Daftar Isi. Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2. Kata Pengantar 4. Peta Jepang Pemilihan Negara Pemilihan Produk 8. 3.

dokumen-dokumen yang mirip
Market Intelligence. Produk Pertanian ITPC Osaka

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Ara, dan Sungai Tone. Peta wilayah Kanto diberikan dalam Gambar 5.

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - APRIL 2013

Frozen Vegetables. Market Brief. ITPC Osaka

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - MARET 2013

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG BULAN : JANUARI 2015

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional

Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur)

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

BAB I PENDAHULUAN. finansial yang sangat terbatas sehingga TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam kondisi

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MEI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang

Pertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA INGGRIS PERIODE : JANUARI - DESEMBER 2014

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

RERANGKA ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.

Analisis Perkembangan Industri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - PEBRUARI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - JUNI 2015

Transkripsi:

2013 ITPC Osaka

Daftar Isi Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2 Kata Pengantar 4 Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara 7 2. Pemilihan Produk 8 3. Profil Jepang 11 II. Potensi Pasar Jepang 1. Lapangan Kerja Perawat dan Care-Worker 18 2. Kebijakan Mengenai Tenaga Kerja Asing Perawat dan Care-Worker di Jepang 30 3. Proses Penyaluran Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker ke Jepang 35 III. Peluang dan Strategi 1. Peluang 38 2. Hambatan 41 3. Strategi 46 IV. Informasi Penting 1. TPO/Perwakilan Negara Jepang di Indonesia 50 2. Kamar Dagang Jepang 51 3. Asosiasi Terkait Tenaga Kerja Perawat dan Care-worker di Jepang 52 4. Perwakilan Indonesia di Jepang 53 Referensi 54 ITPC Osaka Market Intelligence 2013 1

Daftar Tabel Tabel 2.1 Jumlah Perawat dan Ranjang Rumah Sakit 19 Tabel 2.2 Persebaran Tenaga Kerja Perawat di Jepang Periode 2007-2011 21 Tabel 2.3 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Perawat Periode 2011-2015 23 Tabel 2.4 Rata-rata Pendapatan Perawat dan Care-Worker di Jepang (2011) 30 Tabel 2.5 Ikhtisar EPA mengenai tenaga kerja perawat dan care-worker 32 Tabel 2.6. Instansi Terkait EPA dan Ketenagakerjaan 37 Tabel 3.1. Jumlah Perawat dan Care-Worker yang Dikirim ke Jepang Periode 2008-2013 38 Tabel 3.2 Jumlah Perawat dan Care-worker yang Lulus Ujian Sertifikasi (2013) 42 Tabel 3.3 Biaya Merekrut Tenaga Kerja Perawat atau Care-Worker Asing 44 Daftar Gambar Gambar 1.1 Piramida Populasi Jepang 2012 berdasarkan umur dan jenis kelamin Gambar 1.2 Peta Kepadatan Penduduk berdasarkan perfektur (Data per 31 Maret 2009) Gambar 2.1 Pertumbuhan JumlahTotal Perawat dan Asisten Perawat Periode 2005-2011 9 13 22 Gambar 2.2 Perawat asal Indonesia yang Lulus Ujian Sertifikasi 24 Gambar 2.3 Tenaga Kerja Care-Worker asal Indonesia di Panti Jompo 25 Gambar 2.4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Care-Worker Periode 2004-2009 Gambar 2.5 Perkiraan peningkatan permintaan tenaga kerja Care-Worker Periode 2011-2025 26 27 Gambar 2.6 Bidan yang sedang memeriksa kandungan 28 Gambar 2.7 Tenaga Kesehatan Masyarakat yang sedang melakukan pemeriksaan Gambar 2.8 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Bidan Periode 29 29 ITPC Osaka Market Intelligence 2013 2

Gambar 2.9 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Osaka (Kansai Kenshu Center) Gambar 2.10 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Tokyo (Tokyo Kenshu Center) 35 35 Daftar Bagan Bagan 2.1. Alur proses yang Wajib Dilalui Untuk Mendapatkan Sertifikasi 33 Bagan 2.2 Proses Mediasi Pengiriman Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker 36 ITPC Osaka Market Intelligence 2013 3

ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan Market Intelligence : Perawat & Care-Worker untuk tahun 2013 ini. Market Intelligence (Martel) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar untuk tenaga kerja perawat dan caregiver / careworker di Jepang. Adapun isi dari Martel ini dibuat berdasarkan acuan Outline Market Intelligence dan Market Brief yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Martel disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu produk, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Martel ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja perawat dan care worker dari Indonesia di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam Martel ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang. Osaka, November 2013 ITPC Osaka Market Intelligence 2013 4

= Luas daratan negara Jepang adalah 378.000 km 2, yaitu 1/25 dari luas Negara Amerika Serikat (bandingkan dengan luas negara Indonesia 2.027.087 km2) ITPC Osaka Market Intelligence 2013 5

= Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah Barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian Selatan dan China di bagian sebelah Barat Daya = 4 (empat) pulau utama Jepang adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu = Jepang juga membagi wilayahnya menjadi 8 wilayah yaitu : 1. Hokkaido (1 prefektur); 2. Tohoku (6 prefektur termasuk Fukushima); 3. Kanto (7 prefektur termasuk Tokyo); 4. Chubu (9 prefektur termasuk Nagano); 5. Kansai ( 7 prefektur termasuk Osaka); 6. Chugoku (5 prefektur termasuk Hiroshima); 7. Shikoku (4 prefektur termasuk Kochi) dan 8. Kyushu dan Okinawa (8 prefektur termasuk Nagasaki). Namun ada juga yang membagi menjadi 9 wilayah dimana Prefektur Okinawa menjadi wilayah sendiri. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 6

1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan dalam jangka 5 (lima) tahun terakhir (2008-2012), Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non-migas Indonesia dan urutan kedua sebagai negara asal impor non-migas setelah China. Nilai total perdagangan (migas dan non-migas) antara Jepang dan Indonesia pada periode Januari-Desember 2012 tercatat sebesar US$ 52,90 miliar, mengalami penurunan 0.5 % dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$ 53,15 miliar). Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 22,77 miliar, atau meningkat 17,13 % dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$ 19,44 miliar), dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 30,14 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,6 % dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$ 33,71 miliar), sehingga Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 7,37 milyar. Sumber yang sama menyatakan bahwa nilai ekspor non-migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar US $ 22,72 milyar dan impor non migas Jepang dari Indonesia sebesar US $ 17,23 milyar. Produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Jepang meliputi: (1) copper ores and concentrates; (2) coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal; (3) nickel mattes; (4) natural rubber, balata,gutta-percha; (5) refined copper and copper alloys, unwrought; (6) plywood, veneered panels and similar laminated wood; (7) paper and ITPC Osaka Market Intelligence 2013 7

paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other insulated electrical conductors; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen; dan (10) unwrought aluminium. (Kemendag) Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk seperti: (1) incompletely knocked down motor vehicles; (2) parts of accessories of the motor vehicles of headings no. 8701 to 8705; (3) self-propelled bulldozers, angledozers; (4) parts, suitable for use solely or principally with the engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6) transmission shafts and cranks; bearing housings; (7) flat-rolled products of iron or non-alloy steel; (8) refined copper and copper alloys, unwrought; (9) tubes, pipes and hollow profiles, seamless, of iron dan (10) parts, suitable for use solely or principally with the machinery. (Kemendag) 2. Pemilihan Produk Jasa Latar belakang ITPC memilih produk jasa ini karena: a. Peningkatan Jumlah Warga Lansia Jepang Berdasarkan sensus pemerintah Jepang tahun 2012, dari jumlah populasi Jepang sebesar lebih kurang 128 juta orang, penduduk berusia 64 tahun ke atas sebesar 23.9 %, penduduk berusia produktif 15-64 tahun sebesar 62.6 %, dan penduduk berusia 0-14 tahun sebesar 13.5 %. Dari data tersebut dapat dimengerti bahwa populasi Jepang bila dituangkan ke dalam bentuk piramida maka akan berbentuk piramida terbalik yang mencerminkan bahwa penduduk usia tua lebih banyak daripada penduduk usia muda. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 8

