BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

KEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya, bahwa

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 TANJUNGSARI GUNUNG KIDUL

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

dengan batas batas setiap jarak 10 meter 1) 1 orang tester merangkap pencatat waktu 2) Pengawas merangkap penghitung jarak lari sesuai kebutuhan

Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014 Halaman

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR. Aldiansyah Akbar 1 dan Syahrul 2

EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN Syahrul 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh para pakar dan pendekarnya pencak silat.

I. PENDAHULUAN. Renang merupakan olahraga yang dilakukan di air yang dituntut memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PERSIK KEDIRI TAHUN 2015 (STUDI PADA KELOMPOK UMUR 17 TAHUN)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) dalam berolahraga

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

PROFIL KONDISI FISIK ATLET JUNIOR TAEKWONDO PUSLATKOT KEDIRI TAHUN 2016 DALAM MENGHADAPI PEKAN OLAHRAGA PROVINSI (PORPROV) JAWA TIMUR TAHUN 2017

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

-.: ~ ~" STANDARISASI STATUS KONDISI FISIK ATLET CABOR PERORANGAN KONI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh: Agung Nugroho, A.M.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

Profil Kondisi fisik..(bakhrudin Al Ayubi) 1

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STATUS KONDISI FISIK ATLET PELATCAB PENCAK SILAT KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

TITUS ANDI SEMBIRING.

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

(Wulanda Paulutu, Risna Podungge, Syarif Hidayat)

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta pada tanggal April 2015 jam WIB selesai.

PENELITIAN KELOMPOK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN TIM PENCAK SILAT PPLM DIY PADA KEJUARAAN NASIONAL ANTAR PPLM TAHUN 2012 DI MAKASSAR, SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitian a.i.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Adapun pengambilan data dilaksanakan di hall beladiri dan stadion FIK UNY. Pengambilan data yang dilakukan di hall beladiri meliputi kelentukan, kelincahan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot kaki, kekuatan otot lengan/bahu, dan power tungkai, sedangkan pengambilan data yang dilakukan di stadion atletik meliputi daya tahan aerobik (balke test) dan kecepatan. Subyek penelitian yang digunakan adalah seluruh atlet PUSLATDA POMNAS XIII Pencak Silat DIY sebanyak 20 atlet yang terdiri dari 11 atlet putra dan 9 atlet putri. Subjek secara keseluruhan meliputi atlet kategori tanding dan kategori Tunggal Ganda Regu (TGR). Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 11 September 2013 pada sore hari mulai pukul 15.00 Selesai. Pengambilan data dilaksanakan pada sore hari. B. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga keadaan obyek akan digambarkan sesuai dengan data yang diperoleh. Dari hasil penelitian tentang Penampilan Biomotor Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat, perlu dideskripsikan secara 1

keseluruhan maupun berdasarkan item tes yang digunakan untuk mengukur penampilan biomotor. Macam - macam tes tersebut adalah tes balke, lari 30 m, kelentukan, push up, kekuatan otot punggung, kekuatan otot kaki, kecepatan, kelincahan. 1. TES BALKE Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tes Balke Atlet Putra >61.00 0 Baik Sekali 00,00% 60.90 55.10 0 Baik 00,00% 55.00 49.20 2 Sedang 18,18% 49.10 43.30 6 Kurang 54,55% <43.20 3 Kurang Sekali 27,27% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen daya tahan aerobik atlet putra 00,00% atlet yang memiliki daya tahan baik sekali sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki daya tahan baik yaitu sebanyak 0 atlet, 18,18% atlet memiliki daya tahan sedang sebanyak 2 atlet, 54,55% atlet memiliki daya tahan kurang yaitu sebanyak 5 atlet, 27,27% atlet memiliki daya tahan kurang sekali yaitu sebanyak 3 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang, dengan demikian maka daya tahan aerobik pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori kurang. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Tes Balke Atlet Putri >54.30 0 Baik Sekali 00,00% 54.20 49.30 0 Baik 00,00% 49.20 44.20 1 Sedang 11,11% 44.10 39.20 3 Kurang 33,33% <39.10 5 Kurang Sekali 55,56% 2

