegiatan ini penulis dapat mengetahui serta mengerti kerja mesin pada stasiun-stasiun pada saat masa giling tebu. Data data lapangan yang diperoleh dipergunakan sebagai inputdata pada penyusunan tugas akhir ini. 3.2.2 Pengolahan Data Dengan diperoleh data-data yang diperlukan selanjutnya data tersebut akan diproses dengan beberapa tool yang digunakan selama penelitian antara lain adalah penggunaan blok diagram untuk menggambarkan bagaimana kondisi sebenarnya sistem yang dijadikan objek amatan. Software yang digunakan untuk mensimulasikan data-data tersebut adalah Software Weibull dan Software Raptor yang digunakan untuk mendapatkan nilai reliability. 3.2.3 Pembuatan Model Simulasi Bersamaan dengan tahap pengolahan data ini, juga dilakukan pembuatan model simulasi yang akan digunakan. Pada tahap ini sangat terkait dengan tahap sebelumnya yakni pengolahan data karena pada pembuatan model simulasi ini didasarkan pada data-data yang diperoleh selama penelitian dan merupakan representasi dari kondisi yang sedang diamati. 3.2.4Verifikasi dan Validasi Proses verifikasi ini dilakukan bersamaan dengan proses running awal model simulasi untuk memastikan bahwa model yang dibuat dapat berjalan atau tidak terjadi error. Proses selanjutnya adalah validasi model yang digunakan untuk meninjau seberapa besar tingkat kepercayaan yang bisa diberikan terhadap model simulasi yang dibuat. 3.2.5 Running Model Simulasi. Running awal ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dibuat sudah sesuai dengan proses yang terjadi pada kondisi nyata objek yang diamati. Dalam melakukan running awal ini juga di-input-kan data-data waktu proses. 3.2.6Penggunaan Model Simulasi untuk Menentukan Nilai Reliability. Setelah model dijalankan maka secara otomatis model akan memberikan output berupa nilai reliability dari sistem yang dimodelkan tersebut. Nilai reliability ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategi maintenancenya. 6

3.2.7Analisa Strategi Maintenance pada Model. Setelah mengetahui nilai reliability mesin pada model PG. Watoe Toelis maka dilakukan strategi maintenance untuk dapat meningkatkan nilai reliability proses produksi gilingan PG. Watoe Toelis yang ada. Strategi maintenance ini akan dilakukan dengan prosedur Mode and Effect Analysis (FMEA) yang bertujuan untuk menganalisis potensi kegagalan dengan menggunakan data tingkat keparahan (severity) dan data kegagalan periode sebelumnya. FMEA dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan sehingga dapat dicari solusi yang tepat dalam meminimalkan biaya dan waktu. Pada kasus strategi maintenance PG.Watoe Toelis ini, prosedur FMEA tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena data yang dimiliki oleh PG.Watoe Toelis tidak mengandung data tingkat keparahan. Untuk mengatasi hal tersebut maka akan digunakan data historical kerusakan pada mesin-mesin kritisyang dapat digunakan untuk menentukan tingkat keparahan dari suatu komponen pada PG. Watoe Toelis. Sehingga akhirnya dapat ditentukan strategi maintenance yang tepat. Bila komponen memiliki nilai reliability yang rendah, maka Preventive Maintenance dan Predictive Maintenanceperlu lebih diperhatikan agar nilai reliability dapat meningkat. Sehingga pada akhirnya produksi gula akan meningkat seiring dengan peningkatan nilai reliability pada tiap stasiun pabrik gula. 3.3 Tahap Analisa dan Kesimpulan. Tahap ini merupakan mengolah hasil pengolahan data sesuai dengan teori-teori yang terdapat dibuku maupun aplikasinya didalam penelitian ini. 3.3.1 Analisa dan Interpretasi. Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada pengolahan data akan dianalisis lebih lanjut dengan mengacu pada teori-teori yang ada sebelumnya sehingga dapat diambil kesimpulan pada akhir penelitian. 