MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]"

Transkripsi

1 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

2 Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan Pemilihan Sektor Profil Jepang 5 II. Potensi Pasar Jepang Impor Sektor Jasa Jepang - Dunia Potensi Pasar Sektor Jasa Jepang - Dunia Kebijakan Sektor Jasa di Jepang Saluran Distribusi Sektor Jasa di Jepang Permintaan Pasar Sektor Jasa di Jepang Persyaratan Impor Sektor Jasa di Jepang Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Sektor Jasa ke Jepang 17 III. Peluang dan Strategi Peluang Strategi Rekomendasi Strategis 25 IV. Informasi Penting 27 Referensi 30 Lampiran: Gaji Minimum di Jepang 31 1

3 Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Sektor Jasa" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar sektor jasa di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Di tengah dinamika perkembangan pasar, informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar sektor jasa di Jepang sangatlah dibutuhkan agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor sektor jasa ke Jepang ini. Semoga laporan market brief sektor jasa ini dapat bermanfaat bagi lembaga terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor sektor jasa ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor jasa Indonesia ke pasar dunia dan khususnya ke pasar Jepang. Tokyo, Desember

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Sektor Sejak tahun 2010, Jepang mengalami penurunan jumlah penduduk setiap tahunnya karena rendahnya angka kelahiran di Jepang. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk Jepang akan berada di bawah angka 125 juta orang. Gambar 1.1 menunjukkan perkiraan piramida penduduk Jepang pada tahun Jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun di Jepang akan mencapai 29% dari total penduduk Jepang, sementara jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan berada di bawah 60%. Dengan semakin berkurangnya jumlah penduduk usia produktif, serta semakin bertambahnya jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun, Jepang akan mengalami krisis kekurangan sumber daya manusia. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah mengadakan sistem pemagangan yang dimulai sejak tanggal 1 April 1993, serta program EPA untuk perawat dan care worker sejak tanggal 1 Juli Selain itu, dalam pertemuan Special Zone Advisory Council yang dipimpin oleh PM Abe pada tanggal 10 Oktober 2014 yang lalu, telah diputuskan bahwa pemerintah Jepang akan mengijinkan masuknya orang asing untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kebijakan ini diambil agar kaum wanita Jepang yang umumnya berhenti bekerja setelah menikah atau melahirkan anak, dapat terus berkarir. 3

5 usia (tahun) Tahun 2020 (prediksi) Pria Wanita ribu penduduk ribu penduduk Sumber: Statistics Bureau Gambar 1.1 Perkiraan piramida penduduk Jepang tahun 2020 Terkait dengan hal di atas, Indonesia yang memiliki populasi angkatan kerja lebih dari 100 juta jiwa, memiliki potensi yang besar untuk meraih peluang yang lebih besar di sektor jasa di Jepang ini. Cakupan laporan ini dibatasi untuk membahas sektor jasa, khususnya mengenai pemagangan, dan program EPA perawat dan care worker. Selain itu, walaupun pelaksanaan program pembantu rumah tangga baru akan dimulai di tahun 2015, sektor jasa yang juga memiliki potensi yang sangat besar ini akan ikut dibahas dalam laporan ini. 4

6 1.2 Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.2 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,07 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau tanggal 1 Desember 2014) ini 2 adalah sebesar km. Jepang memiliki pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. 5

7 Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen ( ). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2011, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah ,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah ,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun. 6

8 Gambar 1.2 Peta Negara Jepang 7

9 BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Impor Sektor Jasa Jepang - Dunia Gambar 2.1 menunjukkan grafik jumlah peserta magang di Jepang dari tahun 2002 sampai dengan tahun Peserta magang golongan 1 adalah peserta magang dengan visa magang untuk jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun pertama. Peserta magang golongan 2 adalah peserta magang yang telah memperpanjang visa magangnya. Sumber: JITCO Gambar 2.1 Jumlah peserta magang di Jepang (tahun ) 8

10 Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, orang asing yang paling banyak memasukkan aplikasi untuk perpanjangan visa magang (perpanjangan visa dari peserta magang golongan 1 menjadi peserta magang golongan 2) pada tahun fiskal 2013 adalah yang berasal dari China (68,8%), kemudian disusul oleh Vietnam (14,7%), Filipina (6,4%), Indonesia (6,2%), dan Thailand (2,4%). Jumlah orang asing yang memasukkan aplikasi perpanjangan visa magang pada tahun fiskal 2013 adalah orang, atau menurun 3,8% dibanding tahun fiskal sebelumnya. Rank Tabel 2.1 Jumlah orang asing yang memasukkan aplikasi untuk perpanjangan visa magang (tahun fiskal ) Negara asal WORLD China Vietnam Filipina Indonesia Thailand F2010 F2011 F2012 F Persentasi (%) F ,8 14,7 6,4 6,2 2,4 PERUB (%) ,8-8,2 16,9-0,0-5,8 16,8 Sumber: JITCO (diolah) Sementara itu, program EPA untuk perawat dan care worker di Jepang saat ini hanya menerima calon perawat dan care worker dari Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Indonesia mulai mengirimkan peserta program EPA untuk perawat dan care worker ini dari tahun Filipina mulai sejak tahun 2009, sedangkan Vietnam baru mulai pada tahun Tabel 2.2 menunjukkan jumlah orang asing yang masuk ke Jepang dengan program EPA untuk perawat dari tahun fiskal 2008 sampai dengan tahun fiskal Sampai dengan tahun 2014, Indonesia telah mengirimkan 481 orang 9

