28 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sehubungan dengan penelitian ini, objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian yaitu karsa utama mall kota Gorontalo. Penetapan objek penelitian pada lokasi ini didasarkan atas pertimbangan lokasi mudah di jangkau oleh peliti dan dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang masalah yang diteliti. 3.1.2 Waktu penelitian Dari objek yang telah ditetapkan, maka lamanya waktu yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah terhitung dari bulan Januari-Juni 2013. 3.2 Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yakni menggambarkan adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain yaitu variabel X1 (kualitas pelayanan), X2 (Kepuasan ) dan variabel Y (loyalitas ). Berdasarkan metode penelitian tersebut maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kualitas pelayanan (X1) Kepuasan (X2) Loyalitas (Y) Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
29 Ket : = Garis hubungan parsial = Garis hubungan Simultan 3.3 Definisi operasional variabel Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 3.3.1 Variabel Independen dan Dependen Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel independen adalah kualitas pelayanan dan kepuasan, variabel dependen adalah loyalitas. Maka dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut :
30 Tabel 3.1 Variabel Independen dan Variabel Dependen N o Variabel Sub Variabel Konsep Indikator 1. Kualitas Pelayana n (X 1 ) 1. Kehandalan 2. Tanggapan Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para atas layanan yang diberikan. (Tjiptono) Kehandalan adalah kemampuan yang dapat diandalkan, akurat, dan konsisten dalam mengerjakan jasa sesuai dengan yang diinginkan konsumen. 1.Kemampuan 2.Akurat 3.Konsistensi 1.Kemauan Tingkat Pengukuran 1.Tingkat kemampuan pengusaha dalam memberikan pelayanan. 2.Tingkat akurasi pelayanan. 3.Tingkat konsistensi pelayanan kepada konsumen. Skala Ordinal Ordinal ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada, dengan penyampaian informasi yang jelas. 2.Segera 3.Kesesuaian 4.Kecepatan 1.Tingkat kemauan pengusaha dalam pelayanan membantu konsumen. 2.Tingkat pengusaha dalam memberikan pelayanan dengan segera kepada konsumen. 3.Tingkat
31 2. 3. Assurance 4. Empati Assurance mencakup keandalan atau jaminan kompetensi, dapat dipercya, kejujuran pemberi jasa, pemilikan kecakapan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengerjakan jasa, dan kredibilitas. Secara umum konsumen membutuhkan kemudahan akses, komunikasi yang mudah (baik), dan memiliki keinginan untuk dipahami kebutuhannya. 1.Jaminan 2.Kepercayaan 3.Kejujuran 4.Kecakapan 5.Pengetahua n 1.Kemudahan akses 2.Komunikasi yang mudah 3.Memahami Keinginan kesesuaian pelayanan kepada konsumen. 4.Tingkat kecepatan pengusaha dalam memberikan pelayanan. 1.Tingkat perusahaan dalam memberikan jaminan pelayanan 2.Tingkat perusahaan dapat dipercaya dalam pelayanan. 3.Tingkat kejujuran pelayanannya. 4.Tingkat kecakapan pelayanan kepada konsumen. 5.Tingkat pengetahuan pelayanan. Ordinal Ordinal 5. Tangible 1.Kesan kualitas 2. 1.Tingkat kemudahan akses dalam pelayanan. 2.Tingkat Ordinal
32 Kepuasa n Pelangg an (X 2 ) 1. Kualitas produk 2. Kualitas pelayanan atau jasa Tangible dapat mencakup penampilan fasilitas atau elemen-elemen fisikal, peralatan, personel, dan material-material komunikasi. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesan kualitas, kenyamanan dan keamanan dari jasa yang ditawarkan kepada konsumen. kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kotler dalam Tjiptono dan Diana (2003:102) akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Kenyamanan 3.Keamanan 1. daya tahan 2. kenyamanan 3. wujud luar 1. perhatian 2. keramahan 3. kepedulian komunikasi yang mudah dan sopan dalam pelayanan. 3.Tingkat pengusaha memahami kebutuhan kebutuhab pengusaha dalam memberikan pelayanan. 1.Tingkat kesan tentang kualitas 2.Tingkat kenyamanan pelayanan kepada konsumen. 3.Tingkat keamanan perusahaan dalam memberikan pelayanan. Ordinal Ordinal 3. Harga 1. Tingkat
33 3. Loyalitas Pelangg an (Y) 4. Biaya akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada. yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau 1. kesesuaian harga 2. harga terjangkau 3. daya saing harga 1. tidak ada biaya tambahan 2. tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk 3. cenderung puas terhadap produk 1.Melakukan pembelian secara teratur. 2.Membeli diluar lini produk atau jasa 3.Merekomend asikan produk merasa puas terhadap daya tahan produk 2.Tingkat merasa puas terhadap kenyamanan produk 3. tingkat merasa puas terhadap wujud luar produk 1. tingkat merasa puas terhadap perhatian yang diberikan perusahaan 2. tingkat keramahan dapat memberikan kepuasan 3. tingkat kepedulian dapat memberikan kepuasan 1.tingkat sejauh mana dengan kesesuaian harga merasa puas 2. tingkat Ordinal Ordinal Ordinal
34 jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. loyalitas Pelanggan lebih ditujukan kepada suatu perilaku, yang ditunjukan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit pengambialan keputusan. Griffin dalam Hurriyati (2010:128), lain 4.Menunjukan kekebalan daya tarik produk sejenis dari pesaing. dengan harga terjangkau merasa puas 3. tingkat dengan daya saing harga akan merasa puas. 1. tingkat merasa puas tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. 2. tingkat merasa puas tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk. 3. tingkat merasa puas dan cenderung puas terhadap produk. 1. Tingkat yang loyal akan melakukan pembelian secara teratur/berulang 2. tingkat yang loyal akan membeli diluar lini produk atau
