dokumen-dokumen yang mirip
A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni


Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

AL QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

BAB V PENUTUP. Alhamdulillah penulis merafa kan syukur ke hadrat Allah SWT yang telah

TENTANG MA MUM MASBUQ

Mukadimah. Pengkajian

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

BAB II PENGERTIAN ALQURAN


BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut istilah ulama ahli hadis, hadis yaitu apapun yang diriwayatkan dari

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

EFEK KESEHARIAN TAKWA

Hak Cipta Terpelihara :


Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Bersama Orang Tua Menuju Surga

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

SATUAN ACARA KEGIATAN ROHIS SMAN 100 TAHUN AJARAN lingkup kajian ROHIS Pelatih ROHIS SMAN 100.

Interaksi dengan Al Qur'an

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

Sumber sumber Ajaran Islam

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

HUKUM BACAAN AL-QUR AN UNTUK ORANG LAIN YANG MASIH HIDUP ATAU SUDAH MATI ح م قراءة القرآن لا خر حيا أو ميتا

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

Keistimewaan Membaca Al-Qur an

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation. Rilis latest

Surat Edaran Departemen Agama. No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam seninya, akan menyadari bahwa bukan seniman yang mencapai

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

LARANGAN BERBICARA PADA WAKTU KHUTBAH JUM AT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEABSAHAN SHALAT

Pendidikan Agama Islam

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

*** Syarat Amal Diterima

Anuraga Jayanegara Tanda-tanda kiamat Tanda-tanda kiamat

Memahami Nama Allah Al-Awwal, Al-Akhir, Azh-Zhahir, dan Al-Batin

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN


yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Bismillahirrahmanirrahim

FATWA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG PEMAHAMAN, PEMIKIRAN, PENGAMALAN DAN PENYIARAN AGAMA ISLAM DI ACEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

Janganlah Berlaku Zalim

AMALIYYAH KHUSUS HARI ASYURA (10 Muharram) Oleh : Agus Gustiwang Saputra

PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1]

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Hadits yang populer adalah yang menyatakan 500 kali lipat yaitu yang diriwayatkan oleh Abu

Islam Adalah Agama Wahyu

Pendidikan Agama Islam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

Jawaban Ahlussunnah Terhadap Argumentasi Para Pengingkar SIFAT 'ULUW Bagi ALLOH

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

Kritik Ulama Kalam tentang Dzat dan Sifat Allah SWT

3 Wasiat Agung Rasulullah

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

Pendidikan Agama Islam

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

Bukti Cinta Kepada Nabi

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

Khotbah yang Menggelisahkan

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas dzikir jama i di kalangan masyarakat muslim Indonesia sebenarnya

Transkripsi:

www.kifayatulawam.wordpress.com

A. Uraian Sifat Kalam Allah Ta ala 421 Dan telah berkata-kata Allah Ta ala kepada Musa dengan kalam sempurna a. Yang dimaksud dengan kalam yang merupakan sifat Allah Ta ala adalah perkataan Allah Ta ala yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Yang tidak berhuruf dan tidak bersuara itu memastikan tidak terdahulu dan tidak terkemudikan. b. Mustahil tidak berkalam (kelu), yang dimaksud dengan tidak berkalam (kelu) adalah meliputi : 1. Tidak bersifat kalam sama sekali 2. Bersifat kalam tetapi kalam itu berhuruf dan bersuara yang memastikan tersdahulu dan terkemudian. Penjelasan 1. Kalam ada dua macam a. Kalam Nafsi : Yang dimaksud dengan kalam nafsi ialah kalam yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Jelasnya, apabila si A bertanya kepada si B ini apa? serta menunjukkan kepada sesuatu yang dijadikan harga

dalam jual beli, kemudian si B menjawab dengan jawaban bukan kata-kata, yang mana kata-kata adalah merupakan unsur bahasa. Bila jawaban itu dijelmakan ke dalam bahasa Indonesia, maka terdengar lafaz uang: bila jawaban itu dijelmakan dengan bahasa Inggris maka terdengarlah lafaz money bila jawaban itu dijelmakan dengan bahsa Arab maka terdengarlah lafaz fulus, maka uang, money, dan fulus adalah ibarat dari kalam nafsi yang asda padsa si B. b. Kalam Lafzi. Yang dimaksud dengan kalam lafzi ialah lafaz yang mengibaratkan kalam nafsi itu, maka pada contoh tadi dapat diketahui bahwa lafaz uang, lafaz money, lafaz fulus adalah kalam lafzi. 2. Kalam Allah Kalam Allah Ta ala itu diartikan dalam dua arti, yaitu : a. Kalam Nafsi ; yang tidak berhuruf dan tidak bersuara yang memastikan tidak terdahulu dan tidak terkemudian. b. Al-Qur an yakni lafaz yang diturunkan oleh Jibril kepada Rasulullah SAW yang tertulis dalam mushaf.