Gambar 1.1. Piramida Populasi Jepang 2012 berdasarkan umur dan jenis kelamin Sumber: www.indexmundi.com/japan/age=structure.html Hal ini salah satunya disebabkan oleh majunya pelayanan kesehatan di Jepang. Situasi ini menyebabkan Jepang membutuhkan tenaga kerja medis dan non medis, khususnya perawat dan care-worker yang cukup banyak. Hal ini tentunya membuka peluang dan kesempatan bagi tenaga kerja perawat dan care-worker dari Indonesia yang ingin berkarya dan menimba pengalaman dan ilmu serta mengembangkan dirinya di Jepang yang merupakan negara yang sangat maju. Dalam konteks ekonomi, tenaga kerja perawat dan care-worker ini memberikan jasa untuk melayani penduduk Jepang khususnya yang berusia lanjut. Jasa mereka tersebut digolongkan sebagai kategori produk jasa. Seperti diketahui melalui Kementerian Perdagangan RI, Indonesia dituntut untuk meningkatkan ekspor non-migas ITPC Osaka Market Intelligence 2013 9

yang tidak hanya terbatas pada produk barang akan tetapi juga dengan mengembangkan produk-produk jasa (services) yang sudah diatur juga oleh World Trade Organization (WTO). Peningkatan dan pengembangan pada ekspor produk jasa ini tidak saja meningkatkan devisa bagi negara tetapi juga dapat menghasilkan value added yang tinggi dan seringkali bisa lebih tinggi daripada value added yang dihasilkan oleh produk barang. b. Permintaan internal dari Kementerian Perdagangan untuk meneliti dan memberikan informasi yang lebih detail serta rinci mengenai pasar tenaga kerja perawat dan care-worker di Jepang untuk diteruskan kepada pihak-pihak yang terkait antara lain seperti Kementerian Kesehatan yang membina Akademi Keperawatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga membina Universitas yang memiliki program Keperawatan untuk tingkat Srata 1 dan 2, Kementerian Tenaga Kerja, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang memang dibentuk untuk melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, Akademi Keperawatan dan para stakeholder termasuk lembaga bahasa Jepang yang mengajarkan bahasa Jepang untuk tenaga keperawatan, care-worker dan tenaga magang lainnya, tenaga pengajar bahasa dan teknis keperawatan. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan persiapan dan pembinaan tenaga kerja khususnya tenaga perawat dan care-worker Indonesia yang kompeten dan dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain yang sudah eksis dan yang akan masuk di pasar Jepang mulai tahun 2014 (dari Negara Vietnam) sehingga akan ITPC Osaka Market Intelligence 2013 10

dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja perawat dan care-worker Indonesia yang berkarya dan menimba ilmu keperawatan setelah lulus ujian-ujian yang diwajibkan Pemerintah Jepang di pasar Jepang. 3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 8 atau 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa (8 wilayah apabila Okinawa Prefektur dimasukkan ke dalam wilayah Kyushu dan menjadi 9 wilayah apabila Okinawa dikeluarkan dari wilayah Kyushu dan menjadi wilayah ke 9 sendiri). Sedangkan kota-kota utama di Jepang yaitu Tokyo, Yokohama, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Nagoya, Kawasaki, Saitama, Hiroshima, Sendai dan Fukuoka di samping kota-kota lainnya. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara monarki konstitusional, dimana Kepala Negaranya dijabat oleh seorang Kaisar. Walaupun demikian di Jepang kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Kaisar hanya bertindak sebagai simbol negara dan lambang persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak ditangan Perdana Menteri. Sedangkan badan legislatif di Jepang adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). Perdana Menteri akan dilantik oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet Nasional. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 11

b. Demografi Populasi penduduk Jepang per Agustus 2013 adalah 127.31 juta jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per Agustus 2012 sebesar 127.55 juta jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 62.03 juta jiwa (48.6% dari total populasi penduduk Jepang) dan penduduk wanita berjumlah 65.49 juta jiwa (51.4 %). Jumlah penduduk wanita lebih banyak 2.8 % dibandingkan dengan jumlah penduduk pria. Presentase penduduk yang berusia 0-14 tahun adalah 13 % dari total populasi penduduk Jepang, sedangkan penduduk yang berusia 15-64 tahun sebesar 62.4 % dari total populasi. Jumlah penduduk yang berusia 65 tahun keatas sebesar 24.6 % dari total populasi. Persentasi penduduk yang berusia 65 tahun keatas di Jepang ini merupakan populasi yang tertinggi di dunia mengingat pola hidup yang dijalankan di Jepang dan jaminan sosial dan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang. Populasi terbesar adalah di sepanjang pesisir Pasifik di mana medan cuacanya ringan dibandingkan cuaca di daerah lain dengan fasilitas transportasi yang sangat memadai dan industri yang juga sangat berkembang. Populasi Jepang umumnya berpusat di kota-kota besar, bahkan sekitar 70 % dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal inilah yang mengakibatkan majunya industrialisasi di daerah-daerah tersebut disertai dengan pergeseran penduduknya ke arah kota-kota besar di satu sisi dan di sisi lain terjadilah penurunan populasi di daerah-daerah pertanian. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 12

Gambar 1.2. Peta Kepadatan Penduduk berdasarkan prefektur (Data per 31 Maret 2009). Pada tahun 2013, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang dan akhir-akhir ini diikuti dengan penurunan tingkat angka kelahiran menjadi 1.41 (normal tingkat kelahiran yang diperlukan untuk menjaga kestabilan jumlah populasi ITPC Osaka Market Intelligence 2013 13

suatu negara untuk jangka panjang minimal 2.1). Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan hanya sedikit populasi pekerja asing (1.6% dari total populasi penduduk Jepang). Penduduk minoritas di Jepang didominasi oleh orang-orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, dan orang Brazil-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi tersebut di atas sedikit banyak menyebabkan munculnya sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja (usia muda) dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun dikarenakan semakin menuanya populasi penduduk di atas 65 tahun. Dari sejumlah masalah sosial yang timbul termasuk di dalamnya masalah meningkatnya jumlah generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau tidak berkeluarga ketika dewasa. c. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2011, sebanyak 43,1 % energi di Jepang dihasilkan dari minyak bumi, batu bara (22,1 %), gas alam (23,2 %), tenaga nuklir (4,2 %) dan tenaga air (3,5 %) serta new energy (energi baru) dll 3,9 %. Sebesar 32 % listrik Jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Namun menurut Data pada bulan Desember 2012, setelah gempa Tohoku pada bulan Maret 2011 menurun 2 %. Setelah musibah reaktor nuklir di Fukushima terjadi berikutnya, sebagian besar reaktor nuklir di Jepang dinon-aktifkan dan Jepang mulai beralih ke sumber-sumber energi non-nuklir lainnya. Walaupun pada prakteknya ditemui berbagai kesulitan dengan usaha pengurangan pemakaian tenaga nuklir tersebut ITPC Osaka Market Intelligence 2013 14

