Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

OLEH : ANISATUL HIDAYATI NPM: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NASIONAL WANI

Oleh Sriwahyuni, Abd. Hamid, Sutji Rochaminah ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT KUBUS DI KELAS IV SDN 1 TATURA MASNIA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Lere Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Model Pembelajaran Problem Solving

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

BAB III METODELOGI PENELITAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI DAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

Transkripsi:

PENERAPAN STRATEGI POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIIIC SMP AL-AZHAR PALU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV menggunakan strategi pemecahan masalah model Polya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart dengan menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah model Polya. Berdasarkan indikator ketuntasan yang telah dicapai oleh subjek dalam penelitian ini untuk masing-masing langkah pemecahan masalah model Polya mencakup: a) Langkah I yakni memahami masalah mencapai 96,55% pada siklus I lalu meningkat menjadi 100% pada siklus II, b) Langkah II yakni membuat perencanaan mencapai 91,38% pada siklus I lalu meningkat menjadi 98,22% pada siklus II, c) Langkah III yakni melaksanakan prencanaan mencapai 91,38% pada siklus I lalu meningkat menjadi 94,65% pada siklus II, d) Langkah IV yakni memeriksa kembali pada solusi yang lengkap mencapai 82,93% pada siklus I lalu meningkat menjadi 85,74% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pemecahan masalah model Polya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV di kelas VIIIc SMP Al-Azhar Palu. Kata Kunci : Meningkatkan Kemampuan, Pemecahan Masalah Model Polya, SPLDV Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memegang peran penting dalam membentuk kepribadian siswa selaku peserta didik menjadi berkualitas. Salah satu tujuan pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan yaitu agar siswa memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah (Permendiknas No.22, 2006). Kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (Depdiknas, 2006:10). Untuk mencapai kemampuan tersebut, guru memegang peranan yang sangat penting. Guru mengemban tugas untuk melatih dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa secara terencana dengan menggunakan sarana-sarana yang dapat melatih dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, sehingga hal-hal yang telah diajarkan dapat digunakan siswa bagi masa depan mereka nantinya. Pemberian soal matematika berbentuk cerita memberikan pengalaman bagi siswa untuk dapat memecahkan masalah matematika dan gambaran hubungan masalah tersebut dengan kehidupan sehari-harinya. Namun pada kenyataannya soal-soal berbentuk kalimat verbal (soal cerita) dalam matematika pada umumnya sulit untuk diselesaikan. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam mengubah kalimat verbal menjadi model matematika, serta kurangnya kemampuan dalam menginterpretasikan penyelesaian matematika menjadi penyelesaian yang nyata.

