CAGAR BUDAYA KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah

etnis- Galundi Nan Baselo. Taratak Dusun Koto Nagari. Mangumpua nan taserak manjapuik nan tatingga. benang merah

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

MASJID-MASJID KUNO. di Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

DAFTAR ISI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...56

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Bulungan Kalimantan Utara

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI DI MINANGKABAU SKRIPSI DISUSUN OLEH HENI MELIA SAFITRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Penilaian Parameter Potensi Pariwisata

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau

Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat

Benteng Fort Rotterdam

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).

STS 1032 TEKNOLOGI PEMBINAAN 1

HASIL WAWANCARA. 4. Hari/Tanggal : Selasa/ 11 September Politik sedang mengadakan riset mengenai tugas dan fungsi Wali Nagari

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

Arsitektur Dayak Kenyah

Cagar Budaya Candi Cangkuang

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 05 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sosial politik di Indonesia mulai mengalami perubahan dari

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat)

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.

Gerakan Pemurnian ajaran Islam Penjajahan Belanda Gerakan Nasionalisme Indonesia Kemerdekaan Indonesia

RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002. Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

BAB II GAMBARAN UMUM NAGARI ARIPAN. oleh para pendiri Nagari dengan akiran an, yang menunjukkan sifat. Jadi Arifan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 022/M/2014 TENTANG TUGU PAHLAWAN SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL

MAKNA RUANG RUMAH GODANG DI KENEGERIAN SENTAJO, KUANTAN SINGINGI, RIAU. Dea Syahnas Paradita 1 Abstrak. Kata kunci : rumah godang, ruang, makna

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM

BAB III KOTA PALEMBANG

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SINOPSIS 45 TAHUN PENGADILAN AGAMA MANINJAU

Pemberdayaan Masyarakat

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

Transkripsi:

CAGAR BUDAYA KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

PETA SEBARAN CAGAR BUDAYA Kab. AGAM Prov. SUMATERA BARAT

BUNKER JEPANG TALUAK (KB000863) Bunker Jepang taluak terletak di Jorong Taluak, nagari Taluak Ampek Suku. Bunker jepang ini terdiri dari tiga buah bangunan, dua diantaranya berbentuk sama, sedangkan satu lainnya berukuran lebih kecil dan relatif sederhana bentuknya. Bunker I terletak di belakang Kantor Wali Nagari Taluak Ampek Suku. Bunker II berada di samping Kantor Wali Nagari Taluak Ampek Suku. Bunker III berada di halaman SDN 21 Taluak. Bangunan ini berbentuk menyerupai tanki, membentuk setengah lingkaran sampai ke bagian bawah dengan panjang 7m yang dipadu dengan bangunan berbentuk persegi dan datar pada bagian atasnya yang berfungsi sebagai pintu masuk. Bangunan ini dibangun pada masa penjajahan jepang dengan tenaga kerja pribumi (romusha)yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pusat komando pertahanan di sekitar daerah Taluak Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

MASJID KUBANG PUTIH (KB000864) Masjid Raya Kubang Putih merupakan salah satu masjid tertua di Minangkabau yaitu dibangun sekitar tahun 1810. Masjid ini berbentuk persegi berukuran 23,75m x 21,20m. Lantai banguan setinggi 0,75m dari permukaan tanah, sehingga berkesan membentuk lantai kolong yang tertutup. Atap masjid berbentuk limas yang terdiri dari 2 susun. Atap bagian atas disangga oleh dinding tembok berbentuk pelipit. Masjid ini memiliki 4 tiang utama berbentuk bulat dan berplester pada bagian tengah dan segi empat pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas berbentuk pelipit candi. Sekilas dilihat dari bentuk atap dan gaya bangunannnya masjid ini mendapat pengaruh arsitektur Belanda. Sumber: Dinas kabupaten Agam