11 peserta program EPA perawat. Rank Negara asal Tabel 2.2 Jumlah orang asing yang datang ke Jepang untuk program EPA perawat (tahun fiskal ) F2008 F2009 F2010 F2011 F2012 F2013 F2014 Total Persentasi (%) F2014 PERUB (%) WORLD ,5 1 Indonesia ,8-14,6 2 Filipina ,7-43,8 3 Vietnam ,4 - Sumber: MHLW (diolah) Tabel 2.3 menunjukkan jumlah orang asing yang masuk ke Jepang dengan program EPA untuk care worker dari tahun fiskal 2008 sampai dengan tahun fiskal Sampai dengan tahun 2014, Indonesia sudah mengirimkan 754 orang untuk program EPA care worker. Rank Negara asal Tabel 2.3 Jumlah orang asing yang datang ke Jepang untuk program EPA care worker (tahun fiskal ) F2008 F2009 F2010 F2011 F2012 F2013 F2014 Total Persentasi (%) F2014 PERUB (%) WORLD ,3 1 Indonesia ,9 35,2 2 Filipina , Vietnam ,5 - Sumber: MHLW (diolah) 2.2 Potensi Pasar Sektor Jasa Jepang - Dunia Gambar 2.2 menunjukkan komposisi negara asal peserta magang (peserta magang golongan 1 dan golongan 2) yang tercatat pada tahun Lima negara asal utama adalah China (73,5%), Vietnam (11%), Indonesia (6%), Filipina (5,8%), dan Thailand (2,3%). Dilihat dari potensi pasar yang ada dan persentasi yang dipegang oleh Indonesia saat ini, potensi Indonesia untuk meningkatkan persentasi peserta magang di Jepang masih sangat terbuka. 10

12 Sumber: JITCO Gambar 2.2 Komposisi Negara Asal Peserta Magang di Jepang Tahun 2012 Sementara itu, untuk program EPA perawat dan care worker, pemerintah Jepang masih membatasi penerimaan peserta program EPA yaitu maksimum 200 orang per tahun dari tiap negara untuk perawat, dan maksimum 300 orang per tahun dari tiap negara untuk care worker. Bila dibandingkan dengan Tabel 2.2 dan Tabel 2.3, maka Indonesia masih memiliki potensi untuk mengirimkan 159 orang peserta program EPA untuk perawat dan 154 orang peserta program EPA untuk care worker pada tahun fiskal Kebijakan Impor Sektor Jasa di Jepang Mengenai pemagangan, peserta magang hanya bisa bekerja di Jepang selama 3 tahun. Peserta magang harus meninggalkan Jepang setelah masa 3 tahun ini. Alumni pemagangan dapat datang kembali ke Jepang dan bekerja di Jepang bila dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan visa bekerja di Jepang, atau karena menikah dengan orang Jepang. 11

13 Perusahaan Jepang yang mempekerjakan peserta magang harus memberikan gaji yang sama atau lebih besar dari gaji minimum di Jepang. Besar gaji minimum di Jepang berbeda berdasarkan prefecture, sebagaimana tercantum pada bagian Lampiran dari Market Brief ini. Mengenai program EPA perawat dan care worker, peserta program dapat terus bekerja di Jepang bila lulus ujian negara. Batas waktu yang diberikan adalah 3 tahun dengan perpanjangan 1 tahun untuk peserta program EPA perawat, dan 4 tahun dengan perpanjangan 1 tahun untuk peserta program EPA care worker. Peserta program EPA perawat dan care worker yang tidak lulus ujian negara harus pulang ke negara asalnya, namun dapat datang kembali ke Jepang khusus untuk mengikuti ujian negara, dan diizinkan untuk bekerja di Jepang bila telah mendapatkan sertifikasi ujian negara. Sementara itu, mengenai program pembantu rumah tangga, pemerintah Jepang belum mengumumkan detil kebijakan program ini. Kebijakan sementara adalah mengenai masa bekerja di Jepang yang dibatasi paling lama 5 tahun. Selain itu, sebagai tahap awal, pada di tahun 2015, area dimana orang asing dapat bekerja sebagai pembantu rumah tangga masih dibatasi di wilayah Kansai. 2.4 Saluran Distribusi Sektor Jasa di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur penerimaan peserta magang untuk bekerja di Jepang. Untuk Indonesia, seleksi dilakukan oleh Direktorat Bina Pemagangan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, atau melalui Sending Organization yang dapat dilihat daftarnya di situs JITCO yang alamatnya dicantumkan di bagian Referensi dari Market Brief ini. 12

14 Calon peserta magang yang mendaftar melalui Direktorat Bina Pemagangan akan disalurkan ke perusahaan Jepang oleh International Manpower Development Organization, Japan (IM Japan). Sementara itu, Sending Organization akan langsung menyalurkan peserta magang ke perusahaan Jepang. Selain itu perusahaan Jepang yang memiliki transaksi internasional minimum 1 milyar JPY dan yang memiliki cabang di Indonesia dapat mengundang pegawainya di Indonesia untuk datang ke Jepang bekerja sebagai peserta magang di perusahaan induk. Gambar 2.4 mendeskripsikan alur penerimaan peserta program EPA perawat dan care worker di Jepang. Pengumuman tempat pelaksanaan pendaftaran dan ujian di Indonesia dapat dilihat di situs Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia. Pengaturan penempatan peserta program EPA perawat dan care worker di Jepang dilaksanakan hanya oleh Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS). Mengenai program pembantu rumah tangga, saat ini belum ada alur yang jelas. Program ini diperkirakan akan lebih melibatkan perusahaan swasta di Jepang, dimana tenaga kerja asing hanya dapat mendapatkan visa bekerja sebagai pembantu rumah tangga bila direkrut oleh perusahaan housekeeping service di Jepang. 13

