PEMBIBITAN SECARA STEK-MINI TANAMAN MELATI [Jasminum sambac (L.) Aiton]

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

Program Studi Agronomi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

Repositori FMIPA UNISMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA SKRIPSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan tegakan berkayu banyak tumbuh dalam ekosistem hutan.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA (Sansiveira trifasciata, L) SKRIPSI.

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PERTUMBUHAN BERBAGAI SETEK ASAL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) AKIBAT PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI IBA. Muliadi Karo Karo 1) ABSTRACTS

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. Ekosistemnya dalam pasal 20 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Pemerintah No. 77

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

ERNI WAHYU FITHRIANA A

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

PERBANYAKAN IN VITRO PISANG BARANGAN (Musa paradisiaca Var. Sapientum L.) PADA MEDIA MURASHIGE DAN SKOOG DENGAN PENAMBAHAN BENZYLAMINOPURIN

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA

RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Effect Iba (Indole Butyric Acid) and Naa Concentration(Naphthalene Acetic Acid) to The success of Cutting Red Betel (Piper Crocatum Ruiz and Pav.

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SETEK BERAKAR TERHADAP PERTUMBUHAN NILAM(Pogostemon cablin Benth)

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

13/10/2012 PENDAHULUAN. REVIEW KULTUR JARINGAN CENDANA (Santalum album L.)

UJI KONSENTRASI IAA (INDOLE ACETIC ACID) DAN BA (BENZYLADENINE) PADA MULTIPLIKASI PISANG VARIETAS BARANGAN SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat dan diperkirakan kebutuhan

KESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis))

Saijo & Hairu Suparto, Efektifitas Lama Penirisan Stek Dan Beberapa Media Tanam Berbeda

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PEMBIBITAN SECARA STEK-MINI TANAMAN MELATI [Jasminum sambac (L.) Aiton] Titin Handayani Balai Teknologi Lingkungan BPPT Gedung 412 PUSPITEK Serpong Tangerang E-mail: htitin@yahoo.com Abstract The experiment aimed at maximizing the speed growth and number of plants obtained by the mini-steck of jasmine (Jasminum sambac (L.) Aiton) cv. Emprit. Changes in benzylaminopurine (BAP), indolebutiric acid (IBA), and rooton concentration.were evaluated. Branchs were used as the plant material source, which consisted of axillary buds obtained after careful excision of the leaves. The following treatments were tested: solid media (soil : sand = 1 : 1) with different BAP concentrations (0.1, 3 and 5 mg/kg), IBA (0, 100, 200 and 300 ppm/kg), and rooton (0, 100, 200 and 300 ppm/kg) The results showed that shoots growth slowly in the media suplemented with BAP, however, IBA 200 ppm/kg media is better. Rooton with 300 ppm/kg media showed best results for rooting induction. Kata Kunci: jasmine, Jasminum sambac (L.) Aiton, mini-steck. 1. PENDAHULUAN Kabupaten Pemalang merupakan daerah yang sebagian besar wilayahnya adalah pesisir. Komoditas pertanian yang tampak dominan di daerah ini adalah tambak dan perkebunan melati. Sedangkan mangrove tidak tampak sebagai area hutan namun tanaman ini dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Ketiga komoditas penting yaitu tambak, melati dan mangrove telah tertata dengan baik, sehingga dapat dikatakan sebagai komponen pertanian tumpangsari. Pertanian tumpangsari adalah suatu sistem yang dapat meningkatkan produktivitas dalam satuan luas. Perkebunan melati yang telah diusahakan secara tradisional turun menurun selama kurang lebih 50 tahun, perlu adanya perhatian untuk peningkatan teknik budidaya. Perkebunan melati di Kabupaten Pemalang adalah terluas di pulau Jawa, luasnya mencapai 257 Ha (Rukmana, 1997). Tahapan pertama dari kegiatan ini adalah peningkatan budidaya melati yang meliputi cara pembibitan.. Melati yang ditanam di wilayah pesisir Pemalang sebagian besar adalah melati (Jasminum sambac (L..) Aiton) varietas emprit. Pemanfaatan bunga melati terutama untuk pewangi teh disamping untuk keperluan upacara adat. Banyak masalah dalam budidaya melati di daerah ini, mulai dari pembibitan, pasca panen dan pemasarannya.dalam makalah ini akan dibahas tentang cara budidaya melati melalui teknologi stek mini. Tujuan daripada penelitian ini adalah pembuatan bibit melati melalui stek mini dengan menggunakan klon unggul hasil kultur jaringan hasil seleksi di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. 2. BAHAN DAN METODE Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan di Balai Teknologi Lingkungan BPPT yang berada di kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang dan di Desa Blendung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Jenis melati yang digunakan adalah J. sambac var. emprit, karena jenis ini paling disukai oleh masyarakat Pemalang. 2.1. Pembibitan melati secara stek mini Tanaman melati diperbanyak secara stek mini. Metode ini digunakan untuk dapat diterapkan di lokasi kegiatan. Sehingga para petani melati dapat melakukan perbanyakan bibit sendiri. Untuk mendapatkan metode yang optimal, maka dilakukan penelitian di Laboratorium Teknologi Konservasi Flora, Balai Teknologi Lingkungan BPPT yang berada di Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang. Bahan stek yang digunakan adalah potongan batang yang mempunyai mata tunas. Bahan stek ini dihasilkan dari tanaman hasil kultur jaringan yang Pembibitan secara Stek-Mini...(Titin Handayani) 21