MASTER REFERENSI

MASJID BINGKUDU (KB000865) Masjid Raya Bingkudu dibangun pada tahun 1823 oleh Haji Salam, Lareh Canduang yang bergelar Inyiak Basa (Haji Salam). Lokasi pendirian masjid merupakan hasil kesepakatan dari 4 delegasi yang mewakili daerah sekitar Bingkudu. Arsitektur atap masjid yang bertumpang tiga memiliki filosofi konsep kepemimpinan di Minangkabau yaitu Tigo Tungku Sajarangan yang terdiri dari ; Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai Konstruksi kaki bangunan masjid berupa pondasi beton setinggi 0,4m, sedangkan lantai masjid terbuat dari papan kayu surian yang disusun rata membujur arah barat-timur. Di dalam ruang utama masjid yang terdapat 25 buah tiang. Tiang utama terletak di tengah-tengah ruang utama masjid yang terbuat dari beton berbentuk segi 12 dan berdiameter 1,25m. Di sekeliling tiangutama terdapat 24 tiang kayu berbentuk segi 16 yang diameternya berukuran antara 20-45cm. Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

KOMPLEKS MASJID SITI MANGGOPOH (KB000875) Masjid siti manggopoh dibangun sekitar tahun 1884 atas prakarsa Syekh Abdul Muthalib yang dikenal dengan sebutan Ungku Batu Bidai. Dahulu selain digunakan sebagai tempat shalat, mengaji dan musyawarah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat latihan bela diri yang dipimpin oleh Asik Bagindo Magek (suami Siti Manggopoh). Selain itu masjid ini juga digunakan untuk tempat penyusunan startegi perang ketika melawan Belanda. Di halaman depan masjid terdapat kompleks makam tokoh pejuang yang gugur dalam perang Blasting 1098 (Perang Manggopoh). Pada mulanya dinding masjid terbuat dari bambu, berlantai papan dan beratap ijuk, tetapi sekarang seluruh komponen telah diganti dengan dinding beton, lantai keramik dan atap seng. Masjid ini beratap tumpang tiga dan mempunyai delapan buah tiang sebagai penopang. Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

RUMAH GADANG TUANKU LAREH St. HARUN (KB000876) Rumah ini dibangun sekitar pertengahan abad ke 19 dan merupakan tempat tinggal Tuanku Lareh Sutan Harun. Sekarang rumah ini ditempat tinggali oleh keluaraga Zakiruddin yang istrinya merupakan cucu dari Tuanku Kelarasan XII Koto. Di dalam rumah ini terdapat benda-benda peninggalan kebudayaan, seperti Payung Gadang lengkap dengan tongkat dan pedangnya, brankas, meja batu marmer, tempat tidur besi, talam, carano, dll. Bangunan ini tidak memiliki ukir-ukiran layaknya rumah gadang Minangkabau pada umumnya. Rumah ini berbentuk panggung, atapnya terbuat dari seng, dinding dan lantai dari kayu dengan tiang menggunakan sistem pasak. Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

MASJID PINCURAN GADANG (KB000862) Masjid ini dibangun sekitar tahun 1885 oleh Tuanku Alam Putiah, seorang ulama yang memasyarakatkan agama Islam di daerah matur. Masjid ini dikelilingi oleh pagar tembok setinggi setengah meter dengan panjang 28m dan lebar 26m. Di pintu masuk masjid terdapat menara berbentuk segi delapan dengan tinggi 3,5m yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Pintu masuk menara menghadap ke masjid, bagian atasnya terdapat tulisan arab dan angka tahun dengan kata latin ANNO 1931. Di depan masjid terdapat kolam yang sangat jernih dan terdapat ikan di dalamnya. Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

RUMAH GADANG MATUR (KB000879) Rumah gadang ini didirikan tahun pada tahun 1831 oleh Muma Tuanku Alam Putiah yang berasal dari Baso yang merantau dan menetap di Matur. Muma Tuanku Alam Putiah merupakan Lareh Pertama Matur. Bangunan ini merupakn rumah adat yang diwariskan secara turuntemurun. Bangunan ini memiliki atap gonjong 4 dan sebuah atap gonjong pada bagian teras. Pada bagian dinding luar dihiasi dengan ukir-ukiran ciri khas rumah adat minangkabau. Masing-masing pintu kamar pada bagian atasnya juga dihiasi ukirukiran berbentuk matahari. Rumah nini memiliki 8 buah tiang penyangga berbentuk segi delapan. Rumah gadang ini melahirkan tokoh yang menjadi sejarah bagi masyarakat Matur, Generasi kedua yaitu Lelong Dt Mangkuto Alam II merupakan Lareh II Matua (1874) dan Generasi ketiga yaitu Salim Dt Mangkuto Alam III menjabat sebagai Lareh III Matua (1913). Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