15 Peserta Magang Sending Organization Lembaga Pemerintah Perusahaan Jepang di Indonesia (dimana perusahaan induk di Jepang memiiki transaksi internasional minimum 1 milyar JPY per tahun) IM Japan Perusahaan Jepang Perusahaan induk di Jepang Gambar 2.3 Alur Penerimaan Peserta Magang di Jepang Peserta program EPA Perawat dan Care Worker Lembaga Pemerintah Negara Asal Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) Rumah Sakit atau Care Facility di Jepang Gambar 2.4 Alur Penerimaan Peserta Program EPA Perawat dan Care Worker di Jepang 14

16 2.5 Permintaan Pasar Sektor Jasa di Jepang Gambar 2.5 menunjukkan 6 bidang utama dari 68 bidang yang menampung peserta magang dari luar negeri. Dapat terlihat bahwa perusahaan-perusahaan di industri mesin/logam dan industri apparel di Jepang banyak menerima peserta magang, kemudian disusul oleh industri produksi makanan, bidang pertanian, bidang konstruksi, dan industri perikanan. Walaupun saat ini kebutuhan peserta magang untuk keenam bidang utama ini terlihat naik turun, namun dapat dipastikan bahwa kebutuhan tenaga kerja di keenam bidang utama ini akan semakin meningkat seiring dengan semakin berkurangnya penduduk usia produktif di Jepang, dan semakin banyaknya golongan muda yang memilih pekerjaan yang lebih ringan. Sumber: JITCO Gambar 2.5 Enam bidang utama yang banyak menampung peserta magang 15

17 Sementara itu, kebutuhan perawat dan care worker di Jepang sangat tinggi. Diperkirakan saat ini Jepang kekurangan tenaga perawat, dan tenaga care worker. Pekerjaan sebagai perawat dan care worker merupakan pekerjaan yang berat, sehingga tidak sedikit perawat dan care worker di Jepang yang beralih profesi. Terutama sekali, banyak wanita yang berhenti bekerja sebagai perawat dan care worker setelah menikah atau melahirkan anak. Selain itu, tenaga perawat dan care worker lebih sulit didapatkan di kota-kota kecil dan pedesaan. Mengenai kebutuhan pembantu rumah tangga, diperkirakan akan menjadi besar bila pemerintah Jepang berhasil menjalankan program peningkatan karir wanita Jepang. Dengan semakin banyaknya wanita yang terus berkarir, maka kebutuhan pembantu rumah tangga akan membengkak. 2.6 Persyaratan Impor Sektor Jasa di Jepang Persyaratan pemagangan yang dikeluarkan oleh IM Japan (pendaftaran di Indonesia melalui Direktorat Bina Pemagangan) berbeda dengan yang dikeluarkan Sending Organization. Sebagai contoh, IM Japan hanya merekrut pria, sedangkan Sending Organization juga merekrut wanita. Persyaratan lengkap pemagangan melalui IM Japan dapat dilihat di situs Direktorat Bina Pemagangan yang alamatnya tertera di bagian Referensi Market Brief ini. Sementara, persyaratan pemagangan melalui Sending Organization akan berbeda-beda, sesuai dengan permintaan pihak perusahaan Jepang. Sebelum dikirim ke Jepang, peserta magang yang sudah lulus seleksi akan diberikan pelatihan skill dan pelajaran bahasa Jepang sebelum dikirim ke perusahaan di Jepang. 16

18 Persyaratan lengkap mengikuti program EPA perawat dan care worker di Jepang dapat dilihat pada situs Badan Nasional, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Sebagai contoh, syarat untuk calon perawat adalah berusia 23 sampai dengan 35 tahun, telah lulus serendah-rendahnya D3 Keperawatan dan telah memiliki pengalaman kerja sebagai perawat minimal kumulatif 2 tahun sejak tanggal kelulusan, atau telah lulus S1 Keperawatan dan Ners dan telah memiliki pengalaman kerja sebagai perawat minimal kumulatif 1 tahun sejak tanggal kelulusan; untuk calon care worker, berusia 21 sampai 35 tahun, dan telah lulus serendah-rendahnya D3 keperawatan. Peserta program EPA perawat dan care worker diwajibkan mengikuti kelas bahasa Jepang selama 6 bulan sebelum dikirim ke Jepang, dan kembali mengikuti kelas bahasa Jepang selama 6 bulan sebelum ditempatkan di rumah sakit atau care facility. Peserta program EPA perawat dan care worker boleh terus bekerja di Jepang bila berhasil lulus ujian negara untuk sertifikasi perawat atau care worker. Mengenai program pembantu rumah tangga, saat ini persyaratan yang telah diumumkan adalah berusia di atas 18 tahun, belum menikah, dan perusahaan housekeeping service di Jepang yang merekrut tenaga kerja asing ini sanggup menggaji dengan gaji yang sama atau lebih tinggi dari gaji minimum yang berlaku (lihat bagian Lampiran). Persyaratan detil program ini diperkirakan akan muncul dalam waktu dekat. 2.7 Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Sektor Jasa ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor sektor jasa ke Jepang adalah sebagai berikut. 17

