HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN Yuni Retnowati 1, Nurul Muslimah 2 1. FakultasIlmuKesehatan, Universitas Borneo Tarakan Email : retnowati.yuni@yahoo.co.id ABSTRAK Paritas merupkan wanita yang pernah melahirkan satu keturunan atau lebih yang mampu hidup tanpa memandang apakah anak tersebut hidup pada saat lahir.faktor yang mempengaruhi pariras yaitu faktor pendidikan, pekerjaan, keadaan ekonomi, latar belakang budaya, dan pengetahuan.tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pendapatan yang berhubungan dengan jumlah persalinan di wilayah Puskesmas Mamburungan Kota Tarakan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah data sampel 67 menggunakan metode total sampling. Analisa data menggunakan univariat, bivariat, dan chi-square, dengan menggunakan SPSS for windows versi 22,0. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan chi-square test tingkat pendapatan berhubungan dengan jumlah persalinan, hasil uji chi-squaretest menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan dengan nilai p = 0,029 < 0,05 sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan Kota Tarakan sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan Ibu yang memiliki peningkatan persalinan > 4 kali terbanyak yaitu berada pada tingkat pendapatan rendah Kata Kunci: Jumlah Persalinan,tingkat Pendapatan. 42

PENDAHULUAN Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia penyebab kematian ibu pada tahun 2012 berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 adalah perdarahan (30,1%), hipertensi (26,9%),infeksi (5,6%), partus lama (1,8%), abortus(1,6%) dan faktor lain (34,5 %) (kemenkes, 2014).Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan postpartum adalah; grandemultipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun dan persalinan yang dilakukan dengan tindakan: pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa dan persalinan dengan narkosa (Manuaba,1998).Selain itu, ada juga penyebab lain yang bisa menimbulkan kematian pada ibu hamil, yaitu adanya 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak) (Sudarma, 2008). Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada grandemultipara yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Sumapraja, 2005). Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi merupakan resiko tinggi pada kehamilan. Menurut Hebert Hutabarat, membagi faktor kehamilan dengan resiko tinggi salah satunya berdasarkan: komplikasi obstetrik (usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun), paritas (primigravida tua primer atau sekunder, grandemultipara). Menurut J.S. Lesinski faktor risiko yang bekerja saat persalinan yaitu sebagai akibat mekanis dalam hubungan 3P (disproporsi sefalopelvik, kelainan letak: sungsang atau lintang, malpresentasi, ketuban pecah dini, distress janin, perdarahan antepartum, grandemultipara) (Manuaba, 2013).Resiko kehamilan seperti varises disebabkan oleh faktor multipara sampai grandemultipara(manuaba,1998). Kehamilan dengan ibu berusia lanjut serta multiparitas merupakan faktor predisposisi dari plasenta previa yang merupakan resiko pada persalinan (Kemenkes, 2013). Paritas atau jumlah persalinan adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm dan banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita(manuaba,1998).peningkatan paritas dapat meningkatkan resiko timbulnya permasalahan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Tiran, 2006).Faktor-faktor yang mempengaruhi paritas salah satunya yaitu kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup (Friedman, 2004).Namun, di negara-negara miskin yang kurang mampu dalam memberikan pelayanan dan infrastruktur pada jumlah penduduk yang meningkat ternyata memiliki fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk yang terbesar. Diproyeksikan bahwa 95% peningkatan populasi yang diantisipasi akan berlangsung di daerah-daerah yang miskin (Chapman, 2008). 43

Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan.keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakitpenyakit tertentu(chapman, 2008). Penelitian ini memiliki rumusan masalah; Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan?sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan dilanjutkan dengan menggunakan data sekunder dan menggunakan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang persalinan yang ada di Wilayah Puskesmas Mamburungan.Besar sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 67 orang dengan tekhnik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah checklist serta wawancara langsung dengan responden. HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pendapatan di Wilayah Puskesmas Mamburungan Tingkat Pendapatan Frekuensi Responden (n) Presentase (%) Tinggi 3 4,5% Sedang 12 17,9% Rendah 52 77,6% Total 67 100% Tabel 1 menunjukkan dari 67 ibu yang persalinan yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 4,5% atau sebanyak 3 orang dan 67 ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang memiliki tingkat pendapatan sedang sebanyak 17,9% atau sebanyak 12 orang serta dari 67 ibu yang persalinan yang memiliki tingkat pendapatan rendah sebanyak 77,6% atau sebanyak 52 orang. Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Mamburungan Tingkat Pekerjaan Frekuensi Responden (n) Presentase (%) IRT 61 91% Wiraswasta 2 3% Swasta 4 6% Total 67 100% 44