3.3.2 Kesimpulan dan Saran. Tahap ini dilakukan setelah tahap analisa dan interpretasi. Selanjutnya dari kesimpulan tersebut dapat diberikan usulan kepada pihak PG.Watoe Toelis dalam mengenai nsi dari stasiun-stasiun produksi yang dimiliki PG.Watoe Toelis, dimana hal ini terceminkan melalui nilai reliability yang dihasilkan pada penelitian ini. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil simulasi Software Raptor 4.0s Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil simulasi menggunakan Software Raptor 4.0s selama 4 tahun. Reliability block diagram sistem pada PG. Watoe Toelis dapat dilihat pada lampiran B. Hasil darisoftware Raptor 4.0s menunjukkan nilai Availability, MTBDE, MDT, MTBM, MRT dari tiap sistem yang diamati pertahun dan juga pada Software Raptor 4.0s dapat diketahui mesin atau komponen yang kritis pada PG. Watoe Toelis. Adapun hasil simulasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Hasil simulasi pada tahun 2007 Gambar 4.1 Hasil Simulasi Intalasi PG. Watoe Toelis pada tahun 2007 Dari hasil diatas didapatkan nilai Availability sebesar 95,97%, Mean Time Between Down Event sebesar 2741,0595, Mean Down Time sebesar 114,914, Mean Time Between Maintanance sebesar 91,504, Mean Repair Time sebesar 89,32, dan jumlah kerusakan sebanyak 113 kali. Hasil simulasi pada tahun 2008 Gambar 4.2 Hasil Simulasi Intalasi PG. Watoe Toelis pada tahun 2008 Dari hasil diatas didapatkan nilai Availability sebesar 98,12%, Mean Time Between Down Event sebesar 11474,471, 7

Mean Down Time sebesar 220,075, Mean Time Between Maintanance sebesar 7424,657, Mean Repair Time sebesar 182,085, dan jumlah kerusakan sebanyak 22 kali. Hasil simulasi pada tahun 2009 Gambar 4.3 Hasil Simulasi Intalasi PG. Watoe Toelis pada tahun 2009 Dari hasil diatas didapatkan nilai Availabilitysebesar 97,75%, Mean Time Between Down Event sebesar 8625,329, Mean Down Time sebesar 198,271, Mean Time Between Maintanance sebesar 4400,678, Mean Repair Time sebesar 122,319, dan jumlah kerusakan sebanyak 25 kali. Hasil simulasi pada tahun 2010 Gambar 4.4 Hasil Simulasi Intalasi PG. Watoe Toelis pada tahun 2010 Dari hasil diatas didapatkan nilai Availabilitysebesar 98,74%, Mean Time Between Down Event sebesar 31443,671, Mean Down Time sebesar 399,66, Mean Time Between Maintanance sebesar 4964,79, Mean Repair Time sebesar 177,156, dan jumlah kerusakan sebanyak 9 kali. Hasil untuk Mode and Effecy Analysis (FMEA) pada gilingan 1, dapat dilihat pada tabel 4.1 4. Konklusi Berdasarkan hasil penelitian tugas akhir yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Nilai reliability untuk penelitian selama 4 tahun proses produksi di PG. Watoe Toelis adalah sebagai berikut. Pada tahun 2007 dengan waktu interval masa giling 322725 menit maka nilai reliability untuk PG. Watoe Toelis sebesar 95,97%. Pada tahun 2008 dengan waktu interval masa giling 257280 menit maka nilai reliability untuk PG. Watoe Toelis sebesar 98,81%. Pada tahun 2009 dengan waktu interval masa giling 220590 menit maka nilai reliability untuk PG. Watoe Toelis sebesar 97,75%. Pada tahun 2010 dengan waktu interval masa giling 286590 menit maka nilai reliability untuk PG. Watoe Toelis sebesar 98,74%. Stasiun kritis pada PG. Watoe Toelis dapat ditentukan dengan cara melihat 3 parameter pada saat running software raptor 4.0s dan kembali melakukan running software raptor 4.0s pada tiap stasiun yang mengalami interval waktu antar kerusakan dan lama perbaikan per tahun dari tahun 2007-2010, sehingga mendapatkan nilai reliability tiap stasiun yang harus ditingkatkan. Stasiun kritis untuk sistem PG. Watoe Toelis adalah stasiun gilingan dan stasiun ketel yang ditentukan dengan Software Raptor 4.0s.Hal ini dibuktikan dengan cara melakukan running kembali per tahun pada stasiun gilingan dan stasiun ketel. Pada stasiun kritis diharapkan untuk penambahan jadwal preventive dan predictive maintenance, khususnya pada stasiun gilingan dan stasiun ketel. Daftar Pustaka Jardine AKS. Maintenance, replacement and reliability. Ontario,Canada: Preney Print and Litho Inc.; 1998. O Connor PDT. Practical reliability engineering. 