19 (a) Kendala bahasa/komunikasi. Bahasa Jepang tentunya diperlukan untuk berkomunikasi dengan baik. Bahasa Jepang sendiri memiliki tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia, serta menggunakan huruf-huruf non-abjad yang menambah tingkat kesulitan bahasa Jepang untuk dipelajari oleh orang Indonesia. (b) Budaya. Perbedaan budaya dapat menimbulkan kesulitan bagi pekerja dari Indonesia untuk beradaptasi bekerja di Jepang dan menyesuaikan diri dengan masyarakat Jepang. Perbedaan tata krama dan budaya di tempat kerja dapat menjadi penghalang komunikasi yang baik dengan atasan atau rekan kerja. (c) Sulitnya ujian negara untuk perawat dan care worker. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4, peserta program EPA perawat dan care worker dari Indonesia yang berhasil lulus ujian negara ini tidaklah banyak. Untuk perawat, dari seluruh peserta program EPA sampai dengan angkatan tahun 2012, hanya 22,2% yang lulus ujian negara. Sementara untuk care worker, sampai dengan angkatan tahun 2010, hanya 46,4% yang lulus. Tabel 2.4 Tingkat kelulusan ujian negara peserta EPA perawat dan care worker Angkatan Peserta Lulus Ujian Persentasi Kelulusan (orang) Negara (Orang) (%) , ,5 Perawat , ,3 Total , ,2 Care ,9 Worker ,2 Total ,4 Sumber: JICWELS (diolah) 18

20 (d) Masa kerja yang terbatas. Peserta magang hanya dapat bekerja selama 3 tahun, demikian juga peserta program EPA perawat dan care worker yang tidak berhasil lulus ujian negara hanya dapat bekerja di Jepang selama 4-5 tahun. Keterbatasan masa kerja ini tentunya mempersulit pihak perusahaan/lembaga Jepang untuk mendapatkan tenaga kerja yang dapat dididik menjadi pekerja yang memiliki skill yang tinggi. (e) Pandangan negatif terhadap pekerja asing. Adanya peserta magang yang kabur dan kemudian bekerja secara ilegal, atau yang membuat masalah di tempat kerja, banyaknya orang asing yang bekerja secara ilegal, kasus kriminalitas yang disebabkan oleh orang asing menimbulkan pandangan yang negatif terhadap pekerja asing. Tabel 2.5 menunjukkan jumlah orang asing yang saat ini berada di Jepang dengan status ilegal. Tabel 2.5 Jumlah orang asing yang berada di Jepang dengan status ilegal Total Sumber: Immigration Bureau of Japan (f) Biaya yang harus ditanggung pihak perusahaan. Secara hukum, perusahaan Jepang yang menerima peserta magang harus memberikan gaji yang sama atau lebih besar dari gaji minimum yang ada. Hal ini berarti gaji yang diberikan tidaklah berbeda dengan yang diberikan kepada orang Jepang. Selain gaji, pihak perusahaan harus membayar berbagai macam biaya untuk dapat menerima peserta magang, misalnya biaya keanggotaan JITCO, tiket pesawat peserta magang, dan sebagainya. 19

21 (g) Persaingan dengan negara lain. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2, 73,5% peserta magang di Jepang pada tahun 2012 berasal dari China. Gencarnya pihak Sending Organization di China untuk mengirimkan tenaga magang ke Jepang, didukung oleh keberadaan komunitas warganegara China yang tinggal di Jepang yang cukup besar. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6, pada tahun 2012, jumlah warganegara China yang tinggal di Jepang secara legal adalah orang, atau 32% dari total seluruh warga asing di Jepang. Tabel 2.6 Warga asing di Jepang dari 10 negara utama Rank Negara asal WORLD Persentasi (%) PERUB 2012 (%) ,4 1 China ,3 2 Korea ,2 3 Filipina ,1 4 Brasil ,5-7,5 5 Vietnam ,6 17,9 6 Peru ,4-3,9 7 Amerika Serikat ,4-1,5 8 Thailand ,8 9 Indonesia ,1 10 Nepal ,7 Sumber: Immigration Bureau of Japan (diolah) 20

22 BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan sektor jasa di Indonesia. b. Jumlah penduduk usia muda di Indonesia Pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia yang berusia tahun diperkirakan berjumlah lebih dari 60 juta orang. Dengan potensi jumlah penduduk usia muda ini, Indonesia mempunyai peluang mengirimkan lebih banyak sumber daya manusia ke Jepang. c. Pertambahan jumlah perawat di Indonesia Sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1, jumlah perawat di Indonesia setiap tahunnya mengalami pertambahan. Dengan jumlah pertambahan yang cukup besar, Indonesia memiliki potensi untuk mengirimkan 200 orang perawat, dan 300 orang care worker setiap tahun. Tabel 3.1 Jumlah tenaga kesehatan perawat di Indonesia Jumlah perawat Jumlah pertambahan

23 Sumber: Badan PPSDM Kesehatan d. Reputasi Indonesia Untuk pemagangan ke Jepang yang menjadi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan IM Japan, sejak tahun 1993 sampai dengan Nopember tahun 2014, Indonesia sudah mengirim orang ke Jepang. Sementara untuk program EPA perawat dan care worker, Indonesia sudah mengirim 481 orang perawat dan 754 orang care worker. Prestasi yang dimiliki Indonesia ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja dari Indonesia dapat diterima dengan baik oleh market Jepang. e. Hubungan bilateral Jepang dengan negara pesaing Sejak tahun 2012, hubungan bilateral Jepang dengan China tidaklah baik. Kondisi ini sedikit banyak menimbulkan keengganan dari perusahaan-perusahaan Jepang untuk menggunakan tenaga kerja dari China. Kondisi ini merupakan momentum yang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan pengiriman peserta magang ke Jepang. f. Dibukanya lapangan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga untuk orang asing Dengan dibukanya lapangan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga untuk orang asing mulai tahun 2015, Indonesia memiliki peluang yang lebih besar untuk meningkatkan pengiriman tenaga kerja ke Jepang. Dalam pembahasan mengenai pembantu rumah tangga ini, pemerintah Jepang sendiri memperkirakan bahwa pada masa awal, tenaga asing yang masuk ke Jepang akan berasal dari Indonesia dan Filipina. 22

