TEKNIKA VOL. 2 NO

dokumen-dokumen yang mirip
INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh,

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB III METODE PENELITIAN

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

Prosedur Energi Listrik

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam

III. METODE PENELITIAN

Gambar 5.24 Titik Pengukuran Data Pencahayaan Auditorium Gambar 5.25 Pengukuran Data Pencahayaan Ruang Kelas P.7.3, P.7.2 dan P.7.4.

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

BAB III METODE PENELITIAN

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

RANCANGAN ILUMINASI PADA RUANG BACA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA) TUGAS SARJANA. Rilpani Orien Meliala

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK

Bab 11 Standar Pencahayaan

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

BAB I 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2014 melalui Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pemecahan masalah

Oleh : Heri Justiono

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila

Optimalisasi Pemakain Daya Tersambung (KVA) Pada RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 16 januari 2017 sampai 16 februari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD)

PENGUJIAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SILIWANGI DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALUX V.4.10

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

EVALUASI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUANG KULIAH JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM DIPLOMA III FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Kualitas hasil kerja dari suatu proses produksi di suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi

BAB IV ANALISA. ruangan. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam ruang kelas merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN Data Beban Penerangan dan AC Ruangan Perlantai

Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

Analisis Gejala Perubahan Iklim Berbasis Karakteristik Data Radiasi Matahari di Makassar

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,.

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

Penerangan Alami Dan Bukaan Bangunan

Evaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau

Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 14 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

ANALISA KONSERVASI ENERGI PENCAHAYAAN PADA GEDUNG KULIAH DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi, Reny Afriany Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang Email: bahrul.ilmii@yahoo.com ABSTRAK Konservasi energi bermakna bahwa energi yang terpakai sesuai dengan yang kita butuhkan, artinya energi yang kita pakai tidak berlebihan yang mengakibatkan energi terbuang percuma dan juga tidak kekurangan yang dapat mengurangi kenyamanan penggunanya, sehingga tidak berdampak pada kesehatan tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisa konservasi energi sistem pencahayaan alami dan buatan di setiap ruangan pada gedung kuliah di Universitas IBA pada saat ini, dan sistem pencahayaan yang ideal sesuai ketentuan SNI 6197:2011. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu melakukan pengumpulan dan pengolahan data dimensi ruangan dan lubang masuk cahaya/jendela, lalu dilakukan perhitungan dan analisa sistem pencahayaan alami ruangan, kemudian dilakukan perhitungan dan analisa sistem pencahayaan buatan saat ini. Jika pencahayaan saat ini masih belum memenuhi SNI maka dilakukan perencanaan dan perhitungan sistem pencahayaan buatan sesuai SNI. Kesimpulan penelitian ini, dari 104 ruangan yang diteliti, terdapat 56 ruangan cukup dapat memanfaatkan pencahayaan alami dan 48 ruangan lainnya kurang dapat memanfaatkan pencahayaan alami disebabkan kurangnya lubang cahaya dan jendela ruangan atau posisinya yang terhalang dari masuknya sinar matahari, daya pencahayaan lampu yang terpasang di semua ruangan pada semua fakultas di Universitas IBA pada saat ini masih jauh dibawah ketentuan SNI, daya lampu per luas lantai hasil perhitungan yang sesuai SNI masih dibawah daya maksimum yang diijinkan. Kata Kunci: Konservasi Energi, Sistem Pencahayaan, Universitas IBA 1. PENDAHULUAN Upaya-upaya konservasi energi harus terus dilakukan semua pihak agar konsumsi energi dapat dihemat penggunaannya. Konservasi energi bermakna bahwa energi yang terpakai sesuai dengan yang kita butuhkan, artinya energi yang kita pakai tidak berlebihan yang mengakibatkan energi terbuang percuma dan juga tidak kekurangan yang dapat mengurangi kenyamanan penggunanya, sehingga tidak berdampak pada kesehatan tubuh manusia. Untuk menggunakan energi terutama cahaya lampu yang sesuai dengan kebutuhan diperlukan perhitungan yang teliti. Kebutuhan penyinaran cahaya lampu yang diperlukan dalam suatu gedung sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tata letak gedung, dimensi lubang masuk cahaya alami dan warna ruangan dalam gedung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung dan menganalisa keadaan sistem pencahayaan alami dan buatan di setiap ruangan pada gedung kuliah di Universitas IBA pada saat ini dan sistem pencahayaan yang ideal sesuai ketentuan SNI 6197:2011, yaitu prosedur konservasi energi pada sistem pencahayaan. Dari analisa konservasi energi akan diketahui kondisi ideal jumlah armatur lampu dan daya/m 2 yang sesuai dengan ketentuan SNI 6190:2011. 71

