BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Provinsi Sumatera Utara,

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Ide event organizer berawal dari kebiasaan orang menyelenggarakan suatu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN. Bujur Timur. Kota Medan 2,5-3,75 meter di atas permukaan laut. Kota Medan

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN. daerah yang dinamakan sebagai Medan ini menuju pada bentuk kota

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. Halaman Persetujuan. Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan :

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. naskah Melayu di Riau mencatat paling kurang ada 3 kemungkinan asal nama Riau,

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

Presiden Republik Indonesia,

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

PENGARUH PEMBANGUNAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI KOTA MEDAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB II KOTA MEDAN. A. Letak Geografis

BAB II GAMBARAN KOTA MEDAN DALAM SISTEM TRANSPORTASI. sampai 37,5 meter di bagian selatan di atas permukaan laut. Kota ini dialiri oleh dua sungai

PEMBANTU RUMAH TANGGA (Studi Antropologi Perkotaan Tentang Pembantu dan Majikan) SKRIPSI

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perekonomian Indonesia pada dekade 70-an hingga 80-an mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. UU Nomor 36 Tahun 2009

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K /

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi

2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW. spasial dalam pengembangan wilayah dan kota yang dibentuk atas dasar kesepakatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN TERMINAL TERPADU PINANG BARIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1.Sejarah Dan Gambaran Umum Kota Medan. Pada zaman dahulu kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

I. PENDAHULUAN. karena kota harus menanggung beban berat akibat tingginya tingkat pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Kota Medan Kehadiran kota Medan sebagai suatu bentuk kota memiliki proses perjalanan sejarah yang panjang dan kompleks, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya daerah yang dinamakan sebagai Medan ini menuju pada bentuk kota metropolitan. Sebagai hari lahir kota Medan adalah 1 Juli 1590, sampai saat sekarang ini usia kota Medan telah mencapai 418 tahun. Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru Patimpus, kota Medan berkembang dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri, yang didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermerga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan. Dalam bahasa Karo, kata "Guru" berarti "Tabib" ataupun "Orang Pintar", kemudian kata "Pa" merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata "Timpus" berarti bundelan, bungkus, atau balut. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan (http://id.wikipedia.org/wiki/medan diakses pada 27- Desember-2007). Berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis menuju Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan kota medan sejak awal memposisikannya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya Kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal

perkembanganya, telah mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai Pusat Perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. Foto 1 Monumen Guru Pattimpus di persimpangan jalan Gatot Subroto, Medan. (Sumber : Ibnu Avena) Keberadaan kota Medan tidak lepas dari peranan para pendatang asing yang datang ke Medan sebagai pedagang maupun lainnya, peranan Nienhuys sebagai pemilik modal perkebunan tembakau yang berkawasan di daerah Maryland telah menjadi cikalbakal pertumbuhan Medan. Nienhuys pada proses perkembangan perkebunan tembakau telah memindahkan pusat perdagangan tembakau miliknya ke daerah Medan Putri, yang pada saat sekarang ini dikenal dengan kawasan Gaharu. Proses perpindahan ini telah dapat menciptakan perkembangan cikal-bakal kota Medan seperti sekarang ini, sedang dijadikannya Medan menjadi ibukota dari Deli juga telah mendorong Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini, disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus ibukota Sumatera Utara. Gambaran umum kota Medan merupakan sekilas penjelasan mengenai keberadaan kota Medan sebagai kawasan yang menjadi fokus lokasi penelitian ini, sebagai pusat pemerintahan kota Medan memiliki 21 daerah kecamatan dan 151 daerah kelurahan (http://id.wikipedia.org/wiki/medan diakses pada 27-Desember-2007). adapun dari 21 kecamatan tersebut, hanya beberapa kecamatan saja yang diambil sebagai lokasi