24 3.2 Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi lembaga terkait atau pihak terkait di Indonesia untuk dapat meningkatkan ekspor sektor jasa di Jepang. a. Membina terus hubungan baik dengan pihak Jepang. Hubungan yang baik dengan pihak IM Japan untuk pemagangan, serta JICWELS untuk program EPA perawat dan care worker perlu terus dibina sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan pihak Jepang tersebut. b. Promosi lowongan pemagangan dan program EPA perawat dan care worker ke Jepang. Pelaksanaan promosi yang lebih gencar perlu dilakukan untuk meningkatkan perekrutan sumber daya manusia untuk dikirim ke Jepang ini. Pelaksanaan promosi ini perlu juga dilaksanakan di sekolah-sekolah tingkat menengah. Sebagai contoh, pelajar SMP perlu mengetahui bahwa salah satu persyaratan untuk dapat ikut seleksi pemagangan adalah tidak boleh memiliki tato atau bekas tato di tubuh. c. Meningkatkan kualitas pelatihan di Indonesia. Peserta magang yang dikirim di Jepang, selain perlu dibekali dengan pengetahuan bahasa Jepang, juga perlu dibekali dengan skill yang memadai untuk dapat bekerja dengan baik di perusahaan Jepang. Selain itu, bila calon peserta magang dibekali dengan pengetahuan budaya dan tata krama Jepang, akan membantu peningkatan pandangan yang positif dari perusahaan-perusahaan Jepang terhadap peserta magang dari Indonesia. Hal ini akan menunjang peningkatan jumlah 23

25 peserta magang yang direkrut ke Jepang. d. Follow-up untuk tenaga kerja yang sudah kembali ke Indonesia. Pengarahan bagi peserta magang yang telah kembali ke Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan perlu dilakukan. Dengan modal kemampuan bahasa Jepang dan pengalaman bekerja di Jepang, para peserta magang yang telah kembali ke Indonesia ini merupakan sumber daya manusia yang akan berguna bagi perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, dan juga dapat menjadi tenaga pelatih di tempat pelatihan tenaga kerja di Indonesia.Sementara itu, peserta program EPA perawat dan care worker yang terpaksa kembali karena tidak lulus ujian negara, perlu didukung untuk dapat kembali mengikuti ujian negara di Jepang, misalnya dengan pengadaan tempat pelatihan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian negara, serta bantuan pinjaman dengan bunga rendah untuk kebutuhan tiket dan akomodasi untuk ikut ujian negara di Jepang. Selain itu, alumni program EPA perawat/care worker dapat diarahkan untuk bekerja di lembaga kesehatan yang berhubungan dengan orang-orang Jepang yang berada di Indonesia. e. Pendekatan ke perusahaan-perusahaan di Jepang. Yang mempekerjakan peserta magang bukanlah IM Japan, melainkan perusahaan Jepang. Karena itu, perlu juga adanya pendekatan langsung dengan perusahaan-perusahaan di Jepang sehingga semakin banyak perusahaan Jepang yang mengetahui keberadaan peserta magang dari Indonesia. Untuk program pembantu rumah tangga yang akan dimulai pada tahun 2015, perlu dimulai pendekatan ke perusahaan-perusahaan housekeeping service di Jepang sehingga perusahaan-perusahaan tersebut bersedia merekrut tenaga kerja dari Indonesia. 24

26 f. Proaktif untuk mengajak investor Jepang masuk ke Indonesia. Pengusaha di Indonesia perlu mendekati investor Jepang untuk mendirikan perusahaan bersama untuk bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Keberadaan investor Jepang dapat diharapkan akan membantu peningkatan kualitas pelatihan, dan memberi nilai tambah bagi calon peserta magang atau pembantu rumah tangga sebelum mengikuti seleksi. 3.3 Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Pengembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Pendidikan bahasa Jepang di tingkat sekolah menengah, sekolah kejuruan, serta akademi/universitas keperawatan perlu diusahakan untuk dapat mencapai setidaknya level N5 Japanese Language Proficiency Test. b. Penelitian lebih lanjut tentang kebutuhan tenaga kerja di Jepang. Pengadaan studi lebih lanjut mengenai kebutuhan tenaga kerja di Jepang akan membantu dalam memikirkan strategi pelatihan yang tepat untuk market Jepang. Pendekatan ke perusahaan-perusahaan di Jepang akan berguna untuk mendapatkan masukan-masukan yang berguna untuk peningkatan jumlah peserta magang dari Indonesia. Kunjungan studi ke perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan peserta magang dari negara lain, akan membantu juga mempromosikan keberadaan peserta magang dari Indonesia. Selain itu, sehubungan dengan program pembantu rumah tangga, perlu terus dipantau perkembangan peraturan yang akan berlaku. 25

27 c. Pembentukan lembaga terpadu untuk mendayagunakan alumni. Pelaksanaan pemagangan, serta program EPA perawat dan care worker perlu dipikirkan juga dalam kerangka strategi jangka panjang. Pembentukan lembaga terpadu perlu dilakukan untuk memastikan bahwa setiap alumni pemagangan/program EPA perawat/care worker yang ada dapat terus berkontribusi untuk pembangunan negara, baik sebagai tenaga kerja di perusahaan/lembaga lokal, di perusahaan/lembaga Jepang/asing, maupun sebagai tenaga pelatih untuk calon peserta magang/program EPA, atau bahkan dengan berwirausaha. d. Bimbingan dan penyuluhan yang terus menerus bagi para peserta magang maupun program EPA perawat/care worker. Keberadaan para peserta magang dan program EPA perawat/care worker perlu dilihat sebagai pribadi-pribadi yang mewakili Indonesia. Bila peserta magang menimbulkan masalah, pandangan negatif yang timbul akan tertuju pada Indonesia secara umum, dibanding perorangan. Perlu diadakan terus bimbingan dan penyuluhan bagi para peserta magang dan program EPA perawat/care worker yang berada di Jepang. Salah satu bimbingan yang dapat diusahakan adalah agar setiap peserta magang dapat menggunakan waktu untuk terus belajar bahasa Jepang, dan menargetkan untuk setidaknya lulus N3 Japanese Language Proficiency Test. Sertifikat N3 akan menjadi modal yang berguna untuk karir peserta magang setelah kembali ke Indonesia. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan dengan melibatkan komunitas masyarakat Indonesia di Jepang. 26