2. METO DE PENELITIAN Lokasi penelitian di semua ruangan di gedung fakultas hukum, gedung fakultas ekonomi, gedung fakultas pertanian dan gedung fakultas teknik Universitas IBA di Palembang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan didalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut ini. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 72

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pencahayaan alami dipengaruhi oleh luas dan posisi jendela tempat masuknya cahaya dari luar ruangan, warna ruangan dan ada tidaknya penghalang masuknya cahaya matahari kedalam ruangan. Menurut Pedoman tentang Cara-cara Melaksanakan Konservasi Energi dan Pengawasannya Direktorat Jenderal Ketenagaan Departemen Pertambangan dan Energi, luas lubang masuknya cahaya minimum 1/10 dari luas lantai pada sisi yang diterangi. Kondisi ruangan di masing-masing fakultas dapat dilihat di Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4 dan Gambar 5 berikut ini. Gambar 2. Ruangan di Fakultas Hukum Gambar 3. Ruangan di Fakultas Ekonomi Gambar 4. Ruangan di Fakultas Pertanian 73

Penggunaan pencahayaan alami pada masing-masing ruangan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. Tabel 1. Pencahayaan Alami di Fakultas Hukum 1 H101 86,9 11,52 0,13 Cukup 2 H102 86,9 11,52 0,13 Cukup 3 H103 86,9 11,52 0,13 Cukup 4 H104 86,9 11,52 0,13 Cukup 5 H105 86,9 11,52 0,13 Cukup 6 H106 86,9 11,52 0,13 Cukup 7 H107 86,9 11,52 0,13 Cukup 8 H108 86,9 11,52 0,13 Cukup 9 H109 86,9 11,52 0,13 Cukup 10 H110 86,9 11,52 0,13 Cukup 11 H111 86,9 11,52 0,13 Cukup 12 R Rapat 86,9 11,52 0,13 Cukup 13 R Kantor 86,9 11,52 0,13 Cukup 14 Teras 156 - - Cukup 15 Koridor 309 - - Kurang Tabel 2. Pencahayaan Alami di Fakultas Ekonomi 1 E201 86,9 17,28 0,19 Cukup 2 E202 86,9 17,28 0,19 Cukup 3 E203 86,9 17,28 0,19 Cukup 4 E204 86,9 17,28 0,19 Cukup 5 E205 86,9 17,28 0,19 Cukup 6 E206 86,9 17,28 0,19 Cukup 7 E207 86,9 17,28 0,19 Cukup 8 E208 86,9 17,28 0,19 Cukup 9 E209 86,9 17,28 0,19 Cukup 10 E210 86,9 17,28 0,19 Cukup 11 E211 86,9 17,28 0,19 Cukup 12 E212 86,9 17,28 0,19 Cukup 13 E213 86,9 17,28 0,19 Cukup 14 E214 86,9 17,28 0,19 Cukup 15 E215 86,9 17,28 0,19 Cukup 16 E216 86,9 17,28 0,19 Cukup 17 E217 86,9 17,28 0,19 Cukup 18 E218 86,9 17,28 0,19 Cukup 19 E219 86,9 17,28 0,19 Cukup 20 E220 86,9 17,28 0,19 Cukup 21 E221 86,9 17,28 0,19 Cukup 22 E222 86,9 17,28 0,19 Cukup 23 E223 86,9 17,28 0,19 Cukup 24 Teras 156 - - Cukup 25 Koridor 424 28,5 0,07 Kurang 74