penelitian ini, hal ini disebabkan lokasi tersebut dianggap mewakili keberadaan masyarakat Mandailing beserta dengan kelengkapan adat istiadatnya terutama kesenian Gordang Sambilan, oleh karenanya daerah tersebut menjadi lokasi penelitian. 2.2. Letak lokasi dan Keadaan alam lokasi penelitian Letak lokasi penelitian berada pada wilayah administratif kotamadya Medan yang juga merupakan ibukota dari Sumatera Utara, secara khusus, lokasi penelitian berada pada lima lokasi penelitian, yaitu : 1. Wilayah Sei Mati, Medan Maimun 2. Wilayah Mariendal (Simpang Limun), Medan Amplas 3. Wilayah Sei Agul, Medan Barat 4. Wilayah Bandar Selamat, Medan Tembung 5. Wilayah Pancing, Medan Tembung adapun ke-lima wilayah ini merupakan unsur keterwakilan dari masyarakat Mandailing yang bertempat tinggal di kota Medan. Letak lokasi dan keadaan alam yang akan dijelaskan merupakan penjelasan terhadap lima lokasi penelitian tersebut. 2.2.1. Wilayah Sei Mati, Medan Maimun Sejarah berdirinya, munculnya daerah Sei Mati ini diawali ketika pada zaman penjajahan Belanda, maka perkebunan yang dikelola oleh Belanda memerlukan tenaga pekerja dalam mengerjakan perkebunan tersebut, oleh karena itu banyak pekerja yang berdatangan ke kota Medan, diantara para pekerja tersebut terdapat pekerja-pekerja yang berasal dari daerah Mandailing. Seiring berjalannya waktu, maka semakin bertambah jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada sektor perkebunan milik Belanda tersebut, hal ini juga mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah tenaga kerja yang berasal dari daerah Mandailing, pada masa itu dikarenakan mayoritas tenaga kerja perkebunan yang berasal dari Mandailing tersebut beragama Islam, maka mereka menghadap sultan Deli, hal ini dikarenakan mereka berpendapat tentunya sultan Deli yang beragama Islam juga maka tentu akan membantu mereka. Sultan Deli kemudian memberikan pinjaman wilayah sebagai tempat tinggal para pekerja yang berasal daerah Mandailing tersebut. Pada saat sekarang ini wilayah tersebut dikenal dengan wilayah Sungai Mati dan

berada dibawah naungan kelurahan Medan Maimun. Adapun luas kecamatan Medan Maimun adalah 2,98 km², pada tahun 2006 kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 48.995 jiwa. dan kepadatan penduduknya adalah 16.441,28 jiwa/km² (Kecamatan dalam angka, 2006). Kecamatan Medan Maimun, Medan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Maimun berbatasan dengan Medan Polonia di sebelah barat, Medan Kota di timur, Medan Johor di selatan, dan Medan Petisah di utara. Istana peninggalan Kesultanan Deli yang terkenal, Istana Maimun, terletak di kecamatan ini. Kecamatan ini mempunyai 6 kelurahan, yaitu : Sukaraja Aur Jati Hamdan Sei Mati Kampung Baru (http://www.pemkomedan.go.id diakses pada 25-Maret-2008). 2.2.2. Wilayah Mariendal (Simpang Limun), Kecamatan Medan Amplas Daerah Mariendal pada saat ini merupakan suatu istilah untuk menyebutkan daerah administratif kelurahan Sitirejo. Pada mulanya daerah ini merupakan pusat moda transportasi darat di kota Medan, sebagai pusat moda transportasi darat, daerah ini merupakan suatu wadah berkumpulnya masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku dan golongan, hal tersebut dimungkinkan karena sebagai pusat transportasi yang merupakan daerah pintu gerbang bagi masyarakat yang berada diluar kota Medan untuk memasuki kota Medan. Di kecamatan ini terletak Terminal Terpadu Amplas yang merupakan terminal keluar masuk untuk mobil angkutan umum antar kota dan provinsi. Sebagai tempat pusat transportasi, terminal Amplas juga memiliki muatan pertukaran informasi, pertukaran dan perpindahan penduduk dari daerah lain. Proses perpindahan penduduk dalam hal ini juga berdampak pada munculnya proses migrasi masyarakat. Proses migrasi tersebut didasarkan pada fenomena kota Medan sebagai pusat pemerintahan Sumatera Utara secara administratif. Pandangan-pandangan pusat kota sebagai barometer pembangunan

dan perkembangan tercermin dari proses migrasi yang terjadi di kota Medan, kota Medan menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Amplas berbatasan dengan Medan Johor di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Kabupaten Deli Serdang di selatan, dan Medan Kota dan Medan Denai di utara. Pada tahun 2006 kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 88.638 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km² dan kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwa/km². Kecamatan ini mempunyai 7 kelurahan, adalah: Amplas Sitirejo Sitirejo III Timbang Deli Harjosari Harjosari II Bangun Mulia 2.2.3. Wilayah Sei Agul, Kecamatan Medan Barat Sei Agul merupakan salah satu wilayah yang didiami oleh masyarakat Mandailing dikota Medan, pemilihan daerah ini didasarkan sebagai daerah alternatif sebagai tempat tinggal, hal ini disebabkan mayoritas penduduk masyarakat Mandailing di wilayah Sei Agul memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Profesi sebagai pedagang ini pada awalnya bermula dilakukan di Pajak Bundar 1 atau sekarang ini dikenal dengan Pajak Petisah, diwilayah inilah mereka melakukan proses perdagangan dan perekonomian. Perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat Mandailing yang berdomisili di kota Medan ini adalah berdagang hasil-hasil alam, seperti sayuran, buah-buahan maupun hasil kerajinan tangan, meliputi kain, peralatan rumah tangga. Untuk mempersingkat jarak antara tempat berdagang dan wilayah tempat tinggal, maka wilayah Sei Agul dianggap sebagai wilayah yang cukup menjanjikan. Kecamatan Medan Barat adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, 1 Sejarah mengenai muncul dan berdirinya Pajak Bundar atau yang kini dikenal dengan Pajak Petisah berhubungan dengan sejarah Guru Pattimpus, tokoh yang dianggap menemukan kota Medan pertama sekali (http://www.galasnov-liti.blogspot.com diakses pada 11-November-2007).

Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Barat berbatasan dengan Medan Deli di sebelah barat, Medan Petisah di timur, Medan Timur di selatan, dan Medan Helvetia di utara. Pada tahun 2006, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 86.706 jiwa. Luasnya adalah 6,82 km² dan kepadatan penduduknya adalah 12.713,49 jiwa/km². Medan Barat adalah salah satu daerah jasa dan perniagaan di Kota Medan. Di sini ini terdapat sebuah bengkel khusus kereta api yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia Eksploitasi Sumatera Utara (PT. KAI-ESU). Kecamatan ini mempunyai 6 kelurahan, adalah: Glugur Kota Karang Berombak Pulo Brayan Kota Sei Agul Silalas Kesawan 2.2.4. Wilayah Bandar Selamat dan Pancing, Kecamatan Medan Tembung Bandar Selamat pada perkembangannya merupakan wilayah pusat transportasi antar kota yang terdapat di kota Medan, sama hal seperti wilayah Mariendal, kecamatan Medan Amplas. Terbentuknya wilayah Bandar Selamat sebagai pusat transportasi kota Medan dipengaruhi oleh pembangunan jalan tol yang terdapat di wilayah tersebut. Kebijakan pemerintah kota Medan yang melarang kendaraan berat melintas didalam kota, memunculkan pembangunan jalan tol, untuk memudahkan perjalanan kendaraan berat yang ingin melintas di kota Medan. Pembangunan jalan tol diwilayah Bandar Selamat telah menyebabkan wilayah tersebut menjadi lokasi perwakilan kendaraan antar kota, baik yang mengangkut barang maupun penumpang. Lokasi-lokasi perwakilan kendaraan antar kota diwilayah ini didominasi oleh usaha kendaraan yang berasal dari daerah Mandailing dan sekitarnya, hal ini yang kemudian menyebabkan banyaknya masyarakat Mandailing yang mendiami wilayah ini, selain itu pada wilayah ini terdapat organisasi HIKMA (Organisasi keluarga Mandailing), organisasi ini setidaknya menaungi masyarakat Mandailing yang terdiri dari beberapa marga, tujuan organisasi ini adalah untuk merekatkan hubungan antara