RUMAH GADANG BAANJUANG (KB000878) Rumah ini merupakan milik keluarga Nur Sutan Iskandar seorang sastrawan Angkatan Pujangga Baru. Rumah gadang ini bentuknya tidak seperti rumah gadang pada umumnya, biasanya bagian samping kanan kiri dari rumah gadang berbentuk lurus, tetapi Rumah Gadang Baanjuang ini pada bagian samping kanan kirinya seolah membentuk teras samping. Selain itu, biasanya lantai bagiang anjungan lebih tinggi, tetapi pada rumah ini lantainya sama tinggi dengan lantai ruang utama. Sumber: Dinas Kabupaten Agam

MASTER REFERENSI

RUMAH GADANG ENGKU LAREH PANINJAUAN (KB000878) Rumah Gadang Engku Lareh Paninjauan merupakan kediaman Tuanku lareh khususnya di Nagari Paninjauan. Jabatan Tuanku Lareh merupakn jabatan bergengsi yang diberikan pemerintah Kolonial Belanda kepada penghulu yang berpengaruh di nagarinya. Bangunan ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang berdiri di atas tiang panggung denga ketinggian 1,67m dari permukaan tanah. Banguan ini ditopang 36 tiang yang terdiri dari 8 tiang deret tengah dan 16 tiang pendamping, serta 12 tiang luar dan 6 tiang utama deret tengah serta 4 tiang pendamping deret depan. Atap banguan berupa atap gonjong tiga yang terbuat dari seng. Dinding bagaian depan berukir dan bagian dinding lainnya polos. Sumber: Dinas Kabupaten Agam.

MASTER REFERENSI

RUMAH RASUNA SAID (KB000877) Rumah ini merupakan rumah tempat kelahiran seorang tokoh pejuang perempuan minangkabau yang bernama Hajjah Rangkayo Rasuna Said (H.R. Rasuna Said). Beliau lahir tanggal 2 November 1965 di Maninjau. Pada zaman kolonial Belanda beliau aktif di organisasi politik dan keras serta kritis terhadap kebijakan pemerintahan kolonial Belanda pada saat itu. Pada tahun 1932 beliau ditangkap dan dipenjarakan di Semarang. Atas jasa dan kontibusinya terhadap perjuangan kemerdekan Indonesia, H. R. Rasuna Said ditetapkan sebagai Pahlawan Nasioanl. Sekarang rumah tempat kelahiran H.R. Rasuna Said ini difungsikan sebagai Mushalla An-Nur oleh masyarakat setempat. Sumber: Dinas Pendidika dan Kabupaten Agam

MASTER REFERENSI

MUSEUM KELAHIRAN BUYA HAMKA (MS000091) Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Museum ini mulai dibangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Zainal Bakar. Sesuai dengan namanya, museum ini mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang. Putra dari pasangan Abdul Karim Amrullah dan Siti Safiyah Binti Gelanggar, Buya Hamka adalah seorang ulama, politisi dan sastrawan besar yang dihormati dan disegani di kawasan Asia hingga Timur Tengah. Pengabdian dan pengorbanan Buya Hamka dalam membangun kesadaran umat Islam mendapat apresiasi dari Pemerintah berupa gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011.

MUSEUM KELAHIRAN BUYA HAMKA (MS000091) Hamka sendiri merupakan akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah dan Buya adalah panggilan khas untuk orang Minangkabau Tak hanya agama, Buya juga menguasai berbagai ilmu yakni filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan politik. Buya mempelajari semua itu secara otodidak, tanpa pendidikan khusus. Jurnalistik pun menjadi salah satu ketertarikannya. Sejak awal 1920-an, Buya menekuni ilmu jurnalistik dan berkarir sebagai wartawan, penulis, editor, dan penerbit di berbagai surat kabar. Buku pertama yang berhasil diterbitkannya berjudul Khathibul Ummah dan disusul dengan sederet judul lainnya. Saat perang revolusi pun, Buya turut mengusir penjajah dengan cara mengobarkan semangat pejuang. Pada 1957, Hamka kembali ke dunia pendidikan dan menjadi dosen UI dan Universitas Muhammadiyah. Karirnya pun terus menanjak dan terpilih sebagai rektor Perguruan Tinggi Islam Indonesia. Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/buya-hamka-sosoksuri-tauladan-bermulti-talenta/

MASTER REFERENSI