BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beribu pulau dengan area pesisir yang indah, sehingga sangat berpotensi dalam pengembangan pariwisata bahari. Pariwisata merupakan sektor jasa yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat modern, pariwisata memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lainnya, pariwisata bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk pendapatan daerah karena sektor ini sendiri memiliki nilai tambah yang cukup tinggi, seperti pengaruhnya ke sektor lainnya. Tumpuan daya saing sektor wisata terletak pada sumber daya, sarana pendukung dan pengelolaan yang baik. Perkembangan pariwisata Indonesia sangat potensial untuk menjadi sektor andalan dalam penerimaan devisa negara, selain sektor migas. Badan Pariwisata Dunia atau United Nations World Tourism Organization (UN-WTO) memprediksikan perjalanan wisatawan dunia tahun 2012 akan tumbuh sekitar 3-4%. Peningkatan jumlah wisatawan dunia ini menjadi peluang bagi stakeholder yang bergerak di bidang pariwisata untuk mengoptimalkan promosi, dan pelayanannya. Dalam Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) yang menjadi alat ukur untuk melihat peran pariwisata terhadap perekonomian nasional secara makro. Diketahui bahwa ranking devisa tahun 2010 dari sektor pariwisata menduduki peringkat 4 yaitu 8,4 % dari total penerimaan sekitar US$ 90199 juta. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km serta lebih dari 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km2 sehingga wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia dengan memiliki ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (sea grass beds) (Dahuri, dkk. 1996). Potensi pesisir dan pantai yang dimiliki oleh suatu pulau seperti Pulau Lombok menjadi suatu tantangan dan modal alami untuk meningkatkan pendapatan daerah. Pulau Lombok memiliki pantai dengan pesisir yang indah, 1
termasuk Kabupaten Lombok Tengah yang merupakan kabupaten dengan wilayah bagian selatan pulau lombok yang memiliki banyak potensi sumber daya alam khususnya pesisir pantai sebagai destinasi pariwisata. Pesisir pantai Lombok bagian selatan yang berpasir putih dengan karang pantai yang muncul dipermukaan dan wisata bawah laut yang sangat potensial. Salah satu kawasan pesisir pantai yang menjadi daya tarik adalah kawasan Pantai Kuta yang terletak di daerah selatan pulau Lombok. Keberadaan kawasan Kuta menjadi suatu destinasi alternatif wisata bahari selain pantai Senggigi, Gili, dan wisata pantai lainnya yang sudah terkenal. Kawasan pesisir Pantai Kuta berada di Lombok bagian selatan Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan pesisir Kuta merupakan salah satu kawasan strategis kabupaten, sehingga perkembangan pariwisata di daerah pesisir ini sudah menjadi suatu hal yang potensial bagi perkembangan pariwisata daerah. Peranan dari para pengembang dan pihak terkait khususnya masyarakat menjadi penting untuk mengembangkan kapasitas lokal, hubungan dan persepsi yang terbentuk karena adanya interaksi perkembangan pariwisata. Pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah menjadi sektor andalan yang cepat pertumbuhannya dan memiliki keterkaitan dengan sektor lainnya. Sektor ini akan menjadi point of interest dari tumbuhnya kegiatan perdagangan, akomodasi, rumah makan, layanan wisata lain dan kegiatan hasil aglomerasi dari sektor wisata. Pembangunan dan pengembangan dari aktivitas pariwisata, akan memberi dampak pada berbagai aspek lainnya, seperti aspek spasial, ekonomi, sosial dan budaya. Kawasan Pantai Kuta termasuk dalam kawasan wisata yang sedang berkembang di Kabupaten Lombok Tengah, didukung lokasi kawasan ini yang berdekatan dengan Bandara Internasional Lombok dan jalan lingkar selatan yang aksesnya cukup mudah dari pusat kota. Hal ini menjadikan kawasan Pantai Kuta lebih pesat perkembangannya dibanding pantai lainnya di wilayah selatan pulau Lombok, sehingga kawasan ini menjadi lokasi unggulan bagi pihak investor maupun pengembang. Kawasan Kuta merupakan kawasan wisata yang tumbuh ditengah permukiman organis Desa Kuta, hal ini menjadikan sektor wisata yang 2