masyarakat Mandailing di kota Medan. Wilayah Pancing dalam penelitian ini juga diikutsertakan sebagai lokasi penelitian dikarenakan masyarakat Mandailing banyak mendiami wilayah ini, sama halnya seperti wilayah Sei Agul, dikarenakan wilayah ini merupakan daerah alternatif tempat tinggal, sebab lainnya adalah faktor jarak, dalam hal ini masyarakat ataupun individu Mandailing yang datang ke kota Medan dengan tujuan untuk menetap memilih jarak yang dekat dengan pusat transportasi yang menghubungkan antara tempat tinggal di kota Medan dan perwakilan transportasi serta kampong halaman mereka. Kecamatan Medan Tembung, Medan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Tembung berbatasan dengan Medan Perjuangan di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Denai di selatan, dan Kabupaten Deli Serdang di utara. Pada tahun 2006, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 134.113 jiwa. Luasnya adalah 7,99 km² dan kepadatan penduduknya adalah 16.785,11 jiwa/km². Kecamatan ini mempunyai 7 kelurahan, yaitu: Tembung Bandar Selamat Indra Kasih Sidorejo Sidorejo Hilir Bantan Bantan Timur 2.3. Geografis 2 Koordinat geografis kota Medan adalah 3º 30' - 3º 43' LU dan 98º 35' - 98º 44' BT. Permukaan tanahnya cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, sedangkan di 2 Dimulai dari bagian geografis sampai dengan organisasi masyarakat merupakan data kependudukan kota Medan beserta dengan masyarakatnya, tidak dijelaskannya bagian lain, seperti komposisi penduduk berdasarkan agama, pekerjaan, dan lain-lain disebabkan data tersebut tidak memiliki pengaruh langsung dengan masalah penelitian sehingga data kependudukan dan profil kota Medan yang ditampilkan merupakan data yang memiliki kaitan dengan masalah penelitian, yaitu Gordang Sambilan.

sebelah barat, selatan dan timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan sendiri menjadi kota induk dari beberapa kota satelit di sekitarnya seperti Kota Binjai, Lubuk Pakam, Deli Tua dan Tebing Tinggi. Luas Kota Medan saat ini adalah 265,10 km². Sebelumnya hingga tahun 1972 Medan hanya mempunyai luas sebesar 51,32 km², namun kemudian diedarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1973 yang memperluas wilayah Kota Medan dengan mengintegrasikan sebagian wilayah Kabupaten Deli Serdang. 2.4. Visi dan Misi Kota Medan Untuk mewujudkan pembangunan kota Medan yang lebih terarah, terencana, menyeluruh, terpadu, realistis dan dapat dievaluasi, maka perlu dirumuskan rencana strategik sebagai broad guide line penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di kota Medan untuk lima tahun kedepan. Rencana strategik yang ditetapkan sekaligus menjadi strategi dasar bagi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan kota, serta memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, di samping adanya rencana pembangunan kota yang handal, perlu adanya pengukuran capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan. 2.4.1. Visi Kota Medan Pembangunan kota Medan merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu visi merupakan simpul dalam upaya menyusun rencana strategis pembangunan kota. Sebagai gambaran identitas masa depan kota Medan maka, perumusan visi itu didasarkan pada pertimbangan : 1. Prasyarat pembangunan kota, seperti berkembangnya demokrasi dan partisipasi, mendorong penegakan hukum, keadilan sosial dan ekonomi, pemerintahan yang kuat, efisien dan efektif, birokrasi yang kreatif dan inovatif, stabilitas politik dan keamanan yang kondusif, pelayanan publik yang prima, pemerataan pembangunan dan pembangunan kota yang berkelanjutan.

2. Masalah dan tantangan serta kebutuhan pembangunan kota Medan dalam rangka mewujudkan kemajuan kota Medan yang metropolitan. 3. Kebijakan pembangunan nasional, sektoral dan regional yang mendorong perkembangan kota Medan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Indonesia bagian barat. 4. Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi. 5. Nilai-nilai luhur, norma dan budaya yang telah lama dianut seluruh warga kota Medan. 2.4.2. Misi Kota Medan Untuk mempertegas tugas dan tanggung jawab pembangunan dari seluruh stakeholder maka visi pembangunan kota dijabarkan ke dalam misi yang jelas, terarah dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang ingin dicapai dalam pembangunan kota sehingga diharapkan seluruh stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi kota Medan adalah : 1. Mewujudkan percepatan pembangunan daerah pinggiran, dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota. 2. Mewujudkan tata pemerintahan yang lebih baik dengan birokrasi yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsif. 3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial, ekonomi, budaya. Membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan serta budaya daerah. 4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. 2.5. Keadaan Penduduk Penduduk kota Medan dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, ras dan golongan. Komposisi masyarakat kota Medan terdiri atas Melayu, Batak (Mandailing, Toba, Karo, Pak-pak, Simalungun, Angkola), Jawa, Aceh, Tionghoa, India (Tamil, Sikh).

Komposisi masyarakat kota Medan yang heterogen terbagi-bagi atas beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut merupakan daerah awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di kota Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang terpecah-belah melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang dimiliki setiap masyarakat di kota Medan. Luas kota Medan yang mencapai 265,10 km² dan terdiri dari 21 daerah kecamatan yang terpecah lagi pada 155 daerah kelurahan. Kepadatan penduduk kota Medab mencapai 2.036.018 jiwa, dengan tingkat kepadatan 7.681 jiwa/km². 2.6. Organisasi Masyarakat Dari lima wilayah penelitian yang tersebar di kota Medan, masing-masing wilayah tersebut memiliki organisasi masyarakat yang menjadi wadah persatuan masyarakat yang didasarkan oleh aspek-aspek tertentu. Dalam penelitian ini organisasi masyarakat yang menjadi gambaran mengenai masyarakat Mandailing di kota Medan terdapat pada beberap organisasi masyarakat yang didasarkan oleh perkumpulan marga maupun asal daerah. Organisasi masyarakat penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini, karena organisasi masyarakat merupakan kunci pembuka kepada beberapa hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun organisasi masyarakat tersebut adalah : 1. HIKMA, merupakan Himpunan Keluarga Mandailing,organisasi masyarakat ini merupakan wadah perkumpulan bagi masyarakat Mandailing yang berdomisili di kota Medan, HIKMA di kota Medan memiliki beberapa perwakilan, yaitu : Dewan Pengurus Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Dewan Pengurus Cabang terdapat di jalan Letda. Sujono Medan.

Gambar 2 Foto Dewan Pimpinan Daerah HIKMA Sumatera Utara (Sumber : Ibnu Avena) 2. IKANAS, adalah organisasi masyarakat yang didasarkan pada marga Nasution, organisasi ini tidak saja beranggotakan marga Nasution melainkan juga menerima marga lainnya sesuai dengan kontribusi yang diberikan pada organisasi. 3. Organisasi lainnya, pada umumnya organisasi masyarakat ini berbasiskan kepada garis keturunan yang didasarkan pada marga ataupun tempat asal (daerah Mandailing). 2.7. Keberadaan Gordang Sambilan di Kota Medan Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Sumatera Utara terdiri dari berbagai suku yang mendiami wilayah tersebut, adapun salah satu suku yang turut mendiami wilayah kota Medan adalah suku Mandailing, keberadaan suku Mandailing yang bertempat tinggal di kota Medan secara langsung telah mempengaruhi komposisi masyarakat kota Medan. Pengaruh-pengaruh tersebut terlihat dari segi keberagaman suku, kehidupan sosial dan budaya di kota Medan,. Dengan termasuknya suku Mandailing dalam susunan masyarakat kota Medan, hal ini juga turut membawa aspek lain dari kebudayaan suku Mandailing tersebut, salah satunya yang menjadi fokus penelitian ini adalah Gordang Sambilan. Keberadaan masyarakat Mandailing di kota Medan tidak lepas dari unsur adat budaya mereka sendiri, hal ini terlihat dengan masih tetap berlangsungnya acara-acara yang menggunakan aturan-aturan adat. Pentingnya hal ini mengingat kota Medan merupakan suatu bentuk kota yang kompleks sehingga acara-acara yang menggunakan aturan-aturan adat menjadi suatu bentuk penyaluran ekspresi kesenian tradisional.