Tabel 2 menunjukkan dari 67 ibu yang persalinan yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 91% atau sebanyak 61 orang dan 67 ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 3% atau sebanyak 2 orang serta dari 67 ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang bekerja Swasta sebanyak 6% atau sebanyak 4 orang. Tabel 3.Distribusi frekuensi menurut Jumlah Persalinan Ibu di Wilayah Puskesmas Mamburungan Jumlah Persalinan Frekuensi Responden (n) Presentase (%) 4 kali 3 4,5% > 4 kali 64 95,5% Total 67 100% Tabel 3 menunjukkan sebesar 4,5% atau sebanyak 3 orang dari 67 ibu yang persalinan yang pernah melahirkan 4 kali dan sebesar 95,5% atau sebanyak 64 orang dari 67 ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang pernah melahirkan > 4 kali. B. Analisa Bivariat Setelah dilakukan distribusi frekuensi univariat, selanjutnya menggunakan bivariat untuk deskripsi Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Persalinan di Wilayah Puskesmas. Jumlah Persalinan Tabel 4.Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Persalinan Tingkat Pendapatan Keluarga Tinggi Sedang Rendah Total % % % % 4 kali 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100 > 4 kali 2 3,1 11 17,2 51 79,7 64 100 TOTAL 3 4,5 12 17,9 52 77,6 67 100 pvalue 0,029 Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu yang persalinan yang pernah melahirkan 4 kali yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 1 orang (33,3%) dan yang memiliki tingkat pendapatan sedang sebanyak 1 orang (33,%) serta yang memiliki tingkat pendapatan rendah sebanyak 1 orang (33,3%). Jumlah ibu yang 45

persalinan yang pernah melahirkan > 4 kali yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 2 orang (3,1%) dan yang memiliki tingkat pendapatan sedang sebanyak 11 orang (17,2%) serta yang memiliki tingkat pendapatan rendah sebanyak 52 orang (77,6%). Perhitungan mencari nilai X 2 dengan program statistik menghasilkan nilai X 2 hitung sebesar 7.051 dan X 2 tabel dihitung dengan rumus df = (k- 1)(b-1) dan didapat nilai X 2 tabel adalah 4,605 dengan derajat kepercayaan 10%. Hal ini berarti bahwa X 2 hitung > X 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak dapat dengan membandingkan antara X2 hitung dengan X2 tabel. Dalam penelitian ini didapat bahwa X2 hitung > X2 tabel dan nilai p value 0,029 yang berarti p< 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan. PEMBAHASAN A. Tingkat Pendapatan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Mamburungan Tarakan, didapatkan hasil bahwa tingkat pendapatan ibu yang persalinan berada pada kategori tingkat pendapatan rendah. Hal tersebut terlihat pada tabel 1 bahwa responden yang memiliki kategori tingkat pendapatan tinggi sebanyak 3 orang(4,5%) dan responden yang memiliki kategori tingkat pendapatan sedang sebanyak 12 orang (17,9%) serta kategori tingkat pendapatan rendah sebanyak 52 orang (77,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiana Dwi Susanti Aisyan, Dkk (2010) dengan judul Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Kematian Perinatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit Ii Sampit Kalimantan Tengah, yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sosial ekonomi keluarga dengan kematian bayi perinatal (Miftakhul, 2004). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ni mah Said, Dkk (2015) dengan judul Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kecemasan Ibu Primigravida di Puskesmas Tuminting yang menunjukkan ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kecemasan ibu primigravida di Puskesmas Tuminting (Said Ni mah, 2015). Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan.keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli.kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan 46

untuk terserang penyakit-penyakit tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, penyakit kekurangan vitamin seperti Xeropthalmia, Scorbut dan Beri-beri (Kemenkes, 2011). B. Jumlah Persalinan Pada penelitian ini jumlah ibu yang persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan berdasarkan tabel 4 didapatkan jumlah persalinan ibu yang pernah melahirkan sebanyak 4 kali sebanyak 64 orang (95,5%) dan jumlah ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang pernah melahirkan > 4 kali sebanyak 3 orang (4,5%). Paritas atau jumlah persalinan adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm dan banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (Manuaba, 1998). Peningkatan paritas dapat meningkatkan resiko timbulnya permasalahan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Tiran, 2006). Paritas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, pekerjaan, keadaan ekonomi, latar belakang budaya dan pengetahuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi paritas adalah keadaan ekonomi keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup (Friedman, 2004). Faktor pendidikan ibu yang persalinan di wilayah puskesmas mamburungan berdasarkan tabel 2 yaitu pendidikan yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang tamat SD sebanyak 21 orang (31,3%), ibu yang persalinan yang tamat SMP sebanyak 30 orang (44,8%) dan ibu yang persalinan yang tamat SMA sebanyak 15 orang (22,4%) serta ibu yang persalinan yang tamat perguruan tinggi sebanyak 1 orang (1,5%). Tingkat pendidikan terbanyak dari ibu yang persalinan yaitu tamat SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebanyak 30 orang dan responden terendah yaitu tamat Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang. Faktor pekerjaan ibu yang persalinan di wilayah puskesmas mamburungan berdasarkan tabel 2 yaitu ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang bekerja sebagai ibu rumah rangga sebanyak 61 orang (91%) dan ibu yang memiliki 47