28 BAB IV INFORMASI PENTING 1 Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 2 Asosiasi Terkait Sektor Jasa di Jepang Cooperation for Overseas Nurses and Care Workers KS Bldg. 7F 4-5, Kojimachi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: International Manpower Development Organization, Japan (IM Japan) Mitsui Seimei Shin-ohashi Bldg. 8F , Shin-ohashi, Koto-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: IM Japan Jakarta Office Jl. Guntur Raya no.1, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi, Jawa Barat-17144, Indonesia Phone: Fax: Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) YHK Bldg. 4F , Toranomon, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 27

29 Japan International Training Cooperation Organization (JITCO) Sumitomo Hamatsucho Bldg. 4F , Hamamatsucho, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) , Senju-azuma, Adachi-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: HIDA Jakarta Office Graha Mandiri 3A Floor Jl. Imam Bonjol no.61, Jakarta-10310, Indonesia Phone: Fax: Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: info@kbritokyo.com Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6 th Floor , Minami Senba, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website: 28

30 ITPC Osaka Kepala: Ibu Hotmaida Purba Wakil Kepala: Bpk. Adhi Kusuma Yudha Halim Matsushita IMP Bld. 2F 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: Website: 29

31 REFERENSI Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Daftar Lembaga Resmi untuk Pengiriman Peserta Magang ke Jepang. Direktorat Bina Pemagangan. Immigration Bureau of Japan. Japanese Language Proficiency Test. Ministry of Health, Labour and Welfare. 30

32 Lampiran Gaji Minimum di Jepang (per 1 jam kerja) Prefecture Nilai (JPY) Hokkaido 748 Aomori 679 Iwate 678 Miyagi 710 Akita 679 Yamagata 680 Fukushima 689 Ibaraki 729 Tochigi 733 Gunma 721 Saitama 802 Chiba 798 Tokyo 888 Kanagawa 887 Niigata 715 Toyama 728 Ishikawa 718 Fukui 716 Yamanashi 721 Nagano 728 Gifu 738 Shizuoka 765 Aichi 800 Mie 753 Shiga 746 Kyoto 789 Osaka 838 Hyogo 776 Nara 724 Wakayama 715 Tottori 677 Shimane 679 Okayama 719 Hiroshima 750 Yamaguchi 715 Tokushima 679 Kagawa 702 Ehime 680 Kochi 677 Fukuoka 727 Saga 678 Nagasaki 677 Kumamoto 677 Oita 677 Miyazaki 677 Kagoshima 678 Okinawa 677 [Market Brief Atdag Tokyo 12/2014] 31

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Ketetapan KONGRES XXVI PPI-Jepang di Osaka, 6 September 2003 No. 5/TAP/KONG XXVI/PPI/2003 PEMBUKAAN Kami putra-putri Indonesia

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 5 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 5

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo 214 7 MARKET BRIEF: HS 63 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 7/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 3 MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 4 MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Ara, dan Sungai Tone. Peta wilayah Kanto diberikan dalam Gambar 5.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Ara, dan Sungai Tone. Peta wilayah Kanto diberikan dalam Gambar 5. V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kanto adalah wilayah geografis yang terletak di sebelah tenggara Pulau Hoshu yang meliput provinsi Gunma, Tochigi, Ibaraki, Saitama, Tokyo, Chiba, dan Kanagawa. Di daerah

Lebih terperinci

DARI HATI KE HATI ONOHARA MASAKAN PADANG

DARI HATI KE HATI ONOHARA MASAKAN PADANG DARI HATI KE HATI ONOHARA MASAKAN PADANG Masakan padang merupakan salah satu masakan Indonesia yang sudah terkenal kelezatannya, tidak saja di Indonesia tapi diluar negeripun sudah mengetahui keunggulan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo 2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo 213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ISTANA KAISAR TOKYO. 30 LU - 47 LU dan 128 BT BT, sedangkan secara geografis terletak di

BAB II GAMBARAN UMUM ISTANA KAISAR TOKYO. 30 LU - 47 LU dan 128 BT BT, sedangkan secara geografis terletak di BAB II GAMBARAN UMUM ISTANA KAISAR TOKYO 2.1 Letak Istana Kaisar Tokyo Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di timur laut Benua Asia dan sebelah barat laut Samudera Pasifik. Secara astronomis

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2014 10 MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 6 II.

Lebih terperinci

SISTEM DEMOKRASI DI NEGARA AMERIKA SERIKAT, JEPANG DAN INDONESIA DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1

SISTEM DEMOKRASI DI NEGARA AMERIKA SERIKAT, JEPANG DAN INDONESIA DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1 SISTEM DEMOKRASI DI NEGARA AMERIKA SERIKAT, JEPANG DAN INDONESIA DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1 Menurut Abraham Maslow, ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang berusaha menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN TENTANG PERJALANAN KE JEPANG. ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu.

