V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

Hester Basoeki Garden Guest House terletak di desa CihideungUdik - Ciampea, Bogor. Resort desa ini dikenal juga sebagai" Kampoeng Wisata Cinangneng ".

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

LAMPIRAN. 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu konsep wisata yang bertemakan budaya di Indonesia. Seiring


1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman, pelayanan-pelayanan penunjang lainnya tempat rekreasi,

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rumah Kebun. Untuk informasi produk kunjungi website kami: puguhwahyu.wordprees.com atau hubungi:

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

LATAR BELAKANG MASALAH

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

- the Place for fun vacations -

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

PENGEMBANGAN DESA WISATA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL - KABUPATEN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam, Inta Sulisdiyanti, FKIP, UMP, 2017

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO. kebutuhan para wisatawan selama mereka berwisata. Ketika wisatawan memiliki

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota Bogor ke arah barat dan berjarak 70 km dari arah Jakarta. Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng mempunyai luas 7.000 m 2 dan berada di kaki gunung Salak yang dialiri sungai Cinangneng yang merupakan anak sungai Cisadane. Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng berada pada ketinggian 600-900 meter dari permukaan laut dengan suhu rata-rata sebesar 23,4 o C menjadikannya sebagai lokasi yang nyaman dengan udara yang sejuk. 5.2. Sejarah Perusahaan Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng merupakan suatu usaha keluarga yang didirikan oleh Hester Basoeki. Terbentuknya TRKWC bermula pada tahun 1992 Hester Basoeki mencoba menjadikan rumahnya di daerah Cipete, Jakarta Selatan sebagai guest house atau penginapan. Keputusannya tersebut ternyata direspon positif dengan banyaknya tamu yang menginap. Para tamu juga terkesan dengan penataan taman guest house yang dianggap menarik, sehingga penginapannya tersebut diberi nama HB (Hester Basoeki) Garden Guest House. Seiring dengan jumlah tamu yang semakin banyak maka Hester Basoeki menawarkan pondok peristirahatannya yang berada di Kabupaten Bogor. Pondok tersebut dibangun pada tahun 1994 di atas tanah seluas 4.000 m 2. Pada awalnya hanya dibangun satu rumah dengan dua kamar yang diberi nama Balai Kampung. Rumah atau pondok peristirahatan tersebut mulai dikomersialkan ketika Hester bekerja sebagai pemandu wisata. Beliau menawarkan pondok peristirahatan yang berada di Kampung Cinangneng tersebut kepada wisatawan asal Belanda. Para wisatawan tersebut ternyata tertarik dan menikmati suasana pedesaan serta keasrian alam Kampung Cinangneng. Hester juga menawarkan kegiatan jalan-jalan ke pelosok kampung serta mengajarkan cara bercocok tanam padi yang dibantu oleh petani setempat. Ternyata respon para wisatawan sangat baik, sejak saat itu mulai dipikirkan untuk mengembangkan paket wisata yang terdiri dari wisata agro dan wisata budaya. 58

Kepuasan wisatawan asing yang telah berkunjung memberikan dampak positif bagi Hester karena mereka turut mempromosikan dan menceritakan pengalaman menarik mereka kepada orang lain. Permintaan kamar oleh wisatawan asing pun kian meningkat, sehingga jumlah ruang kamar ditambah menjadi 10 buah kamar hingga saat ini. Ketertarikan wisatawan asing disebabkan oleh suasana pedesaan yang tenang, asri, sejuk, adanya aliran sungai dan hamparan sawah yang luas serta kesederhanaan masyarakat setempat. Keberadaan HB Garden Guest House Bogor atau saat itu sudah lebih dikenal dengan nama Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) mendapat perhatian serius dari Kementerian Pariwisata Seni dan Budaya, hal ini dikarenakan dilibatkannya masyarakat sekitar dalam pengembangan kepariwisataan. Pada tahun 1998, KWC mendapat kehormatan melalui kunjungan Menteri Pariwisata yaitu Marzuki Usman. Kunjungan yang dilakukan Marzuki Usman merupakan kunjungan dalam rangka kekaguman akan keberadaan lingkungan dan peran serta masyarakat dalam memperkenalkan budaya dan pertanian kepada pengunjung sehingga Marzuki Usman menjuluki KWC sebagai Pariwisata Inti Rakyat (PIR). Saat itu pula, karena melihat antusiasme dan respon masyarakat dalam peran sertanya pada kegiatan wisata KWC, maka Marzuki Usman memberikan bantuan berupa seperangkat alat musik gamelan dan membangun rumah tinggal di Kampung Kondang. Adanya kunjungan sekaligus sebagai ajang promosi langsung yang dilakukan Menteri Pariwisata maka keberadaan KWC semakin dikenal. Semakin banyak stasiun televisi dan media cetak yang melakukan liputan terkait KWC. Selain itu Hester Basoeki selaku pemilik dan pengelola sering diundang untuk menghadiri acara-acara seminar diskusi yang dilakukan instansi seperti sekolah dan pemerintahan. Memasuki tahun 2000, kegiatan-kegiatan wisata yang ditawarkan semakin beragam dan dikemas dalam paket program poelang kampoeng. Hal ini mulai diminati oleh wisatawan domestik. HB Garden Guest House kemudian melakukan perluasan lahan menjadi 7000 m 2 dan memiliki 10 ruang kamar serta beberapa aula. Pada bulan September tahun 2010, atas instruksi Pemerintah Kabupaten Bogor, nama KWC diubah menjadi Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng (TRKWC). Peubahan nama tersebut bertujuan agar TRKWC 59

