BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan

Kualitas kualitas Penting seorang Juara

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Robert Bolton,

BAB I PENDAHULUAN. ketat, dan pada umumnya para pengguna jasa (stakeholders) menginginkan

PROFES PRO SIONALISM

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan yang terjadi, maka perusahaan mulai mencari

BAB I PENDAHULUAN. kimia. Saat ini sedang berkembang seiring berjalannya waktu. Memiliki cabang yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

KONSEP KARIER. Pengembangan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan komunikasi saat ini, banyak orang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN ADAPTIVE SELLING PADA SALES PROMOTION GIRL

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Di dalam sebuah perusahaan jasa, seperti agensi Sales Promotion Girl (SPG),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi. mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau hubungannya dengan judul yang akan diteliti yaitu Peranan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena yang akhir-akhir ini muncul di Dealer menurut kepala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang. waktu yang digunakan adalah untuk berkomunikasi dengan manusia lain.

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENGEMBANGAN PERMAINAN SIMULASI KETERBUKAAN DIRI UNTUK SISWA SMP

PEGANTAR MK KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Proses pendidikan melibatkan pilar

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

MANAJEMEN OPERASIONAL

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING

BAB I PENDAHULUAN. berbelanja melalui internet (online shopping). Maraknya fenomena online

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa di perusahaan dikenal oleh masyarakat serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. siswa sebagai calon pemimpin bangsa dan intelektual muda. Komunikasi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tanpa disadari proses komunikasi sudah terjadi sejak seseorang dilahirkan. Dengan berkomunikasi banyak hal yang dapat dilakukan, termasuk berbisnis. Melalui komunikasi seseorang dapat menyampaikan pesan yang dimaksud, dan sebaliknya, tanpa adanya komunikasi, orang tidak akan mengetahui maksud yang ingin disampaikan. Komunikasi merupakan kegiatan yang mendasar bagi manusia. Dengan melakukan komunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi tidak hanya memiliki peranan penting bagi manusia tetapi juga bagi suatu organisasi atau perusahaan. Survei di sebuah perguruan tinggi (2011) membuktikan mayoritas mahasiswa yang lolos test seleksi rekruitasi kerja adalah mereka yang rata-rata memiliki Indeks Prestasi rata-rata, sedangkan mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi tinggi banyak mengalami kecenderungan gagal. Kebanyakan dari mereka gagal di tahap communication skill. Kemungkinan mahasiswa dengan Indeks Prestasi tinggi lebih berorientasi pada nilai akademis, berbeda dengan mahasiswa 1

2 yang memiliki Indeks Prestasi rata-rata, yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersosialisasi dan berorganisasi. Hasil survey National Accociation of College and Employers, USA, (2002) mengenai kemampuan lulusan Perguruan Tinggi yang diharapkan dalam dunia kerja (Skala 1-5) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Kemampuan dalam Dunia Kerja No Aspek Penilaian Kemampuan (Skills) Hasil Penilaian (%) 1 Kemampuan Komunikasi 4.69 2 Kejujuran / Integritas 4.59 3 Kemampuan Bekerjasama 4.54 4 Kemampuan Interpersonal 4.50 5 Beretika 4.46 6 Motivasi / Inisiatif 4.42 7 Kemampuan beradaptasi 4.41 8 Daya analitik 4.36 9 Kemampuan komputer 4.21 10 Kemampuan berorganisasi 4.05 11 Berorientasi pada detail 4.00 12 Kepemimpinan 3.97 13 Kepercayaan diri 3.95 14 Ramah 3.85 15 Sopan 3.82 16 Bijaksana 3.75 17 Indeks Prestasi > 3,00 3.68 18 Kreatif 3.59 19 Humoris 3.25 20 Kemampuan berwirausaha 3.23 Sumber: National Accociation of College and Employers, USA, 2002 Data tersebut membuktikan kemampuan komunikasi sangat penting dalam dunia kerja dan diharapkan dapat membangun relationship dalam dunia bisnis.