peningkatan jumlah persalinan yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 2 orang (3%) serta ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang bekerja sebagai swasta sebanyak 4 orang (6%). Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. C. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan. Sebagian besar ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan memiliki tingkat pendapatan rendah yaitu sebanyak 52 orang (77,6%). Adanya hubungan antara kedua variabel ditunjukkan dari hasil perhitungan Chi-Squarenilai p value 0,029 yang berarti p<0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan. Melihat adanya hubungan tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu yang persalinan yang pernah melahirkan 4 kali memiliki tingkat pendapatan yang bervariasi yaitu berada pada tingkat pendapatan tinggi, sedang dan rendah, sedangkan ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan yang pernah melahirkan > 4 kali memiliki tingkat pendapatan rendah yang berarti bahwa walaupun tingkat pendapatan keluarga rendah ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan pernah melahirkan hingga > 4 kali. Semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin banyak pula jumlah riwayat melahirkan, teori tersebut tidak sesuai dengan penelitian diatas dikarenakan ibu yang memiliki peningkatan jumlah persalinan hingga > 4 kali ternyata memiliki tingkat pendapatan rendah. Hal ini juga tidak sesuai dengan pernyataan Friedman (2004) bahwa kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup (kemenkes, 2011). Peningkatan paritas dapat meningkatkan resiko timbulnya permasalahan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Chapman, 2008). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ririn Miftakul U. (2004), dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Paritas pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan paritas ibu di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Hal ini karena tingkat pendapatan di Kabupaten Sidoarjo sebagian besar adalah pendapatan diatas rata-rata.walaupun pendapatan diatas rata-rata tetapi responden lebih 48

memilih untuk memiliki anak >2. Tetapi ada faktor lain yang menyebabkan tinggi rendahnya paritas ibu yakni faktor pandangan ibu yang berbeda-beda tentang paritas. Hal itu yang menyebabkan tidak berpengaruhnya tingkat pendapatan keluarga terhadap paritas ibu (Miftakul, 2004). KESIMPULAN 1. Tingkat pendapatan ibu yang memiliki peningkatan paritas di Wilayah Puskesmas Mamburungan bervariasi berdasarkan jumlah persalinan yang ibu alami baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Ibu yang memiliki peningkatan persalinan yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 3 orang (4,5%) dan ibu yang memiliki peningkatan persalinan yang memiliki tingkat pendapatan sedang sebanyak 12 orang (17,9%) serta ibu yang memiliki peningkatan persalinan yang memiliki tingkat pendapatan rendah sebanyak 52 orang (77,6%). 2. Jumlah ibu yang memiliki peningkatan persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan yang pernah melahirkan 4 kali sebanyak 3 orang (4,5%) dan ibu yang pernah melahirkan > 4 kali sebanyak 64 orang (95,5%). 3. Dari hasil pengujian Chi-Square, didapatkan nilai p value 0,029 yang berarti p< 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan. Peningkatan paritas dapat meningkatkan resiko timbulnya permasalahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.kehamilan membutuhkan anggaran khusus seperti biaya ANC, makanan bergizi untuk ibu dan janin, pakaian hamil, biaya persalinan dan kebutuhan bayi setelah lahir sehingga tingkat pendapatan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap jumlah persalinan. REFERENSI Aisyan Septiana Dwi Susanti, Dkk. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Kematian Perinatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit Ii Sampit Kalimantan Tengah 2010: 36. Chapman R, Audrey, dkk. Bumi Yang Terdesak. Indonesia: Mizan Pustaka. 2008: 69. Depkes RI. Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2007. Friedman. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. 2004. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI. 2013: 96. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan 49

Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kemenkes RI. 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan: Infodatin. 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011: 16-19. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 1998: 158, 208 & 295. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. 2013: 241-242. Miftakul Ririn U. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Paritas pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo Surabaya. UNESA: 2004. 46-47. Said Ni mah, Dkk. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kecemasan Ibu Primigravida di Puskesmas Tuminting 2015: 6. Sudarma M. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 2008: 177. Sumapraja S dan Rachimhadhi T. Perdarahan Antepartum dalam: Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005: 36385. Tiran D. Kamus Saku Bidan Edisi 10. Jakarta: EGC. 2006: 192. 50