92 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03 Nomor 01, Maret Kenyataan di atas juga dialami siswa kelas VIII SMP Al-Azhar Palu yakni cenderung masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dari dialog dengan guru matematika diperoleh informasi bahwa salah satu topik yang senantiasa sulit dipahami dari tahun ke tahun adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Selain itu siswa kurang mampu menerjemahkan soal cerita kedalam model matematika, siswa kurang memahami apa yang diketahui dalam soal, apa yang ditanyakan soal, dan dalam pengerjaan soal cerita proses pengerjaan tidak terstruktur. Sebagian besar siswa masih kurang memahami prosedur (langkah-langkah) dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV, serta siswa juga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal cerita apabila bentuk soal tersebut sedikit diubah dan berbeda dari contoh soal cerita yang diberikan sebelumnya. Mengacu pada permasalahan yang terjadi dan tujuan yang ingin dicapai di atas, maka peneliti mencoba menerapkan pendekatan pemecahan masalah model Polya. Dalam pemecahan masalah, Polya (Usman 2006:47-50) mengajukan empat langkah yang harus dilakukan guna mengupayakan siswa lebih terarah dalam menyelesaikan masalah matematika, yaitu (1) memahami masalah, (2) membuat perencanaan, (3) melaksanakan perencanaan, dan (4) melihat kembali pada solusi yang lengkap. Pemilihan pendekatan ini karena pendekatan pemecahan masalah model Polya dapat menembangkan proses berpikir siswa dalam mencari solusi dari masalah yang dihadapinya. Selain itu, melalui pendekatan pemecahan masalah model Polya ini dapat membiasakan siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil sehingga nantinya siswa tidak hanya dapat menyelesaikan masalah-masalah yang sifatnya rutin saja, namun juga dapat menyelesaikan masalah-masalah non-rutin yang dalam hal ini masalah-masalah tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa kelas VIIIc SMP Al-Azhar Palu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV menggunakan startegi Polya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya Kemampuan memecahkan masalah menjadi tujuan utama dari belajar matematika diantara tujuan yang lain. Menurut Holmes (Wardhani, 2010:7) pada intinya menyatakan bahwa latar belakang atau alasan seseorang perlu belajar memecahkan masalah matematika adalah adanya fakta dalam abad dua puluh satu ini bahwa orang harus mampu memecahkan masalah hidup dengan produktif. Menurut Holmes, orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global. Lebih lanjut dikatakan bahwa memberikan permasalahan matematika bentuk soal cerita pada anak didik akan membuat siswa terbiasa untuk menyelesaikan soal cerita yang akan membuat mereka terbiasa untuk memecahkan masalah yang terkait dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pada akhirnya siswa akan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat jika suatu hari menjumpai masalah dalam kehidupannya. Siswa yang terbiasa mengerjakan soal cerita matematika menggunakan langkahlangkah pemecahan masalah akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pola pikir dalam kehidupan sehari-hariya. Mereka akan dibiasakan untuk bekerja dengan langkahlangkah yang sistematis dan runtut sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Anggraini, Gandung Sugita, dan Nia Kurniadin, Penerapan Strategi Polya untuk 93 METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan penelitian ini mengikuti model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Sukidin, 2008:49) dengan prosedur sebagai berikut: Refleksi Awal: Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan dialog dengan guru matematika yang mengajar di kelas VIIIc SMP Al-Azhar Palu tentang berbagai hal berkaitan dengan kegiatan pembelajaran misalnya situasi dan kondisi kelas, analisis berbagai kebutuhan, sarana dan prasarana pendukung serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Tahap Perencanaan: Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menyusun RPP, LKS, tes akhir, lembar observasi, membentuk kelompok belajar siswa, menetapkan indikator keberhasilan tindakan dan pembagian tugas peneliti Tahap Tindakan: Tahap tindakan dilakukan setelah kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sudah matang. Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan strategi Polya dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV. Tahap Observasi dan Evaluasi: Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Ada dua kegiatan yang menjadi sasaran pengamatan yaitu: (a) kegiatan pembelajaran ketika guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah model Polya, dan (2) kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tes tertulis dilakukan bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan pembelajaran yang diberikan. Refleksi: Refleksi dilakukan setelah seluruh rangkaian tahapan pada siklus I telah dilaksanakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil evaluasi dan observasi serta pengkajian hal-hal yang masih kurang pada saat proses pembelajaran berlangsung. Melalui kegiatan refeksi juga dilihat apakah pelaksanaan tindakan telah mencapai indikator keberhasilan tindakan atau belum. Hasil yang diperoleh pada tahap refleksi ini dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan pada perencanaan dan implementasi tindakan pada siklus selanjutnya, yakni siklus II. Pada pelaksaaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I. Apabila hasil refleksi tindakan siklus I perlu dilakukan perbaikan, maka dilakukanlah perbaikan pembelajaran pada siklus II yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data yang diperoleh pada siklus I dan II dikumpulkan serta dianalisa kembali hasilnya dan digunakan dalam membuat kesimpulan apakah penerapan strategi Polya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar Palu yang berlokasi di Jln T. Malakosa No.6, Kecamatan Palu-Timur. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIc yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan masalah yang terdapat pada kelas tersebut dari pantauan guru bidang studi matematika dalam kesehariannya. Siswa di kelas VIIIc tersebut berjumlah 30 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara dan hasil catatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif untuk melengkapi data kualitatif, yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan tes akhir setiap tindakan. Adapun data yang berupa angka-angka akan dideskripsikan dengan memberi makna dalam bentuk paparan naratif. Teknik analisis data yang dilakukan sejak awal hingga berakhirnya kegiatan penelitian. Aktivitas dalam analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model Miles dan

94 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03 Nomor 01, Maret Huberman (Sugiyono, 2009:246-252), yang meliputi (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) penarikan kesimpulan/memverifikasi. Kriteria keberhasilan tindakan: (1) Penelitian ini dianggap berhasil apabila hasil observasi aktivitas guru dan siswa minimal berada pada kategori cukup, (2) Kemampuan siswa setelah menggunakan pendekatan pemecahan masalah model Polya dianalisis dengan melihat kriteria keberhasilan tindakan yaitu: tindakan dianggap berhasil apabila pada setiap langkah pemecahan masalah model Polya, jumlah siswa yang tuntas lebih besar atau sama dengan 75% (disesuaikan dengan Kriteria Minimal (KKM) yang digunakan di SMP Al-Azhar Palu). Setiap siswa dikatakan tuntas pada setiap langkah pemecahan masalah model Polya apabila memperoleh skor 2. Pada langkah 1 yaitu memahami masalah siswa memperoleh skor 0 apabila tidak menunjukkan pemahaman terhadap masalah, skor 1 apabila sebagian dari masalah tidak dipahami atau salah interpretasi, dan skor 2 apabila pemahaman lengkap terhadap masalah Pada langkah 2 yaitu membuat perencanaan siswa memperoleh skor 0 apabila tidak ada rencana penyelesaian sama sekali atau secara keseluruhan perencanaan tidak tepat, skor 1 apabila rencana yang dikemukakan cukup beralasan atau strategi yang digunakan kurang cocok/lengkap dengan permasalahansehingga memungkinkan terjadi kesalahan, skor 2 apabila rencana yang dikemukakan jelas dan memberikan petunjuk pada solusi/ penyelesaian yang benar. Pada langkah 3 yaitu melaksanakan rencana siswa memperoleh skor 0 apabila tidak ada jawaban atau jawaban salah didasarkan pada perencanaan yang tidak tepat, skor 1 apabila kesalahan menyalin, kesalahan perhitungan, jawaban salah karena ada kesalahan pada prosedur atau jawaban dikemukakan secara tidak jelas, skor 2 apabila jawaban benar dan dinyatakan secara jelas atau meskipun jawaban salah namun bukan karena kesalahan prosedur. Pada langkah 4 yaitu melihat kembali pada solusi yang lengkap siswa memperoleh skor 0 apabila tidak ada kesimpulan yang diberikan, skor 1 apabila keliru dalam membuat kesimpulan, skor 2 apabila kesimpulan benar Diadaptasi dari Charles, dkk (Sumardyono, 2007:10-12) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari analisis tes akhir siklus I dan II dapat dipaparkan sebagaimana terlihat pada table berikut. Tabel 1. Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I dan II Langkah Pemecahan Masalah Model Polya Soal 1 Siklus II Soal 2 Soal 1 Siklus I Soal 2 Memahami masalah 96,55% 96,55% 100% 100% Menyusun rencana 86,21% 96,55% 100% 96,43% Melaksanakan rencana 93,10% 89,66% 100% 89,29% Melihat kembali pada solusi lengkap 82,76% 93,10% 89,29% 82,14% Pada langkah I siklus I ada 2 orang siswa mengalami kesulitan karena mereka salah memahami masalah, tetapi pada siklus II mereka sudah mulai berhati-hati dan dapat