Jumlah 9 Jumlah 100,00% Dari tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen daya tahan aerobik atlet putri 00,00% atlet yang memiliki daya tahan baik sekali sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki daya tahan baik sebanyak 0 atlet, 11,11% atlet memiliki daya tahan sedang sebanyak 1 atlet, 33,33% atlet memiliki daya tahan kurang yaitu sebanyak 3 atlet, 55,56% atlet memiliki daya tahan kurang sekali yaitu sebanyak 4 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang sekali, dengan demikian maka daya tahan aerobik pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori kurang sekali. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh : Gambar 2. Histogram Daya Tahan Aerobik Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 2.KELINCAHAN (SIDE STEP) Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kelincahan Atlet Putra >50 0 Baik Sekali 0% 49 46 0 Baik 0% 45 42 6 Sedang 54,55% 41 38 3 Kurang 27,27% <37 2 Kurang Sekali 18,18% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kelincahan atlet putra 00,00% atlet yang memiliki kelincahan baik sekali sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kelincahan baik sebanyak 0 3

atlet, 54,55% atlet memiliki kelincahan sedang sebanyak 6 atlet, 27,27% atlet memiliki kelincahan kurang yaitu sebanyak 3 atlet, dan 18,18% atlet memiliki kelincahan kurang sekali yaitu sebanyak 2 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori sedang, dengan demikian maka kelincahan pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori sedang. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kelincahan Atlet Putri >46 0 Baik Sekali 0% 45 42 0 Baik 0% 41 38 3 Sedang 33,33% 37 33 5 Kurang 55,56% <33 1 Kurang Sekali 11,11% Jumlah 9 Jumlah 100,00% Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kelincahan atlet putri 00,00% atlet yang memiliki kelincahan baik sekali sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kelincahan baik sebanyak 0 atlet, 33,33% atlet memiliki kelincahan sedang sebanyak 3 atlet, 55,56% atlet memiliki kelincahan kurang yaitu sebanyak 5 atlet, dan 11,11% atlet memiliki kelincahan kurang sekali yaitu sebanyak 1 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang, dengan demikian maka kelincahan pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori kurang. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: 4

Gambar 3. Histogram Tes Kelincahan Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 3.TES KECEPATAN (SPRINT 30 M) Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kecepatan Atlet Putra 3.58 3.91 0 Baik Sekali 00,00% 3.92 4.34 5 Baik 45,45% 4.35 4.72 5 Sedang 45,45% 4.73 5.11 0 Kurang 00,00% 5.12 5.50 1 Kurang Sekali 9,10% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kecepatan atlet putra 00,00% atlet yang memiliki kecepatan baik sekali sebanyak 0 atlet, 45,45% atlet memiliki kecepatan baik sebanyak 5 atlet, 45,45% atlet memiliki kecepatan sedang yaitu sebanyak 5 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kecepatan kurang sebanyak 0 atlet dan 9,10% atlet memiliki kecepatan kurang sekali yaitu sebanyak 1 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik dan sedang, dengan demikian maka kecepatan pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori baik dan sedang. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kecepatan Atlet Putri 4.06 4.50 0 Baik Sekali 00,00% 4.51 4.49 0 Baik 00,00% 4.97 5.40 1 Sedang 11,12% 5.41 5.86 4 Kurang 44,44% 5.86 6.30 4 Kurang Sekali 44,44% Jumlah 11 Jumlah 100,00% 5

Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kecepatan atlet putri 00,00% atlet yang memiliki kecepatan baik sekali sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kecepatan baik sebanyak 0 atlet, 11,12% atlet memiliki kecepatan sedang sebanyak 1 atlet, 44,44% atlet memiliki kecepatan kurang yaitu sebanyak 4 atlet, dan 44,44%% atlet memiliki kecepatan kurang sekali yaitu sebanyak 4 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang dan kurang sekali, dengan demikian maka kecepatan pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori kurang sekali. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: Gambar 4. Histogram Tes Kecepatan Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 6

4.TES KELENTUKAN (SIT AND REACH) Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kelentukan Atlet Putra >46 4 Baik Sekali 36,36% 31 45 7 Baik 63,64% 21 30 0 Sedang 00,00% 11 20 0 Kurang 00,00% < 10 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari 15 tabel di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kelentukan atlet putra 36,36% atlet memiliki kelentukan baik sekali sebanyak 4 atlet, 63,64% atlet memiliki kelentukan baik yaitu sebanyak 7 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kelentukan sedang sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kelentukan kurang sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kelentukan kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik, dengan demikian maka kelentukan pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori baik. Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kelentukan Atlet Putri >46 2 Baik Sekali 22,22% 35 45 7 Baik 77,78% 26 34 0 Sedang 00,00% 15 25 0 Kurang 00,00% < 15 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 9 Jumlah 100,00% Dari tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kelentukan atlet putri 22,22% atlet memiliki kelentukan baik sekali 7

sebanyak 2 atlet, 77,78% atlet memiliki kelentukan baik sebanyak 7 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kelentukan sedang sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kelentukan kurang sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kelentukan kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik, dengan demikian maka kelentukan pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori baik. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: Gambar 5. Histogram Tes Kelentukan Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 8

5.TES POWER (STANDING BROAD JUMP) Tabel 17. Distribusi Frekuensi Power Atlet Putra 3.15 2.80 0 Baik Sekali 00,00% 2.79 2.54 3 Baik 27,27% 2.53 2.20 6 Sedang 54,55% 2.19 1.90 2 Kurang 18,18% < 1.90 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen power atlet putra 00,00% atlet yang memiliki power baik sekali sebanyak 0 atlet, 27,27% atlet memiliki power baik sebanyak 3 atlet, 54,55% atlet memiliki power sedang sebanyak 6 atlet, 18,18% atlet yang memiliki power kurang sebanyak 2 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki power kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori sedang, dengan demikian maka power pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori sedang. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Power Atlet Putri 2.97 2.55 0 Baik Sekali 00,00% 2.54 2.25 0 Baik 00,00% 2.24 2.00 4 Sedang 44,44% 1.99 1.60 5 Kurang 55,56% < 1.59 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 9 Jumlah 100,00% Dari tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen power atlet putri 00,00% atlet yang memiliki power baik sekali sebanyak 0 atlet, 00,00% atlet memiliki power baik sebanyak 0 atlet, 44,44% atlet memiliki power 9

sedang sebanyak 4 atlet, 55,56% atlet yang memiliki power kurang sebanyak 5 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki power kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang, dengan demikian maka power pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori kurang. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: Gambar 6. Histogram Tes Power Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 6. TES KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU (PUSH UP) Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan dan Bahu Atlet Putra >70 0 Baik Sekali 00,00% 53 69 5 Baik 45,46% 38 52 3 Sedang 27,27% 19 35 3 Kurang 27,27% < 18 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 11 Jumlah 100,% Dari tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kekuatan otot lengan dan bahu atlet putra 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot lengan dan bahu baik sekali sebanyak 0 atlet, 45,46% atlet memiliki kekuatan otot lengan dan bahu baik sebanyak 5 atlet, 27,27% atlet memiliki kekuatan otot 10