mengalami perkembangan akan memberikan pengaruh atau dampak bagi dinamika kehidupan masyarakat sekitar yang berhubungan langsung dan tidak langsung serta dampak fisik bagi kawasan pesisir Kuta. Dalam proses pengembangan kawasan masih terdapat selisih paham masalah pembebasan lahan oleh pihak berkepentingan dengan masyarakat lokal sebagai pemilik. Masalah pembebasan lahan dan aspek keuntungan ekonomi merupakan sedikit dampak secara umum perkembangan aktivitas wisata di Pantai Kuta dari aspek dinamika sosial ekonomi kemasyarakatan. Selain itu perkembangan yang terjadi akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat dan fisik kawasan dilihat dari faktor keruangan yang terbentuk, serta perekonomian yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat akibat adanya interaksi dan kegiatan di sektor wisata. Semua hal tersebut menjadi dasar pentingnya menganalisis perkembangan kawasan dan mengidentifikasi dampak yang terjadi setelah adanya perkembangan kegiatan wisata di kawasan Kuta. 1.2 Perumusan Masalah Pengembangan pariwisata di suatu wilayah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dengan pengelolaan suatu kawasan atau objek wisata sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif dan dapat dioptimalkan dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat dan meminimalkan pengaruh negatifnya. Didalam penelitian ini, pengembangan pariwisata yang berupa layanan untuk kegiatan wisata yang berlokasi di kawasan Pantai Kuta pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan area pantai yang menawarkan keaslian alam dengan keindahan garis pantai dan wisata bawah laut yang masih alami serta ditunjang dengan fasilitas untuk kegiatan dan atraksi wisata. Perkembangan kegiatan sektor wisata yang terjadi di kawasan Kuta menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk investasi lahan maupun usaha jasa pendukung wisata. Namun dalam perjalanan perkembangannya timbul dampak spasial, ekonomi dan sosial yang tidak hanya berpengaruh positif tetapi juga negatif apabila tidak ada langkah antisipatif. 3
Sebagai kawasan wisata pesisir pantai yang sedang berkembang, kawasan pesisir Pantai Kuta harus memiliki kesiapan dalam menghadapi dampak spasial, ekonomi dan sosial. Dalam aspek spasial perkembangan kegiatan pariwisata berdampak pada kondisi spasial seperti guna lahan, kesesuaian lahan, kepemilikan dan bangunan baru yang terbangun, sedangkan pengaruh aspek ekonomi bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk pendapatan daerah karena sektor ini sendiri memiliki nilai tambah yang cukup tinggi diukur dari segi pendapatan masyarakat, produktivitas, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan pajak tetapi juga memiliki dampak negatif seperti ketergantungan terhadap wisata, inflasi dan meningkatkan harga tanah, impor bahan sehingga produk lokal tidak terserap. Dampak aspek sosial diukur dari interaksi atau dinamika kemasyarakatan yang terbentuk karena adanya interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal dan sekitar, pengaruh terhadap budaya dan persepsi dan tanggapan masyarakat. Dapat dianalisis tingkat kesiapan kawasan ini dalam menghadapi tantangan dari perkembangan kegiatan pariwisata yang ada di Pantai Kuta. Intisari dari penjelasan latar belakang dalam penelitian ini adalah perkembangan kegiatan dampak kegiatan wisata pesisir Pantai Kuta terhadap kondisi kawasan dan masyarakat sekitar. Diharapkan setelah melakukan penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitian: Seperti apa dampak kegiatan pariwisata area pesisir Pantai Kuta terhadap kondisi kawasan dan kehidupan masyarakat sekitar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi dan merumuskan dampak perkembangan kegiatan wisata dan kawasan Pantai Kuta serta menganalisis kegiatan terkait sektor wisata yang melibatkan masyarakat sekitar kawasan agar dapat diketahui seperti apa dampak yang terjadi terhadap kehidupan masyarakat lokal dan fisik kawasan. Hasil dari penelitian ini adalah dampak dari perkembangan kegiatan sektor pariwisata terhadap kondisi fisik, sosial, ekonomi kawasan dan masyarakat sekitar. 4
1.4 Manfaat Penelitian Harapannya penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, namun masyarakat luas diharapkan juga mendapat manfaat dari hasil penelitian ini. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Pemerintah Daerah Sebagai referensi dalam menyusun kebijakan yang tepat terkait pembangunan wisata kawasan pesisir di wilayah kepulauan, karena sektor ini potensial dan merupakan andalan bagi pendapatan daerah untuk memicu sektor lainnya. 2. Ilmu Pengetahuan Menjadi referensi dalam upaya peningkatan sektor pariwisata dan antisipasi dampak negatif spasial, ekonomi dan sosial. 3. Peneliti Menjadi referensi yang diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai dampak perkembangan pariwisata dan masalah-masalah yang muncul di lapangan. 