3 Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa communication skill merupakan prioritas utama, tidak hanya sebatas kemampuan akademis. Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Setiap individu melakukan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi sangat jarang diketahui efektivitas komunikasi tersebut dilakukan baik secara individual, sosial maupun secara profesional. Perusahaan adalah suatu unit usaha yang salah satu tujuannya mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama antara pihak manajemen dan karyawan. Karyawan merupakan tulang punggung sebuah perusahaan yang melakukan berbagai kegiatan dalam menjalankan perusahaan. Kegiatan dimaksud di antaranya adalah kegiatan produksi dan pemasaran. Semakin banyak pengalaman dan keterampilan komunikasi yang didapat oleh karyawan pada bagian ini, maka produk yang dihasilkan dan dijual pada khalayak akan semakin berkualitas dan meningkat. Dengan kata lain, organisasi atau perusahaan sangat bergantung kepada komunikasi dalam mencapai tujuannya. Hasil penelitian yang dilakukan Sproul (1993:115) menunjukkan orangorang dalam organisasi ataupun perusahaan menggunakan 69% hari kerja mereka untuk melakukan komunikasi verbal, baik berbicara, mendengarkan, menulis, ataupun membaca. Sisanya sebanyak 31% waktu yang ada dilakukan untuk berkomunikasi secara non verbal.

4 Sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan akan melakukan strategi penjualan dengan menggunakan jasa Sales untuk mempromosikan dan menjual produknya. Strategi yang digunakan ini merupakan salah satu strategi yang mengacu pada bauran pemasaran seperti dikemukakan oleh Kottler (1997:82) bahwa Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Keberadaan Sales secara tidak langsung adalah bagian yang dapat menunjang strategi perusahaan dalam proses penjualan, karena pemasaran sebuah produk memerlukan aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sales merupakan pramuniaga wanita yang menawarkan jasa pelayanan untuk melayani customer (pelanggan). Sales kerap digunakan oleh pemilik usaha (owner) sebagai pintu depan marketing produk yang dihasilkannya. Sales juga kerap disebut sebagai ujung tombak penjualan barang. Mereka distandardisasi dengan kemampuan interpersonal yang baik dan penampilan yang menarik. Seorang Sales dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik terlebih kegiatan pekerjaan yang dilakukan menyangkut interaksi dengan orang lain. Semua penjualan dan relasi bisnis didasarkan pada komunikasi interpersonal. Karena itu meningkatkan kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor terpenting yang memengaruhi sukses berbisnis dan bekerja bagi seorang Sales.

5 Menurut Devito (1989:4, dalam Effendy 2000:61) komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bersifat dialogis yang dapat langsung diketahui responnya serta dapat menjalin hubungan interaksi dengan adanya pengertian bersama, empati dan rasa saling menghormati. Dalam wawancara singkat dengan Manajer Operasional pada Agensi Eta Pro Comm, selaku perusahaan yang menyediakan tenaga Sales, pihaknya selalu mengamati secara seksama gaya dan cara berkomunikasi calon Sales saat melakukan suatu interview. Hal ini dimaksudkan untuk menilai kesanggupan mereka berkomunikasi dengan calon konsumen atau pembeli kelak saat mereka bekerja. Pihak Agensi merasakan pentingnya hal tersebut, selain untuk memberikan kepuasan pada pihak perusahaan yang meminta penyediaan Sales, hal ini pun tentunya akan sangat bermanfaat bagi kinerja para Sales. Akan tetapi dalam praktik di lapangan, pihak agensi masih sering menerima laporan dalam bentuk keluhan dari pihak perusahaan yang meminta Sales kepada pihak agensi. Keluhan yang disampaikan pada umumnya cenderung berkenaan dengan ketidakpuasan pihak perusahaan akan performa para Sales dalam menjalankan tugas pokok dan

6 fungsinya. Indikator yang menjadi ketidakpuasan pihak perusahaan adalah tidak meningkatnya penjualan produk yang ditawarkan. Pihak perusahaan menilai hal tersebut disebabkan kurang efektifnya komunikasi yang terjadi antara para Sales dengan calon pembeli. Bagi pihak agensi kondisi tersebut merupakan hal yang membutuhkan perhatian dan penanganan segera. Di satu pihak, bila kondisi tersebut dibiarkan tanpa penanganan akan menyebabkan perusahaan yang meminta tenaga Sales pada pihak mereka menjadi berkurang. Di sisi lain, selama ini belum terdapat penanganan atau pun jenis training khusus yang diberikan pada Sales dalam meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal. Keahlian berkomunikasi merupakan keahlian yang tidak dimiliki secara mutlak, artinya kemampuan berkomunikasi dapat diubah dan diperbaiki ke arah yang lebih baik melalui keberanian dan latihan. Keahlian seseorang dapat diketahui saat dia berkomunikasi dan menunjukkan hasil yang dikerjakannya, seiring dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi interpersonal yang merupakan salah satu faktor terpenting yang memengaruhi sukses berbisnis dan bekerja. Supriatna (2009:13) menyatakan bahwa salah satu prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan karir adalah bahwa bimbingan karir ditujukan bagi semua individu. Dengan demikian, bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan atau layanan yang berkelanjutan

7 dalam seluruh perjalanan hidup seseorang, bukan merupakan peristiwa yang terpilah. Paparan di atas mengisyaratkan layanan bimbingan karir sangat perlu diberikan kepada mereka yang tengah menjalani pekerjaan sebagai Sales untuk dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi komunikasi interpersonal. Atas dasar hal tersebut dan mengacu pada studi pendahuluan yang telah dilakukan, diperlukan adanya suatu program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada agensi Eta Pro Comm Bandung. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada agensi Eta Pro Comm? Secara khusus rumusan utama masalah penelitian dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Seperti apa profil kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada agensi Eta Pro Comm Bandung?

8 2. Bagaimana rumusan hipotetik dan implementasi program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales Promotion Girl pada agensi Eta Pro Comm Bandung? 3. Bagaimana gambaran keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada agensi Eta Pro Comm Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan program bimbingan karir yang secara empirik terbukti efektif untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada agensi Eta Pro Comm Bandung. Adapun tujuan khusus penelitian yaitu menghasilkan deskripsi empirik tentang: 1. profil kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada Agensi Eta Pro Comm Bandung; 2. rumusan hipotetik dan implementasi program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada Agensi Eta Pro Comm Bandung; 3. gambaran keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada Agensi Eta Pro Comm Bandung.

9 D. Penjelasan Istilah Berdasarkan rumusan masalah, terdapat dua konsep yang perlu dijelaskan, yaitu: 1) kompetensi komunikasi interpersonal; dan 2) program bimbingan karir. 1. Kompetensi Komunikasi Interpersonal Spitzberg dan Cupach (1989:112) menjelaskan kompetensi komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif yang memengaruhi kandungan pesan dan bentuk komunikasi. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Spitzberg dan Cupach, De Vito (1997:213) menyebutkan kompetensi komunikasi interpersonal mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (context) dalam memengaruhi kandungan pesan (content) dan bentuk komunikasi, seperti pengetahuan pesan yang layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, dan juga pengetahuan tentang cara perilaku non verbal, misalnya kepatutan sentuhan, suara, serta kedekatan fisik yang merupakan bagian dari kompetensi komunikasi interpersonal. Selain hal tersebut, komunikasi interpersonal dapat efektif dengan melihat lima hal, yaitu: a) keterbukaan; b) empati; c) dukungan; d) kepositifan; e) kesamaan (De Vito, 1997:259). Menurut Trenholm dan Jensen (1996) kompetensi komunikasi interpersonal meliputi: a) kompetensi pesan, yaitu kemampuan untuk memilih pesan yang dapat dimengerti orang lain dan untuk merespon pesan yang diberikan orang lain; b) kompetensi interpretative, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan, mengorganisasikan, dan menerjemahkan kondisi yang terjadi sewaktu individu berinteraksi dengan orang lain; c) kompetensi peran, yakni

10 sebuah kemampuan untuk mengambil suatu peran sosial dan mengetahui perilaku yang tepat untuk peran tersebut; d) kompetensi diri, yang merupakan kemampuan untuk menetukan dan menampilkan imej diri yang diinginkan; e) kompetensi tujuan, yaitu kemampuan untuk menentukan tujuan atau dengan kata lain kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi yang mungkin terjadi dengan perilaku yang efektif. Menurut Reardon (1987), terdapat dua jenis kemampuan sosial yang penting dimiliki dan berkaitan dengan kompetensi komunikasi interpersonal, yaitu: 1. kemampuan-kemampuan kognitif, meliputi: empati, pengambilan perspektif sosial, kompleksitas kognitif, sensitivitas terhadap standar-standar suatu hubungan, pengetahuan situasional, dan mengawasi diri; 2. kemampuan-kemampuan behavioral, meliputi: keterlibatan interaksi (sikap tanggap, sikap perspektif, dan sikap penuh perhatian), manajemen interaksi, fleksibilitas perilaku, mendengarkan, gaya sosial, dan kecemasan komunikasi. Pendapat Spitzberg dan Cupach menekankan pada kemampuan seseorang dalam mengolah sebuah proses komunikasi dan memengaruhi orang lain. Sementara itu, Trenholm dan Jenssen lebih menitikberatkan pada kemampuan komunikator dalam beraksi menanggapi sebuah proses komunikasi dengan cara menilai diri secara keseluruhan, sehingga respon ataupun feedback yang diberikan pada lawan bicara akan tepat guna.

11 Pengertian Reardon berorientasi pada kepekaan komunikator dalam menentukan sikap saat melakukan sebuah komunikasi. Komunikator sebagai pemberi pesan dituntut untuk memiliki sensitivitas dalam menilai komunikan dan lingkungan sekitar saat terjadi suatu interaksi. Secara garis besar, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari pendapat para tokoh mengenai kompetensi komunikasi interpersonal, kesemuanya berorientasi pada pengetahuan dan kemampuan. Akan tetapi, De Vito memberikan pengertian secara lebih detail, tidak hanya mengacu pada aspek pengetahuan akan cara berkomunikasi secara verbal, komunikasi non verbal pun menjadi hal yang tidak kalah penting. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kompetensi komunikasi interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam melakukan interaksi verbal dan non verbal secara timbal balik dengan orang lain dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan, pengambilan keputusan, pengendalian konflik, melakukan suatu transaksi, dan pemberian umpan balik pada situasi tertentu, yang ditandai dengan aspek keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan. 2. Program Bimbingan Karir Program bimbingan karir merupakan bagian dari program bimbingan dan konseling secara umum. Dalam penelitian ini program bimbingan karir menggunakan teori Rogers yang bersifat person-oriented.

12 Rogers (Crites,1981:57) menyatakan setiap organisme mempunyai tujuan untuk maju dan berkembang ke depan. Organisme itu berkembang dan bersifat realistik. Dasar pendekatan yang digunakan adalah person oriented, yang berkeyakinan dalam diri setiap organisme terdapat daya dorong untuk mengembangkan dan memenuhi potensi-potensi pembawaan sejak lahir. Potensi yang direalisasikan oleh individu digambarkan sebagai pribadi yang berfungsi penuh. Istilah ini digunakan Rogers untuk menggambarkan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya. Rogers lebih mementingkan dinamika daripada struktur kepribadian. Sejak awal Rogers mengurusi cara kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak menekankan aspek struktural kepribadian. Namun demikian, dari 19 rumusannya mengenai hakikat pribadi, diperoleh tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya yaitu self, organisme dan medan fenomena. Keterkaitan antara pendekatan teori Rogers dan program bimbingan karir adalah adanya sebuah keyakinan bahwa potensi manusia sangat bisa dikembangkan. Mengingat Sales berada dalam setting dunia pekerjaan, maka program bimbingan karir merupakan hal yang tepat diberikan sebagai layanan untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal. Dengan mengacu pada teori Rogers, secara umum program bimbingan karir dalam penelitian ini menilai individu secara utuh dalam menggunakan

13 kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya. Pelaksanaan layanan bimbingan karir untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal adalah proses konselor/pembimbing dalam mengupayakan peningkatan aspek dan indikator kompetensi komunikasi interpersonal yang ingin dicapai yaitu, memecahkan permasalahan, pengambilan keputusan, pengendalian konflik, melakukan suatu transaksi, dan pemberian umpan balik pada situasi tertentu, yang ditandai dengan aspek keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan. Gysberg dan Henderson (Muro & Kottman, 1995:55-61) mengemukakan empat fase dalam pengembangan program yaitu: perencanaan (planning),penyusunan (designing), pelaksanaan (implementing), dan evaluasi (evaluating). Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan program adalah sebagai berikut. a. Perencanaan (planning) Pada tahap ini ditetapkan sasaran layanan program, tujuan program dan ruang lingkup program. Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan Sales sebagai bahan penyusunan program. b. Penyusunan (designing) Berdasarkan analisis kebutuhan Sales dirumuskan fokus dan tujuan yang akan diprioritaskan dalam program dan hubungan antara tujuan

14 pelaksanaan program dengan tujuan peusahaan. Sasaran program disesuaikan dengan data hasil analisis kebutuhan. Pada tahap ini dipertimbangkan strategi yang paling tepat dalam pelaksanaan program. c. Pelaksanaan (implementing) Tahap pelaksanaan program dipersiapkan agar sesuai dengan rancangan. Program dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, kondisi fisik, dan kondisi psikologis Sales. d. Evaluasi (evaluating) Evaluasi menjadi umpan balik yang berkesinambungan bagi semua tahap pelaksanaan program. Evaluasi bertujuan untuk mengolah data yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan, baik untuk perbaikan atau pengembangan program di masa yang akan data. Evaluasi juga dimaksudkan untuk menguji keberhasilan dan pencapaian tujuan yang tidak ditetapkan. E. Manfaat penelitian Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi konselor perusahaan serta agensi pengguna Sales dan peneliti selanjutnya. 1. Bagi konselor perusahaan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi konselor perusahaan untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal para karyawan. 2. Bagi agensi pengguna Sales

15 Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk bahan menyeleksi dan sekaligus meningkatkan kualitas para Sales yang tergabung dalam agensi. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian dapat ditindaklanjuti untuk mengembangkan konsep komunikasi interpersonal dalam setting masyarakat luas. F. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian, guna menguji efektivitas program bimbingan karir dalam meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales pada Agensi Eta Pro Comm Bandung, maka digunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi experiment). Penelitian eksperimen kuasi yaitu rancangan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol/mengendalikan variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam eksperimen kuasi tidak dilakukan penugasan random (random assigment), melainkan pengelompokan subjek penelitian berdasarkan kelompok yang terbentuk sebelumnya (Mohammad Ali, 1993: 140). Tujuan akhir penelitian adalah menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal Sales. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

16 G. Alur Penelitian Dalam rangka menghasilkan program bimbingan karir yang efektif dilakukan sejumlah tahapan penelitian, yaitu : (1) Studi Pendahuluan; (2) Judgemet dan Uji Validasi; (3) Eksprimen, sebagaimana digambarkan dalam alur penelitian sebagai berikut.

17 TAHAPAN KEGIATAN HASIL Studi Pendahuluan - Kajian Literatur - Kajian Lapangan Instrumen KKI Judgment, uji keterbacaan & Uji validitas - Pengungkapan data - Profil KKI SPG - Pengambilan sampel Program Hipotetik Eksperimen Kuasi (Pretest & Posttest) - Pelaksanaan program - Uji Efektivitas - Revisi Program Program bimbingan karir yang efektif Gambar 1.1 Alur Penelitian Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kompetensi Komunikasi Interpersonal Sales