lengan dan bahu sedang sebanyak 3 atlet, 27,27% atlet yang memiliki kekuatan otot lengan dan bahu kurang sebanyak 3 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot lengan dan bahu kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik, dengan demikian maka kekuatan otot lengan dan bahu pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori baik. Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan dan Bahu Atlet Putri >70 0 Baik Sekali 00,00% 52 69 2 Baik 22,22% 34 51 5 Sedang 55,56% 16 33 2 Kurang 22,22% < 15 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 9 Jumlah 100,00% Dari tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kekuatan otot lengan dan bahu atlet putri 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot lengan dan bahu baik sekali sebanyak 0 atlet, 22,22% atlet memiliki kekuatan otot lengan dan bahu baik sebanyak 2 atlet, 55,56% atlet memiliki kekuatan otot lengan dan bahu sedang sebanyak 5 atlet, 22,22% atlet yang memiliki kekuatan otot lengan dan bahu kurang sebanyak 2 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot lengan dan bahu kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori sedang, dengan demikian maka kekuatan otot lengan dan bahu pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori sedang. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: 11

Gambar 7. Histogram Tes Kekuatan Otot Lengan dan Bahu Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 7. TES KEKUATAN OTOT PUNGGUNG Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Punggung Atlet Putra >153 6 Baik Sekali 54,55% 112.5 153 3 Baik 27,27% 76.5 112 2 Sedang 18,18% 52.5 76 0 Kurang 00,00% <52 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari tabel 21 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kekuatan otot punggung atlet putra 54,55% atlet yang memiliki kekuatan otot punggung baik sekali sebanyak 6 atlet, 27,27% atlet memiliki kekuatan otot punggung baik sebanyak 3 atlet, 18,18% atlet memiliki kekuatan otot punggung sedang sebanyak 2 atlet, 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot punggung kurang sebanyak 0 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot punggung kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik sekali, dengan demikian maka kekuatan otot punggung pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori baik sekali. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Punggung Atlet Putri >103,5 3 Baik Sekali 33,33% 78.5 103 3 Baik 33,33% 57.5 78 2 Sedang 22,22% 28.5 57 1 Kurang 11,12% < 28 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 9 Jumlah 100,00% 12

Dari tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kekuatan otot punggung atlet putri 33,33% atlet yang memiliki kekuatan otot punggung baik sekali sebanyak 3 atlet, 33,33% atlet memiliki kekuatan otot punggung baik sebanyak 3 atlet, 22,22% atlet memiliki kekuatan otot punggung sedang sebanyak 2 atlet, 11,12% atlet yang memiliki kekuatan otot punggung kurang sebanyak 1 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot punggung kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik dan baik sekali, dengan demikian maka kekuatan otot punggung pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori baik dan baik sekali. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: Gambar 8. Histogram Tes Kekuatan Otot Punggung Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 8. TES KEKUATAN OTOT KAKI DAN TUNGKAI Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Kaki dan Tungkai Atlet Putra >259.5 1 Baik Sekali 9,09% 187.5 259 1 Baik 9,09% 127.5 187 3 Sedang 27,27% 84.5 127 6 Kurang 54,55% 13

< 84 0 Kurang Sekali 00,00% Jumlah 11 Jumlah 100,00% Dari tabel 23 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kekuatan otot kaki atlet putra 9,09% atlet yang memiliki kekuatan otot kaki baik sekali sebanyak 1 atlet, 9,09% atlet memiliki kekuatan otot kaki baik sebanyak 1 atlet, 27,27% atlet memiliki kekuatan otot kaki sedang sebanyak 3 atlet, 54,55% atlet yang memiliki kekuatan otot kaki kurang sebanyak 6 atlet, dan 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot kaki kurang sekali sebanyak 0 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang, dengan demikian maka kekuatan otot kaki pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putra sebagian besar berkategori kurang. Tabel 24. Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Kaki dan Tungkai Atlet Putri >219.5 0 Baik Sekali 00,00% 171.5 219 1 Baik 11,11% 127.5 171 0 Sedang 00,00% 81.5 127 3 Kurang 33,33% < 81 5 Kurang Sekali 55,56% Jumlah 9 Jumlah 100,00% Dari tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa pada komponen kekuatan otot kaki atlet putri 00,00% atlet yang memiliki kekuatan otot kaki baik sekali sebanyak 0 atlet, 11,11% atlet memiliki kekuatan otot kaki baik sebanyak 1 atlet, 00,00% atlet memiliki kekuatan otot kaki sedang sebanyak 0 atlet, 33,33% atlet yang memiliki kekuatan otot kaki kurang sebanyak 3 atlet, dan 55,56% atlet yang memiliki kekuatan otot kaki 14