35 jasa 3.tingkat sejauh mana yang loyal akan merekomendasi kan produknya kepada orang lain 4.tingkat sejauh mana yang loyal akan menunjukan kekebalan daya tarik produk sejenis dari pesaing
36 3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi Ferdinand, (2006:223) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi penelitian ini adalah yang telah melakukan transaksi pembelian pada Karsa Utama Mall kota Gorontalo. Yang diasumsikan tidak diketahui karena jumlah konsumen yang berbelanja sudah memiliki jumlah yang besar dari berbagai kalangan yang setiap harinya tidak di ketahui jumlah konsumennya. 3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2011:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka untuk menentukan besarnya jumlah sampel konsumen digunakan rumus sebagai berikut, Louis M dan Richard A. Parker (Eriyanto 2007:292). Ket : n = Z². p(1 p) E² n Z 2 = Jumlah sampel = Nilai Z yang tergantung pada tingkat kepercayaan E = Kesalahan sampling yang dikehendaki P(1-p) = Variasi Populasi (Jika tidak diketahui maka nilai p diasumsikan sebesar n = 0.5, Jika tingkat kepercayaan 95% dan sampling error yang dikehendaki sebesar 10% adalah sebesar : Z². p(1 p) E²
37 (1.96). 0.5(1 0.5) n = 0.1 n = 0.9604 0.01 n = 96 Orang Berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh sampel dari populasi sebanyak 96 orang. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand, 2006:231). Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada, maka metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Metode Accidental Sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu yang dipandang cocok dan sesui dengan sumber data. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan instrumen berupa : Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi. peneliti mengadakan observasi langsung pada setiap, guna untuk mendapatkan data yang valid. 2) Wawancara
38 Metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan pihak-pihak tertentu dan dikerjakan dengan sistematis berdasarkan dengan tujuan penelitian. 3) Kuesioner Yaitu proses pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disususn secara sistematis dan bersifat tertutup artinya responden memberikan jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang disediakan. Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengenai data yang dikumpul dengan cara memberikan nilai skor masing-masing adalah sebagai berikut : a. Diberi skor 5, dengan kategori Sangat Setuju (SS) b. Diberi skor 4, dengan kategori Setuju (S) c. Diberi skor 3, dengan kategori Biasa Saja (BS) d. Diberi skor 2, dengan kategori Tidak Setuju (TS) e. Diberi skor 1, dengan kategori Sangat Tidak Setuju (STS) 3.6 Teknik Anilisis Data. 3.6.1 Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen Dari data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Dimana Y adalah varabel terikat (Dependent variable) dan X1,X2 adalah variabel bebas (Independent variable). Bentuk persamaan regresi linear berganda dapat digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun rumus sebagai berikut :
39 Pengukuran regresi linear berganda sebagai berikut : Y= a + + + e Ket : Y : loyalitas (variabel dependen) : variabel kualitas pelayanan (variabel independen) : Variabel kepuasan (variabel independen) a : Konstantaa : Koefisien regresi variabel Harga : Koefisien regresi variable Kondisi Lokasi Usaha e : error 3.7 Pengujian Instrumen 3.7.1 Pengujian Validitas Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2001). Misalnya dalam mengukur keputusan pembelian dalam suatu produk dimataa konsumen, maka diukur dalam enam pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut. Dalam penguji validitas menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment. Umar (2003:84). 1. Rumus Korelasi Product Momen Pearson
40 r = Dimana : r : koefisien korelasi n : jumlah responden X : skor total setiap pertanyaan X 2 : kuadrat skor total setiap butir Y : skor total responden Y 2 : kuadrat skor total 2. Menentukan taraf nyata Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0.05 3. Kriteria pengujian < α atau > : mempunyai hubungann signifikan dan bersifat > α atau valid < : tidak mempunyai hubungansignifikan dan tidak bersifat valid Dimana : = tingkat signifikan α = batas kelonggaran/error 5% atau 0,05 = nilai hitung (corerlation pearson/product momen) = nilai tabel (buku statistik) 4. Cara Pengujian Pengujian validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item dalam kuesioner dan total skor yang ingin diukur
41 yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Apabila tingkat lebih besar dari α maka tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Sebaliknya jika tingkat lebih kecil dari α maka mempunyai hubungan yang signifikan. Perhitungan lain membandingkan dan, apabila nilai kurang dari nilai maka tidak mempunyai hubungan yang signifikan sebaliknya jika nilai lebih kecil dari maka mempunyai hubungan yang signifikan. 3.7.2 Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali (2001). Dalam pengujian reliabilitas menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions), adapun uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach dengan rumus Umar (2003:96) : = ) (1- dan = Dimana : = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan = jumlah varian butir = varian total n X = jumlah responden = nilai skor yang dipilih
42 1. Kriteria Pengujian Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala 0 sampai dengan 1. Skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama. Hal ini dapat dilihat pada table sebagai berikut : Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha No Alpha Tingkat Reliabilitas 1 0,00 S.d. 0,20 Kurang reliable 2 > 0,20 S.d. 0,40 Agak reliabel 3 > 0,40 S.d. 0,60 Cukup Reliabel 4 > 0,60 S.d. 0,80 Reliabel 5 > 0,80 S.d. 1,00 Sangat Reliabel 2. Cara Pengujian Dalam penelitian ini misalnya variabel kualitas pelayanan diukur dalam lima pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel kualitas produk satu jawaban responden dikatakan reliable jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Karena masingmasing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama yaitu kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas. Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistic Cronbach alpha. 3.7.3 Method of Succesive Interval
43 Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu sebelum dilakukan analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu dataa penelitian yang diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI (Methode of Successive Interval). Tahapan MSI secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item kuesioner. b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi. c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif. d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. e. Menetukan nilai density untuk setiap nilai z. f. Menghitung SV (scale value) dengan rumus : SV= g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memilikii harga negating terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1). h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakann rumus : Y = SV + Dalam penelitian ini menggunakan teknik transformasikan data ordinal menjadi data interval menggunakan software MSI (Method of Successive Interval) berupa aanalisis tambahan pada Microsoft exel.
44 3.8 Pengujian Hipotesis 3.8.1 Pengujian t-test Pengujian t dilaksanakan untuk melihat signifikan dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel dependen yang bersifat kontan Sulaiman (2002:154). Pengujian t digunakan dengansoftware SPSS (Statistical Product and service solutions). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian parsial : 1. Merumuskan hipotesis parsial - Ho : 0, yaitu X1 tidak berpengaruh positif terhadap Y. - H1 : > 0, yaitu X1 berpengaruh positif terhadap Y. - Ho : 0, yaitu X2 tidak berpengaruh positif terhadap Y. - H1 : > 0, yaitu X2 berpengaruh positif terhadap Y. 2. Menetukan taraf nyata Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0,05 Derajat bebas db = n k Dimana : n = Jumlah sampel responden k = Jumlah variabel penelitian 3. Mencari t hitung =
45 Dimana : = koefisien variabel ke-i = parameterr ke-i yang dihipotesiskan = kesalahan standar 4. Kriteria Pengujian < α atau > maka Ho ditolak dan > α atau < maka Ho diterima dan diterima ditolak 5. Cara Pengujian Pengaruh signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai dengan nilai. Apabila nilai lebih besar dari nilai maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai lebih kecil dari nilai maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen, pengujian lain juga membandingkan dan α dengan melihat kriteria pengujian. 3.8.2 Pengujian F Pengujian F independen secara ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel keseluruhan terhadap variabel dependen (sulaiman, 2002:154). Pengujiann F digunakan denagn software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian simultan : 1. Merumuskan hipotesis simultan - Ho : = = 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
46 - Ho : = 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen. 2. Menentukan probabilitas Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan tingkat probability 5% atau 0,05 Df = Regression dan Residual Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians ole model persamaan regresi. yang dihasilkan Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi. 3. Mencari F hitung F hitung = = Dimana : Y = nilai pengetahuan Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi Y = nilai rata-rata pengamatan N = jumlah pengamatan/sampel K = jumlah variabel independen 4. Kriteria pengujiann < α atau > maka Ho ditolak dan > α atau < maka Ho diterima dan diterima ditolak 5. Cara pengujian
47 Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai dan nilai Apakah nilai lebih besar dari nilai maka variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai lebih kecil nilai mempunyai maka variabel independen secara bersama-sama tidak pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, pengujian lain juga membandingkan dan α dengann melihat kriteria pengujian. 3.9 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang digunakan dapat memberikan hasil yang representatif. Uji asumsi tersebut dapat digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Soultions). 3.9.1 Pengujian Normalitas Pengujian inii bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihat dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan poa distribusi tidak normal Ghozali (2001). 3.9.2 Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya
48 tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel independen Ghozali (2001). 3.9.3 Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kita dapat melihatnya dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas sebaliknya apabila titiktitik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali (2001). 3.9.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Determinasi Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) digunakan koefisien korelasi (R) besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai dengan 1. Jika koefisien korelasi 0 berarti hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak ada hubungan, sebaliknya jika koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka hubungan tersebut positif dan kuat. Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau diguanakan untuk mengukur besarnya kontribusi (share) dari variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase Ghozali (2001).