terutama bagi dunia industri dan kantor-kantor pemerintahan yang berakibat pada pembengkakan biaya energi yang harus dikeluarkan sehingga harus dilakukan upaya pemakaian yang ekstra hemat seperti pengurangan pemakaian alat-alat elektronik dan lampu yang tidak diperlukan baik di semua tempat antara lain di lingkungan perkantoran, area perumahan, lampu penerangan di jalan dan jembatan dan berbagai mall, supa dan department store. Sistem transportasi utama di Jepang bertumpu pada penggunaan kereta yang sangat tepat waktu, cepat dan aman bagi konsumen. Alternatif lain yang juga nyaman adalah penggunaan bis antar kota dan antar prefektur dengan jadual yang pasti. Selain sistem kereta yang sangat terpadu dan penggunaan bis antar kota dan antar prefektur itu, Jepang juga memiliki infrastruktur di transportasi udara yang mapan seperti memiliki 176 buah airport baik untuk penerbangan lokal maupun internasional. Untuk penerbangan domestik, airport terbesarnya adalah Haneda airport di Tokyo, dan untuk penerbangan internasionalnya maka beberapa airport pentingnya adalah Narita International Airport di Tokyo, Kansai International Airport (KIX) di Osaka dan Chubu Centrair International Airport di Nagoya. Sedangkan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port yang berkontribusi sebesar 10 % dari total perdagangan Jepang di samping ada beberapa pelabuhan penting lain yaitu Osaka Port, Kobe Port, Yokohama Port dan Fukuoka Port. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 15

d. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari 3 (tiga) negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju di dunia. Berdasarkan survey dari banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (setelah China) dan ketiga di dunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang sangat inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu tetapi dengan semangat dan disiplin kerja yang dimiliki mereka mampu menciptakan dan mengembangkan berbagai penemuan-penemuan penting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Berdasarkan data dari World Bank (2012), GDP per kapita Jepang sebesar $46.720 dan GNI per kapita $47.870 (berdasarkan nilai US dollar terkini), dengan demikian Jepang berada di urutan ke 12 negara dengan GDP dan GNP perkapita terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi nomor 3 yang tercepat pertumbuhannya sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan China. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum perang hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos ITPC Osaka Market Intelligence 2013 16

kerja dan kedisiplinan tinggi. Dengan memusatkan pendanaan ke pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan pendanaan di bidang pertahananan, tak perlu waktu yang lama bagi mereka untuk mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama yaitu produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang. Image tersebut dirombak total oleh mereka sendiri dengan kesadaran penuh untuk mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan ekonominya dengan negara maju lainnya khususnya Amerika Serikat. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga di beberapa negara terjadi anti-jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul karena selalu mengutamakan kualitas. Walaupun Jepang adalah negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan, dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat berswasembada memenuhi kebutuhan beras domestiknya. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 17

Jepang adalah negara dengan persentase tertinggi untuk warga negaranya yang berusia di atas 65 tahun. Pada tahun 1989, 11.6 % dari populasi Jepang berusia di atas 65 tahun, dan pada tahun 2011, 23.1 % dari populasinya berusia di atas 65 tahun (11.4 % di atas 75 tahun). Dengan berlanjutnya proses penuaan populasi ini, Departemen Kesehatan Jepang memperkirakan bahwa pada tahun 2050 populasi Jepang akan mengalami penurunan sebesar 25 % dibandingkan dengan populasi pada tahun 2005, dan persentase warga berusia 65 tahun ke atas akan bertambah menjadi 38 % pada tahun 2055. Berkurangnya jumlah warga dengan usia produktif dan bertambahnya warga dengan usia lanjut diprediksikan akan meningkatkan permintaan akan tenaga kerja di Jepang, termasuk tenaga kerja perawat dan care-worker. 1. Lapangan Kerja Perawat dan Care-Worker Di Jepang tenaga kerja medis non-dokter dapat digolongkan menjadi, perawat[ 看護師 (kangoshi) dan asisten perawat 准看護師 (jun-kangoshi)], tenaga care-worker [ 介護福祉士 (kaigofukishi-shi) ], bidan [ 助産師 (josanshi)], dan tenaga kesehatan masyarakat[ 保健師 (hokenshi)]. Fasilitas fasilitas kesehatan yang membutuhkan tenaga kerja medis non-dokter di Jepang antara lain adalah rumah sakit, klinik, puskesmas, rumah jompo, fasilitas kesehatan untuk lansia, fasiltias kesehatan umum, klinik internal industri, sekolah keperawatan dan layanan perawat keliling. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 18

Tabel 2.1. Persebaran Tenaga Kerja Medis non-dokter di Jepang Periode 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah total Health Centers 1,370,264 1,397,333 1,433,772 1,470,421 1,495,572 8,381 (0.6%) 8,108 (0.6%) 7,932 (0.6%) 8,502 (0.6%) 8,393 (0.6%) Municipal 33,311 (2.4%) 33,480 (2.4%) 34,393 (2.4%) 34,723 (2.4%) 35,171 (2.4%) Hospitals 851,912 (62.2%) 869,648 (62.2%) 892,003 (62.2%) 911,400 (62.0%) 927,289 (62.0%) Clinics 297,040 (21.7%) 299,468 (21.4%) 304,247 (21.2%) 309,296 (21.0%) 309,954 (20.7%) Maternity Homes 1,636 (0.1%) 1,742 (0.1%) 1,720 (0.1%) 1,926 (0.1%) 2,004 (0.1%) Health Facilities for the 37,995 (2.8%) 38,741 (2.8%) 39,796 (2.8%) 41,367 (2.8%) 42,736 (2.9%) elderly Visiting Nurse 28,494 (2.1%) 27,662 (2.0%) 28,082 (2.0%) 30,301 (2.1%) 30,903 (2.1%) Stations Social Welfare 16,354 (1.2%) 18,541 (1.3%) 19,502 (1.4%) 20,590 (1.4%) 21,958 (1.5%) Facilities Welfare Facilities for the 27,348 (2.0%) 28,806 (2.1%) 30,179 (2.1%) 32,231 (2.2%) 33,920 (2.3%) Elderly Home Services 37,695 (2.8%) 35,826 (2.6%) 38,866 (2.7%) 42,946 (2.9%) 44,395 (3.0%) Industries 8,294 (0.6%) 10,857 (0.8%) 11,411 (0.8%) 11,251 (0.8%) 11,750 (0.8%) Nursing Schools, 13,859 (1.0%) 14,792 (1.1%) 15,228 (1.1%) 15,943 (1.1%) 16,294 (1.1%) Institutes Others 7,945 (0.6%) 9,662 (0.7%) 10,413 (0.7%) 9,945 (0.7%) 10,805 (0.7%) Sumber: www.nurse.or.jp /home/publication/toukei ITPC Osaka Market Intelligence 2013 19

Tenaga kerja medis non-dokter yang dikenal dan dibutuhkan oleh masyarakat Jepang yang sekaligus merupakan peluang dan dapat diisi oleh tenaga kerja dari negara-negara lain termasuk Indonesia asal memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut : a. Perawat 看護師 (kangoshi) dan Asisten Perawat 准看護師 (jun-kangoshi) Perawat 看護師 (kangoshi) didefinisikan sebagai seseorang yang lulus dari sekolah keperawatan dengan mengikuti lebih dari 3000 jam pendidikan dan memiliki sertifikat keperawatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan setelah lulus Ujian Negara. Perawat berkualifikasi untuk melakukan tindakan perawatan dan membantu dalam tindakan medis bagi orang sakit atau ibu pasca kelahiran. Sedangkan asisten perawat 准看護師 (jun-kangoshi) didefinisikan sebagai seseorang yang lulus dari sekolah keperawatan dengan mengikuti lebih dari 1890 jam pendidikan dan telah lulus Ujian tingkat provinsi. Pendidikan sekolah keperawatan tersebut di atas dapat dilakukan atau diambil di negara masing-masing, tidak harus diambil / ditempuh di Jepang. Dengan kata lain dengan bermodalkan Sertifikat Keperawatan setelah lulus Ujian Negara dapat mencoba berkarya di pasar Jepang setelah lulus Ujian bahasa Jepang yang dipersyaratkan oleh Pemerintah Jepang. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 20