kurang sekali sebanyak 5 atlet. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang sekali, dengan demikian maka kekuatan otot kaki pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat Putri sebagian besar berkategori kurang sekali. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: Gambar 9. Histogram Tes Kekuatan Otot Kaki Dan Tungkai Atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak Silat 15

C. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang penampilan biomotor atlet PUSLATDA POMNAS XIII Pencak Silat DIY yang menggunakan tes dan pengukuran biomotor. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan komponen biomotor yang terdapat didalam olahraga pencak silat. Rangkaian dari hasil tes tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini: 1. Pengambilan tes untuk daya tahan aerobik menggunakan Balke test. Dari hasil tes balke atlet putra secara umum dapat dikatakan masukan dalam kategori kurang. Sedangkan hasil tes balke atlet putri masuk dalam kategori kurang sekali. Hal ini bisa dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya adalah kapisitas aerobik. Jika seorang atlet memiliki kemampuan aerobik yang baik maka akan cepat melakukan recovery dengan cepat, sehingga mampu melakukan latihan dengan intensitas yang tinggi. Seperti dalam pencak silat pertandingan yang dilakukan dalam 3 babak, setiap babak atlet melakukan fight selama 2 menit bersih dengan rentang istirahat yang cukup cepat antara 30 detik sampai 1 menit. telah dijelaskan di BAB II bahwa pencak silat menggunakan ketahanan jangka pendek dan menengah akan tetapi ketahanan jangka panjang juga diperlukan. Daya tahan aerobik perlu ditingkatkan minimal masuk dalam kategori sedang. 2. Pengambilan tes untuk kelincahan menggunakan side step. Dari hasil tes kelincahan atlet putra masuk dalam kategori sedang, sedangkan hasil tes kelincahan untuk atlet putri masuk dalam kategori kurang. Padahal kelincahan menjadi faktor penting atlet maka dari itu tingkat kelincahan 16

perlu ditingkatkan lagi. Sebagai gambaran jika seorang atlet memiliki kelincahan yang kurang maka pada saat terjadi serang bela gerakannya telihat berat dan bisa dikatakan kurang luwes. 3. Pengambilan tes untuk kecepatan menggunakan sprint 30 m. Dari hasil tes kecepatan atlet putra masuk dalam kategori baik dan sedang karena memperoleh hasil yang sama, sedangkan hasil tes kecepatan atlet putri masuk dalam ketegori kurang dan kurang sekali karena memperoleh hasil yang sama. Biomotor untuk kecepatan masih jauh dari harapan sehingga perlu melatih lagi kecepatan yang dimiliki apalagi untuk atlet putri yang dirasa masih sangat jauh dari harapan. Kecepatan disini peran penting pada saat terjadi fight, kemampuan untuk berpindah secara cepat atau menghindar dari serangan apalagi kecepatan dalam pencak silat didominasi oleh kecepatan gerak non siklus. 4. Pengambilan tes untuk kelentukan menggunakan sit and reach. Dari hasil tes kelentukan atlet putra secara umum masuk dalam kategori baik dan hasil tes kelentukan atlet putri secara umum masuk dalam kategori baik. Pencak silat yang tergolong bodi kontak, kemungkinan cedera sangat besar. Seorang atlet yang memiliki kelentukan yang baik dapat menghindarkannya dari kemungkinan akan terjadi cedera secara fisik dan memungkinkan atket untuk dapat melakukan gerak yang ekstrim. Secara keseluruhan hasil tes kelentukan sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Dikarenakan kelentukan berhubungan langsung dengan keadaan tulang 17