3rd ed. England:Wiley; 1991. Billinton R, Allan RN. Reliability evaluation of engineering systems:concepts and techniques. Boston: Pitman Books Limited; 1983. Ross SM. Applied probability models with optimisation applications.san Francisco: Holden Day; 1970. Kumar S, Chattopadhyay G, Kumar U, Kumar K. Application of design changes for improvement of system reliability a case study.comadem-2005. Cranfield, UK. 2005. August September. p. 83 92. 8

FMEA 1 Project PTP Nusantara X PG.Watoe Toelis (Persero) System Gilingan Subsystem Gilingan 1 Probability Interval 4 Years Reliability Function hasil kuantitas nira encer kualitas nira encer kualitas ampas tebu untuk pembakaran Ketel Gerak dari gilingan akan tidak bisa optimal Hasil nira dari gilingan kurang maksimal Distribusi ampas tebu akan terganggu Part Roll Mesin Uap Intermedi ate Carrier (IMC) Mode dan korosi Korosi Kebocoran dan clearance dan clearance Korosi Korosi Cause dan momen torsi dan non balance Non balance Momen bending Tabel 4.1 Analisa FMEA pada Gilingan 1 Maintainable Target Item Effect Operation Rantai transmisi Pasak Saluran Ring Piston dan roll klap Silinder Piston dan klap input output Batang torak dan poros utama V-belt motor penggerak Block petal poros Historical Action Required / Remarks Non stop 16 Visual Ultrasonic noise Detection Vibration Non stop 15 Vibration Non Destructive Test (NDT) MPI (Magnetic Particel ) Non stop 4 Non Destructive Test (NDT) Existing Maintenance Strategy rantai penggerak dan rantai transmisi Perbaikan pasak poros saluran pelumas ring piston dan roll klap clearance silinder piston Menghaluskan klap input dan output uap batang torak dan poros utama V- belt motor penggerak block petal poros penggerak MPI (Magnetic Particel ) 9

Function Distribusi bahan baku terganggu akan terganggu Gilingan 1 akan bekerja overload Banyak kegagalan pada gilingan 1 Gilingan 1 akan bekerja overload Banyak kegagalan pada gilingan 1 Distribusi bahan baku tebu akan terganggu Part Cane Carrier Mode Korosi,abra si dan keausan dan clearance Korosi Cause dan non balance Unigrator Cane Cutter Meja Tebu Clearance Korosi dan keausan dan korosi dan clearance dan korosi Non balance dan vibrasi berlebihan Maintainable Item Rantai dan pen, cakar IMC Pen dan roll rantai, roda gigi gear box Plat carrier, Poros penggerak dan penghantar cane carrier Holder dan hammer tip Rotor Effect Pelumasan Gear box Non balance Petal turbin penggerak, poros turbin dan rotor unigrator mata pisau dan hammer, slot carrier Rotor dan disc cane cutter Rantai kopel meja tebu Target Operation Historical Action Required / Remarks Non stop 6 Vibration Non Destructive Test (NDT) MPI (Magnetic Particel ) Non stop 17 Vibration Vibration Vibration Non Destructive Test (NDT) MPI (Magnetic Particel ) Existing Maintenance Strategy rantai dan pen cakar IMC pen dan roll rantai roda gigi gear box plat carrier poros penggerak holder dan hammer tip,hard facing Balancing rotor oli gear box oli coller turbin dan HSR petal turbin penggerak mata pisau dan hammer,hard facing Non stop 2 slot carrier Vibration Balancing rotor sambungan disc cane cutter Non stop 3 rantai meja tebu NDT kopel meja tebu 10