1.5 Batasan Penelitian Agar pembahasan penelitian yang dilakukan tidak meluas, maka perlu adanya batasan lingkup penelitian. Adapun batasan tersebut meliputi batasan fokus dan batasan lokus. 1.5.1 Fokus Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu menggali informasi mengenai bagaimana perkembangan kawasan wisata pesisir Pantai Kuta (2006-2013), serta mengkaji dampak-dampak spasial, ekonomi dan sosial yang timbul akibat berkembangnya kegiatan pariwisata di kawasan pesisir Pantai Kuta, Desa Kuta terhadap kondisi kawasan dan masyarakat sekitar. 1.5.2 Lokasi Lokasi dari penelitian ini adalah di kawasan pesisir Pantai Kuta, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. 5
1.6 Keaslian Penelitian Berikut terdapat penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang peneliti lakukan yaitu mengenai perkembangan kawasan yang berdampak pada kawasan tersebut. Penelitian tersebut diantaranya yaitu penelitian Fitri Oknaini pada tahun 2010 yang berjudul Fenomena Sosial dan Spasial Akibat Perkembangan Kampung Kauman menjadi Kawasan Wisata Batik Surakarta dengan fokus fenomena ruang dan sosial karena perkembangan kampung wisata dengan metode deduktif induktif kualitatif, penelitian kedua yaitu Dewa Putu Mustika Wijaya tahun 2007 dengan judul Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat, NTB yang berfokus pada analisis dampak sosial, ekonomi dan budaya, dengan metode deskriptif kuantitatif-kualitatif. Penelitian ketiga yaitu Aripin tahun 2005 berjudul Pengaruh Kegiatan Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Bukit Cinta Rawa Pening Kabupaten Semarang, fokusnya identifikasi kondisi fisik dan masyarakat dengan metode deskriptif kuantitatif-kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan tiga penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki fokus dalam mendeskripsikan perkembangan dan mengidentifikasi dampak kegiatan wisata terhadap aspek spasial, ekonomi dan sosial yang terjadi di kawasan pesisir Pantai Kuta. Lokasinya berada di Lombok Tengah yaitu kawasan wisata yang tumbuh secara organis dan bergabung dengan permukiman masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kualitatif dengan paradigma rasionalistik. Sehingga, penelitian ini layak dilakukan karena berbeda dengan penelitian sebelumnya. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penyusunan hasil penelitian mengenai Dampak Perkembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Kuta Kabupaten Lombok Tengah dalam beberapa bagian. Berikut penjelasan sitematikanya: 6
a. BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I Pendahuluan akan dijelaskan mengenai alasan dan latar belakang dari penelitian yang dapat menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan serta dijelaskan manfaat penelitian, batasan penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian. b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II Tinjauan Pustaka akan dipaparkan mengenai pustaka dan teori yang berkaitan dengan tema penelitian, dan bentuk dari teori konseptual serta kerangka pikir yang menampilkan bagan sudut pandang peneliti melihat objek penelitian. c. BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III Metode Penelitian dijelaskan mengenai paradigma pendekatan yang digunakan dalam penelitian, obyek penelitian, teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperoleh, alat atau instrument penelitian dan teknik analisis yang digunakan. d. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Pada Bab IV Deskripsi Lokasi Penelitian mendeskripsikan kondisi atau gambaran kawasan yang menjadi obyek penelitian. Gambaran yang dijelaskan mengenai kondisi fisik, sosial dan ekonomi masyarakat setempat. e. BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab V Temuan Dan Pembahasan memaparkan identifikasi dampak serta fenomena yang muncul dan analisisnya sebagai suatu temuan lapangan. Dari data dan informasi yang didapat akan dihubungkan dan dikaji menggunakan teori atau pustaka yang telah diperoleh, sehingga dari hasil analisis ditemukan dampak perkembangan kegiatan pariwisata di pesisir Pantai Kuta. f. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab VI Kesimpulan Dan Saran menjelaskan mengenai hasil temuan yang dikritisi dan ditarik dalam bentuk kesimpulan, serta menampilkan 7
saran atau rekomendasi peneliti yang berguna untuk menindaklanjuti penelitian yang telah dilakukan. 8