dan persendia juga faktor umum maka hal ini tidak dapat dipaksakan atau akan menyebabkan terjadinya cedera. 5. Pengambilan tes untuk power tungkai menggunakan standing broad jump. Dari hasil tes power otot tungkai atlet putra secara umum masuk dalam kategori sedang dan hasil tes power otot tungkai atlet putri masuk dalam kategori kurang. Selain dalan kategori tanding power juga berpengaruh untuk kategori TGR, atlet TGR yang mempunyai power bagus akan kelihatan pada saat penampilan dikarenakan gerakan tunggal dan regu gerakannya dilakukan satu-satu tetapi dalam satu rangkaian / jurus. Power yang bagus mempengaruhi kemantapan gerak sedangkan untuk kategori tanding atlet yang memiliki power bagus, tendangan yang masuk dan berbunyi keras akan mempengaruhi penilaian juri. Sehingga untuk atlet putri kemampuan powernya perlu ditingkatkan meskipun sudah ada beberapa yang masuk dalam kategori baik begitu juga dengan atlet putra. 6. Pengambilan tes kekuatan otot lengan dan bahu menggunakan push up. Dari hasil tes kekuatan otot lengan dan bahu atlet putra secara umum masuk dalam kategori baik dan hasil tes kekuatan otot lengan dan bahu atlet putri masuk dalam kategori sedang. Kekuatan otot dan lengan untuk atlet tanding berfungsi pada saat melakukan bantingan (bantingan angkat) dan juga pada saat melakukan pukulan, untuk TGR pada saat melakukan guntingan tangan menjadi tumpuan. Perlu dilatihankan lagi kekuatan otot lengan dan bahu ini karena masih bisa bertambah dan bertambah lagi. 18

7. Pengambilan tes kekuatan otot punggung menggunakan back dynamometer. Dari hasil tes kekuatan otot punggung atlet putra secara umum masuk dalam kategori baik sekali dan hasil tes kekuatan otot punggung atlet putri masuk dalam kategori baik dan baik sekali dikarenakan hasil yang sama. Kekuatan otot punggung yang baik dapat mempermudah seorang atlet untuk melakukan gerak maupun melakukan tumpuan yang baik ha ini berkaitan dengan kekuatan otot kaki. Dari hasil tes kekuatan otot kaki atlet putra secara umum masuk dalam kategori kurang dan hasil tes kekuatan otot kaki atlet putri secara umum masuk dalam kategori kurang sekali. 8. Dari hasil penelitian di atas secara keseluruhan untuk atlet putra terdapat beberapa komponen biomotor seperti daya tahan aerobik, kelincahan, kekuatan otot lengan dan bahu, kekuatan otot kaki dengan kategori kurang, meskipun ada beberapa atlet yang masuk dalam kategori sedang, baik dan baik sekali. Begitu juga untuk atlet putri meskipun sebagian besar masuk dalam kategori kurang bahkan kurang sekali tetapi masih ada beberapa atlet putri yang masuk dalam kategori sedang, baik dan baik sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti latihan POMNAS yang bersamaan dengan latihan PORDA, karena sebagian besar atlet POMNAS adalah atlet PORDA meskipun ada beberapa atlet yang tidak mengikuti PORDA. Latihan di di PUSLATDA POMNAS sebenarnya telah menyesuaikan dengan latihan di kabupaten/kota. Akan tetapi program yang berbeda-beda antara kabupaten yang satu dengan yang satunya 19

ataupun kota sangatlah berbeda sehingga hal ini yang menyebabkan hasil tes yang kurang baik, selain itu penguji juga tidak dapat memantau apakah atlet yang bersangkutan sebelum melakukan tes telah melakukan aktivitas yang berat atau tidak. 20