BAB II GAMBARAN TENTANG PERJALANAN KE JEPANG. ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. BAB II GAMBARAN TENTANG PERJALANAN KE JEPANG 2.1. Perjalanan ke Jepang Jepang merupakan suatu Negara kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku,

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo 2015 2 MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 214 8 MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 11

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 213 2 MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo [HS 714 Manioc, arrowroot, salep, Jerusalem artichokes, sweet potatoes and similar roots and tubers with high starch or inulin content,

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2013 10 MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk

Lebih terperinci

1. Cholichul Hadi 2. Dodik Kurniawan

1. Cholichul Hadi 2. Dodik Kurniawan 1. Cholichul Hadi 2. Dodik Kurniawan Komisi Peningkatan Kinerja Masyarakat Universitas Airlangga SURABAYA Potensi dan Problematika KENSHUSEI (Pemagang Indonesia di Jepang) Menuju Kemandirian Team Penulis,Cholichul

Lebih terperinci

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic RESUME Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic Partnership Agreement), dan Implementasi penempatan dimulai

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo 2016 2 MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 3 I. Pendahuluan 4

Lebih terperinci

Pedoman pendidikan untuk digunakan sebelum penugasan trainee. Untuk Pelatihan Kerja dan Kehidupan Sehari-hari

Pedoman pendidikan untuk digunakan sebelum penugasan trainee. Untuk Pelatihan Kerja dan Kehidupan Sehari-hari UIDE LINE Pedoman pendidikan untuk digunakan sebelum penugasan trainee Untuk Pelatihan Kerja dan Kehidupan Sehari-hari Daftar Isi Pendahuluan 1Untuk staf dari organisasi pengiriman: 6 2Untuk para trainee

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 213 11 MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 11/213] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I.

Lebih terperinci

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

Japan University Tour dengan harga murah (untuk

Japan University Tour dengan harga murah (untuk Japan University Tour dengan harga murah (untuk Sekolah ekolah) Tokyo University, Kyoto University, Nagoya University, Hokkaido University, Kyushu University, Shizuoka University, Waseda University, Keio

Lebih terperinci

Panduan Pendaftaran Program Pendidikan ke Jepang

Panduan Pendaftaran Program Pendidikan ke Jepang Panduan Pendaftaran Program Pendidikan ke Jepang Oktober 2017 Disahkan oleh Asosiasi Promosi Pendidikan Bahasa Jepang, Dan Gubernur Pemerintah Okayama Perwakilan di Indonesia: DAFTAR ISI Program Studi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 1 MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil

Lebih terperinci

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704 ITPC Osaka, 2014 WIG HS Code : 6704 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas)

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas) Market Brief ITPC Osaka 2014 HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS 4820.20 dan 4820.10 (Produk Kertas) DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan diplomatik Indonesia Jepang dibuka pada bulan April 1958

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan diplomatik Indonesia Jepang dibuka pada bulan April 1958 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan diplomatik Indonesia Jepang dibuka pada bulan April 1958 dengan Penandatanganan Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia. Pada tahun yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi LAPORAN INDUSTRI Juli 2013 STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1 2 IV. PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN

PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG www.bimbinganalumniui.com 1. Indikator penggolongan negara-negara dikategorikan sebagai negara maju atau berkembang berbeda-beda karena... (1) Dasar kualifikasi

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

Pengenalan Jepang. Jepang itu negara yang seperti apa? P.4. Kenapa ingin belajar ke Jepang? P.6

Pengenalan Jepang. Jepang itu negara yang seperti apa? P.4. Kenapa ingin belajar ke Jepang? P.6 Pengenalan Jepang Jepang itu negara yang seperti apa? P.4 Kenapa ingin belajar ke Jepang? P.6 Jepang itu, negara yang seperti apa? Marco Polo, seorang pedagang berasal dari Venezia,datang ke Jepang sebagai

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN IMPLEMENTASI KERJA SAMA SISTER PROVINCE JAWA BARAT-SHIZUOKA, JEPANG

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN IMPLEMENTASI KERJA SAMA SISTER PROVINCE JAWA BARAT-SHIZUOKA, JEPANG RENCANA PROGRAM/KEGIATAN IMPLEMENTASI KERJA SAMA SISTER PROVINCE JAWA BARAT-SHIZUOKA, JEPANG No Sektor Nama Program/Kegiatan Leading Sector Waktu Pelaksanaan Dasar Pelaksanaan Kegiatan 1 Pendidikan Kerjasama

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

021 31930108 9 marketing@cdmione.com P erkembangan sektor pariwisata di Bali dalam lima tahun terakhir sangat luar biasa. Indikasinya adalah meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Bali.

Lebih terperinci

ITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08

ITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 ITPC Osaka, 2014 Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Pembangunan Pariwisata di Indonesia

Pembangunan Pariwisata di Indonesia Konsuler & Imigrasi Pembangunan Pariwisata di Indonesia Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu akan memenangkan persaingan itu. memiliki kemampuan sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu akan memenangkan persaingan itu. memiliki kemampuan sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia yang kini telah memasuki era global, memunculkan beberapa akibat, diantara akibat yang dapat kita lihat jelas adalah dalam segi perekonomian. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Pedoman Pendaftaran. Kansai University of International Studies. Japanese Language Course

Pedoman Pendaftaran. Kansai University of International Studies. Japanese Language Course Penerimaan Masuk Semester Musim Gugur 2014 Penerimaan Masuk Semester Musim Semi 2015 Pedoman Pendaftaran Kansai University of International Studies Japanese Language Course Kansai University of International

Lebih terperinci

Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional

Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional [Versi Bahasa Indonesia] Program Sarjana Fakultas Bahasa dan Budaya (Jurusan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa Inggris, dan Jurusan Bahasa Cina) Fakultas Ekonomi Fakultas

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2. Kata Pengantar 4. Peta Jepang Pemilihan Negara Pemilihan Produk 8. 3.