Anggraini, Gandung Sugita, dan Nia Kurniadin, Penerapan Strategi Polya untuk 95 menyelesaikan langkah I yaitu dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Pada Langkah II siklus I, ada 5 orang salah dalam menterjemahkan kedalam kalimat matematika. Sewaktu diwawancarai, mereka salah dalam pemisalan variabel, tetapi pada siklus II hal tersebut sudah teratasi. Pada langkah III siklus I, ada 5 orang salah menyelesaikan SPLDV, tetapi pada siklus II tinggal 3 orang. Pada langkah IV siklus I, ada 7 orang yang tidak menuliskan kesimpulan, tetapi jawabannya benar. Ada yang tidak mengecek kembali jawabannya. Sewaktu diwawancarai apakah kau tahu jawabanmu benar, mereka menjawab tidak tahu. Itulah pentingnya mengecek kembali jawaban yang diperoleh. Berdasarkan hasil observasi, pada siklus I guru terlalu banyak memberi bimbingan pada setiap langkah strategi polya karena siswa belum dapat mengerjakan sendiri dalam kelompoknya, penggunaan waktu melebihi dari rencana pembelajaran, dan kurang aktifnya siswa bertanya baik pada guru maupun temannya. Sebagian besar siswa masih bingung membuat pemisalan untuk soal yang dibacanya. Namun hal-hal tersebut dapat teratasi pada pertemuan berikutnya. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan: (1) Pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah model Polya dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIIIc SMP Al-Azhar Palu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV; (2) Indikator ketuntasan yang telah dicapai oleh subjek dalam penelitian ini untuk masingmasing langkah pemecahan masalah model Polya mencakup: (a) Langkah I yakni memahami masalah mencapai 96,55% pada siklus I lalu meningkat menjadi 100% pada siklus II; (b) Langkah II yakni membuat perencanaan mencapai 91,38% pada siklus I lalu meningkat menjadi 98,22% pada siklus II; (c) Langkah III yakni melaksanakan prencanaan mencapai 91,38% pada siklus I lalu meningkat menjadi 94,65% pada siklus II; dan (d) Langkah IV yakni memeriksa kembali pada solusi yang lengkap mencapai 82,93% pada siklus I lalu meningkat menjadi 85,74% pada siklus II; dan (3) Strategi pemecahan masalah model Polya dapat mendorong dan membiasakan siswa untuk berpikir alternatif, logis dan bertanggung jawab untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. DAFTAR PUSTAKA Abdussakir. 2009. Pembelajaran Matematika melalui Pemecahan Masalah Realistik, (online). http://abdussakir.wordpress.com/2009/03/21/pembelajaran-matematika-melaluipemecahan -masalah-realistik/. diakses 05 Februari 2011. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Laodesyamri. 2010. Soal Cerita Matematika. (online). http://id.shvoong.com/writing-andspeaking/presenting/2063170-soal-cerita-matematika/, diakses 12 Januari 2011. Permendiknas no.22. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas. Shadiq, Fadjar. 2004. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar. Yogyakarta: Depdiknas dan PPPG.

96 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03 Nomor 01, Maret Taplin, Margaret. 2011. Mathematics Through Problem Solving. Hong Kong: Institute of Sathya Sai Education, (online). http://www.mathgoodies.com/articles/teaching _values.html, diakses 12 Januari 2011. Tambunan, G. 1996. Pengajaran Matematika. Jakarta: PT Kurnia. Utomo, Yudi. 2005. Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Belajar Kelompok di Kelas 2A SMP Alkhairat Palu. Skripsi tidak diterbitkan. Palu: FKIP UNTAD. Wardhani, Sri, dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD. Yogyakarta: Direktorat Jenderal dan PPPPTK Matematika. Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Diklat Instruktur/ Pengembang Matematika SMP Jenjang Dasar. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.