Tabel 3. Pencahayaan Alami di Fakultas Pertanian Lt.1 1 P101 80 1,44 0,02 Kurang 2 P102 16 - - Kurang 3 P103 16 - - Kurang 4 P104 80 1,44 0,02 Kurang 5 P105 16 2,16 0,14 Cukup 6 P106 80 9,36 0,12 Cukup 7 P107 16 2,88 0,18 Cukup 8 P108 16 5,04 0,32 Cukup 9 P109 8 1,44 0,18 Cukup 10 P110 16 1,44 0,09 Kurang 11 Koridor 80 - - Kurang 12 Teras 160 - - Cukup Tabel 4. Pencahayaan Alami di Fakultas Pertanian Lt.2 1 P201 16 1,44 0,09 Kurang 2 P202 16 1,44 0,09 Kurang 3 P203 16 - - Kurang 4 P204 16 1,44 0,09 Kurang 5 P205 32 2,88 0,09 Kurang 6 P206 32 1,44 0,05 Kurang 7 P207 24 1,44 0,06 Kurang 8 P208 24 4,32 0,18 Cukup 9 P209 24 1,44 0,06 Kurang 10 P210 24 1,44 0,06 Kurang 11 P211 4 - - Kurang 12 P212 4 - - Kurang 13 P213 4 - - Kurang 14 P214 4 - - Kurang 15 Koridor 112 - - Kurang Tabel 5. Pencahayaan Alami di Fakultas Pertanian Lt.3 1 P301 16 1,44 0,09 Kurang 2 P302 16 1,44 0,09 Kurang 3 P303 24 1,44 0,06 Kurang 4 P304 24 2,88 0,12 Cukup 5 P305 48 2,88 0,06 Kurang 6 P306 24 4,32 0,18 Cukup 7 P307 24 2,88 0,12 Cukup 8 Koridor 144 - - Kurang 75

Tabel 6. Pencahayaan Alami di Fakultas Teknik Lt.1 1 T101 64 5,76 0,09 Kurang 2 T102 64 5,76 0,09 Kurang 3 T103 24 1,44 0,06 Kurang 4 T104 64 5,76 0,09 Kurang 5 T105 64 5,76 0,09 Kurang 6 T106 24 1,44 0,06 Kurang 7 T107 16 0,72 0,05 Kurang 8 Koridor 80 - - Kurang 9 Teras 160 - - Cukup Tabel 7. Pencahayaan Alami di Fakultas Teknik Lt.2 1 T201 32 4,32 0,14 Cukup 2 T202 28 2,88 0,10 Cukup 3 T203 16 1,44 0,09 Kurang 4 T204 16 1,44 0,09 Kurang 5 T205 24 1,44 0,06 Kurang 6 T206 32 2,88 0,09 Kurang 7 T207 28 1,44 0,05 Kurang 8 T208 28 1,44 0,05 Kurang 9 T209 32 4,32 0,14 Cukup 10 T210 16 1,44 0,09 Kurang 11 T211 12 0,72 0,06 Kurang 12 T212 24 - - Kurang 13 Koridor 112 - - Kurang Tabel 8. Pencahayaan Alami di Fakultas Teknik Lt.3 1 T301 32 4,32 0,14 Cukup 2 T302 48 4,32 0,09 Kurang 3 T303 32 4,32 0,14 Cukup 4 T304 48 5,76 0,12 Cukup 5 T305 48 4,32 0,09 Kurang 6 T306 48 5,76 0,12 Cukup 7 Koridor 144 - - Kurang Pada saat sumber cahaya alami kurang atau tidak didapatkan sama sekali, misalnya untuk aktifitas pada sore dan malam hari, maka diperlukan sumber pencahayaan buatan, yaitu penerangan menggunakan lampu bersumber tenaga listrik. Jumlah daya/m 2 yang dipergunakan untuk menerangi ruangan harus sesuai persyaratan SNI 6197:2011. 76

Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan untuk setiap ruangan diperoleh dari persamaan berikut ini (SNI 6197-2011, hal.16): E =. K p. K d (lumen/m 2 atau lux) Dimana: E = Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan (lux) F = Jumlah cahaya atau fluks luminous lampu (lumen) A = Luas penerangan K p = Koefisien penggunaan K d = Koefisien depresiasi. Jumlah armatur (luminer) diperoleh dari persamaan: N =... Dimana: N = Jumlah armatur E = Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan (lux) A = Luas penerangan K p = Koefisien penggunaan K d = Koefisien depresiasi F = Jumlah cahaya atau fluks luminus (lumen). Tingkat pencahayaan dan daya listrik maksimum yang dibutuhkan untuk ruangan kantor dan ruangan-ruangan pada lembaga pendidikan dapat dilihat pada Tabel 30 berikut ini. Tabel 9. Tingkat Pencahayaan dan Daya Listrik Maksimum No Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan (Lux) Daya Listrik Maksimum (W/m 2 ) 1 Ruang kerja 350 12 2 Ruang rapat 300 12 3 Ruang kelas 350 15 4 Perpustakaan 300 11 5 Laboratorium 500 13 6 Ruang gambar 750 20 7 Ruang dosen 300 12 8 Gudang arsip 150 6 9 Koridor 100 5 10 Teras 60 3 Sumber: SNI 6197-2011, hal.9 dan 12 Pada perhitungan daya listrik lampu yang sesuai persyaratan SNI 6197-2011 untuk setiap ruangan yang diteliti, nilai koefisien penggunaan (K p ) diambil nilai 0,8 dan nilai koefisien depresiasi (K d ) diambil nilai 0,8 karena berdasarkan hasil pengamatan semua ruangan pada semua gedung kuliah di Universitas IBA semuanya menggunakan cat dinding berwarna putih, 77

bersih dan terawat baik. Lampu yang dipergunakan didalam perhitungan adalah lampu efisien energi jenis fluoresen tabung T5 dengan 105 lumen/watt dan umur operasi 17.000 jam operasi. Untuk 1 armatur lampu terdiri dari 2 buah lampu TL 36 Watt (7.560 lumen), kecuali untuk penggunaan pada teras gedung dan ruangan yg berukuran kecil seperti dapur, musholah dan toilet dipergunakan armatur lampu yg terdiri dari 1 buah lampu TL 36 Watt (3780 lumen). Hasil perhitungan penggunaan sumber pencahayaan buatan (daya listrik) pada kondisi terpasang saat ini, hasil perhitungan jumlah armatur (luminer) dan daya listrik yang sesuai persyaratan SNI 6197-2011 serta daya listrik maksimum yang diperbolehkan untuk masingmasing ruangan pada gedung fakultas hukum, gedung fakultas ekonomi, gedung fakultas pertanian dan gedung fakultas teknik di universitas IBA dapat dilihat pada Tabel 10, Tabel 11, Tabel 12, Tabel 13, Tabel 14, Tabel 15, Tabel 16 dan Tabel 17 berikut ini. Tabel 10. Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Hukum 1 H101 86,9 92 1,06 6 432 4,97 12 2 H102 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 3 H103 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 4 H104 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 5 H105 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 6 H106 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 7 H107 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 8 H108 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 9 H109 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 10 H110 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 11 H111 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 12 R Rpt 86,9 92 1,06 6 432 4,97 12 13 R Ktr 86,9 69 0,79 6 432 4,97 12 14 Teras 156 92 0,59 4 144 0,92 3 15 Koridor 309 138 0,45 7 504 1,63 5 Tabel 11. Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Ekonomi 1 E201 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 2 E202 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 3 E203 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 4 E204 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 5 E205 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 6 E206 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 7 E207 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 8 E208 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 9 E209 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 10 E210 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 11 E211 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 12 E212 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 13 E213 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 14 E214 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 78