semakin dikenal dan dapat bersaing dengan objek wisata lainnya di seluruh Indonesia, karena TRKWC telah terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata seluruh Indonesia. Sampai dengan saat ini sudah terdapat lima paket wisata dengan kegiatan-kegiatan wisata yang semakin beragam. Rincian paket wisata serta kegiatannya dapat dilihat pada Lampiran 2. Hester Basoeki selaku pimpinan HB Garden Guest House akan selalu meningkatkan kualitas fasilitas serta penambahan variasi kegiatan-kegiatan wisata yang ditawarkan selama tidak keluar dari prinsip TRKWC yaitu konsep pedesaan, kebudayaan, dan kembali ke alam. Beliau juga lebih memilih peningkatan kualitas pada penginapan dibandingkan dengan penambahan jumlah penginapan atau ruang kamar. Menurut Hester penambahan ruang kamar akan membuat lingkungan TRKWC menjadi tambah ramai dan suasana menjadi tidak nyaman yang akhirnya dapat menurunkan kepuasan pengunjung. 5.3. Visi dan Misi Perusahaan Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng yang didirikan oleh Hester Basoeki memiliki visi yaitu menjadikan Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai pusat kebudayaan Jawa Barat serta ikut melibatkan masyarakat dalam mengembangkan Kampoeng Wisata. Adapun misi Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng antara lain : 1) Memperkenalkan kondisi pedesaan dalam kegiatan bertani sampai pada proses pengolahan dan jenis tanaman yang ada 2) Mendukung pelestarian kebudayaan daerah 3) Menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat sebagai upaya dari pengembangan Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng 4) Menjadikan setiap tamu yang datang merasakan kepuasan dengan kunjungannya ke Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng 5) Penduduk dan wisatawan yang datang mendapatkan keuntungan baik dari segi pengetahuan (educative), pengalaman daerah, khususnya Jawa Barat 5.4. Paket Wisata yang Ditawarkan Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan kegiatankegiatan wisata edukatif yang menggabungkan wisata agro dan wisata budaya. 60

Kegiatan-kegiatan wisata yang ditawarkan dapat dinikmati dan dilakukan oleh berbagai kalangan dan usia pengunjung. Kegiatan-kegiatan wisata tersebut dikemas ke dalam lima paket wisata yang berbeda, antara lain : 1) Paket A (Menginap) Pada paket ini pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 440.000 per kamar per malam yang dapat dihuni oleh dua orang. Fasilitas yang diperoleh oleh pengunjung yaitu minuman tradisional pada waktu kedatangan, sarapan pagi, makan siang, makanan ringan pada sore hari, dan makan malam, dengan hidangan-hidangan bernuansa khas Sunda. Pengunjung juga disuguhi tarian tradisional dan tidak ketinggalan kegiatan tour kampoeng yaitu melihat dari dekat keunikan kehidupan masyarakat kampung yang juga terlibat langsung dalam kegiatan pertanian. Bagi rombongan dalam jumlah banyak yang mengisi seluruh kamar biasanya HB Garden akan memberikan potongan harga. Fasilitas lain yang bisa dinikmati pengunjung pada paket ini yaitu fasilitas kolam renang. 2) Paket B (Menginap dan Ronda Kampoeng) Pengunjung yang ingin mengambil paket ini dikenakan biaya sebesar Rp 550.000 per kamar per malam. Pada paket ini pengunjung dapat menginap satu malam dengan fasilitas minuman di saat kedatangan, sarapan pagi, makan siang, makanan ringan pada sore hari, dan makan malam dengan hidangan khas Sunda, fasilitas kolam renang, serta kegiatan tour kampoeng. Pada paket ini pengunjung akan diikutsertakan dalam kegiatan ronda malam keliling kampung bersama masyarakat setempat. Pengunjung pun akan mendapatkan suguhan jagung bakar dan minuman tradisional. 3) Paket C (Tour Kampoeng) Pada paket ini pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 75.000 per orang. Pada paket ini pengunjung akan diajak tour berkeliling kampung ke Kampung Cinangneng dan Kampung Kondang. Adanya tour ini dapat memperkenalkan kehidupan masyarakat kampung dalam kegiatannya sehari-hari kepada para pengunjung. Fasilitas yang didapatkan pada paket ini antara lain makan siang dan kolam renang. Kegiatan pada paket ini dapat dilakukan jika jumlah pengunjung yang ikut serta minimal berjumlah empat orang. 61