Tabel 2.2. Jumlah Perawat dan Ranjang Rumah Sakit Rasio per 1000 Jumlah penduduk Jumlah Negara Tahun Ranjang Rumah Jumlah Perawat Jumlah Ranjang Jumlah Penduduk Sakit Rumah Perawat (x1000) Sakit Jepang 2008 1,755,971 1,252,224 13.8 9.8 127,692 Kanada 2007 114,059 297,388 3.5 9 32,976 USA 2008 951,045 3,273,260 3.1 10.8 304,483 Denmark 2007 20,139 78,037 3.7 14.3 5,457 Perancis 2008 440,656 507,514 6.9 7.9 61,840 Jerman 2008 674,420 877,000 8.2 10.7 82,110 Swedia 2005 19,714 96,537 2.2 10.7 9,030 Inggris (UK) 2008 205,977 575,989 3.4 9.5 60,520 Indonesia 2010 159,144 303,122 0.7 1.3 237,641 Sumber: www.nurse.or.jp /home/publication/toukei/ ; www.depkes.go.id Dari 8 (delapan) negara maju yang ada di benua Amerika dan Eropa, Jepang menduduki peringkat ke-5 untuk rasio jumlah perawat per jumlah penduduknya, dimana ada 9.8 orang perawat untuk setiap 1000 orang penduduknya. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 21

1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Perawat (Kangoshi) Asisten Perawat (Junkangoshi) Total Sumber: www.nurse.or.jp /home/publication/toukei/ Gambar 2.1 Pertumbuhan Jumlah Total Perawat dan Asisten Perawat Periode 2005-2011 Gambar 2.1 menunjukkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja perawat di Jepang pada periode 2005-2011. Hal ini merefleksikan permintaan jumlah tenaga kerja perawat yang terus akan meningkat di Jepang seiiring dengan terus berlanjutnya penuaan populasi Jepang. Berdasarkan survey mengenai kebutuhan perawat yang dilakukan oleh pemerintah Jepang pada tahun 2010, diramalkan bahwa Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja perawat di masa depan. Menurut hasil survey tersebut, permintaan akan tenaga kerja perawat akan bertambah sebesar 6.9 % dari tahun 2011 yakni sebesar 1.404.300 orang menjadi 1.500.900 orang pada tahun 2015. Sedangkan ITPC Osaka Market Intelligence 2013 22

kesediaan tenaga kerja perawat sendiri akan meningkat sebesar 10.2 % dari tahun 2011 yakni sebesar 1.348.300 orang menjadi 1.486.000 pada tahun 2015. Perlu diperhatikan bahwa jumlah kesediaan tenaga kerja perawat ini adalah jumlah perawat yang resmi terdaftar di Kementerian Tenaga Kerja, bukan menunjukkan jumlah perawat yang sedang berkarya. Untuk perkiraan jangka panjang, dimana Jepang terus mengalami penurunan angka kelahiran, dikhawatirkan peningkatan jumlah perawat yang dibutuhkan akan melebihi peningkatan jumlah perawat yang tersedia dikarenakan jumlah perawat yang pensiun akan lebih besar daripada jumlah perawat yang lulus sekolah keperawatan setiap tahunnya. Tabel 2.3 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Perawat Periode 2011-2015 2011 2012 2013 2014 2015 Perkiraan Jumlah Perawat yang Dibutuhkan Perkiraan Jumlah Perawat yang Tersedia Perkiraan Kekurangan 1,404,300 1,430,900 1,454,800 1,477,700 1,500,900 1,348,300 1,379,400 1,412,400 1,448,300 1,486,000 56,000 51,500 42,400 29,400 14,900 Persentase Kecukupan 96.0% 96.4% 97.1% 98.0% 99.0% Sumber: www.mhlw.go.jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 23

Gambar 2.2 Perawat asal Indonesia yang Lulus Ujian Sertifikasi Care-Worker[ 介護福祉士 (kaigofukishi-shi)] Tenaga kerja care-worker di Jepang didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan skill / keahlian dalam melakukan perawatan bagi orang atau pasien dengan keterbatasan fisik ataupun mental dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat dikualifikasikan sebagai care worker dengan lulus ujian Negara. Tempat-tempat yang memperkerjakan care worker antara lain adalah panti jompo, klinik lansia (lanjut usia), rumah sakit, day-care center, dan tempat pelayanan kesejahteraan masyarakat lainnya. Selain berkarya di fasilitas-fasilitas tersebut di atas, seorang dengan kualifikasi sebagai ITPC Osaka Market Intelligence 2013 24

care worker juga dapat bekerja sebagai home-helper di rumah-rumah customer. Gambar 2.3 Tenaga Kerja Care-Worker asal Indonesia di Panti Jompo ITPC Osaka Market Intelligence 2013 25

2003.5 2004.5 2005.5 2006.5 2007.5 2008.5 2009.5 1,800,000 total care-worker (tersertifikasi dan non sertifikasi) 1,800,000 jumlah total care-worker tersertifikasi 1,500,000 1,200,000 jumlah total care-worker tersertifikasi yang bekerja sebagai care-worker 1,500,000 1,200,000 900,000 900,000 600,000 600,000 300,000 300,000 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 0 Sumber: www.mhlw.go.jp Gambar 2.4. Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Care-Worker Periode 2004-2009 Serupa dengan tenaga kerja perawat dan asisten perawat, seiiring dengan meningkatnya warga negara lanjut usia di Jepang, permintaan akan tenaga kerja care-worker ini juga mengalami peningkatan. Dari gambar 2.4 tersebut di atas dapat kita lihat bahwa pada periode 2004-2009 terjadi peningkatan sebesar 34.0 % dari jumlah total tenaga kerja care-worker (baik yang tersertifikasi maupun yang non sertifikasi). ITPC Osaka Market Intelligence 2013 26

10,000 (x10,000) (x10,000) 400 8,000 6,000 8102 7096 6633 5820 244 300 200 4,000 140 2,000 100 0 2011 2025 2011 2025 2011 2025 0 Penduduk usia Melahirkan Penduduk usia Produktif Jumlah Care-Worker yang Dibutuhkan Sumber: www.mhlw.go.jp Gambar 2.5 Perkiraan peningkatan permintaan tenaga kerja Care-Worker Periode 2011-2025 Dari gambar 2.5, dapat terlihat bahwa pada periode 2011-2025, Jepang akan mengalami penurunan jumlah penduduk usia melahirkan (12.4 %) yang mengakibatkan semakin menurunnya angka kelahiran. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan jumlah warga negara usia produktif (12.3 %). Di lain pihak, meningkatnya jumlah warga negara lanjut usia akan menyebabkan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja care worker sebesar 102.9 % pada periode 2011-2025. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 27

b. Bidan[ 助産師 (josanshi)] Bidan di Jepang didefinisikan sebagai seseorang wanita yang memiliki ijin bidan yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja, yang bertugas untuk membantu ibu hamil, proses kelahiran dan memberikan petunjuk kesehatan bayi yang baru lahir. Untuk mendapatkan ijin ini, diwajibkan memiliki sertifikat perawat, mengikuti pendidikan teori dan praktek minimal 1 (satu) tahun, dan lulus ujian negara sebagai Bidan. Gambar 2.6 Seorang Bidan sedang memeriksa kandungan c. Tenaga Kesehatan Masyarakat[ 保健師 (hokenshi)] Tenaga kesehatan masyarakat di Jepang didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki ijin dari Kementerian Tenaga Kerja, yang tugas utamanya memberikan petunjuk dan arahan kesehatan bagi masyarakat umum. Untuk mendapatkan ijin ini, diwajibkan memiliki sertifikat perawat, mengikuti pendidikan minimal 1 (satu) tahun, dan lulus ujian negara sebagai Tenaga Kesehatan Masyarakat. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 28