Lanjutan Tabel 11. No Nama Luas Saat Ini Sesuai SNI Daya Maks Daya Lamp Daya/m 2 SNI (W/m 2 ) (Watt)) (W/m 2 ) 15 E215 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 16 E216 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 17 E217 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 18 E218 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 19 E219 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 20 E220 86,9 92 1,06 6 432 4,97 15 21 E221 86,9 115 1,32 6 432 4,97 12 22 E222 86,9 92 1,06 2 144 1,66 5 23 E223 86,9 138 1,59 6 432 4,97 11 24 Teras 156 92 0,59 4 144 0,92 3 25 Koridor 424 253 0,59 7 504 1,19 5 Tabel 12 Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Pertanian Lt.1 1 P101 80 23 0,29 8 576 7,20 13 2 P102 16 23 1,44 1 72 4,50 5 3 P103 16 23 1,44 1 72 4,50 5 4 P104 80 23 0,29 8 576 7,20 13 5 P105 16 23 1,44 1 72 4,50 5 6 P106 80 92 1,15 8 5,76 7,20 13 7 P107 16 23 1,44 1 72 4,50 12 8 P108 16 23 1,44 1 72 4,50 12 9 P109 8 23 2,88 1 36 4,50 7 10 P110 16 23 1,44 1 72 4,50 12 11 Koridor 80 69 0,86 2 144 1,80 5 12 Teras 160 154 0,963 4 144 0,90 3 Tabel 13 Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Pertanian Lt.2 1 P201 16 23 1,44 1 72 4,50 12 2 P202 16 23 1,44 1 72 4,50 12 3 P203 16 23 1,44 1 72 4,50 12 4 P204 16 23 1,44 1 72 4,50 12 5 P205 32 36 1,13 2 144 4,50 12 6 P206 32 36 1,13 2 144 4,50 12 7 P207 24 36 1,50 1 72 3,00 12 8 P208 24 23 0,96 1 72 3,00 11 9 P209 24 23 0,96 1 72 3,00 12 10 P210 24 23 0,96 1 72 3,00 12 11 P211 4 23 5,75 1 36 9,00 7 12 P212 4 23 5,75 1 36 9,00 7 13 P213 4 23 5,75 1 36 9,00 7 14 P214 4 23 5,75 1 36 9,00 7 15 Koridor 112 184 1,64 2 144 1,29 5 79

Tabel 14. Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Pertanian Lt.3 1 P301 16 23 1,44 1 72 4,50 15 2 P302 16 23 1,44 1 72 4,50 15 3 P303 24 46 1,92 1 72 3,00 15 4 P304 24 46 1,92 1 72 3,00 15 5 P305 48 69 1,44 3 216 4,50 12 6 P306 24 46 1,92 1 72 3,00 15 7 P307 24 46 1,92 1 72 3,00 15 8 Koridor 144 184 1,28 3 216 1,50 5 Tabel 15. Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Teknik Lt.1 1 T101 64 92 1,44 5 360 5,63 15 2 T102 64 92 1,44 10 720 11,25 20 3 T103 24 46 1,92 2 144 6,00 12 4 T104 64 92 1,44 4 288 4,50 11 5 T105 64 92 1,44 1 72 1,13 5 6 T106 24 46 1,92 1 72 3,00 5 7 T107 16 46 2,88 2 72 4,50 7 8 Koridor 80 92 1,15 2 144 1,80 5 9 Teras 160 154 0,963 4 144 0,90 3 Tabel 16. Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Teknik Lt.2 1 T201 32 46 1,44 2 144 4,50 12 2 T202 28 46 1,64 2 144 5,14 12 3 T203 16 23 1,44 1 72 4,50 12 4 T204 16 23 1,44 1 72 4,50 12 5 T205 24 46 1,92 1 72 3,00 12 6 T206 32 46 1,44 2 144 4,50 12 7 T207 28 46 1,64 2 144 5,14 12 8 T208 28 46 1,64 2 144 5,14 12 9 T209 32 46 1,44 2 144 4,50 12 10 T210 16 23 1,44 1 72 4,50 12 11 T211 12 23 1,92 1 36 3,00 10 12 T212 24 69 2,88 2 72 3,00 7 13 Koridor 112 115 1,03 3 216 1,93 5 80