telah berumur enam bulan dan dua belas bulan. Ukuran bahan stek kurang lebih panjang 3-4 cm diukur dari ujung tunas dengan jumlah mata tunas 3. Bahan stek yang telah dipotong segera ditanam pada media yang telah disediakan. Adapun media tanam adalah campuran dari tanah dan pasir (1:1) yang telah disterilkan. Kemudian dimasukkan pada nampan plastik dan diratakan sehingga dapat ditanami bahan stek. Hara yang digunakan terdiri dari hara makro dan mikro yang komposisinya disesuaikan dengan hara media Murashige dan Skoog (MS) untuk kultur jaringan. Zat pengatur tumbuh yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan tunas adalah BAP (Benzyl Aminopurine) dibuat tiga taraf yaitu 1, 3 dan 5 mg/kg media. Untuk merangsang pengakaran digunakan perangsang Rooton dengan konsentrasi 0, 100, 200 dan 300 ppm. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas digunakan zat pengatur tumbuh IBA (Indole Butiryc Acid) dengan konsentrasi 0, 100, 200 dan 300 ppm. Selanjutnya setek diinkubasi dalam rumah plastik. Untuk menjaga kelembabannya dilakukan penyiraman satu kali sehari. Pengamatan dilakukan setiap hari dan peubah yang diamati adalah jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah tunas yang tumbuh. Pengamatan dilakukan hingga tanaman berbunga. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Melati adalah komoditas tanaman hias yang sudah lama dikenal masyarakat untuk berbagai keperluan, sangat berfaedah dan banyak diperlukan industri karena memiliki berbagai kegunaan serta bernilai ekonomi tinggi. Sejak 5 Juni 1990, melati telah dinobatkan pemerintah sebagai puspa bangsa yang mampu menggambarkan identitas bangsa Indonesia. Bunga melati terpilih selain populer sejak lama dan memiliki nilai ekonomi, juga karena banyak digunakan masyarakat secara tradisional serta pertimbangan kelestarian lingkungan, termasuk pertimbangan ilmu pengetahuan dan lain-lain (Anonim, 1976). Lingkungan tumbuh yang cocok untuk tanaman melati yaitu iklim panas tropik dan lebih disenangi pada tanah yang ringan dan berdrainase baik, kaya bahan organik dengan kelembaban baik. Namun demikian melati juga banyak ditanam pada tanah yang bervariasi jenisnya. Untuk budidaya melati secara komersial diperlukan tanah yang remah, porus, berpasir dan juga kaya bahan organik yang telah terdekomposisi (Gunawan, 1997). Pertanaman melati banyak terdapat di daerah pantai sampai kurang lebih 200 meter di atas permukaan laut, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur (Wuryaningsih dan Andyantono, 1997). Usahatani melati di daerah pesisir Kabupaten Pemalang telah ada sejak 50 tahun yang lalu. Teknik budidaya melati masih diusahakan secara tradisional karena belum tersedia teknologi yang memadai untuk mengembangkan usaha ini. Untuk itu permasalahan dalam budidaya melati perlu dipelajari untuk perbaikan dalam usahatani melati. 3.1. Pembibitan melati secara stek mini Kebutuhan bibit melati yang makin meningkat memerlukan perbaikan teknik perbanyakan tanaman yang bersifat cepat dan berproduksi tinggi. Teknik perbanyakan konvensional seperti rundukan, cangkokan dan setek dianggap belum cukup efisien. Teknik kultur jaringan untuk perbaikan genetik dan perbanyakan tanaman (mikropropagasi) perlu dikembangkan untuk tanaman melati. Namun kendalanya membutuhkan tenaga terampil khusus dan biayanya cukup tinggi. Untuk mengatasinya, maka dicoba pembuatan bibit dengan cara setek, tetapi bahan induk yang digunakan adalah berasal dari tanaman unggul hasil kultur jaringan. Teknik perbanyakan vegetatif terutama dengan stek merupakan salah satu cara yang efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bibit melati dalam skala besar dalam waktu yang cepat dan mudah dibandingkan dengan cara cangkok. Pembuatan stek adalah mengusahakan perakaran dari bagian cabang tanaman melati yang mengandung mata dengan memotong dari batang induknya untuk disemai. Beberapa faktor seperti media tanam, bahan stek dan lingkungan tempat tumbuh dapat mempengaruhi keberhasilan penyetekan. 3.2. Media Tanam Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyetekan pada berbagai jenis melati adalah media tanam stek. Media yang baik mempunyai porositas cukup, aerasi baik, drainase baik,,kapasitas mengikat air tinggi dan bebas patogen. Keragaman hasil penelitian pada beberapa media tanam stek pada melati dilaporkan bahwa media arang sekam, zeolit (ukuran sebesar butiran pasir) dan pasir merupakan media alternatif yang baik Wuryaningsih, 1997 a dan b). Dalam penelitian digunakan media tanam campuran pasir dan tanah (1:1). 22 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 8 No. 1 April 2006 Hlm. 21-25

3.3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh BAP Percobaan stek mini dengan menggunakan bahan stek dari tanaman unggul hasil kultur jaringan telah berhasil diperoleh bibit melati. Adapun tingkat keberhasilannya bervariasi. Media setek berupa campuran tanah dan pasir yang mengandung hara sama dengan media Murashige dan Skoog tanpa zat pengatur tumbuh BAP dapat menumbuhkan tunas dalam waktu 1 bulan. Sedangkan media tanam yang dimodifikasi dengan zat pengatur tumbuh menunjukkan pertumbuhan mata tunas lebih lambat. Namun jumlah tunas yang dihasilkan pada setiap mata tunas dapat lebih dari satu. Semakin meningkat konsentrasi BAP pertumbuhan tunas semakin lambat. Hasil analisis pengaruh BAP ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase pertumbuhan tunas melati pada media tanam yang dimodifikasi dengan BAP No Konsentrasi BAP II IV VI VIII mg/ kg media 1 0 0 76,2 98,6 b 98,7 b 2 1 0 23,1 87,4 b 97,9 b 3 3 0 0 81,7 ab 98,5 b 4 5 0 0 64,6 a 85,7 a Keterangan: huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT (0,05). 3.4. Pengaruh Zat Perangsang Pengakaran Rangsangan pertumbuhan akar sangat diperlukan dalam pembibitan secara stek. Dalam penelitian ini digunakan zat perangsang rooton dengan konsentrasi 0, 100, 200 dan 300 ppm. Pengakaran paling cepat ditunjukkan oleh konsentrasi rotoon 300 ppm (Tabel 2). Tabel 2. Persentase pertumbuhan akar pada bahan stek yang ditanam dengan perangsang rooton No Konsentrasi Rooton I II III IV ppm/ kg media 1 0 0 0 0 28,4 a 2 100 0 0 0 27,9 a 3 200 0 0 41,7 57,9 ab 4 300 0 59,8 64,6 96,7 b Keterangan: huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT (0,05). 3.5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IBA Hampir semua bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan. Mudah tidaknya membentuk akar dan tunas tergantung pada aktivitas auksin yang berasal dari tunas dan daun. Dengan zat pengatur tumbuh akar akan menginduksi dan menyebabkan produksi akar bertambah. Zat pengatur tumbuh IBA digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk merangsang induksi akar dan tunas. Dari keempat taraf konsentrasi IBA yang digunakan, konsentrasi 200 ppm adalah yang optimal untuk pertumbuhan akar dan tunas. Hal ini ditunjukkan dengan kecepatan induksi akar dan tunas dan keseimbangan pertumbuhan akar dan tunas. Tabel 3 memperlihatkan persentase pertumbuhan akar dan tunas pada bahan stek. Pembibitan secara Stek-Mini...(Titin Handayani) 23

Tabel 3. Persentase pertumbuhan akar dan tunas pada bahan setek yang ditanam dengan perangsang zpt IBA Konsentrasi I II III IV No IBA ppm/ kg media Akar Tunas Akar Tunas Akar Tunas Akar Tunas 1 0 0 0 0 0 0 0 12,3 a 0 a 2 100 8,7 0 14,8 0 48,9 0 79,8 c 0 a 3 200 6,9 0 17,7 0 49,2 0 88,9 c 36,7 bc 4 300 7,1 0 19,3 0 68,7 0 91,4 c 11,3 a Keterangan: huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT (0,05). 3.6. Bahan Stek Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penyetekan melati adalah kondisi bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan stek. Hampir semua organ tanaman dapat digunakan bahan stek, namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu bahan stek adalah batang/cabang yang muda dan subur, dalam kondisi pertumbuhan aktif (Leopold dan Kriedermann, 1975). Bagian tanaman dengan keseimbangan karbohidrat tinggi dan nitrogen rendah, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup (Harmann dan Kester, 1983). diambil dari tanaman induk yang sehat, sudah dewasa dan pernah berbunga. Penggunaan tanaman induk yang masih kecil dan belum pernah berbungan atau pada masa pertumbuhan vegetatif akan memperlambat waktu berbunga tanaman baru yang dihasilkan. Sedangkan bibit yang berasal dari tanaman induk dewasa dan pernah berbunga akan lebih cepat berbunga. Penelitian menggunakan bahan stek dari induk hasil kultur jaringan berumur enam bulan dan 12 bulan. Kondisi kedua bahan tanaman tersebut subur dan telah berbunga, namun jumlah bunga lebih banyak pada bahan tanaman yang berumur 12 bulan. Hasil yang diperoleh adalah bahan stek dari kedua bahan tanaman tersebut menunjukkan respon tidak berbeda nyata pada media stek yang digunakan dari pengamatan umur 8 minggu setelah tanam (Gambar 1). Beberapa bahan stek melati yang dicoba menunjukkan bahwa stek berbatang hijau dua buku dengan dua daun utuh memberikan nilai terbaik, selanjutnya diikuti oleh stek berbatang hijau satu buku dengan dua daun utuh dan stek berbatang coklat dengan 3 buku (Wuryaningsih, 1997a). Kemampuan terbentuknya akar pada stek melati sangat tergantung pada spesiesnya. Melati jenis J. auriculatum Vahl merupakan klon yang sulit berakar, sedangkan varietas Gundumali dari J. sambac Ait termasuk klon yang mudah berakar (Veergavathathan et al, 1985). J. sambac tumbuh lebih cepat dibandingkan stek J. multiflorum. (Soedjono, 1995). Pertumbuhan akar dari beberapa varietas melati menunjukkan bahwa J. sambac Maid of Orleans menampilkan jumlah akar terbanyak, sebaliknya J. sambac Grand Duke of Tuscany paling sedikit, J. sambac menur berakar terpanjang, sedangkan J. multiflorum berakar terpendek (Soedjono dan Badriah, 1994). J. sambac Maid of Orleans mempunyai persentase setek berakar tertinggi yaitu 93% selanjutnya diikuti oleh J. multiflorum, J. sambac Grand Duke of Tuscany dan J. officinale. (Wuryaningsih, 1997 b). 4. KESIMPULAN Percobaan stek mini dengan menggunakan bahan stek dari tanaman unggul hasil kultur jaringan telah berhasil diperoleh bibit melati. Adapun tingkat keberhasilannya bervariasi. Media stek berupa campuran tanah dan pasir yang mengandung hara sama dengan media Murashige dan Skoog tanpa zat pengatur tumbuh BAP dapat menumbuhkan tunas dalam waktu 1 bulan. Sedangkan media tanam yang dimodifikasi dengan zat pengatur tumbuh menunjukkan pertumbuhan mata tunas lebih lambat. Namun jumlah tunas yang dihasilkan pada setiap mata tunas dapat lebih dari satu. Semakin meningkat konsentrasi BAP pertumbuhan tunas semakin lambat. Zat perangsang pengakaran rooton paling cepat menginduksi akar dengan konsentrasi 300 ppm. Dari empat taraf konsentrasi IBA yang digunakan, konsentrasi 200 ppm adalah yang optimal untuk pertumbuhan akar dan tunas. Hal ini ditunjukkan dengan kecepatan induksi akar dan tunas dan keseimbangan pertumbuhan akar dan tunas. 24 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 8 No. 1 April 2006 Hlm. 21-25

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1996. Laporan pembuatan komponen dan formula parfum khas DKI Jakarta. Tahap I. Kerjasama Pemda DKI-Balitro, Bogor. Gunawan, L.W. 1997. Teknik Kultur Jaringan. P A U IPB. Harmann, H T and D E Kester. 1963. Plant propagation principles and practices. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. Leopold, A C dan P E Kriedemann. 1975. Plant growth and development. Tata Mc. Graw Hill Book Co. Ltd New Delhi. Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati. Kanisius. Yogyakarta. Soedjono, S dan D S Badriah. 1994. Inventarisasi varietas melati (Jasminum sp.) Bul. Penel. Tan. Hias 1994. Vol.I(1): 99-112. Soedjono, S. 1995. Perbanyakan melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum sambac) dengan stek dan zat pengatur tumbuh asam indol butirat. Jurnal Hortikultura. 1995.Vol (2): 79-89. Veergavathathan, D, V N Madhava rao and K G Shanmugavelu. 1985. A physiological analysis of shy rooting behaviour of Jasminum auriculatum, Vahl Cv. Parimullai stem cuttings. South Indian Horticulture 1985. Vol.33(3): 177-181. Wuryaningsih, S dan S Andyantoro. 1997. Pengaruh media dan jumlah buku terhadap keberhasilan stek melati. Laporan Penelitian. 11 hal. Tidak dipublikasi. Wuryaningsih, S. 1997a. Pengaruh media tanam dan bahan stek terhadap pertumbuhan stek melati. Laporan Penelitian. 10 hal. Tidak dipublikasi. Wuryaningsih, S. 1997b. Pertumbuhan stek 4 kultivar melati pada tiga macam media. Laporan Penelitian. 10 hal. Tidak dipublikasi. Pembibitan secara Stek-Mini...(Titin Handayani) 25