60,000 Gambar 2.7 Tenaga kesehatan masyarakat yang sedang melakukan pemeriksaan. 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tenaga Kesehatan Masyarakat (Hokenshi) Bidan (Josanshi) Sumber: www.nurse.or.jp /home/publication/toukei/ Gambar 2.8 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Bidan Periode 2005-2011 Dari data-data di atas, dapat dimengerti bahwa tenaga kerja medis non-dokter di Jepang terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan jumlah ITPC Osaka Market Intelligence 2013 29

tenaga kerja ini pun diramalkan akan terus berlangsung seiring dengan terus menurunnya tingkat kelahiran di Jepang dan meningkatnya jumlah warga negara lanjut usia. Sejalan dengan bertumbuhnya jumlah tenaga kerja medis non-dokter, permintaan akan tenaga kerja ini akan menciptakan pasar baru bagi tenaga kerja asing di Jepang. Pada saat ini (hingga tahun 2013), pasar tenaga kerja ini baru terbuka bagi Indonesia dan Filipina, yang akan diikuti oleh Vietnam pada tahun 2014. Masih minimnya negara pesaing di lapangan kerja ini dan dengan masuknya pesaing baru dari Vietnam, situasi ini tetap merupakan kesempatan baik bagi perawat dan care-worker dari Indonesia untuk berkarya di Jepang. Besarnya rata-rata pendapatan yang bisa diperoleh perawat dan care-worker di Jepang dapat dilihat pada tabel 2.4. Hal ini juga bisa dijadikan gambaran untuk hadir dan eksis di pasar Jepang. Tabel 2.4 Rata-Rata Pendapatan Perawat dan Care-Worker di Jepang (2011) Gaji (Yen/thn) Gaji (Yen/bln) Bonus (Yen/thn) Usia Lama Kerja (thn) Jam Kerja (jam/bln) Jam Lembur (jam/bulan) Perawat 4,710,000 330,000 790,000 37.3 7.1 159 7 Care-worker 3,095,200 218,400 474,400 38.3 5.5 165 4 Sumber: www.mhlw.go.jp 2. Kebijakan Mengenai Tenaga Kerja Asing Perawat dan Care-Worker di Jepang Economic Partnership Agreement (EPA atau disebut IJ-EPA) antara Indonesia dan Jepang yang ditandatangani pada tanggal 20 Agustus 2007, ITPC Osaka Market Intelligence 2013 30

telah berlaku sejak 1 Juli 2008. EPA merupakan perjanjian ekonomi antar 2 (dua) negara yang bertujuan untuk meningkatkan lalu lintas barang, pelayanan / jasa dan investasi dengan menghapuskan hambatan perdagangan di antara kedua negara tersebut. Salah satu efek dari ditandatanganinya IJ-EPA antara Indonesia dan Jepang adalah persetujuan dimana Jepang akan mengimpor tenaga kerja perawat dan care-worker dari Indonesia. Tujuan persetujuan ini adalah untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara 2 (dua) negara (bukan sebagai usaha untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja) dan untuk memfasilitasi tenaga kerja dari Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi keperawatan dari Jepang sambil bekerja atau mengikuti pelatihan di fasilitas kesehatan di dalam negara Jepang. Selain dengan Indonesia, Jepang juga menandatangani persetujuan yang sama dengan Filipina dan Vietnam. Sebelum adanya EPA antara Jepang Indonesia dan Jepang Filipina, jumlah tenaga kerja perawat dan care-worker asing di Jepang sangatlah sedikit. Tenaga kerja perawat dan care-worker asing ini kebanyakan berasal dari China dan Korea Selatan. Bagi mereka untuk dapat bekerja sebagai perawat dan care-worker selain wajib lulus ujian negara, juga disyaratkan untuk memiliki sertifikat JLPT level N1. Tingginya syarat yang dibutuhkan ini menyebabkan masih sedikitnya tenaga kerja perawat dan care-worker asing di Jepang. Di lain pihak, dengan adanya JI-EPA ini, diharapkan dapat membuka jalan bagi tenaga kerja berkompeten dari Indonesia untuk berkarya dan eksis di Jepang. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 31

Tabel 2.5 Ikhtisar EPA mengenai tenaga kerja perawat dan care-worker Perawat Care-Worker Tujuan Mendapatkan sertifikat perawat Mendapatkan sertifikat care-worker dan dan lanjut bekerja setelahnya lanjut bekerja setelahnya Status visa Nurse and Certified Care-worker candidate under EPA Kegiatan (sebelum lulus ujian sertifikasi) Pelatihan dan kerja di rumah sakit di dalam negeri Jepang Pelatihan dan kerja di fasilitas perawatan di dalam negeri Jepang Kegiatan Bekerja sebagai perawat diakui Bekerja sebagai care-worker diakui di (setelah di fasilitas rumah sakit di dalam fasilitas perawatan di dalam negeri lulus ujian negeri Jepang Jepang sertifikasi) Sebelum mendapat sertifikasi : maksimum 3 tahun bagi perawat dan 4 tahun bagi care-worker Apabila gagal mendapatkan sertifikasi dalam waktu yang disediakan diatas, akan dipulangkan ke Indonesia setelah habis masa ijin tinggalnya. Periode izin tinggal (Setelah pulang ke Indonesia masih dapat datang ke Jepang untuk mengikuti ujian sertifikasi) Setelah mendapatkan sertifikasi: Dapat memperbaharui ijin tinggal berkali-kali tanpa batas Untuk melindungi pasar tenaga kerja lokal, jumlah yang direkrut tiap tahun akan dibatasi (200 orang perawat dan 300 orang care-worker, 2013) Memiliki S1 atau D3 Lulusan S1 atau D3 dan diakui keperawatan sebagai tenaga kerja care-worker oleh Syarat Min 2 tahun pengalaman kerja pemerintah Indonesia, atau memiliki S1 imigrasi sebagai perawat atau D3 keperawatan Menandatangani kontrak kerja Menandatangani kontrak kerja Pelatihan 6 bulan di Indonesia dan 6 bulan di Jepang (bagi kandidat yang memiliki bahasa JLPT N2 dapat melewati tahap ini) Jepang Organisasi pengirim Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Organisasi penerima Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) Sumber: www.mhlw.go.jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 32

Rangkuman mengenai alur proses bagi perawat dan pekerja care-worker dari Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi dari pemerintah Jepang dapat dilihat pada bagan 2.1. Sumber: www.mhlw.go.jp Bagan 2.1. Alur proses yang Wajib Dilalui Untuk Mendapatkan Sertifikasi ITPC Osaka Market Intelligence 2013 33

Sumber: www.hidajapan.or.jp Gambar 2.9 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Osaka (Kansai Kenshu Center) Sumber: www.hidajapan.or.jp Gambar 2.10 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Tokyo (Tokyo Kenshu Center) ITPC Osaka Market Intelligence 2013 34

3. Proses Penyaluran Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker ke Jepang Bagan 2.2 memperlihatkan proses mediasi yang dibutuhkan bagi penandatangan kontrak kerja di bawah perjanjian IJ-EPA. a. WNI yang berniat bekerja di Jepang sebagai perawat atau care-worker menghubungi BNP2TKI untuk mengikuti proses seleksi. b. Instansi keperawatan atau medis atau Rumah Sakit yang berniat untuk merekrut perawat atau care-worker di Jepang menghubungi Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) c. Pertukaran informasi antara instansi keperawatan atau medis atau Rumah Sakit dengan peminat kerja dengan difasilitasi oleh JICWELS dan BNP2TKI. d. Instansi keperawatan atau medis atau Rumah Sakit mengajukan permohonan resmi untuk merekrut tenaga kerja dari Indonesia. e. Peminat kerja yang memenuhi persyaratan mengajukan lamaran ke institusi yang diminati karena ada beberap pilihan (Proses Matching). f. Penandatanganan kontrak kerja bagi pelamar yang lulus seleksi. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat proses mediasi pengiriman tenaga kerja Perawat dan Care-Worker berikut di bawah ini. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 35