Tabel 17 Penggunaan Pencahayaan Buatan di Fakultas Teknik Lt.3 1 T301 32 46 1,44 2 144 4,50 15 2 T302 48 69 1,44 2 144 3,00 15 3 T303 32 46 1,44 2 144 4,50 15 4 T304 48 69 1,44 2 144 3,00 15 5 T305 48 69 1,44 2 144 3,00 15 6 T306 48 69 1,44 2 144 3,00 15 7 Koridor 144 184 1,28 3 216 1,50 5 Dari hasil perhitungan pada Tabel 10, Tabel 11, Tabel 12, Tabel 13, Tabel 14, Tabel 15, Tabel 16 dan Tabel 17 diatas didapat bahwa daya lampu dan daya/m 2 semua ruangan yang terpasang pada semua fakultas di Universitas IBA pada saat ini masih jauh dibawah ketentuan SNI 6197-2011. Daya lampu per luas lantai hasil perhitungan yang direncanakan sesuai ketentuan SNI 6197-2011 masih dibawah daya maksimum yang diijinkan. 4. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan, analisa dan perhitungan yang dilakukan, maka dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari 104 ruangan yang diteliti, terdapat 56 ruangan cukup dapat memanfaatkan pencahayaan alami dan 48 ruangan lainnya kurang dapat memanfaatkan pencahayaan alami disebabkan kurangnya lubang cahaya dan jendela ruangan atau posisinya yang terhalang dari masuknya sinar matahari. 2. Daya pencahayaan lampu yang terpasang di semua ruangan pada semua fakultas di Universitas IBA pada saat ini masih jauh dibawah standar SNI 6197-2011. 3. Daya lampu per luas lantai hasil perhitungan yang sesuai SNI masih dibawah daya maksimum yang diijinkan. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini melalui skema hibah Penelitian Dosen Pemula tahun anggaran 2015, LPPM Universitas IBA dan seluruh sivitas akademika Universitas IBA yang telah membantu memberi akses pada kami didalam pengambilan data-data penelitian. DAFTAR PUSTAKA Avistya Paradipta. et.al. (2012). Audit Energi dan Analisis Peluang Konservasi Energi Listrik pada Sistem Pencahayaan dan Sistem Pendingin Udara di Rumah Sakit Banyumanik Semarang. Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol.5 No.4 Desember 2012. Bahrul Ilmi. (2013). Konservasi Energi Penerangan pada Ruang Belajar Fakultas Teknik Universitas IBA. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-5 28 November 2013. 81

Balai Besar Teknologi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2012). Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi 2012. Edisi Pertama. Penerbit BPPT. Jakarta. Baso Mukhlis. (2011). Evaluasi Penggunaan Listrik pada Bangunan Gedung di Lingkungan Universitas Tadulako. Jurnal Ilmiah Foristek Vol.1 No.1 Maret 2011. Direktorat Jenderal Ketenagaan Departemen Pertambangan dan Energi. (1982). Pedoman tentang Cara-cara Melaksanakan Konservasi Energi dan Pengawasannya. SNI 6197:2011. Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. SNI 6390:2011. Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung. 82