3. Al-Qur an diartikan dalam tiga arti, yaitu ; a. Kalam Nafsi yang tidak berhuruf dan tidak bersuara sama dengan arti kalam Allah Ta ala dalam arti pertama (a). b. Lafaz yang diturunkan Jibril kepada Rasulullah SAW, yang tertulis dalam mushaf dalam arti yang kedua (b) c. Mushaf itu sendiri yakni yang didalamnya tertulis Al-Qur an dalam arti yang ketiga (c). Pengertian kalam Allah dan Al-Qur an yang berbedabeda itu mengakibatkan berbeda-beda hukum yang tertuju kepadanya. Berbeda-bedanya hukum karena berbeda-beda pengertian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kalam Allah Ta ala dalam pengertian yang pertama (a) adalah qadim karena ia adalah salah satu dari sifat-sifat Allah Ta ala 2. Kalam Allah Ta ala dalam pengertian kedua (b) adalah hadits karena ia lafaz yang diturnkan oleh Jibril yang memastikan terpisah dari zat Allah Ta ala yang bukan sifatnya, tetapi adalah ciptaannya maka itu makhluk. 3. Al-Qur an dalam pengertian yang pertama (a) adalah qadim karena ia adalah sifat Allah Ta ala 4. Al-Qur an dalam pengertian yang kedua (b) adalah hadits karena ia diturunkan oleh Jibril yang

memastikan terpisah dari zat Allah Ta ala (bukan sifat) 5. Al-Qur an dalam pengertian yang ketiga (c) adalah hadits karena dibuat (ditulis) oleh manusia dan haram menyentuhnya bagi orang yang berhadas besar maupun yang berhadas kecil. 6. Pahala membaca Al-Qur an dalam pengertian yang kedua (b) itulah yang dihadiahkan kepada orang yang sudah mati. 7. Kaifiat turunnya Al-Qur an. Terdapat tiga pendapat ulama tentang kaifiat turunnya Al- Qur an yakini, apa yang dituturkan oleh Jibril dan apa yang diterima oleh Rasulullah SAW. a. Makna saja ; lafaznya adalah dari Jibril yakni ibarat dari Jibril b. Maknanya saja, lafaz adalah dari Rasulullah SAW, yakni ibarat dari Rasulullah SAW. c. Makna dengan lafaz, berarti bahwa yang diturunkan Jibril dan yang diterima Rasulullah SAW, adalah makna dan lafaz, yakni makna dan lafaz kedua-duanya adalah langsung dari Allah Ta ala sendiri., Pendapat ketiga (c) adalah pendapat ahlissunnah wal jama ah yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

B. Hakekat Kalamullah Semua aliran teologi Agama Samawi sependapat bahwa; Allah Ta ala berkalam, dengan kalam itu Allah Ta ala menyuruh dan melarang hamba-nya berbuat sesuatu, baik langsung maupun melalui Rasul-Nya. Mereka tidak berbeda pendapat tentang eksistensi kalam (wujudiahnya) dan menisbahkan kalam itu kepada Allah Ta ala. Mereka berbeda pendapat tentang kuiditas kalam itu (mahiyahnya), apakah kalam itu aksiden temporal (arad hadits) sebagai sifat kreatif (sifat kerja) bagi Allah Ta ala? atau kalam itu substansi external (maujud qadim) sebagai sifat Zat Allah Ta ala. Kuiditas (Mahiyat) Kalam. Aliran teologi Islam, tidak sependapat tentang kuiditas kalam (mahiyat kalam), sehingga mengakibatkan berbeda pendapat mereka terhadap kemestiankemestian dari kuiditas kalam yang berbeda beda itu. Disebabkan kesamaran tentang kuiditas kalam, maka tidak jarang timbul kekeliruan dalam memahami teori teori Ahlus-Sunnah mengenai kalam sebagai salah satu sifat Allah Ta ala. agar terhindar dari kesamaran yang mengakibatkan kekeliruan itu, penulis mencoba menguraikan kuiditas kalam menurut teori aliran teologi Islam sebagai berikut ;

Jumhur Ahlissunnah menyatakan ; Menurut Imam as-sanusi Kalam Allah Ta ala yang bersubstansi zat-nya ialah; suatu sifat external yang tidak berbentuk huruf, tidak berbentuk suara, tidak pernah mengalami tiada, tidak yang semakna dengan tiada seperti diam, tidak terbagi-bagi, tidak terdahulu dan tidak terkemudian Definisi ini memastikan bahwa; kalam itu bukan aksiden temporal (aradl hadits) sebagai sifat kreatif ( berbicara ), tetapi ia adalah sifat external bagi zat yang tidak pernah mengalami tiada baik pada permulaan, pada pertengahan maupun pada kesudahan (azali lagi abadi ). Maka kalam itu bukan bicara, tetapi ia adalah sifat zat yang senantiasa, ia bukan jenis suara yang terdiri dari huruf-huruf, karena suara yang demikian memastikan adanya prior dan posterior (taqaddum dan ta akhur pada wujudnya ). Demikian juga taklim yang Iafirmasikan kepada Allah Ta ala bukan berbicara karena berbicara itu didahului oleh tiada ( temporal ) yakni memulai yang sebelumnya tiada. Tetapi (تكليم) taklim itu ialah

memberikan kesanggupan kepada seseorang mendengar kalam yang bukan dari jenis suara itu. Maka arti وكلم هللا موسى تكليما menurut jumhur Ahlis-Sunnah ialah; Allah Ta ala memberikan kesanggupan kepada nabi Musa untuk mendengar kalam Qadim yang bukan jenis suara itu; sehingga nabi Musa mendengar kalam itu dan dapat membaca maknanya yang mereka istilahkan dengan kalam nafsi. Namun Abu Mansur Al Maturidi dari kalangan jumhur berpendapat bahwa; kalam qodim itu tidak termasuk objek sasaran pendengar karena ia bukan jenis suara. Maka arti : menurut beliau ialah; Allah Ta ala وكلم هللا موسى تكليما mengibaratkan / menjelmakan kalam qodim itu dengan bentuk suara, sehingga nabi Musa dapat mendengarnya. Apa yang ditunjuki oleh kalam yang didengar oleh nabi Musa persis sama dengan apa yang ditunjuki; oleh kalam Qodim yang tidak dapat didengarnya itu.