Sumber: www.mhlw.go.jp Bagan 2.2 Proses Mediasi Pengiriman Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker Seperti yang ditunjukkan oleh bagan 2.2, instansi yang berwenang dalam proses pengiriman tenaga kerja perawat dan care-worker di Indonesia adalah Badan Nasional Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dan di Jepang adalah Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS). Hingga saat ini, pengiriman dan penerimaan tenaga kerja perawat dan care-worker hanya dapat dilakukan di dalam rangka kerja antara kedua badan tersebut. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 36

Tabel 2.6. Instansi Terkait IJ-EPA dan Ketenagakerjaan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) http://www.bnp2tki.go.id/ Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) http://www.jicwels.or.jp Ministry of Health, Labour, and Welfare http://www.mhlw.go.jp Ministry of Justice http://www.moj.go.jp/ Ministry of Foreign Affairs of Japan http://www.mofa.go.jp Ministry of Economy, Trade and Industry http://www.meti.go.jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 37

1. Peluang a. Perjanjian IJ-EPA.Sejak ditandatanganinya perjanjian IJ-EPA pada tahun 2008, setiap tahunnya Indonesia mengirimkan tenaga kerja perawat dan care-worker ke Jepang seperti bisa dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1. Jumlah Perawat dan Care-Worker yang Dikirim ke Jepang Periode 2008-2013 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Perawat 104 173 39 47 29 48 Indonesia Care-Worker 107 190 79 59 72 109 Total 211 363 118 106 101 157 Perawat - 93 46 70 28 64 Filipina Care-Worker - 227 84 62 75 93 Total - 320 130 132 103 157 Sumber: www.mhlw.go.jp Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa sejak ditandatanganinya perjanjian IJ-EPA, Indonesia setiap tahunnya mengirimkan tenaga kerja perawat dan care-worker ke Jepang. Selain Indonesia, negara lain yang juga memiliki perjanjian EPA untuk mengirimkan perawat dan ITPC Osaka Market Intelligence 2013 38

care-worker ke Jepang adalah Filipina yang mulai mengirimkan tenaga kerjanya sejak tahun 2009, dan Vietnam yang akan mulai mengirimkan tenaga kerjanya dari tahun 2014. b. Kurangnya Jumlah Perawat dan Care-Worker di Jepang Dari Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa untuk tahun 2014 dan 2015 Jepang diramalkan akan kekurangan 29.400 (dua puluh sembilan ribu empat ratus) dan 14.900 (empat belas ribu sembilan ratus) orang perawat, dan dari gambar 2.5 dapat dilihat ramalan peningkatan permintaan tenaga kerja care-worker sebsar 102.9 % dari tahun 2011-2025. Ini menunjukkan bahwa masih besarnya peluang pasar perawat dan care-worker yang dapat diisi oleh tenaga kerja dari Indonesia. c. Nilai Lebih Tenaga Kerja Indonesia Dari laporan mengenai kinerja tenaga kerja perawat dan care-worker asal Indonesia yang dipaparkan oleh instansi-instansi medis tempat mereka bekerja, disebutkan beberapa nilai lebih yang dimiliki dan dapat dijadikan modal bersaing oleh tenaga kerja asal Indonesia dilihat dari sudut pandang pihak Jepang. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut: Kemampuan observasi yang baik Keterbatasan bahasa yang masih banyak dialami oleh para tenaga kerja asal Indonesia ini menjadikan mereka untuk lebih jeli dan teliti dalam mengamati para pasiennya, apa yang pasien rasakan dan pasien inginkan tidak hanya dapat diketahui dari apa yang disampaikan oleh pasien, tetapi juga dari pengamatan perawat atau care-worker. Hal ini adalah krusial, terlebih bagi ITPC Osaka Market Intelligence 2013 39

pasien lansia atau pasien dengan kesulitan pengucapan, dimana tenaga kerja Jepang pun sulit memahami apa yang dikatakan oleh pasiennya. Ramah dan murah senyum Ramah dan murah senyum adalah sifat dan perilaku yang sejak dulu sering dikaitkan dengan bangsa Indonesia. Para perawat dan care-worker asal Indonesia di Jepang pun tidak lepas dari predikat ini. Banyaknya masukan dan pujian dari para pasien maupun keluarga pasien mengenai keramahan tenaga kerja asal Indonesia ini memberikan nilai-nilai positif bagi mereka. Di beberapa kasus dapat ditemukan pasien yang tidak mau kalau tidak dilayani oleh perawat atau care-worker asal Indonesia yang telah menjadi favorit mereka. Telaten dalam bekerja Rajin dan telaten dalam mengerjakan tugas yang diberikan juga merupakan salah satu kelebihan dari tenaga kerja asal Indonesia yang dirasakan di Jepang. Hambatan bahasa dan perbedaan budaya tidak menghambat mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Detil dalam segala hal dan tekun melaksanakan tugas memberikan penilaian positif dari pihak instansi yang mempekerjakan mereka. Saling mendukung dan ikatan kekeluargaan yang kuat dengan sesama rekan dari Indonesia Instansi-instansi medis yang mempekerjakan tenaga kerja asing biasanya hanya merekrut 1-2 orang perawat atau ITPC Osaka Market Intelligence 2013 40

care-worker. Oleh karena itu, di hari libur atau waktu senggang, mereka memanfaatkannya dengan berinteraksi dengan rekan dari Indonesia. Saling mengunjungi rekan di kota atau perfektur yang berbeda, melakukan aktivtas bersama, dan saling mendukung dalam persiapan ujian negara menunjukkan tingginya rasa kekeluargaan di antara tenaga kerja Indonesia. 2. Hambatan a. Bahasa Jepang Bahasa kerja yang digunakan selama bekerja sebagai perawat dan care-worker di Jepang adalah bahasa Jepang. Semua percakapan dengan pasien, dokter dan rekan kerja dilakukan dalam bahasa Jepang. Tidak hanya percakapan tetapi kemampuan baca tulis bahasa Jepang juga menjadi syarat mutlak untuk bisa lulus ujian sertifikasi yang dilaksanakan hanya dalam bahasa Jepang. Soal ujian ini seringkali mengandung struktur bahasa dan ekspresi-ekspresi yang ambigu bagi penutur non-natif. Oleh karena itu hambatan bahasa adalah hambatan terbesar bagi para calon tenaga kerja perawat dan care-worker yang ingin bekerja di Jepang. Saat ini bagi para calon tenaga kerja perawat dan care-worker yang lulus ujian untuk berangkat kerja ke Jepang akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan di Indonesia dan 6 bulan di Jepang. Setelah pelatihan selama 6 bulan di Indonesia, diwajibkan untuk sudah menguasai bahasa Jepang setara dengan level N5 Japanese Language Proficiency Test (JLPT). ITPC Osaka Market Intelligence 2013 41

Tabel 3.2 Jumlah Perawat dan Care-worker yang Lulus Ujian Sertifikasi (2013) 2010 2011 2012 2013 Perawat Indonesia 2 15 34 20 Filipina 1 1 13 10 Care-Worker Indonesia - - 35 86 Filipina - - 1 42 Sumber: www.igaku-shoin.co.jp Selain itu, belum seragamnya pelatihan lanjutan bagi para perawat dan care-worker di instansi medis setelah selesainya pelatihan terpusat 6 bulan di Jepang. Pelatihan lanjutan bahasa Jepang dan persiapan ujian negara yang diberikan bagi para tenaga kerja perawat dan care-worker ditangani oleh masing masing instansi medis tempat mereka bekerja. Hal ini menyebabkan timbulnya perbedaan alokasi waktu dan materi yang dapat diakses para perawat dan care-worker. Sementara itu dari pihak instansi medis sendiri, masalah bahasa ini menyebabkan kurang lancarnya komunikasi. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman dalam melaksanakan perintah kerja. b. Perbedaan Budaya dan Kebiasaan Jepand dan Indonesia adalah dua negara yang mempunyai latar belakang budaya yang sangat berbeda. Walaupun sama sama negara ITPC Osaka Market Intelligence 2013 42