Daftar Isi. Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2. Kata Pengantar 4. Peta Jepang Pemilihan Negara Pemilihan Produk 8. 3. 2013 ITPC Osaka Daftar Isi Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2 Kata Pengantar 4 Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara 7 2. Pemilihan Produk 8 3. Profil Jepang 11 II. Potensi Pasar Jepang 1. Lapangan

Lebih terperinci

Community Development di Wilayah Lahan Gambut

Community Development di Wilayah Lahan Gambut Community Development di Wilayah Lahan Gambut Oleh Gumilar R. Sumantri Bagaimanakah menata kehidupan sosial di permukiman gambut? Pertanyaan ini tampaknya masih belum banyak dibahas dalam wacana pengembangan

Lebih terperinci

Pedoman Pendaftaran. Kansai University of International Studies. Japanese Language Course

Pedoman Pendaftaran. Kansai University of International Studies. Japanese Language Course Penerimaan Masuk Semester Musim Gugur (Oktober) 2016 Penerimaan Masuk Semester Musim Semi (April) 2017 Pedoman Pendaftaran Kansai University of International Studies Japanese Language Course Kansai University

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN TEKNIS KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN (JPSK) KE JEPANG

KERANGKA ACUAN TEKNIS KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN (JPSK) KE JEPANG KERANGKA ACUAN TEKNIS KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN (JPSK) KE JEPANG I. PENDAHULUAN Komisi XI DPR RI merupakan salah satu Alat Kelengkapan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 14 Tahun 2001 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN BIDANG PENEMPATAN DAN PELATIHAN TENAGA KERJA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan Indonesia dengan Jepang telah berlangsung cukup lama dimulai dengan hubungan yang buruk pada saat penjajahan Jepang di Indonesia pada periode tahun 1942-1945

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 214 9 MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 529, Higashi Gotanda, Shinagawaku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2014 tercatat

Lebih terperinci

KERENTANAN BURUH MIGRAN PEREMPUAN

KERENTANAN BURUH MIGRAN PEREMPUAN KERENTANAN BURUH MIGRAN PEREMPUAN oleh: Farida Sondakh dan Tita Naovalitha Juli, 2003 KERENTANAN BURUH MIGRAN PEREMPUAN: oleh Farida Sondakh dan Tita Naovalitha Jakarta, Juli 2003 Paper prepared for World

Lebih terperinci

Bulu Mata Palsu HS code 6704

Bulu Mata Palsu HS code 6704 2014 Bulu Mata Palsu HS code 6704 ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 Peta Jepang... 3 I. Pendahuluan... 4 1. Pemilihan Negara... 4 2. Pemilihan Produk... 4 3. Profil Jepang... 4 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN Jalan Purnawarman Nomor 99 Telepon : (021) 7244846 Kebayoran Baru Faksimile : (021) 7244846 Jakarta 12110 PENGUMUMAN Nomor:

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

PERLU TIDAKNYA SERTIFIKASI PROFESI KEINFORMATIKAAN DI INDONESIA

PERLU TIDAKNYA SERTIFIKASI PROFESI KEINFORMATIKAAN DI INDONESIA Media Informatika Vol. 9. No. 1 (2010) PERLU TIDAKNYA SERTIFIKASI PROFESI KEINFORMATIKAAN DI INDONESIA Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. 021 31930108 9 marketing@cdmione.com P T. CENTRAL DATA MEDIATAMA INDONESIA () dikenal luas oleh kalangan bisnis nasional dan internasional sebagai perusahaan konsultan yang banyak mengeluarkan studi kelayakan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.06/03/72/Th.XIII, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2013 8 MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2 Profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BONEKA TRADISIONAL ANAK ANAK DIJEPANG

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BONEKA TRADISIONAL ANAK ANAK DIJEPANG BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BONEKA TRADISIONAL ANAK ANAK DIJEPANG 2.1. Sejarah Boneka Tradisional Anak anak DiJepang Boneka bisa dikatakan salah satu mainan yang paling tua karena pada zaman Yunani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

Daya Tarik Bersekolah di Jepang

Daya Tarik Bersekolah di Jepang Daya Tarik Bersekolah di Jepang Standar akademik yang tinggi dan program yang menarik Anda dapat banyak belajar dengan ilmuwan di Jepang peraih nobel di bidang Fisika, Kimia,Psikologi atau kedokteran.

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri GULA di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri GULA di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com J ika industri gula dalam negeri tidak segera dibenahi, bisa saja Indonesia akan menjadi importir gula mentah terbesar di dunia

Lebih terperinci

Contoh pelanggaran. Contoh pelanggaran. Contoh pelanggaran

Contoh pelanggaran. Contoh pelanggaran. Contoh pelanggaran K n Pe tu Ket g k Je ng 1. - g Ket g ke (1) ng n g n keuntung n h k ke g (P 6) kec d ehk n eh huku k eh ng keuntung n c nd n g n s e nt k n untuk engge k n se n h g ke se. (2) Pe t n kont k y e gg huk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2013, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BOKS. Menurut Status Menurut Jenis Kelamin Menurut Status Pernikahan. TKI perempuan lebih banyak dibanding TKI laki-laki

BOKS. Menurut Status Menurut Jenis Kelamin Menurut Status Pernikahan. TKI perempuan lebih banyak dibanding TKI laki-laki BOKS S U R V E I P O L A R E M IT A N S I T K I P R O P IN S I JA W A T E N G A H 2 0 0 8 Dalam beberapa studi ditemukan bahwa remitansi memiliki dampak yang besar terhadap kondisi makroekonomi, seperti

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.14/07/72/Th.XIV, 03 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA MEI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi salah satu sektor yang menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya dukungan kebijakan fiskal maupun non-fiskal.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302 Market Brief ITPC Osaka 2014 HS Code 6302 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 2. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci