Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

dokumen-dokumen yang mirip
Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan

Brief Note. Edisi 24, Krisis Sosial: Sebuah Pengantar

Brief Note. Edisi 20, Mengembangkan Cost Effective CSR

Brief Note. Edisi 21, Membangun Ekonomi Kerakyatan

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PEMASARAN APLIKASI UNTUK SOCIAL ENTERPRISE

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi saat ini telah menjadi hal yang penting bagi sebuah Negara.

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang. mana salah satunya dengan menciptakan promosi.

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

Mata Kuliah - Kreatif Fundamental-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas Singkat PT Marketbizmedia Kegiatan Marketbizmedia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

Oleh: Riza Primahendra 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

B A B I P E N D A H U L U A N

AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN. ends

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Presented by : M Anang Firmansyah

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. positif pada perkembangan sektor perdagangan. Kondisi tersebut sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industri di sektor pariwisata mempunyai potensi yang cukup besar bagi

Pengertian. Suatu dokumen yg menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis u/ menjual barang/jasa dg. memuaskan & menarik bagi penyandang dana

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebarluasan suatu produk atau jasa kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. barang yang lengkap, nyaman dan layak bagi konsumen. Dengan kemajuan perusahaan yang bergerak dibidang retail di Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.

Makalah Strategi Bisnis Ritel

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

Kinerja Lingkungan dan Sosial (ESP)

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer

Strategi Pemasaran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Depok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KEKUASAAN DAN PEMBERDAYAAN PERSPEKTIF TANGGUNG JAWAB SOSIAL

COST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

Pengertian Sejarah. adalah suatu kejadian penting yang hanya terjadi sekali dimasa lampau yang berdampak besar pada peradaban manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian, semakin berkembang pula kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. saat ini menimbulkan persaingan yang ketat diantara para produsen. mobil di Indonesia. Masuknya mobil-mobil import turut meramaikan

E-Government Capacity Check

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis

PENDEKATAN PEMASARAN SOSIAL DI DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEHUTANAN. Heru Budiono BDLHK Kadipaten,

Gambar 4.1 STP pada persepi Diamond dan Pelanggan Diamond

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Project Integration Management

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB II LANDASAN TEORI

E-Marketing dalam E-Business

Setelah mempelajari Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan. manusia.manusia berinteraksi antar sesama dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi tuntutan konsumen untuk dipuaskan semakin besar.

pegawai, kurangnya strategi yang jelas dan kemampuan manajerial yang terbatas di sektor publik. Menurut Gitosudarmo & Sudita (2015 ) keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

Brief Note Edisi 22, 2016 Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Riza Primahendra Pengantar Salah satu indikator utama dalam melaksanakan CSR atapun pembangunan sosial secara umum adalah terjadinya perubahan perilaku dari mereka yang menjadi subyek kegiatan. Perubahan perilaku ini pada umumnya dilaksanakan melalui beberapa cara seperti mengembangkan kesadaran, memberikan pelatihan, penyediaan insentif sebagai penguatan positif (positive reinforcement), dan berbagai kegiatan lainnya Dari perspektif manajemen, perubahan perilaku hanya dapat terjadi manakala ide untuk melaksanakan perubahan dibeli (buy in) oleh individu dan kelompok yang disasar. Untuk membuat ide tersebut dibeli, maka diperlukan langkah-langkah pemasaran yang sesuai. Pemasaran sosial dengan demikian adalah penerapan ide-ide, pendekatan, dan strategi dalam konteks perubahan sosial yaitu mendorong terjadinya perubahan perilaku sosial dari individu atau kelompok masyarakat. Memahami Pemasaran Sosial Langkah awal untuk melaksanakan perubahan sosial adalah mengenali kesalahan dasar yang terjadi dalam melaksanakan perubahan perilaku. Seringkali ketika berhadapan dengan masyarakat, para pelaksana lapangan dan pimpinannya berasumsi bahwa mereka adalah pihak yang memiliki pemahaman yang benar (true knowledge) dan mengetahui perilaku yang tepat (correct behaviour) sebagaimana diperlukan untuk membangun masyarakat. Sementara masyarakat pada sisi lain adalah pihak yang tidak tahu dan tidak mampu, dibuktikan bahwa mereka terperangkap dalam kondisi miskin dan marjinal sehingga perlu dibantu. Proses perubahan dimulai dengan mereplikasi pemahaman dan perilaku dari pelaksana lapangan ke masyarakat. Koreksi terhadap kesalahan dasar mutlak perlu dilakukan sejak awal. Hal ini dilakukan dengan mengubah penempatan masyarakat atau kelompok sasaran bukan sebagai pihak yang tidak tahu dan tidak mampu melainkan sebagai pelanggan, dan seperti halnya dalam hukum pemasaran, pelanggan tidak pernah salah. Bila pemasaran belum berhasil maka yang harus dilakukan adalah meninjau ulang aspek-aspek dari pemasaran yang dilaksanan. Sebagai pelanggan, justru yang harus dilaksanakan sejak awal adalah hal 2 dari 6

mengetahui secara persis kecenderungan, preferensi, karakteristik, dan perilaku pelanggan. Langkah ini perlu diikuti dengan menetapkan pelanggan primer dan sekunder. Pelanggan primer adalah mereka yang sangat membutuhkan produk/jasa yang akan dijual, dalam hal ini adalah perubahan perilaku. Pelanggan sekunder adalah mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan primer dan dapat mempengaruhi proses buy-in. Langkah yang menyusul adalah menetapkan strategi dari pemasaran sosial, yaitu 4P. Aspek-Aspek Strategi Pemasaran Sosial Aspek-aspek strategi pemasaran sosial dapat diringkas kedalam 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Produk adalah apa yang akan kita jual, harga (price) adalah apa yang pelanggan harus bayar atau korbankan, tempat ( place) adalah lokasi dimana transaksi berlangsung, dan promosi adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menarik minat dan komitmen dari pelanggan. Dalam konteks pemasaran sosial, maka keempat aspek strategi tersebut dapat dideskrisikan lebih jauh sebagai berikut: Product: Produk adalah pengetahuan, kesadaran, nilai dan keyakinan, serta perilaku yang diharapkan akan berkembang di kalangan pelanggan. Pada banyak kasus, produk ini bukanlah sesuatu yang sama sekali baru. Berbagai aspek dari pengetahuan, kesadaran, nilai dan keyakinan, maupun perilaku yang diharapkan sudah ada di masyarakat namun dapat tidak disadari, tidak dikenali, tidak dilaksanakan secara reguler, hanya dilaksanakan sejumlah kecil individu atau kelompok, ataupun tertutup oleh hal-hal lain. Price: Biaya atau pengorbanan yang harus dilakukan oleh mereka yang akan merubah perilaku perlu diperhitungkan terutama bila dalam jangka pendek akan membawa implikasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Untuk menilai biaya perlu dipertimbangkan aspek finansial dan non finansial, dalam jangka pendek maupun panjang, yang akan dialami oleh masyarakat. Place: Lokasi akan menentukan proses buy-in dari kelompok sasaran. Terdapat tiga alasan mengapa lokasi perlu diperhatikan. Pertama, proses buy-in akan berjalan melalui proses sosial baik pada tataran keluarga, kelompok, maupun komunitas. Pada tempat yang tepat, seperti pada lokasi dimana sudah terdapat pengalaman positif terhadap perubahan akan memberikan kondisi optimal. Kedua, memilih lokasi yang tepat dapat menjangkau pelanggan yang lebih banyak dan bila proses berjalan dengan baik akan terjadi mekanisme saling menguatkan. Ketiga, aspek kesesuaian dan kenyamanan bersifat peka konteks. Ditempat yang berbeda masyarakat dapat memiliki referensi yang berbeda tentang tempat yang sesuai dan nyaman. Promotion: Seeing is believing masih merupakan bentuk promosi yang efektif. Melihat keberhasilan dan dampak nyata merupakan sumber inspirasi bagi kebanyakan orang. Promosi perlu dilaksanakan dengan mengoptimalkan bauran ( mix) dari beberapa sarana yang tersedia secara lokal dan dipergunakan secara bersama-sama oleh masyarakat. hal 3 dari 6

Psikologi Pemasaran Sosial Dalam melaksanakan pemasaran sosial terdapat dimensi psikologi yang perlu dipertimbangkan. Proses buy-in melalui tujuh tahap yang secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut. Setiap tahap pada dasarnya adalah pintu yang harus dibuka sendiri oleh mereka yang akan melaksanakan perubahan. Pada setiap tahap terbuka kemugkinan orang tidak membuka pintu tahap berikutnya sehingga berhenti pada tahap tertentu. Proses perubahan perilaku yang sukses menuntut ketujuh pintu dibuka sendiri oleh masyarakat. Berikut adalah gambaran lain dari tahap-tahap psikologi yang harus dilalui menggunakan analogi pintu. Catatan akhir Untuk melaksanakan pemasaran sosial, maka berikut adalah proses yang sebaiknya dilaksanakan dan dapat menjadi referensi. Tahap 1 - Persiapan Rumuskan perubahan perilaku yang diharapkan dari masyarakat secara jelas. Laksanakan pemetaan dan analisa sosial untuk mengetahui karakteristik, konteks, dan kondisi yang ada di masyarakat. Tentukan pintu masuk dan pendekatan yang sesuai. hal 4 dari 6

Telaah ketersediaan sumber daya yang ada dan pertimbangkan resiko-resiko dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Penting untuk memperhatikan pengalaman dari inisiatif serupa di masa lalu. Tahap 2 Kembangkan Strategi Pemasaran Susun 4P kedalam rumusan strategi yang komprehensif. Tercakup dalam strategi tersebut adalah: identifikasi kelompok sasaran sebagai pintu masuk, tujuan dan sasaran, manfaat yang akan dicapai khususnya bagi masyarakat, indikator kunci dan monitoring serta evaluasi. Penting untuk membuat rumusan yang ada jelas dan realistis. Tahap 3 Kembangkan dan Laksanakan Kegiatan yang Sesuai Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan harus dipastikan konsisten dengan strategi namun juga cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan kondisi lapangan yang dinamis. Tahap 4 Ukur Kemajuan Proses perkembangan pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil baik yang langsung maupun tidak langsung, hasil yang diharapkan maupun yang tidak, perlu untuk secara terus menerus diukur. Pengukuran ini diperlukan sebagai masukan untuk adaptasi pelaksanaan dan komunikasi. Tahap 5 Pelaporan dan Komunikasi Pelaporan dan komunikasi memiliki fungsi sebagai penguatan positif dan mendorong replikasi serupa ditempat lain. Ketika laporan dilaksanakan secara partisipatif, ini akan mendorong masyarakat yang terlibat dalam program merefleksikan perjalanan proses dan lebih meyakinkan mereka terhadap proses perubahan yang terjadi. Ketika laporan yang partisipatif ini dikomunikasikan, ini akan menginspirasi kelompok masyarakat yang lain untuk mengikuti proses yang serupa. Mari memasarkan perubahan sosial! ----- Riza Primahendra adalah salah satu pendiri AMERTA. Sejak 1999 terlibat dalam berbagai kegiatan tanggung jawab sosial, pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, advokasi, pengembangan kapasitas dan kelembagaan. Sejak 2002 telah memberikan konsultasi, pelatihan, dan melakukan kajian untuk berbagai lembaga pemerintah, lembaga bilateral dan multilateral, LSM, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan perusahaan pada berbagai sektor. Selama beberapa tahun terakhir berkarya dalam industri minyak dan gas dengan menangani beragam fungsi seperti manajemen strategi, community development & relation, government relation, land acquisition, business license & permit, PR & communication, human resource, security management, workplace management, WP&B, accounting & cost control. Alamat kontak: rizaprimahendra@gmail.com hal 5 dari 6

AMERTA mengembangkan kompetensi dalam: adalah jejaring para praktisi CSR yang mengembangkan metode dan praktik terbaik CSR untuk mendukung berbagai organisasi dan perusahaan mengembangkan CSR dan mewujudkan kinerja sosial yang efektif dan berkelanjutan. SOCIAL STUDY. Berbagai kajian dan penilaian seperti PRA (Participatory Rural Appraisal), PLA (Participatory Learning Action), Baseline Study, Studi Dampak, Social Risk Assessment, SEAGA (Socio-Economic & Gender Analysis), SLA (Sustainable Livelihood Analysis), HRIA (Human Rights Impact Assessment) adalah kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai langkah awal melaksanakan CSR. CSR PLANNING & PROGRAMMING. Perumusan rencana strategis dan program CSR berbasis konteks social dan model bisnis adalah langkah lanjut yang dilaksanakan untuk memastikan CSR dilaksanakan sebagai sebuah system manajemen. CSR PROJECT MANAGEMENT. Berbagai bentuk program dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dan perusahaan perlu didesain untuk memiliki dampak sosial. Microfinance& small business development, community organizing& facilitation, behavior change & social marketing dan advocacy adalah bentuk-bentuk CSR di lapangan. INDUSTRIAL RELATION & HR. Hubungan industrial dan SDM merupakan bagian dari CSR internal perusahaan dan perlu dikelola secara sistematis dan strategis sehingga mendukung tujuan bisnis. Kantor: Jl. PuloAsem Utara A 20 Kelurahan Jati, Pulo Gadung, Jakarta 13220, Indonesia Ph: 62-21-29833288 www.amerta.id hal 6 dari 6