dengan budaya timur, perbedaan bahasa, agama dan perbedaan demografis lainnya dapat menyebabkan bermacam-macam masalah. Di luar masalah bahasa, perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan ini juga dapat menghambat lancarnya komunikasi antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja Jepang. c. Kuota Jumlah Tenaga Kerja Asing Untuk melindungi kesempatan kerja bagi warga negaranya, dan menjaga kestabilan upah, pemerintah Jepang menetapkan kuota jumlah tenaga kerja perawat dan care-worker asing yang dapat direkrut tiap tahunnya (200 orang di tahun 2012). Meskipun berdasarkan perjanjian EPA Jepang mengijinkan Indonesia dan Filipina untuk mengirimkan tenaga kerja perawat dan care-worker, pemerintah Jepang menetapkan jumlah maksimum tenaga kerja yang dapat dikirimkan melalui program ini setiap tahunnya. d. Kekurangsiapan Untuk Memfasilitasi Tenaga Kerja Muslim Sedikitnya jumlah umat muslim di Jepang menyebabkan banyak perusahaan atau instansi yang tidak / belum familiar dengan kebiasaan, budaya dan aturan agama Islam seperti kewajiban melakukan sholat 5 waktu (seperti tempat untuk sholat dan tempat untuk melakukan wudhu), menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari Raya Idul Fitri serta mengenai halal / haramnya makanan yang dapat disantap bagi umat muslim. Ketidaksiapan ini dapat menyebabkan menurunnya antusias pihak Jepang untuk merekrut perawat atau care-worker dari Indonesia dan lebih memilih tenaga kerja dari Filipina atau Vietnam. Keterbatasan tersedianya lingkungan kerja dan hidup yang tidak mendukung kaum ITPC Osaka Market Intelligence 2013 43

muslim juga mungkin menjadi pertimbangan tersendiri bagi para calon tenaga kerja perawat dan care-worker yang beragama Islam untuk mengadu nasib ke Jepang. e. Segi Profitabilitas Pihak Instansi Medis di Jepang Untuk dapat merekut tenaga kerja perawat atau care-worker asing, instansi medis di Jepang perlu membayar beberapa macam biaya yang terkadang dirasakan berat sehingga akan berpikir untuk, merekrut tenaga kerja perawat dan care-worker asing termasuk dari Indonesia. Untuk lebih detilnya, biaya-biaya yang harus dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Biaya Perekrutan Tenaga Kerja Perawat atau Care-Worker Asing Biaya Pendaftaran Awal 21,000-31,500 Biaya Mediasi untuk JICWELS 138,000/orang Biaya Administrasi Sebelum Lulus Ujian Sertifikasi Setelah Lulus Ujian Sertifikasi 21,000/orang/tahun 10,500/orang/tahun Biaya Dokumen BNP2TKI Rp. 3,325,000/orang Biaya Pelatihan 360,000/orang Biaya Tiket Pesawat dan Akomodasi Selama Pelatihan +- 270,000/orang Sumber: www.jicwels.or.jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 44

Tingginya biaya yang harus dibayarkan untuk dapat merekrut tenaga kerja asing ini merupakan salah satu hambatan terbesar bagi pihak instansi Jepang untuk merekrut perawat atau care-worker dari luar-negeri. Selain itu, keharusan untuk membayar upah tenaga kerja asing sama atau lebih dari tenaga kerja perawat atau care-worker lokal, menyebabkan rendahnya daya tarik tenaga kerja asing di mata pihak Jepang dan menyebabkan penurunan jumlah instansi medis yang mau memperkerjakan mereka. f. Kurangnya Follow-up Bagi Tenaga Kerja yang Tidak Lulus dan Pulang ke Indonesia 5 (lima) tahun telah berlalu sejak dimulainya pengiriman tenaga kerja perawat dan care-worker ke Jepang. Berdasarkan perjanjian IJ-EPA, tenaga kerja perawat dan care-worker yang tidak lulus ujian negara dalam jangka 3 sampai 4 tahun, wajib kembali ke Indonesia. Masih rendahnya tingkat kelulusan bagi tenaga kerja asing ini menyebabkan banyak dari mereka yang sudah kembali ke Indonesia. Mereka yang tidak berhasil lulus ujian dalam 3 sampai 4 tahun ini sebenarnya berkesempatan untuk tetap mengikuti ujian nasional yang diadakan setiap tahunnya dengan biaya sendiri. Tingginya biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti ujian nasional ini merupakan salah satu hambatan bagi para tenaga kerja yang hendak mengikuti ujian nasional ulang di Jepang. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 45

3. Strategi a. Meningkatkan Kualitas Pelatihan Bahasa Jepang di Indonesia Untuk mengatasi kendala bahasa, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelatihan bahasa yang diterima para calon tenaga kerja sebelum berangkat ke Jepang. Baik dengan meninjau ulang materi pelajaran maupun dengan memperpanjang jangka pelatihan bahasa. Apabila kualitas bahasa Jepang calon tenaga kerja meningkat (dari level N5 ke N3) diharapkan akan mempermudah proses adaptasi mereka di Jepang, dan memperlancar pelatihan kerja di instansi medis di Jepang. Sebagai perbandingan, tenaga kerja perawat dan care-worker dari Vietnam yang akan mulai dikirimkan dari tahun 2014, menjalani pelatihan bahasa Jepang selama 1 tahun sebelum keberangkatan dan diwajibkan untuk menguasai bahasa Jepang setingkat dengan JPLT level N3. Peningkatan kemampuan bahasa Jepang para calon tenaga kerja sebelum berangkat ke Jepang ini juga diharapkan bisa meningkatkan minat instansi medis di Jepang untuk merekrut mereka. Peningkatan kemampuan berbahasa Jepang bagi para calon perawat dan care-worker ini juga dapat dimulai dari sekolah keperawatan. Dengan menyediakan kelas bahasa Jepang dalam kurikulum keperawatan dapat menyiapkan calon calon tenaga kerja untuk menguasai bahasa Jepang sejak dini. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 46

b. Penambahan Materi Budaya dan Kebiasaan ke Pelatihan Untuk mempersiapkan para tenaga kerja perawat dan care-worker dalam menghadapi dan berinteraksi dengan tenaga kerja Jepang, selain materi bahasa Jepang, pelatihan mengenai perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan juga menjadi faktor yang penting untuk menciptakan komunikasi yang lancar dan suasana kerja yang kondusif di instansi kerja. Saling pengertian mengenai perbedaan budaya dan latar belakang ini juga perlu diterapkan oleh pihak instansi medis, dengan memberikan pengarahan dan informasi mengenai budaya dan kebiasaan tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Jepang. c. Persiapan Menghadapi Ujian Negara Untuk mempersiapkan para tenaga kerja perawat dan care-worker untuk menghadapi ujian negara kerjasama dari instansi tempat mereka bekerja sangat dibutuhkan. Penyediaan pelatihan bahasa Jepang dan pelatihan soal soal ujian negara bagi para pekerja merupakan hal yang krusial. Selain itu ketersediaan materi pelajaran selain materi-materi yang sudah tersedia (soal-soal tahun sebelumnya dalam bahasa Jepang), materi-materi baru berupa soal-soal ujian negara yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dapat membantu para tenaga kerja ini untuk menyiapkan diri. Di Jepang sendiri, ada beberapa badan NGO dan organisasi yang memberikan dukungan bagi para perawat dan care-worker yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian negara. Salah satu dari organisasi tersebut adalah Garuda Supporter, yang merupakan organisasi kerja sama antara Kansai Indonesia Yuukoukai (Kan-I-Ren), ITPC Osaka Market Intelligence 2013 47