4) Paket D (Program Poelang Kampoeng) Pada paket ini pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 100.000 per orang. Pengunjung akan mendapatkan kegiatan tour keliling kampung, yaitu mengelilingi Kampung Kondang dan Kampung Cinangneng yang terletak di desa Cihideung Udik. Para pengunjung akan dipandu oleh pemandu yang merupakan maryarakat setempat. Pengunjung diperkenalkan dengan jenis-jenis pohon yang ada di pedesaan hingga tanaman-tanaman yang bisa digunakan sebagai obat oleh masyarakat desa. Pengunjung juga akan diajak untuk melihat dari dekat proses pembuatan kerajinan dan proses pembuatan tahu yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Para pengunjung pun diperkenalkan dengan kegiatan pertanian yang biasa dilakukan masyarakat setempat yaitu bercocok tanam padi di sawah. Mereka mempraktekkan langsung proses penancapan padi hingga proses pemanenan padi. Mereka juga diberi kesempatan untuk memandikan kerbau yang telah digunakan dalam membajak sawah. Setelah melakukan tour kampong selama kurang lebih dua jam, pengunjung diajari bermain gamelan dan menyanyikan lagu Sunda. Mereka kemudian diajari menari tarian Sunda yang sebelumnya telah didandani layaknya seorang penari professional. Selanjutnya para pengunjung diajak membuat wayang dari daun singkong, berkreasi dengan huruf dan warna di atas caping, serta belajar membuat makanan dan minuman tradional. Fasilitas yang didapatkan yaitu makan siang, kolam renang, dan asuransi. Kegiatan pada paket ini dapat dilakukan jika jumlah pengunjung yang ikut serta minimal berjumlah 20 orang. 5) Paket E (Renang dan Makan Siang) Pengunjung yang akan mengambil paket ini dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 per orang. Pada paket ini pengunjung mendapatkan fasilitas kolam renang dan makan siang. 5.5. Struktur Organisasi Perusahaan HB Garden Guest House merupakan suatu usaha keluarga. Meskipun usaha keluarga, namun struktur organisasi HB Garden Guest House tidak terlihat sederhana. Struktur organisasi TRKWC terbagi menjadi empat bagian kerja yang mengurusi dan mengelola kegiatan manajerial yang berbeda. Keempat bagian kerja tersebut dikepalai langsung oleh Hester Basoeki selaku pimpinan TRKWC. 62

Pemilik yang sekaligus pimpinan perusahaan menetapkan kebijakan utama dan menjadi supervisor pada setiap aktivitas perusahaan serta bagi keempat bagian kerja. Pimpinan juga bertugas dalam merencanakan konsep dan strategi bisnis perusahaan yang akan diimplementasikan dalam tugas-tugas untuk bidang administrasi dan keuangan; personalia; produksi jasa; maintenance, logistik, dan transportasi. Pimpinan langsung membawahi bagian administrasi dan keuangan, bagian personalia, bagian produksi dan jasa, dan bagian maintenance, transportasi, dan logistik. Bagian administrasi dan keuangan bertugas dalam mengurus kegiatan administrasi perusahaan dan bertindak sebagai bendahara perusahaan. Bagian personalia bertugas dalam melakukan rekrutmen, seleksi, penempatan, dan pelatihan karyawan. Bagian produksi dan jasa bertugas dalam mengelola bisnis perusahaan yaitu bisnis penyewaan kamar, penyewaan mobil, dan penjualan makanan. Bagian maintenance, transportasi, dan logistik bertugas dalam melakukan perawatan terhadap mesin-mesin dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan, menyediakan jasa pengemudi, dan menyiapkan mobil-mobil perusahaan untuk transportasi dan untuk disewakan kepada pengunjung. Pimpinan juga dibantu oleh sekretaris umum dan bagian hubungan masyarakat (humas). Sekretaris umum bertugas dalam melaksanakan tugas kesekretariatan. Bagian humas bertugas dalam mengurus kerjasama perusahaan dengan pihak-pihak di luar perusahaan dan bertindak sebagai customer service. Struktur organisasi HB Garden Guest House dapat dilihat pada Lampiran 3. Jumlah karyawan pada HB Garden Guest House berjumlah 75 orang, sedangkan jumlah karyawan di TRKWC berjumlah 60 orang yang hampir keseluruhannya adalah masyarakat dari daerah setempat. Hal ini dilakukan mengingat masyarakat setempat lebih memahami seluk beluk daerah dan lingkungannya serta cara-cara bertanam yang telah dipahami secara turun temurun. Selain itu, pihak HB Garden Guest House memiliki tujuan untuk memberdayakan dan mensejahterahkan kehidupan masyarakat setempat. Latar belakang pendidikan yang dimiliki karyawan HB Garden Guest House berbeda-beda yaitu mulai dari tamatan SD hingga perguruan tinggi. Jumlah karyawan tetap yang dimiliki hanya berjumlah 30 orang, selebihnya sebanyak 45 orang merupakan tenaga kerja tidak tetap. 63