Konan Women university dan Osaka University. Kegiatan dari organisasi ini antara lain mengadakan program belajar bersama di Tokyo dan Osaka, dukungan pelajaran bahasa Jepang melalui Facebook dan Skype, mengadakan kelas persiapan ujian negara, memfasilitasi pertemuan antara sesama perawat dan care-worker, menyalurkan aspirasi tenaga kerja Indonesia ke pemerintah Jepang, dan menyediakan berita-berita mengenai keperawatan dan care-worker melalui website mereka. d. Follow-up bagi tenaga kerja yang kembali ke Indonesia karena tidak lulus ujian Negara Pendataan para alumni IJ-EPA yang telah kembali ke Indonesia, dan dukungan lanjutan bagi mereka yang masih hendak mengikuti ujian Negara berikutnya di Jepang. Penyediaan sarana belajar online maupun materi-materi ujian di Indonesia, dapat menjadi dukungan berarti bagi mereka yang hendak mengikuti ujian Negara ulang. e. Proaktif dalam Mengumpulkan Feedback dari JICWELS, Instansi Medis dan Tenaga Kerja. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja perawat dan care-worker, kualitas lingkungan kerja dan hidup mereka di Jepang, diperlukan masukan-masukan dari semua pihak yang terkait. Survey terhadap instansi medis mengenai performa kerja para tenaga kerja, survey terhadap para tenaga kerja mengenai masalah-masalah yang dialami, survey terhadap JICWELS mengenai penilaian sistem perekrutan tenaga kerja diharapkan dapat memberikan wawasan konkrit mengenai perekrutan tenaga kerja perawat dan care-worker. Informasi yang ITPC Osaka Market Intelligence 2013 48

diperoleh juga merupakan bahan dasar untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan ke depannya. f. Peninjauan Kembali Isi Perjanjian EPA Berbagai masalah dan hambatan terkait dengan tenaga kerja perawat atau care-worker terletak pada isi perjanjian dalam kerangka IJ-EPA. Untuk mengatasi masalah dan hambatan yang timbul dan untuk meningkatkan kualitas kerja sama antara 2 (dua) negara, peninjauan ulang isi perjanjian IJ-EPA perlu dilakukan. Poin-poin yang perlu ditinjau ulang antara lain adalah, sistem agensi tunggal di Jepang (JICWELS), biaya biaya yang harus ditanggung oleh instansi medis berkenaan dengan perekrutan, kebutuhan Jepang akan tenaga kerja asing, kebutuhan tenaga kerja asing akan pekerjaan di luar negeri, fasilitas berkenaan dengan tenaga kerja asing, peraturan hukum mengenai tenaga kerja asing, dan limitasi waktu untuk dapat lulus ujian. Selain hal-hal di tersebut di atas, isi tujuan utama mengenai perjanjian IJ-EPA yang menyebutkan bahwa Tujuan persetujuan ini adalah untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara 2 (dua) negara (bukan sebagai usaha untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja) dan untuk memfasilitasi tenaga kerja dari Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi keperawatan dari Jepang sambil bekerja atau mengikuti pelatihan di fasilitas kesehatan di dalam negara Jepang., juga menyebabkan kurang serius dan kurang prokatifnya pihak Jepang untuk megambil tindakan konkrit untuk menangani masalah rendahnya tingkat kelulusan ujian negara bagi tenaga kerja asing. ITPC Osaka Market Intelligence 2013 49

1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 www.id.emb-japan.go.jp Konsulat Jenderal Jepang-Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang-Surabaya Konsul Jenderal : Mr. Noburo NOMURA Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007 Konsulat Jenderal Jepang-Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-61) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang-Makassar Konsul Jenderal : Mr. Shingo HIGASHIMOTO Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar, Indonesia Phone : (62-411) 871-030, 872-323 Fax : (62-411) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang-Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-361) 265-066 ITPC Osaka Market Intelligence 2013 50

2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda, Tokyo 100-0005 Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 www.tokyo-cci.or.jp kokusai@tokyo-cci.or.jp Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Phone: +81-8-2222-6610 Fax : +81-8-2211-0108 ww.hiroshimacci.or.jp/ Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa- agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Kyoto Phone: +81-7-5212-6450 Fax:+81-7-5255-0428 www.kyo.or.jp/kyoto/e/ shinkou@kyo.or.jp Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Phone: +81-9-8938-8022 Fax : +81-9-8938-2755 www.okinawacci.or.jp info@okinawacci.or.jp Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi, Fukuyama, Hiroshima 720-0067 Phone:+81-8-4291-2345 Fax:+81-8-4922-0100 www.fukuyama.or.jp/e cci@fukuyama.or.jp Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Phone : +81-4-4211-4111 Fax : +81-4-4211-4118 www.kawasaki-cci.or.jp Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-ku Osaka 540-0029 Phone: +81-6-6944-6400 Fax : +81-6-6944-6293 www.osaka.cci.or.jp/e/ Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Phone: +81-7-4962-2500 Fax : +81-7-4962-8001 www.nagahama.or.jp cci@nagahama.or.jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 51

3. Asosiasi Terkait Tenaga Kerja Perawat dan Care-worker di Jepang Japanese Nursing Association 5-8-2 Jingumae, Shibuya, Tokyo 150-0001 Phone: +81-3-5778-8831 www.nurse.or.jp Japan Visiting Nursing Foundation Japanese Nursing Association Building 5F, 5-8-2 Jingumae, Shibuya, Tokyo 150-0001 Phone: +81-3-5778-7001 Fax: +81-3-5778-7009 www.jvnf.or.jp Japan Nursing Federation Japanese Nursing Association Building 5F, 5-8-2 Jingumae, Shibuya, Tokyo 150-0001 Phone: +81-3-3407-3606 Fax: +81-3-3407-3627 www.kango-renmei.gr.jp The Japan Association of Certified Care Workers Nishikan Toranomon Building 3F, 1-22-13 Toranomon, Minato, Tokyo 105-0001 Phone: +81-3-3507-0784 Fax: +81-3-3507-8810 www.jaccw.or.jp Japan International Corporation of Welfare Services Toranomon YHK Building 4F, 2-3-20 Toranomon, Minato, Tokyo 105-0001 Phone: +81-3-6206-1138 Fax: +81-3-6206-1165 www.jicwels.or.jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 52

4. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI TOKYO Duta Besar : Muhammad Lutfi 5-2-9 Higashi Gotanda, Shinagawa, Tokyo 141-0022 Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 Email: info@indonesianembassy.jp www.indonesianembassy.jp ITPC OSAKA Kepala: Rosiana C. Frederick Wakil: Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pasific Trade Center, 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe, Osaka 559-0034 Phone: +81-6-6615-5350 Fax: +81-6-6615-5351 www.itpc.or.jp KJRI OSAKA Acting Konsul Jenderal : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo, Osaka 542-0081 Phone: +81-6-6252-9826 Fax:: +81-6-6252-9872 Email: kjri-osaka@indonesia-osaka.org www.indonesia-osaka.org ITPC Osaka Market Intelligence 2013 53

1. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) www.bnp2tki.go.id/ Japan International Corporation of Welfare 2. Service (JICWELS) www.jicwels.or.jp 3. Ministry of Health, Labour, and Welfare www.mhlw.go.jp 4. Ministry of Justice www.moj.go.jp/ 5. Ministry of Foreign Affairs of Japan www.mofa.go.jp 6. Ministry of Economy, Trade and Industry www.meti.go.jp 7. Japan Nursing Association www.nurse.or.jp 8. Statistic Japan www.stat.go.jp/ 9. Nikkei www.nikkei.com 10. Wikipedia www.wikipedia.com 11. Nensyu Labo www.nensyu-labo.com 12. Career Garden www.careergarden.jp 13. Japan Customs www.customs.go.jp 14. Kementerian Perdagangan www.kemendag.go.id 15 Igaku Shouin www.igaku-shoin.co.jp 16 47 News www.47news.jp 17 The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) www.hidajapan.or.jp 18 NHK Japan www.nhk.or.jp 19 Garuda Supporters www.garuda-net.jp 20 Intercultural Care and Communication: Issues on the EPA and Foreign Care Workers, Kaori Takamoto, Wako University www.wako.repo.nii.ac. jp ITPC Osaka Market Intelligence 2013 54